115
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Jorong Galogandang secara administratif merupakan bagian dari Nagari III Koto, kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Jorong Galogandang
sebagian besar merupakan daerah perbukitan dan persawahan, sehingga menuju daerah tersebut melewati daerah lembah dan perbukitan. Daerah tersebut
menjadikan Galogandang mempunyai banyak bahan baku untuk membuat gerabah. Mata pencaharian membuat gerabah tersebut dijadikan oleh sebagian
masyarakat untuk mata pencaharian tetap, bukan sampingan. Gerabah di Galogandang sudah ada dari zaman nenek moyang dikembangkan secara turun
temurun, pengrajin menghasilkan berbagai macam bentuk gerabah yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar maupun di luar daerah tersebut.
Seiiring perkembangan zaman dan teknologi, timbul berbagai macam peralatan yang lebih canggih, yang menghasilkan peralatan rumah tangga yang
terbuat dari stainless, logam, aluminium dan tembaga. Namun di daerah Galogandang masyarakat mengembangkan peralatan rumah tangga dari tanah liat.
Menyikapi persaingan antara teknologi yang berkembang di zaman sekarang ini, maka pengrajin gerabah mencari cara untuk tetap bertahan supaya tetap
memproduksi gerabah. Sehingga menimbulkan strategi-strategi dalam membuat gerabah dengan melakukan modifikasi-modifikasi pada bentuk-bentuk gerabah
yang dihasilkan, tidak hanya itu tetapi juga segi pemasaran yang dahulu masih berjalan kaki tetapi sekarang sudah menggunakan kendaraan bermotor.
Penelitian ini telah menjawab lima pertanyaan penelitian yang dituangkan di dalam rumusan masalah, pertanyaan pertama dijelaskan bahwa kemunculan
Universitas Sumatera Utara
116
dari gerabah itu sendiri di daerah Galogandang yaitu dari sejak zaman dahulu, dimana secara turun-temurun berkembang di daerah tersebut. Menurut masyarakat
setempat yang merupakan salah satu pengrajin gerabah, bahwasannya keberadaan pengrajin gerabah di Galogandang ini sudah dari lama, terlihat dari peralatan batu
yang digunakan pengrajin untuk membuat gerabah, batu tersebut didapatkan dari turun-temurun sampai saat sekarang ini, sehingga pengrajin menyakini batu itu
sudah ada sejak lama dari nenek moyang mereka masing-masing. Alasannya mereka mengatakan tersebut bahwa batu tersebut hanya saja ada oleh pengrajin
gerabah, selain tidak pengrajin tidak memiliki batu tersebut. Pertanyaan kedua dapat dijawab bahwa masyarakat Galogandang memiliki
banyak mata pencaharian seperti petani dan berdagang, mereka sebagai petani yaitu menjadi petani sawah, sementara yang sebagai pedagang yaitu merantau ke
berbagai pelosok tanah air. Mata pencaharian yang lain yaitu sebagai pengrajin gerabah yang terbuat dari tanah liat yang memproduksi peralatan rumah tangga.
Pekerjaan ini dilakukan oleh para perempuan-perempuan Galogandang yang kebanyakan dilakukan oleh ibu-ibu. Laki-laki disana tidak ada yang membuat
gerabah mereka hanya melakukan pekerjaan yang lain seperti petani, pedagang dan lain-lain. Berbagai alasan mengapa kaum perempuan yang melakukan hal
tersebut yaitu bagi ibu-ibu yang masih memiliki suami, pekerjaan ini dilakukan sebagai usaha tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka tidak
mau duduk berdiam diri tidak melakukan apapun, sambil mengisi waktu lebih baik membuat gerabah. Sambil menjaga anak juga dapat menghasilkan uang.
Lagian pekerjaan ini tidak terlalu susah, sehingga tidak menggunakan tenaga yang banyak karena pekerjaannya hanya duduk saja.
Universitas Sumatera Utara
117
Pertanyaan ketiga dapat dijelaskan bahwa pembuatan gerabah memilki keahlian serta kelihaian tangan pengrajin itu sendiri, karena membuat gerabah
tersebut membutuhkan suatu keahlian yang khusus, tidak mudah dilakukan oleh orang biasa yang belum terbiasa dengan pekerjaan tersebut. Supaya menghasilkan
bentuk produk gerabah yang bagus maka pengrajin gerabah memiliki tahap pembuatan yang panjang, sampai dengan menjadi satu buah gerabah yang siap
digunakan atau dipakai. Proses pembuatan diawali dengan mahinja tanah memijak-mijak tanah
proses ini bisa disebut sebagai proses percampuran bahan-bahan gerabah antara tanah, pasir dan sedikit air. Setelah semuanya tercampur dan mendapatkan bahan
baku yang sudah siap untuk dicetak, maka memiliki tahap selanjutnya menganakkan mencetak tanah pada bingkai yang sudah tersedia proses ini
disebut proses awal pembuatan gerabah. Selanjutnya yaitu melangiah memukul- mukul gerabah untuk membentuknya menggunakan papan dan batu. Tahap
selanjutnya mangusuak mengusuk gerabah yang sudah terbentuk tersebut maka di bagian dalamnya di kusuk menggunakan batu kecil dan yang bagian luar
menggunakan bambu kecil sekaligus mencari batu-batu kecil yang berada di gerabah, jika tidak dibuang maka batu tersebut akan membuat pecah pada saat
pembakaran. Proses selanjutnya maupam atau mambibia dimana gerabah tersebut diberi bibir menggunakan lapiak pandan, supaya bibir gerabah terlihat licin dan
indah. Setelah proses pemberian bibir, gerabah siap untuk dijemur, gerabah yang
bagus juga tergantung penjemuran yang matang, penjemuran dilakukan dibawah matahari yang terik, jika hari panas maka proses penjemuran gerabah akan cepat
Universitas Sumatera Utara
118
kering. Proses selanjutnya yaitu proses pembakaran gerabah, pembakaran gerabah dilakukan diatas tungku tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu dibentuk
seperti persegi, setelah itu gerabah ditata diatasnya. Pembakaran menggunakan jerami, sabut dan kayu-kayu kecil, lama pembakaran tersebut dilakukan selama
kurang lebih lima jam. Proses akhir dari gerabah yaitu memberi motif pada gerabah menggunkan batu. Setelah itu gerabah sudah siap untuk dipasarkan atau
digunakan oleh masyarakat. Pertanyaan keempat dapat dijawab yaitu perkembangan gerabah di
Galogandang semakin berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang, terlihat dari produk-produk yang dihasilkan serta pemasaran yang semakin luas ke
berbagai daerah. Semakin banyaknya pemesanan yang dilakukan oleh masyarakat luar kepada pengrajin gerabah maka perbedaan sangat terlihat dari pada zaman
dahulu hanya sedikit tetapi zaman sekarang sudah semakin meningkat. Pertanyaan kelima dapat dijelaskan dengan adanya perkembangan
teknologi baru, maka persaingan yang semakin tinggi, pengrajin gerabah melakukan berbagai strategi-strategi yaitu memodifikasi gerabah seperti pada
zaman dahulu tempat serabi itu tidak memakai telinga, tetapi dengan seiring perkembangan zaman maka sekarang permintaan dari tempat serabi sudah di beri
telinga, agar lebih mudah dan efektif. Dalam segi penjualan para pengrajin gerabah saat ini sudah mulai berkembang, terlihat dari para penjual gerabah sudah
ada yang menggunakan motor untuk berkeliling kampung agar penjualan akan mudah.
Berdasarkan jawaban di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan geografis di daerah Galogandang yang terdiri dari perbukitan dan persawahan
Universitas Sumatera Utara
119
sangat mendukung untuk mendapatkan bahan baku untuk pengrajin gerabah. Keberadaan pengrajin gerabah yang turun-temurun yang diwariskan kepada anak
dan cucu pada masyarakat di Galogandang. Hal tersebut membuat masyarakat Galogandang memiliki penghasilan tambahan selain petani dan pedagang.
Pekerjaan ini dilakukan kebanyakan oleh kaum ibu-ibu, dengan kelihaian tangan serta kretivitasnya dapat menghasilkan produk-produk gerabah yang indah
sehingga dapat dipasarkan ke berbagai daerah di luar Galogandang. Bagi sebagian ibu-ibu pekerjaan membuat gerabah sudah menjadi pekerjaan tetap, yang mana
dapat menambah pengahasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Perkembangan teknologi membawa pengaruh, tetapi itu tidak untuk dijadikan sebuah
kemunduran untuk tidak memproduksi gerabah, akan tetapi itu dijadikan sebagai motifasi untuk pengrajain membuat gerabah yang lebih kreatif lagi, serta
memperkenalkan ke berbagai daerah lain, apalagi zaman sekarang banyaknya pemesanan dari luar daerah dapat menjadikan gerabah dikenal oleh masyarakat
luas dan dapat menambah penghasilan.
5.2. Saran
Berdasarkan penjelasan dari bab-bab yang ada, hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada pengrajin gerabah, agar lebih giat lagi untuk memberi
tahu kepada keluarga maupun orang lain, bahwa gerabah tersebut merupakan warisan leluhur yang harus dijaga agar tidak punah dengan
sendirinya, karena pekerjaan ini bisa sebagai pekerjaan sampingan, tetapi bahkan bisa juga sebagai pekerjaan yang utama.
Universitas Sumatera Utara
120
2. Kepada pemerintah hendaknya agar dapat memberikan harapan yang lebih
cerah kepada pengrajin gerabah dengan memberikan bantuan berupa dana, supaya kehidupan pengrajin lebih baik.
3. Kepada mahasiswa dan peneliti diharapkan dapat melakukan kajian-kajian
yang lebih mendalam mengenai ekonomi kreatif dimana pun berada. Hal ini sangat berguna untuk memperkaya sumber-sumber bacaan ilmiah yang
bisa dikaji ulang oleh peneliti selanjutnya. Karena melakukan peneltian di daerah-daerah yang memiliki suatu warisaan leluhur memerlukan banyak
aspek kehidupan yang dapat dilihat tergantung cara sipeneliti dalam melakukan penelitian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB II DESA GALOGANDANG DAN AKTIVITAS MASYARAKAT SETEMPAT