Rotan Bambu Foto 6 Kayu Foto 7

50

3.1.1. Rotan Bambu Foto 6

Rotan Sumber : Pemilik Pengrajin Gerabah “ Rotan ko baguno untuak mancetak awal mambuek pariuk, etek punyo sado ukuran mulai dari nan gadang, sadang dan yang ketek. Kalau indak ado iko payah mambantuaknyo. Ukuran dari rotan ko babeda-beda. Kalau nio mambuek yang gadang berarti pakai ukuran yang gadang, baitu juo jo nan sadang dan yang ketek. Bia rancak bantuaknyo. Ambiak bisa di bukik-bukik sakitar Galogandang ko. Kiro-kiro ukuran nan ketek tu 15 cm, nan sadang tu 30 cm dan nan gadang 30 cm”. “Rotan ini berguna untuk mencetak awal gerabah. Etek memliki semua ukuran mulai yang besar, sedang dan kecil, kalau tidak ada maka akan payah untuk membuatnya. Ukuran setiap rotan ini berbeda-beda. Jika mau membuat yang besar maka menggunkan ukuran yang besar begitu juga dengan yang sedang dan kecil. Biar kelihatan lebih bagus. Mengambilnya bisa di bukit-bukit sekitar daerah Galogandang. Kira-kira ukuran yang kecil 15 cm, yang sedang 30 cm dan besar 60 cm”. Wawancara dari etek Rina menjelaskan bahwa, Rotan ini merupakan bagian dari peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan gerabah khususnya untuk membuat berbagai kerajinan dari tanah liat. Rotan digunakan dalam proses mencetak awal gerabah. Rotan yang digunakan berbentuk lingkaran yang terdiri dari dua, yaitu yang berdiameter 30 cm dan 60 cm. Ukuran 30 cm digunakan untuk cetakan yang kecil sedangkan jenis periuk belango besar mempunyai Universitas Sumatera Utara 51 ukuran 60 cm. Rotan diambil disekitar bukit-bukit yang terdapat di daerah Galogandang.

3.1.2. Kayu Foto 7

Kayu Sumber : Pemilik Pengrajin Gerabah Ketika penulis melanjutkan wawancara mengenai alat selanjutnya, Etek Rina ternyata sedang menggunakan peralatan kayu untuk memukul-mukul gerabah, penulis tercengang dengan keahilan Etek Rina, sangat mudah baginya untuk membuat gerabah tersebut, lalu Etek menjelaskan peralatan yang selanjutnya. Kayu dalam pembuatan gerabah digunakan untuk memukul-mukul. Pengrajin biasanya menyebut proses ini dengan melangiah memukul-mukul, pukulan dilakukan pada bagian luar dan bagian dalam, dibagian luar dipukul dengan kayu dan dibagian dalamnya dialasi menggunakan batu. Pukulan kayu dengan batu harus sejajar, jika tidak hasilnya akan berlubang dan cetakan akan rusak. Kayu biasanya mempunyai ukuran panjang sekitar 40 cm dan lebar sekitar 20 cm. Kayu biasanya di lengkapi dengan gagang yang berukuran panjang 20 cm Universitas Sumatera Utara 52 dan lebar 5 cm. Gagang berfungsi sebagai pemegang bagi pengrajin supaya mudah dalam proses memukul gerabah yang sedang dibentuk. Kayu didapatkan di bukit-bukit di sekitar daerah Galogandang. Buk Rina mengatakan bahwa: “Kayu ko yang tiok pengrajin pariuak balango pasti ado, karano kayu ko sebuah alat yang paralu, kalau indak ado kayu ko susah untuk dibuek dan indak lo rancak. Kayu bisa dibuek surang dan bisa juo dipasan kaurang tukang kayu lain untuk mambueknyo”. “Kayu ini dimiliki oleh semua pengrajin periuk belango, karena kayu ini merupakan sebuah alat yang sangat diperlukan, seandainya kayu ini tidak ada proses pembuatannya akan susah dan tidak akan bagus. Kayu ini bisa dibuat sendiri dan bisa juga dipesan kepada tukang kayu.Kayu dimiliki rata-rata 2 dua oleh pengrajin tanah liat di Galogandang, karena fungsi disetiap kayu sama”. Tiba-tiba secara mendadak hari hujan, Etek Rina berlari keluar dari pondok untuk mangangkat gerabah yang sedang dijemur. Etek Rina tidak hanya sendiri mengangkat gerabah dibantu juga oleh anaknya. Setelah semua gerabah selesai diangkat Etek Rina meneruskan membuat gerabah. Etek Rina menceritakan kembali mengenai peralatan gerabah selanjutnya sambil mengerjakan gerabah. Universitas Sumatera Utara 53

3.1.3. Batu Foto 8