a. Keturunan Eropa, Surat Keputusan Pengadilan Negeri bahwa ia memilih
kewarganegaraan Indonesia sifatnya aktif b.
Penduduk Asli Pribumi, cukup kartu penduduk keterangan Lurah c.
Keturunan Tionghoa, Surat Keterangan Pengadilan Negeri bahwa ia telah melepaskan kewarganegaraan RRCnya
d. Keturunan Timur Asing lainnya, Surat Keterangan dari Panitera
Pengadilan Negeri dan tempat domisilinya, bahwa ia tidak pernah menolak kewarganegaran Indonesia sifatnya aktif .
Dalam hal orang asing tidak tinggal lagi di Indonesia maka wajib melepaskan atau mengalihkan haknya kepada pihak lain yang memenuhi syarat menurut undang –
undang dalam jangka waktu 1 satu tahun. Jika belum dilepaskan atau belum dialihkan kepada pihak lain, maka akan dilelang oleh Negara atau akan menjadi milik
pemegang hak atas tanah yang dipakai oleh orang asing
B. AKIBAT PENGUASAAN SATUAN RUMAH SUSUN OLEH WARGA NEGARA ASING
Warga Negara Asing atau yang disebut Orang Asing dapat menguasai satuan rumah susun di Indonesia.Namun penguasaan satuan rumah susun ini memiliki
beberapa persyaratan agar orang asing dapat secara sah menguasai sarusun di Indonesia. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1996 yaitu
satuan rumah susun yang dibangun di atas bidang tanah Hak Pakai atas Tanah Negara, tidak boleh di atas tanah Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pengelolaan.
Universitas Sumatera Utara
Orang asing dapat memiliki rumah hunian properti di Indonesia dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Kualifikasi rumahnya berada dalam rumah susun mewah, bukan rumah susun
sederhana sangat sederhana atau bukan pada komplek perumahan yang pada umumnya yang berkontruksi horizontal.
2. Seorang warga negara asing hanya dapat memiliki 1 unit rumah hunian saja, jadi
sekalipun sanggup dan punya modal banyak, tidak boleh mempunyai lebih dari 1 unit rumah.
3. Status tanah tempat bangunan rumah susun berdiri adalah Hak Pakai atas Tanah
Negara, tidak boleh di atas tanah Hak Milik, Hak Bangunan atau Hak Pengelolaan. 4.
Dapat diberikan status Hak Milik Satuan Rumah Susun atas unit rumah hunian yang dimilikinya.
5. Orang asing tersebut harus berkedudukan di Indonesia yang ditandai dengan
adanya izin keimigrasian tertentu dan kehadirannya memberi manfaat bagi pembangunan ekonomi nasional.
Terhadap properti non hunian atau dengan sistem campuran berupa hunian dan non hunian dengan bangunan bertingkat mewah dalam bentuk apartemen atau flat
atau kondominium dimungkinkan sekali dimiliki oleh orang asing apabila menggunakan sistem strata - title, karena hak kepemilikan individu merupakan hak
yang terpisah dan status haknya pun hanya hak sewa tanpa batas waktu, dengan
Universitas Sumatera Utara
catatan hak atas tanah tempat bangunan itu berdiri bukan di atas tanah Hak Milik atau Hak Guna Bangunan.
Hanya saja ketentuan yang mengaturnya belum ada yang secara khusus, ketentuan yang ada hanya menyebut memberlakukan ketentuan dalam rumah susun
ke dalam property non – hunian. Seharusnya sudah ada aturan yang tegas untuk itu, sebab ketentuan rumah
susun tidak tetap diterapkan prinsip – prinsipnya ke dalam Properti non hunian karena perbedaan sistem kepemilikan dan kultur pengelolaannya.
Bila disebut Properti non – hunian, maka sudah pasti berada pada bangunan bertingkat mewah yang dijadikan sebagai pusat bisnis, lengkap dengan berbagai
fasilitas seperti hotel, departemen store dan perkantoran, sungguhpun biasanya diintegrasikan dengan hunian berupa apartemen atau flat di bagian lantai atas sistem
campuran . Warga Negara Asing dapat memiliki atau menguasai hak milik atas satuan
rumah susun asalkan rumah susun tersebut dibangun di atas tanah Hak Pakai.Namun tidak semua WNA mampu menguasai hak tersebut.Hanya WNA yang memenuhi
beberapa persyaratan perundang – undangan yang dapat menguasai hak tersebut.Hak yang dimiliki oleh WNA tersebut harus memiliki jangka waktu yang telah ditetapkan
dan tidak boleh selamanya dikuasai oleh WNA. Peralihan Hak Pakai di atas Hak Milik atas Satuan Rumah Susun dapat terjadi
apabila terjadi pewarisan. Dalam PP No 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
dikatakan bahwa pewarisan dapat ditujukan kepada Orang asing yang memenuhi persyaratan perundang – undangan ataupun kepada Warga Negara Indonesia.
Pemberian hak milik atas satuan rumah susun kepada WNA adalah dalam kaitannya dengan tugas pekerjaannya di Indonesia dan bukan tujuan investasi atau
spekulasi, maka wajar apabila pemberian hak itu, baik untuk keperluan hunian maupun non hunian diberi pembatasan tertentu. Pembatasan itu, misalnya dalam
pemilikan apartemen oleh WNA, hanya diperbolehkan mulai lantai ketujuh ; penggunaan apartemen itu, baik untuk hunian maupun non hunian, hanya untuk
keperluan sendiri, artinya tidak boleh disewakan atau digunakan untuk tujuan lain; dan ditentukan batas maksimum pemilikan apartemen yang dapat dipunyai oleh
WNA. Semuanya itu disertai dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggarnnya.
34
34
Prof. Dr. Maria S.W. SUmardjono, SH. MCL. MPA., “ Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi, Kompas, Jakarta, 2001, hal 140
Universitas Sumatera Utara
59
Bab V
Kesimpulan dan Saran