Perkembangan Studi Ekonomi Islam Masa Pertumbuhan Masa Keemasan

adalah adanya wujud komitmen terhadap realisasi visi Islam rahmatan lil ‘alamin Lukman , 2009. Persoalan sistem bank syari’ah hanyalah sebagian kecil dari sederetan masalah-masalah yang di hadapi.Kendati demikian, sistem ekonomi Islam mempunyai ciri khas dibanding sistem ekonomi lain kapitalis-sosialis. Dr. Yusuf Qordhowi, pakar Islam kontemporer dalam karyanya “Daurul Qiyam wal akhlaq fil iqtishod al-Islamy” menjelskan empat ciri ekonomi Islam, yaitu ekonomi robbani, ekonomi akhlaqy, ekonomi insani dan ekonomi wasati.

2.6.1 Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Sejarah perkembangan studi ekonomi Islam dapat dibagi pada empat pase: 1. Pase pertama, masa pertumbuhan 2. Pase kedua, masa keemasan 3. Pase ketiga, masa kemunduran dan 4. Pase keempat, masa kesadaran

2.6.2 Masa Pertumbuhan

Masa pertumbuhan terjadi pada awal masa berdirinya negara Islam di Madinah.Meskipun belum dikatakan sempurna sebagai sebuah studi ekonomi, tapi masa itu merupakan benih bagi tonggak-tonggak timbulnya dasar ekonomi Islam.Secara amaliyah, segala dasar dan praktek ekonomi Islam sebagai sebuah sistem telah dipraktekkan pada masa itu, tentunya dengan kondisi yang amat sederhana sesuai dengan masanya.Lembaga keuangan seperti bank dan perusahan besar PT tentunya belum ditemukan.Namun demikian lembaga moneter di Universitas Sumatera Utara tingkat pemerintahan telah ada, yaitu berupa Baitul Mal. Perusahaan PT pun telah dipaktekkan dalam skala kecil dalam bentuk musyarakah.

2.6.3 Masa Keemasan

Setelah terjadi beberapa perkembangan dalam kegiatan ekonomi, pada abad ke 2 Hijriyah para ulama mulai meletakkan kaidah-kaidah bagi dibangunnya sistem ekonomi Islam di sebuah negara atau pemerintahan.Kaidah-kaidah ini mencakup cara-cara bertransaksi akad, pengharaman riba, penentuan harga, hukum syarikah PT, pengaturan pasar dan lain sebagainya.Namun kaidah-kaidah yang telah disusun ini masih berupa pasal-pasal yang tercecer dalam buku-buku fiqih dan belum menjadi sebuah buku dengan judul ekonomi Islam. Ibnu Hazm dalam kitabnya “Al-Muhalla” misalnya, memberi penjelasan tentang kewajiban negara menjamin kesejahteraan minimal bagi setiap warga negara.Konsep ini telah melampaui pemikiran ahli ekonomi saat ini. Demikian pula halnya dengan karya-karya fiqih lain, ia telah meletakkan konsep-konsep ekonomi Islam, seperti prinsip kebebasan dan batasan berekonomi, seberapa jauh intervensi negara dalam kegiatan roda ekonomi, konsep pemilikan swasta pribadi dan pemilikan umum dan lain sebagainya.

2.6.4 Masa Kemunduran