perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Melakukan evaluasi kinerja portofolio Pada tahap ini kinerja portofolio dievaluasi, baik dari tingkat
keuntungan maupun resikonya. Dapat dilakukan dengan penilaian kinerja portofolio atas dasar aset yang ditanam, yaitu dengan menggunakan rate of
return. setelah itu, dibandingkan dengan portofolio sejenis yang memiliki resiko yang sama.
4. Melaukan revisi kinerja portofolio Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya. Revisi ini
dapat dilakukan jika ternyata kinerja portofolio tidak seperti yang diharapkan.
B. Return dan resiko
Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Abdul Halim, 2005. Return dapat dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah return yang
telah terjadi, return ini dihitung berdasarkan data historis. Sedangkan yang kedua adalah return yang diharapakan akan diperoleh investor dimasa mendatang.
Abdul Halim, 2005 Return adalah salah satu tujuan investor menanamkan modalnya untuk
mendapatkan return. Return merupakan hasil yang di peroleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang suadah pasti terjadi realized retrun
atau return ekspentasi berupa retrun yang belum terjadi tetapi yang di harapkan terjadi di masa yang akan datang.
1. Return realisasi merupakan return yang terjadi, return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Retrun realisasi penting karena di gunakan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan. Return historis ini di gunakan sebagai dasar penentuan return ekspetasi dan resiko di masa mendatang.
2. Return ekspektasi adalah return yang belum terjadi tetapi diharapkan kan didapatkan di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang
bersifat sudah terjadi, return ekspektasi bersifat belum terjadi. Tingkat penghasilan yang di realisasikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah
ketidakpastian akan tingkat penghasilan merupakan inti dari investasi, yaitu bahwa investor harus selau mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang
merupakan resiko investasi. Muhammad Ryan Solehan Azadin, 2008 Komponen return meliputi:
1. Capital gain loss Merupakan keuntungan bagi investor yang diperoleh dari selisih antara harga
jual dengan harga beli yang terjadi di pasar sekunder. 2. Yield
Merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari
modal yang ditanamkan. Resiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian
yang diharapakan expected of return dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata actual return. Semakin besar penyimpangan yang terjadi, berarti
semakin besar tingkat resikonya. Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap resiko, Abdul
Halim membagi investor menjadi tiga, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Investor yang suka terhadap resiko risk seeker. Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan
investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan resiko
yang lebih besar. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.
2. Investor yang netral terhadap resiko risk neutrality. Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat
pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan resiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan
investasi. 3. Investor yang tidak suka terhadap resiko risk averter.
Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko
yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan resiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini
cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasinya.
Sementara itu, dalam konteks portofolio, Abdul Halim membedakan resiko menjadi dua, yaitu :
1. Resiko sistematis. Merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena Volatilitas resiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah, dan
sebagainya. Resiko ini juga disebut undiversifiable risk. 2. Resiko tidak sistematis.
Merupakan resiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena resiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau
industri tertentu. Resiko ini juga disebut diversifiable risk.
C. Bursa Berjangka