5.1.7 Distribusi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Histopatologi Tabel
5.5 Distribusi
Penderita Karsinoma
Nasofaring Berdasarkan
Histopatologi
Tabel diatas menunjukkan tipe histopatologi yang diderita karsinoma nasofaing adalah karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi dengan jumlah 54 orang 77,1.
5.1.8 Distribusi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Jenis Terapi Tabel 5.6 Distribusi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Jenis Terapi
Tab el
dia tas
me nunjukkan terapi terbanyak yang dilakukan pada penderita karsinoma nasofaring
adalah kemoterapi sebanyak 52 orang 74,3.
Histopatologi Jumlah Penderita
n
Karsinoma sel skuamosa
berkeratinisasi Karsinoma non-
keratinisasi Karsinoma tidak
berdeferensiasi 54
2
14 77,1
2,9
20,0
Jumlah 70
100,00
Jenis Terapi Jumlah Penderita
n
Kemoterapi 52
74,3 Radioterapi
Kemoradiasi 8
10 11,4
14,3 Jumlah
70 100,00
Universitas Sumatra Utara
5.2 Pembahasan
Kelompok umur tertinggi yang menderita dari karsinoma nasofaring adalah 46-60 tahun dengan angka sebanyak 28 orang 40,0 dan diikuti dengan kelompok usia
31-45 tahun dengan jumlah 22 orang 31,4 .Menurut Shofi Faiza2015 di RSUP Dr. M. Djamil Padang selama Juni 2010 sampai Juli 2013.Penderita terbanyak ditemukan
pada dewasa tua dengan kisaran umur 41-65 tahun sebesar 68,18, diikuti oleh dewasa muda dengan kisaran umur 21- 41 tahun sebesar 24,99.
28
Menurut penelitian Yenita dari laboratorium PA FK. Unand, RSUP. Dr M.Djamil Padang dan RSUD.Achmad Muchtar Bukit tinggi pada pasien KNF Januari 2007
– Juni 2010 Usia penderita KNF dengan frekuensi terbesar terdapat pada usia 51-60
tahun, yaitu 18 kasus 36,7 serta kelompok usia terendah terdapat pada usia 11-20 tahun dan 61-70 tahun, yaitu masing masing 4 kasus 8,2.
29
Rata-rata usia penderita karsinoma nasofaring dengan usia terendah adalah 11 tahun dan tertinggi
adalah 67 tahun. Berdasarkan distribusi data dapat dilihat bahawa porporsi penderita karsinoma
nasofaring lebih banyak dijumpai pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 49 orang 70,0, sedangkan perempuan adalah sebanyak 21 orang 30,0. Menurut
penelitian Yulin 2011 di RSUP dr. Kariadi Semarang. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa jumlah responden laki-laki lebih besar
dibandingkan responden perempuan dengan perbandingan 2:1 sedangkan karakteristik sampel berdasarkan demografi wilayah tempat tinggal responden
terbanyak berada di daerah dataran rendah, yaitu sebanyak 67 orang 52,.
32
Hal ini karena laki-laki mempunyai hormon testosteron yang dominan dicurigai
mengakibatkan penurunan respon imun dan surviellance tumor sehingga laki-laki lebih rentan terhadap karsinoma nasofaring.
Berdasarkan distribusi data dapat dilihat bahawa porporsi penderita karsinoma nasofaring lebih banyak dijumpai pada yang berpendidikan lain-lain sebanyak 49
orang 70,0.Penderita yang berpendidikan lain-lain adalah orang yang
Universitas Sumatra Utara
berpendidikan sekolah lanjutan tingkat atas SLTA dan sekolah lanjutan tingkat pertama
SLTP.Menurut penelitian Esha di Departemen Ilmu Kesehatan THTKL FKUPRSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Tahun 2006-2010.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penderita KNF yang terbanyak adalah tingkat
pendidikan rendah yaitu SD sebanyak 259 orang 52,5. Kemudian diikuti oleh tingkat pendidikan SMP, SMA, D3, dan STM.
33
. Hal ini karena pasien yang kurang berpendidikan tidak mempunyai kedasaran pada kesehatan mereka.
Berdasarkan distribusi data dapat dilihat bahawa porporsi penderita karsinoma nasofaring dengan keluhan utama adalah benjolan di leher sebanyak 45 orang 64,3
diikuti dengan sakit kepala sebanyak 12 orang 17,1.Frekuensi yang paling kurang adalah hidung tersumbat sebanyak 5 orang 7,1.Menurut penelitian Wulan di
RSUP Adam Malik Medan tahun 2011. Keluhan utama yang tertinggi adalah benjolan dileher sebanyak 135 orang 89,4 manakala distribusi frekuensi sakit kepala
sebanyak 60 orang 39,7.
34
Hal ini karena kebanyakan pasien mengalami pebesaran kelenjar getah bening.
Berdasarkan distribusi data dapat dilihat bahawa porposi penderita karsinoma nasofaring dengan tipe histopatologi adalah karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi
sebanyak 54 orang 77,1.Menurut penelitan Yulin di RSUP dr. Kariadi Semarang. 2011 menunjukkan bahwa kenaikan insiden karsinoma sel skuamosa berkeratin
berkaitan dengan peningkatan kebiasaan merokok sebanyak 75,0.
32
Hal ini disebabkan penderita karsinoma nasofaring mempunyai tabiat merokok.
Berdasarkan distribusi data dapat dilihat bahawa porposi penderita karsinoma nasofaring dengan jenis terapi yang dilakukan sering adalah terapi kemoterapi
sebanyak 52 orang 74,3. Menurut Anti Cancer Society 2008 di Hong Kong, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan dari 151 orang penderita KNF yang
melakukan kemoterapi sebanyak 84 orang 57,6, radioterapi sebanyak 25 orang 16,6 sedangkan pasien yang mendapatkan terapi kemoradioterapi sebanyak 29
orang 25,8.
Pasien yang
tidak melakukan
kemoterapi, radioterapi,
Universitas Sumatra Utara
kemoradioterapi secara berurutan sebanyak 64 orang 42,4, 126 orang 83,4, 112 orang 74,2. KNF memiliki sensitivitas tinggi terhadap radiasi maupun
kemoterapi dibandingkan kanker kepala dan leher lainnya..
36
Hal ini karena pasien mendapatkan rencana kemoterapi terlebih awal supaya karsinomanya tidak metatasis.
Berdasarkan distribusi data dapat dilihat bahawa porposi penderita karsinoma nasofaring dengan stadium karsinoma adalah stadium 3 sebanyak 44 orang 62,9
dan diikuti dengan stadium 4 sebanyak 19 orang 27,1.Menurut Ibrahim penelitian di RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU dr. Pirngadi Medan.2008
stadium terbanyak adalah III 58,4, diikuti stadium IV 40,6, stadium II 1 dan tidak terdapat penderita dengan stadium I.
35
Hal ini karena pasien datang merawat pada stadium lanjut.
Universitas Sumatra Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai profil karsinoma nasofaring di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2015 dengan 70
sampel dapat disimpulkan dibawah ini :
1. Angka kejadian karsinoma nasofaring dengan frekuensi tertinggi adalah usia
46-60 sebanyak 28 pasien 40,0, dengan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki sebanyak 49 orang 70,0 dan tingkat pendidikan SLTA dan SLTP
sebanyak sebanyak 49 orang 70,0. 2.
Angka kejadian karsinoma nasofaring dengan frekuensi tertinggi berdasarkan stadium karsinom, adalah stadium 3 sebanyak 44 orang 62,9.
3. Angka kejadian frekuensi tertinggi keluhan utama pada penderita karsinoma
nasofaring adalah benjolan di leher sebanyak 45 orang 64,3. 4.
Angka kejadian karsinoma nasofaring dengan frekuensi tertinggi histopatologi adalah karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi dengan jumlah 54 orang 77,1
5. Angka kejadian karsinoma nasofaring umumya mendapat terapi kemoterapi
sebanyak 52 orang 74,3 .
Universitas Sumatra Utara