commit to user
III-9 3.
Penentuan notasi simbol yang digunakan dalam persamaan. Langkah kedua dalam permodelan static equilibrium adalah menentukan notasi
simbol pada free body diagram. Penentuan notasi ini dimaksudkan untuk memberi nama variabel-variabel pengukuran sehingga menghindari kesalahan
input data dalam perumusan biomekanika. Notasi yang digunakan terdiri dari gaya berat tiap segmen tubuh foot, shank dan tight, gaya normal pada tiap
ankle joint kaki prosthetic kaki normal, panjang tiap segmen tubuh kaki prosthetic kaki normal dan jarak tiap gaya gaya di ankle dan gaya berat
segmen tubuh ke titik pusat momen. Penempatan notasi gaya berat pada tiap segmen tubuh dilakukan pada center of massCOM tiap segmen tubuh
sedangkan gaya normal pada foot ditempatkan pada ankle joint. 4.
Penentuan formulasi lengan momen pada tiap segmen tubuh. Penentuan jarak dari titik segmen tubuh ke titik pusat momen dilakukan
dengan menggunakan konsep trigonometr.Penentuan panjang dan sudut segmen tubuh serta rumus dasar dari sinus, maka dapat diketahui besar lengan
momen pada tiap segmen tubuh. Tahapan permodelan berjalan di atas dilakukan dalam delapan fase
gerakan yang terdiri dariinitial contact, loading response, mid stance, terminal stance, pre swing, initial swing, mid swing dan terminal swing.Permodelan
dilakukan baik pada kaki normal maupun kaki prostheticdisaat berjalan normal menggunakan kakiprosthetic endoskeletal dengan alignment adapter for
prosthetic footpada bidang datar.
3.3 TAHAP ANALISIS DAN INTEPRESENTASI HASIL
Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap pengumpulan dan pengolahan data dan terhadap hasil rancangan
komponenalignment adapter for prosthetic foot yang dilakukan.Proses analisis dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian. Analisis hasil perhitungan dan
konsep yang dipilih sehingga dampak, manfaat, dan output penelitian dapat semakin jelas dan dipahami.
commit to user
III-10
3.4 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN
Pada langkah terakhir inimembuat kesimpulan dari semua hasil proses yang dilaksanakan pada penelitian dengan memperhatikan tujuan yang dicapai
dari penelitian. Kemudian memberi masukan berupa saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya.
commit to user
IV-1
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini diuraikan mengenai proses perancangan alignment adapter prosthetic, pengumpulan dan pengolahan data kajian biomekanika pada tungkai
bawah untuk mengetahui kontribusi rancangan alignment adapter for prosthetic footdalam mendukung aktivitas berjalan pengguna prosthetic.
4.1 PENGUMPULAN DATA
Pada tahap awal dijelaskan mengenai proses perancanganalignment adapter for prosthetic footdilanjutkan dengan pengumpulan dataterkait dengan
kajian biomekanika pada pengguna prostheticbawah lutut endoskeletal. Selanjutnya dilakukan pengolahan data sebagai dasar dalam memberikan analisis
terhadap hasil rancangan.
4.1.1 Identifikasi Perancangan Kaki Prosthetic Bawah Lutut
Tahap awal perancangan dilakukan dengan melakukan studi literatur berkaitan dengan obyek penelitian yang dikaji. Studi literatur yang dilakukan
berupa kajian mengenai kebutuhan alignment pensejajaran untuk mencapai keseimbangan berjalan.Hasil dari studi literatur menghasilkan suatu kesimpulan
bahwa anggota gerak yang mengalami amputasi memerlukan alat bantu jalan yang dapat menyeimbangkan atau mensejajarkan perbedaan sudut kontraktur stump
pada tungkai kaki yang teramputasi terhadap tungkai kaki normalagar dicapai keseimbangan saat berjalan. Hasil studiini menjadi dasar dalam melakukan
perancangan alignment adapter dalam menyeimbangkangerakan berjalan.
A. Kebutuhan Alignment Adapter Kaki Prosthetic
Tingkatan amputasi mempengaruhi sudut cakupan gerakROM ring of motion dan kontraktur stump. Kontraktur stump terjadi akibat pemendekan salah
satu otot pada stump muscle shortening. Kontraktur stump mengakibatkan sendi lutut pada tungkai yang teramputasi mampu melakukan gerakan ekstension
sepenuhnya. Pada beberapa kasus amputasi kaki bawah lutut sudut kontrakturstump yang dihasilkan bervariasi sesuai dengan tingkat amputasi. Sudut
kontraktur stumpterjadi antara5° sampai dengan 10°.
commit to user
IV-2
Gambar 4.1Sudut kontraktur stump
Sumber: Handicap International, 2006
Cakupan gerak sendi lutut pada tungkai kaki normal mampu melakukan gerakan flexion
dengan besaran 0° - 130° dan gerakan Extension dengan besaran 0° - 5° - 10°, yang dijelaskan pada gambar 2.2.
Gambar 4.2 Cakupan gerak pada tungkai kaki normal
Sumber: Handicap International, 2006
Rancangan komponenalignment diharapkan dapat mengatasi dan menyeimbangkan kelainan sudut kontraktur stump terhadap kaki yang tidak
mengalami amputasi. Dalam mengatasi dan menyeimbangkan sudut kontraktur, komponen yang dirancang dapat bergerak mengoreksi kelainan sudut kontraktur
stump tilting dan bergeser menyesuaikan garis beban sliding. Berdasarkan latar belakang masalah mengenai kebutuhan alat pensejajar
bagi ampute dapat dimunculkan kebutuhan needsrancanganalignment adapter prosthetic. Penentuan kebutuhan rancanganyangdapat menyeimbangkan pola jalan
pada ampute. Adapun kebutuhan dalamrancangan yang dimunculkan untuk menjawab pensejajaran pada kaki yang di amputasi, yaitu:
1. Menyesuaikan garis bebansliding.
Mid-line of the shank Mid-line of the thigh
Mid-line of the stump
Mid-line of the shank
commit to user
IV-3 Stabilitas merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu rancangan
kakiprosthetic. Rancangan kakiprosthetickaki yang baik dapat memberikan stabilitas gerak bagi pengguna prosthetickaki pada saat melakukan berbagai
aktivitas sehingga pengguna kaki prosthetic merasa nyaman dan aman saat menggunakannya. Rancangan alignment adapter for prosthetic footpada bagian
sliding mampu bergeser kearah medial-lateral dan anterior-posteriordengan menghasilkan kestabilan dan mensejajarkan komponen sesuai keseimbangan
yang diinginkan sehingga memberikan kemudahan dan kenyamanan gerak saat digunakan untuk berjalan.
2. Mengoreksi kelainan sudut kontraktur stump tilting.
Rancangan alignment adapter for prosthetic footpada bagian tilting atau ball mampu berotasi kearah medial-lateral dan anterior-posterior dengan sudut
terbatasmenghasilkan kestabilan dengan mensejajarkan komponen sesuai sudut kontraktur sendi sehingga memberikan kemudahan dan kenyamanan gerak saat
digunakan untuk berjalan.
B. Perancangan Alignment Adapter Prosthetic
Berdasarkan penentuan konsep rancangan dan kebutuhan pengembangan yang dijelaskan sebelumnya. Langkah selanjutnya melakukan perancangan
alignment adapter prosthetic.Perancanganprodukalignment adapter for prosthetic footpada penelitian ini mempergunakansoftware SolidWork 2004 yang
mempunyai kemampuan visualisasi rancangan dalam bentuk 3D sehingga dapat langsung diketahui gambaran nyata rancangan tersebut. Adapun
tahapanperancangan alignment adapter for prosthetic footakan dijelaskan pada sub bab selanjutnya.
1. Rancangan
Alignment Adapter Prosthetic
Rancangan pertama alignment adapter for prosthetic footmasih berupa gambar sketsa. Rancangan dalam bentuk sketsa tersebut menerapkan prinsip
kerjasliding dan tilting. Prinsip kerja sliding dan tilting dalam rancangan ini dapat memberikan pergeseranpada sudut kontraktur sendi dalammensejajarkan
menghasilkan keseimbangan beban.
commit to user
IV-4 Adapun komponen-komponen yang menyusun alignment adapter for
prosthetic footpada rancangan ini, yaitu: a.
Komponen tilting atas, Komponen tiltingatas merupakan komponen penghubung bagian socket
dengan komponen tilting pada prosthetic kakibawah lututendoskeletal. Karena fungsi komponen tilting atas sebagai penghubung dirancangan dapat
menyokong secara kuat dalam menahanbebantubuh.
Gambar 4.3 Rancangan komponen tilting atas
b. Komponen tilting bawah.
Komponen tiltingbawah berfungsi sebagai pensejajar sudut. Gerakan tiltingball joint di rancang mampu berotasi sebesar 10
º
kearah anterior,
commit to user
IV-5 posterior, medial dan lateral.Pada bagian sisi bawah komponen dirancang
sebagai alur sliding dengan gerakan anterior dan posterior.
Gambar 4.4 Rancangan komponen
tilting
bawah
c. Komponen sliding.
Komponen sliding ini berfungsi sebagai tempat pemasangan delapan baut yang digunakan sebagai penghubung, pengancing dan sekaligus jalur sliding
antara komponen tilting bawah dengan komponen sliding bawah. Delapan baut tersebut terbagi dua di sisi bagian atas terdapat empat baut sebagai
pengancing sliding atas dengan mekanisme gerakan anterior dan
commit to user
IV-6 posterior.Sedangakan empat baut di sisi bagian bawah sebagai pengancing
sliding bawah dengan mekanisme gerakan medial dan lateral.
Gambar 4.5 Rancangan komponen sliding
d. Komponen sliding bawah.
Komponen slidingbawah berfungsi sebagai pensejajar garis beban dan sebagai penghubung komponen alignment adapter dengan pylon tube
prosthetic. Mekanisme gerakan sliding pada komponen sliding bawah untuk pergeseran kearah medial dan lateral.
commit to user
IV-7
Gambar 4.6 Rancangan komponen sliding bawah
e. Komponen baut vertikal.
Komponen ini befungsi sebagai penghubung dan pengunci antar bagian komponen.
Hasil assembling komponen alignment adapter for prosthetic
footditunjukkan pada gambar 4.7.
commit to user
IV-8
Gambar 4.7 Rancangan
alignment adapter prosthetic
Tabel 4.1 Komponen-komponen alignment adapter prosthetic No
Nama Komponen Jumlah
1 Komponen tilting atas 1
2 Komponen tilting bawah
1 3 Komponen
sliding 1 4 Komponen
sliding bawah 1 5
Baut M 8 2
6 Baut M 6
12
2. Perhitungan kapasitas terhadap berat badan penggunarancangan
alignment adapter for prosthetic foot
Perhitungan kapasitasterhadap berat badan yang dilakukan pada rancangan alignment adapter for prosthetic foot bertujuan untuk mengetahui apakah
rancangan yang dibuat memiliki tingkat keamanan yang cukup serta mengetahui seberapa kuat material yang kita gunakan dalam rancangan untuk menerima beban
dalam jumlah tertentu.Perhitungan kapasitas terhadap berat badandilakukan pada bagian kritis rancangan alignment adapter for prosthetic foot.Area kritis
rancangan alignment adapter for prosthetic foot terletak pada bagian tilting bawah, seperti pada gambar 4.8.
commit to user
b p
a d
s P
u
G
Area berat badan
penampang x = L
x =
π
x = 3 x = 7
Adap alloy AA2
dilakukan d silinder atas
Perhitungan
Berd untuk mena
Gambar 4.7
a yang ditunj n dengan l
area kritis k L. lingkar lua
π
a
.R
a
² -
π
b
.R 3,14.1562,5 –
7653,75mm² pun material
024 denga di bagian sil
s sebesar 10 sebagai ber
dasarkan nil ahan gaya t
Area kritis
jukan pada g uas penamp
omponen til ar-L. lingkar
R
b
² – 3,14.4000
² l yang digu
an nilai te linder komp
000 N denga ikut:
ai pembeba tekan maksi
s rancangan
gambar 4.8 m pang paling
lting bawah. r dalam
unakan dalam gangan kom
ponen tilting an pertimban
anan dapat imal sebesa
n
alignment
merupakan b g kecil.Beri
m rancangan mpresi
18 gbawah. Be
ngan kuat m
diketahui b ar 1000 New
adapter pro
bagian utam ikut perhitu
n ini adalah 8,61.10 N
esar pembeb menahan ber
bahwa ranca wtondikaren
osthetic
ma menahan ungan luas
h durallium mm². Uji
banan pada rat 100 kg.
angan kuat nakan nilai
commit to user
IV-10
σ
lebih kecil dibandingkan dengan nilai tegangan kompresi material durallium alloy AA2024 sebesar
σ
y
18,61.10 ⁸ Nmm².
3. Perwujudan Rancangan Alignment adapter for prosthetic footDalam
Bentuk Produk Nyata
Pembuatan produk alignment adapter for prosthetic footmenggunakan proses permesinan. Material yang digunakan dalam membuat produk ini adalah
durallium alloy AA2024. Kelebihan material ini mempunyai karakteristik bahan yang kuat, ulet dan ringan serta memiliki ketahanan beban yang baik.
Gambar 4.8 Produk alignment adapter prosthetic
Proses fabrikasi rancangan alignment adapter for prosthetic footbekerjasama dengan mitra pengembang mesin Mitra SentosaSurakarta.
Adapun produk alignment adapter for prosthetic foothasil permesinan dari rancangan tersebut ditunjukkan pada gambar 4.8.
4. Perakitan Produk Alignment adapter for prosthetic footDengan
Komponen Prosthetic Bawah Lutut Endoskeletal Produk alignment adapter for prosthetic foothasil fabrikasi kemudian
dirakit dengan komponen dari prosthetickaki bawah lutut endoskeletal.
commit to user
IV-11 Komponen prosthetickaki bawah lutut yang terdiri dari socket sebagai tempat
puntung kaki stump, pylon shank, sebagai pengganti tulang tibia dan fibula pada segmen betis, SACH foot sebagai pengganti segmen kaki.
Gambar 4.9 Prostheticbawah lutut dengan komponen alignment adapter prosthetic
Selanjutnya prosthetickaki bawah lutut dengan komponen alignment adapter for prosthetic footdiujicobakan kepada pengguna prosthetic. Pengujian
yang dilakukan berupa pengamatan aktivitas berjalan pengguna prosthetic di bidang datar.Pengujian melalui dua tahap pengujian.Pengujian pertama,
komponen alignment adapter for prosthetic footdi setting sedemikian rupa agar dicapai keseimbangan.
Gerakan yang diakomodasi dalam rancangan tersebut yaitu gerakan tilting sebesar maximal 10
° kearah anteroposterior dan kearah mediolateral.Dengan
gerakan sliding dengan pergeseran maximal sebesar 23 mm kearah mediolateral dan 27 mm kearah anteroposterior.Perhitungan sederhana pergeseran sudut tilting
sebagai berikut. Y = R. tan
Y = 25 .tan 10°
Y = 25. 0,648 Y = 16, 2 mm
commit to user
IV-12 Kemampuan dari komponen alignment adapter for prosthetic foot mampu
mengatasi perubahan sudut kontraktur sendi lutut yang berubah dalam periode waktu tertentu tanpa harus mengganti bagian-bagian komponen penyusun kaki
prosthetic seperti pada kaki prosthetic konvensional.Pengujian kedua,alignment adapter for prosthetic foottidak mengalami pensejajaran atau tidak mengalami
setting agar menyerupai komponen konvensional yang tidak dilengkapi dengan alignment setting. Pengujian dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
fungsialignment adapter for prosthetic footdapat mendukung kestabilan gerak pengguna prosthetickaki saat berjalan.
Gambar 4.10 Prosthetic bawah lutut dengan komponenalignment
adapter for prosthetic footyang dipasangkan pada pengguna prosthetic
Pada aplikasi penerapan komponen alignment adapter for prosthetic foot terhadap amputee kebutuhan gerakan tilting sebesar 7° untuk menyesuaikan
kontraktur stump sebesar 7° flexion dengan sliding kearah anterior sejauh 5mm untuk menyeimbangkan garis beban. Sedangkan komponen alignment adapter
for prosthetic foot pada gerakan sliding dan tilting dari sisi lateral tidak mengalami pergeseran dikarenakan stump dari sisi lateral terposisi normal.
4.1.2 Pengukuran Anthropometri Pengguna Prosthetic
Pengumpulan data diperoleh melalui dokumentasi penelitian dan wawancara terhadap pengguna kakiprosthetic yang menjadi responden dalam penelitian.
commit to user
IV-13 Pengambilan data dilakukan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan
Ergonomi UNS, Surakarta. Adapun data yang diambil dalam penelitian terdiri dari data responden pengguna prosthetic dan data dimensi prosthetic.
1. Data Responden Pengguna Kaki Prosthetic.
Pemilihan pengguna prosthetic yang digunakan sebagai responden dalam penelitian didasarkan pada kondisi tubuh responden yang disesuaikan dengan
kondisi penelitian. Wawancara dilakukan agar mendapatkan data diri dan data riwayat amputasi kaki responden. Data diri dan riwayat amputasi responden
pengguna prostheticberdasarkan hasil wawancara, sebagai berikut: Nama :
Sugeng Umur :30
tahun Jenis kelamin
:Laki-laki Riwayat amputasi : Penderita kaki gajah
Kaki amputasi :Kaki kanan
Tipe amputasi :Bawah lutut below knee amputation
Kondisi stump :Baik dan masih bisa digerakkan
Jenis prosthetic yang pernah digunakan : Eksoskeletal Pengukuran anthropometri pengguna kaki prosthetic dilaksanakan di
Laboratorium Ergonomi Jurusan Teknik Industri UNS. Pengukuran dilakukan untuk memperoleh data panjang segmen tubuh pengguna kakiprosthetic.
commit to user
IV-14
Tabel 4.2 Data anthropometri pengguna prosthetic
Body
Body weight without prosthetic 52 kg
Pengguna prosthetic height 164 cm
Head length 20 cm
Neck length 10 cm
Torso or body length 55 cm
Upper arm length 31 cm
Lower arm length 26 cm
Hand length 18 cm
Pelvis circumference 79 cm
Tronchanter ke anterior midline circumference
66 cm
Thight
Ischial tuberosity SB saat berdiri 80 cm
Thight length 34 cm
Stump length 11 cm
Knee
Knee width sitting 10 cm
Top of knee sitting 45 cm
Shank
Tibial plateau KB saat berdiri 45 cm
Calf circumference 36 cm
Calf circumference length 32 cm
Shank length 38 cm
Foot
Ankle circumference 36 cm
Ankle circumference length 8 cm
Foot width 24 cm
Shoe size 41
Data anthropometri tubuh yang diambilmerupakan data pengukuran tinggi badan dan berat badan pengguna kaki prosthetic, Kemudian dilakukan
pengukuran terhadap segmen tubuh diantaranya pengukuran panjang torso, panjang stump, lebar knee, panjang betis shank dan panjang telapak kaki foot.
Adapun pengambilan data anthropometri pengguna kaki prosthetic digunakan untuk menghitung letak titik pusat massa COM dan massa tiap segmen tubuh
pengguna prosthetic.
commit to user
IV-15
2. Data Dimensi Prosthetic Endoskeletal.
Model prosthetic endoskeletal dengan alignment adapter dalam penelitian ini secara keseluruhan terdiri dari bagian komponen socket, alignment adapter,
pylon shank, foot adapter dan SACH foot, seperti pada gambar 4.9.
Gambar 4.11 Prosthetic endoskeletal denganalignment adapter
Pengukuran terhadapat dimensi kakiprosthetic dilakukan untuk mengetahuiukuran berat dan panjang kakiprosthetic.Adapun tinggi dan berat
prosthetic diukur pada masing-masing komponen partpenyusun kakiprosthetic. Rekapitulasi data pengukuran dimensi kakiprosthetic yang digunakan dalam
penelitian, sebagai berikut:
Tabel 4.3 Dimensi prosthetic endoskeletal denganalignment adapter No.
Keterangan Prosthetic bawah lutut
1. Total prosthetic weight
1,35 kg a.
Socket weight 0,15 kg
b. Prosthetic shank weight
0,7 kg c.
Prosthetic foot weight 0,5 kg
2 Total prosthetic height
48 cm a.
Prosthetic shank height 40cm
b. Foot width
8 cm Socket
alignment adapter
Foot adapter SACH foot
Pylon
commit to user
IV-16 Seperti halnya dengan pengukuran anthropometri pada pengguna
prosthetic, pengukuran dimensi prosthetic kaki bawah lutut endoskeletaldengan penggunaan komponen alignment adapter for prosthetic footdigunakan untuk
mengetahui letak pusat massa COM dan massa tiap segmen tubuh pengguna prosthetic.
3. Penentuan Massa Tiap Segmen TubuhPenggunaProsthetic
Pengukuran anthropometri tubuh pengguna kaki prosthetic dan dimensi kaki prosthetic digunakan sebagai input dalam penentuan massa segmen tubuh
pengguna prosthetic.Penentuan variabel tersebut digunakan sebagai inputdalam permodelan matematis gerakan berjalan pengguna kaki prosthetic di bidang datar
dengan pendekatan static equilibrium. Perbandingan panjang segmenstump terhadap thigh dan shank dilakukan
pada segmen kaki normal dan kaki amputasi stump, agar diperoleh nilai persentase massa stump dari leg. Permodelan distribusi berat tubuh Webb
Associaties 1978,diperoleh persamaan persentase massa tubuh pengguna prosthetic tanpa prosthetic, sebagai berikut:
stump dari shank = Panjang stump
Panjang shank x
shank dari total body
= 11,7
x27,
= 8.43 stump dari leg= stump dari shank x berat leg
= 8.43 x 9.81 = 0.83
tubuh amputasi dari leg = leg dari total body – stump dari leg
= 15,7 - 0,83 = 14,87
Persentase massa tubuh pengguna kaki prosthetic tanpa prosthetic,sebagai berikut:
Persentase massa tubuh pengguna prosthetic = 22.65 +68.6= 91.25 Selanjutnya, hasil perhitungan persentase massa tubuh pengguna
prosthetic digunakan untuk mengetahui nilai massa setiap segmen tubuh dari pengguna kaki prosthetic. Berikut contoh perhitungan massa segmen tubuh, yaitu:
commit to user
IV-17 •
Massa stump kaki
M
stump
= stump
massa tubuh pengguna prosthetic
x massa tubuh pengguna
prosthetic
= 0,
91,25 x 5
. kg
= 0.52kg Perhitungan segmen tubuh lainnya dilakukan dengan menggunakan
metode yang sama. Hasil pengukuran massa segmen tubuh pengguna prostheticditunjukkan pada tabel 4.3. Massa bagian atas tubuh upper body, head,
neck, body, upper arm dan lower armmenjadi satu kesatuan dan diasumsikan sebagai beban dari tubuh yang harus ditopang oleh kaki normal dan prosthetic.
Tabel 4.4 Massa segmen tubuh pengguna kaki prosthetic
Massa keseluruhan segmen tubuh pengguna kaki prosthetic dihitung dengan pendekatan yang sama seperti perhitungan sebelumnya.Proporsi antara
tubuh bagian kanan seimbang dengan tubuh bagian kiri, terkecuali pada bagian kaki amputasi. Pada bagian kaki amputasi, massa tubuh merupakan massa
kakiprosthetic sebagai bagian pengganti anggota tubuh yang hilang yang nilainya ditetapkan seperti saat pengukuran dimensi prosthetic. Berikut contoh perhitungan
individual segmen tubuh pengguna prosthetic. a.
Massa head and neck.
M
head neck
= head and neck
massa tubuh pengguna prosthetic
x massa tubuh pengguna prosthetic
Berat segmen
Kiri kg
Kanankg Head
73.80 3.87
Neck 26.20
1.38 Thorax
43.80 13.68
Lumbar 29.40
9.18 Pelvis
26.80 8.37
Upper arm
54.90 3.50
1.75 1.75
Forearm 33.30
2.12 1.06
1.06 Hand
11.80 0.75
0.38 0.38
Upper body
68.60 42.86
Thigh 63.70
6.25 6.25
6.25
Shank 27.40
2.69 2.69
0.85
Foot 8.90
0.87 0.87
0.5
0.83 0.52
stump 0.83
0.52 ‐
0.52 stump
‐prost 1.46
Proporsi Massa Tubuh kg
Segmen Tubuh
Individual Segmen Tubuh kg
Head and
Neck 8.40
5.25 5.25
Torso 50.00
31.24 31.24
Arm 10.20
6.37
Leg 15.70
9.81 Right
Leg
commit to user
IV-18 =
8,4 87,08
x 57 kg =
5,25kg b.
Massa head. M
head
= head
head and neck x massa head and neck
= 73,8
100 x 5 kg
= 3,87 kg Rekapitulasi proporsi massa keseluruhan segmen tubuh pengguna
prostheticditunjukkan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Proporsi massa individual segmen tubuh
Proporsi pembagian berat tubuh bagian kanan dan kiri berdasarkan distribusi berat tubuh Webb Associaties 1978, diasumsikan seimbang, artinya
tubuh bagian kiri akan mendapat distribusi berat sebesar 50 dari total berat segmen pengguna kaki prostheticbawah lutut. Keseimbangan proporsi berat tubuh
ini berlaku pada upper body, karena sebagian kaki dari thigh sampai foot pada kaki kiri pengguna prosthetic merupakan bagian yang digantikan fungsinya oleh
kaki prosthetic dengan pengukuran berat tersendiri seperti yang terdapat dalam tabel 4.5.
4. Penentuan letak Titik Pusat Massa Center of Mass
Penentuan letak titik pusat massa dilakukan denganmermodelkan titik-titik pusat massa Dempster. Titik pusat massa ditentukan pada segmen foot,
Kiri kg Kanan kg
Head 73.80
3.87 Neck
26.20 1.38
Thorax 43.80
13.68 Lumbar
29.40 9.18
Pelvis 26.80
8.37 Upper arm
54.90 3.50
1.75 1.75
Forearm 33.30
2.12 1.06
1.06 Hand
11.80 0.75
0.38 0.38
Thigh 63.70
6.25 6.25
6.25 Shank
27.40 2.69
2.69 1.37
Foot 8.90
0.87 0.87
0.5 Right Leg
0.83 Stump
41.08 0.52
- 0.52
31.24 5.25
Individual Segmen Tubuh kg Head and Neck
8.40 Proporsi Massa Tubuh kg
Leg 15.70
Segmen Tubuh
Torso 50.00
Arm leftright 10.20
commit to user
IV-19 shank,thigh dan upper body. Penjelasan mengenai sebaran titik berat pada segmen
tubuh pengguna kaki prosthetic ditunjukkan pada gambar 4.12.
Gambar 4.12 Persebaran titik pusat massa
Persebaran titik pusat massa berdasarkan persebaran Dempster pada gambar 4.12 di atas, selain melibatkan keseluruhan segmen kaki normal dan melibatkan
segmen stump. Stump merupakan bagian kaki yang diamputasi. Bagian stump pada penderita amputasi bawah lutut, diukur dari pangkal knee joint sampai pada
bagian ujung kaki yang diamputasi. W
shank-prosthetic
adalah gaya berat yang bekerja pada segmen betis pengguna kaki prosthetic yang merupakan gaya berat
gabungan antara bagian stump dan prosthetic. Shank-prosthetic L
2
adalah panjang segmen betis dari knee joint ke pusat titik berat segmen betis kaki
prosthetic.Shank-prosthetic L
2
merupakan pajang yang diukur dari pusat titik berat segmen betis kaki prosthetic sampai bagian ankleprosthetic.
W
shank
merupakan gaya berat yang bekerja pada segmen betis. ShankL
1
merupakan panjang segmen betis dari knee joint ke pusat titik berat segmen betis kaki normal, sedangkan shank L
2
adalah panjang segmen dari pusat titik berat segmen betis ke ankle. W
Thigh
merupakan gaya berat yang bekerja pada segmen paha. Thigh L
1
adalah panjang dari pelvic sampai ke titik pusat massa segmen paha kaki normal. Panjang dari titik pusat massa ke lutut dinamakan Thigh L
2
. W
foot
adalah gaya berat yang bekerja pada telapak kaki.
Kaki normal Kaki prosthetic
Shank Pr osthetic L1
W
foot
W
foot
W
shank
Shank L
1
Shank L
2
Thigh L
1
Thigh L
2
Thigh Prosthetic L
2
Shank Prosthetic L
2
Thigh Prosthetic L
1
W
upper body
W
thigh
W
thigh prosthetic
W
shank prosthetic
commit to user
IV-20 Pada bagian telapak kaki persebaran titik pusat massa berbeda dengan
konsep dari Dempster karena bentuk kaki digambarkan dalam bentuk segitiga sembarang. Penentuan titik pusat massa pada kaki dilakukan berdasarkan titik
tengah dari segitiga tersebut. Pengukuran panjang persebaran titik pusat massa dilakukan dengan menggunakan skala perbandingan gambar di AutoCad. Berikut
contoh perhitungan panjang segmen tubuh pengguna kaki prosthetic.
Shank L
2
kaki normal, L
2
pada segmen betis adalah panjang dari titik pusat massa segmen betis ke ujung mata kaki.
Shank L
2
= 56,7 x 38 = 21,55 cm
Shank L
1
kaki prosthetic, L
1
pada segmen betis adalah panjang dari lutut sampai ke titik pusat massa segmen betis.
Shank L
1
= 43,3 x 38 = 14,00cm Penentuan lokasi titik pusat massa ini berlaku pada keseluruhan tubuh
pengguna kaki prosthetic.Pengukuran lokasi titik pusat massa kaki prosthetic pada segmen shank dan foot, yang merupakan bagian kaki amputasi yang digantikan
fungsinya oleh kaki prosthetic, dilakukan dengan pendekatan yang sama dengan kaki normal
Shank
L
1
,Shank
L
2
.
Pada bagian segmen foot penentuan titik pusat massa menggunakan titik tengah dari segitiga sembarang. Segitiga sembarang
tersebut merepresentasikan bentuk dari kaki manusia.Penentuan panjang segmen pada kaki dilakukan dengan pendekatan skala perbandingan gambar di AutoCad
.
Rekapitulasi data panjang titik berat segmen tubuh pengguna prosthetic ditunjukkan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Panjang titik berat segmen tubuh pengguna kaki prosthetic
Kaki Kiri
Normal Kaki
Kanan Prosthetic
Kaki Kiri
Normal Kaki
Kanan Prosthetic
Thigh L
1
43.30 34
34 14.72
14.72 Thigh
L
2
56.70 34
34 19.28
19.28 Shank
L
1
43.30 38
38 16.45
14.00 Shank
L
2
56.70 38
38 21.55
24.00 Segmen
Persentase Segmen
cm Panjang
Segmen cm Panjang
Titik Berat cm
commit to user
IV-21 Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui lokasi titik pusat massa yang
terdapat pada masing-masing segmen tubuh. Misalnya untuk segmen betis kaki normal, titik pusat massanya terletak di 21,55 cm dari pangkal betis distal end
atau 16,45 cm dari lutut proximal end
4.2 PERMODELAN BIOMEKANIKA PENGGUNA KAKI