BIOETANOL ETANOL Pembuatan Bioetanol dari Hidrolisat Kulit Kakao (Theobroma Cacao, L)Menggunakan Fermipan

10 eter C –O–C, sedangkan sisanya oleh ikatan karbon C–C. Ikatan tersebut menyebabkan lignin tahan terhadap hidrolisis. Akan tetapi, lignin terurai menjadi asam format, metanol, asam asetat, aseton, dan vanilin pada suhu tinggi. Pereaksi yang biasa digunakan untuk mengendapkan lignin ialah H 2 SO 4 pekat dan HCl pekat [ ].

2.3 BIOETANOL

Bioetanol dapat dibuat dari bahan-bahan bergula atau bahan berpati seperti tebu, nira nipah, sagu, sorgum, ubi kayu, ubi jalar, ganyong, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut banyak tersedia di Indonesia, sehingga sangat berpeluang untuk digunakan sebagai energi alternatif. Bioetanol sangat berpotensi dikembangkan di Indonesia, karena didukung oleh potensi lahan yang luas, sumberdaya manusia petani, keanekaragaman hayati, dan sumberdaya alam yang melimpah [ ]. Bioetanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C 2 H 5 OH, sedang rumus empirisnya C 2 H 6 O atau rumus bangunnya CH 3 -CH 2 -OH. Bioetanol merupakan bagian dari kelompok metil CH 3 - yang terangkai pada kelompok metilen -CH 2 - dan terangkai dengan kelompok hidroksil -OH. Secara umum akronim dari bioetanol adalah EtOH Ethyl-OH [ ]. Gambar 2.3. Rumus Bangun Bioetanol [ ] Bioetanol memiliki potensi untuk mengurangi gas rumah kaca berdasarkan metode produksinya. Bioetanol ini berpotensi untuk mengganti bahan bakar minyak fosil menjadi bahan bakar yang terbarukan sehingga menjadi alasan utama mengapa etanol dipertimbangkan dan diimplementasikan [ ]. Bioetanol adalah fermentasi alkohol, disebut sebagai etil alkohol etanol yang dihasilkan dari fermentasi mikroba, sebagai alternatif produksi sintetik etanol dari sumber petrokimia. Bioetanol diperoleh dengan distilasi hidrolisat biomassa yang telah 11 difermentasi. Bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar cair untuk mesin pembakaran internal, baik sebagai bahan bakar tunggal yang digunakan maupun bercampur dengan minyak bumi [ ].

2.4 ETANOL

Etanol yang disebut juga sebagi etil alkohol, mempunyai sifat berupa cairan yang tidak stabil, mudah terbakar dan tidak berwarna. Etanol merupakan alkohol rantai lurus dengan rumus molekul C 2 H 5 OH [ ], larut dalam air, eter, aseton, benzene, dan semua pelarut organik, serta memiliki bau khas alkohol. Sifat-sifat kimia dan fisis ethanol sangat tergantung pada gugus hidroksil. Pada tekanan 0,114 bar 11,5 kPa etanol dan air dapat membentuk larutan azeotrop [ ]. Tabel 2.3 Sifat Fisika Etanol [ ] Properti Nilai Berat Molekul gmol 46,1 Titik Beku o C -114,1 Titik Didih Normal o C 78,32 Densitas gml 0,7983 Viskositas Cp 1,17 Panas penguapan normal Jkg 839,31 Panas pembakaran Jkg 29676,6 Panas jenis Jkg 2,42 Nilai oktan Indeks Bias 106-111 1,36143 Etanol terbagi dalam tiga grade, yaitu grade industri dengan kadar alkohol 90-94, netral dengan kadar alkohol 96-99,5 umumnya digunakan untuk minuman keras atau bahan baku farmasi dan grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5 [ ]. Etanol murni jarang digunakan untuk transportasi melainkan biasanya dicampur dengan bensin, yang paling terkenal digunakan untuk kendaraan adalah campuran E85, dimana 85 etanol dan 15 bensin. Etanol yang mengandung oksigen lebih banyak daripada bensin akan menghasilkan pembakaran yang sempurna, sehingga dapat mengurangi emisi dari hidrokarbon dan bahan partikulat yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bensin. Bahkan, permintaan bioetanol akan tumbuh sangat 12 cepat sampai tahun 2015 karena adanya larangan penggunaan metil tert-butyl eter MTBE dalam bensin. Peraturan perundang-undangan baru yang mendukung penggunaan bahan bakar bio sudah diterapkan di Brazil dan belahan lain dunia [ ].

2.5 FERMENTASI