Landasan Teori 1. Motivasi TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Motivasi Motivasi merupakan proses atau faktor yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan dengan cara-cara tertentu. Memotivasi maksudnya mendorong seseorang mengambil tindakan tertentu. Proses motivasi terdiri dari: a identifikasi atau apresiasi kebutuhan yang tidak memuaskan, b menetapkan tujuan yang dapat memenuhi kepuasan dan c menyelesaikan suatu tindakan yang dapat memberikan kepuasan Johannsen dan Terry dalam Winardi, 2004. Menurut Moekijat 1990, ada dua pengaruh yang paling penting pada proses motivasi yaitu pengaruh dari diri sendiri berupa memahami diri sendiri, bayangan dan ide-ide yang dimiliki. Pengaruh penting lainnya dalam proses motivasi adalah bagaimana individu-individu melihat lingkungan dimana mereka berada. Pengaruh lingkungan berupa interaksi atau hubungan individu dan lingkungannya. Abraham 1994, mengungkapkan bahwa motivasi manusia tidak akan terlepas dari lingkungan sekitarnya baik dari situasi dan dengan orang lain. Setiap teori motivasi dengan sendirinya harus memperhitungkan fakta ini, dengan menyertakan peranan penentuan kebudayaan dalam lingkungannya. Untuk menumbuhkan motivasi pada petani pada umumnya sangat sulit, karena terbatasan yang ada pada petani. Motivasi sangat di pengaruhi oleh lingkungan ekonomi maupun harapan-harapan yang akan di perolehnya. Lingkungan ekonomi merupakan kekuatan-kekuatan ekonomi financial yang ada di sekitar seseorang. Diantaranya lembaga pemerintah maupun swasta yang berhubungan dengan pemberian kredit bagi seseorang Soekartawi, 1988. Universitas Sumatera Utara Menurut Mardikanto 1996 mengemukakan bahwa lingkungan ekonomi terdiri dari: 1. Lembaga perkreditan yang harus menyediakan kredit bagi para petani kecil. 2. Produsen dan penyalur sarana produksi atau peralatan tanaman. 3. Pedagang serta lembaga pemasaran yang lain. 4. Pengusaha atau industri pengolahan hasil pertanian. Motivasi utama keikutsertaan anggota dalam kelompok tani terutama didorong oleh hasrat meningkatkan kemampuan berusahatani dan pemenuhan kebutuhan primer Mardikanto, 1993.

2.2.2. Respon

Respon dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku. Sementara itu Scheerer menyebutkan respons merupakan proses pengorganisasian langsung dimana rangsang-rangsang prosikmal diorganisasikan. Sedemikian rupa sehingga sering terjadi representasi fenomenal dari rangsang prosikmal Sarwono, 1998. Dalam Dollard dan Miller mengemukakan bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu terikat dengan kata-kata, dan oleh karena itu, ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hirarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media srtategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut berbentuk respon positif atau negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang direspon Alwisol, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Gotong Royong

Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan secara gotong royong antara lain pembangunan fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar. Dalam bidang pertanian gotong royong bisa di lakukan dalam usahatani petani misalnya pada saat pemanenan, para petani bisa bergotong royong dalam proses pemanenan agar waktu lebih efektif dan biaya lebih efisien. Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat yang ada di Indonesia. Karena, dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara gotong royong. Dengan demikian segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan dan pastinya pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju. Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahim akan semakin erat. Dibandingkan dengan cara individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan memperlambat pembangunan di suatu daerah. Anonimous, 2011 Universitas Sumatera Utara

2.3. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian terdahulu