Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014, Sumatra Utara dalam Angka. Badan Pusat Statistik Sumatra Utara : Medan

Badan Pusat Statistik. 2014, Kecamatan Gebang dalam Angka. Badan Pusat Statistik Sumatra Utara : Langkat

Departemen Pertanian. 2009,Dasar Dasar Penyuluhan Pertanian.Pustaka, Deptan. Jakarta

DepartemenPertanian. 2010, Agribisnis. deptan . Jakarta

DepartemenPertanian. 2000, PedomanUmumProyekKetahananPangan. Jakarta

DinasPertanian Kota Medan, 2008

Fashihullisan. 2009.PerananPenyuluhandalampenyuluhan. Jakarta

Hasibuan, Malayu, S. P.1996. Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara. Jakarta. Ilham, T. 2010. Diversifikasi Pangan dan Penyuluhan Pertanian Sebagai Upaya

Mewujudkan Ketahanan Nasional. Kompas.

Jasmal. 2007., Memberdayakan-Kelompok-Tani. Yogyakarta Kartasapoetra, A.G. 1994 Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi aksara. Jakarta

Kartono dan Kartini. 1982. Pemimpin dan Kepemimpinan. Rajawali Pwers. Jakarta.

Kountur, Ronny. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Penerbit PPM: Jakarta

Mardikanto Totok, 1993. Penyuluhan pertanian. Sebelas maret university pres, Jakarta.

Mosher, A.T. 1997. Menggerakkan dan amembangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta.

Mardikanto Totok, 1993. Penyuluhan pertanian. Sebelas maret university pres, Jakarta.

Prasetyo, Y.T 2002. Budidaya padi sawah TOT. Kanisius. Yogyakarta

Priyono. 2009. Penyusunan Program Penyuluhan. Kanisius. Yogyakarta

Sismanto Y,1984 Pendidikkan luar sekolah dalam upaya mencerdaskan bangsa CV. Eraswasta, Jakarta

Singarimbun, Masri1989. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Penerbit LP3ES: Jakarta.

Sudarman.Ari. 2004. Defenisi Produksi. PengertianProduksidanFungsi. Bandung Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Rineka Cipta:

Jakarta

Van Den Ban, A.W dan Hawkins,1999 Penyuluhan Pertanian. Kanisius Yogyakarta

Yusdja, Y. Baseno,E. Ariani,M. Bastuti,T. Purwanti. 2004. AnalisisPeluangKesempatanKerjadanPendapatanPetaniMelaluiPengelol aanUsahataniBersama. Jurnal Agro Ekonomivol 22 No.1.1-25. PusatPenelitiandanPengembanganSosialEkonomiPertanian. Bogor.


(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive)artinya penentuan daerah penelitian didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sudah disesuaikan dengan tujuan penelitian (Singarimbun,1989).

Penentuan daerah ini berdasarkan bahwa desa tersebut merupakansalah satu sentra produksi tanaman padi sawah yang ada di Kecamatan Gebang, dan petani sampel terpusat di daerah tersebut dan daerah ini mudah dijangkau oleh peneliti sehingga mudah melakukan penelitian, Desa ini memiliki produksi padi sawah tertinggi dari seluruh Kecamatan Gebang seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi padi di Desa Pasar Rawah Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat 2013.

o

D

esa/ Kelurahan uas Panen (Ha) P duksi (Ton) Rata-rata produksi (Kw/ Ha) Pa

ya Bengkuang 88 093

5,81 Ai

r Hitam 80 678

6,00 Pa

dang Langkat 80 047

5,81 Pa

luh Manis 332

7 747

5,81 Pe

kan Gebang 00

4 653

5,81 P

asar Rawah 712

9 957

5,81 B

ukit Mengkirai 72

2 163

5,81 Pa

siran 69

3 890

5,81


(9)

otal 433 2228

Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Gebang dalam angka 2014

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani Harapan Baru di Desa Pasar Rawah, Kecamtan Gebang, Kabupaten Langkat. Berdasarkan hasil Pra Survey,jumlahpopulasi kelompok tani Harapan Baru di Desa Pasar Rawah yaitu sebanyak 45 anggota kelompok tani. Pemilihan kelompok tani Harapan Baru dengan pertimbangan bahwa kelompok tani ini mendapatkan bantuan pemerintah berupa mesin kilang. Penentuan Sampel dilakukan dengan metode simple randomsampling, yaitu cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih). Dimna jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi (Kountur,2004).

Untuk mendapatkan jumlah petani yang akan dijadikan sampel, maka metode penentuan besar sample menggunakan Rumus slovin(Supranto,2000), dimana jumlah populasi telah diketahui dengan pasti, sehinga:

� = �

1 +�(�)² Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, yaitu 10%

dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%, maka dengan rumus diatas diperoleh sampel sebesar :


(10)

� = 45

1 + (45) · (0,1)² �= 45

1,45

n = 31 sampel

Dengan demikian besar sampel yang diperoleh sebanyak 31 sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh didalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari PPL dan kelompok tani Harapan Baru Kecamatan Gebang melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya,.

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti, Kantor BPP, Kantor Camat Gebang, kantor Kepala Desa Pasar Rawah serta literature atau buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini. Jenis dan data yang dikumpulkan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 5. Spesifikasi Pengumpulan Data o

Jenis Data

Sumbe r

Metode awancara bservasi

Progra m PPL

BPP dan PPL

Deskri psi daerah penelitian

Kantor Camat dan BPP

Perana n Penyuluh

PPL

Identita s Kelompok Tani

Gapokt an

Sumber: Diolah dari data primer 3.4 Metode Analisa Data


(11)

Untuk menganalisis identifikasi masalah 1 digunakan analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah di Desa Pasar Rawah,KecamatanGebang, Kabupaten Langkat.

Untuk menganalisis identifikasi masalah 2 digunakan analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui seberapa besar motivasi petani dalam mengikuti program penyuluhan pertanian di Desa Pasar Rawah dengan mengajukan tabel kuisioner kemudian menjumlahkan dan menskor data yang diperoleh (scoring). Pilihan jawaban pertanyaan ada 3 yakni Ya, Ragu-ragu, dan Tidak Adapun panduan penentuan penilaian dan skoringnya adalah sebagai berikut

- Jumlah pilihan = 3 - Jumlah pertanyaan = 4

- Skoring terendah = 1 (pilihan jawaban yang salah) - Skoring tertinggi = 3 (pilihan jawaban yang benar)

- Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 4 = 4 (4/12 x 100% = 33,3%)

- Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan = 3 x 4 = 12 (100%)

Rumus umum

Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)

Range (R) = skor tertinggi - skor terendah = 100 - 33,3 = 66,7% Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif suatu variabel


(12)

Kategori yaitu Cukup dan Kurang Interval (I) = 66,7 / 2 = 33,3%

Kriteria penilian = skor tertinggi - interval = 100 - 33,3 = 66,7%, sehingga

Cukup = jika skor >= 66,7% Rendah = jika skor < 66,7%

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalapahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini,maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak,petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan agen penyuluh pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani.

2. Programa Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu wujud perencanaan partisipasi masyarakat. Hal ini tercermin dari definisi program penyuluhan pertanian yaitu rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.


(13)

3. Peran penyuluh pertanian adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang diperlukan petani, selain itu penyuluh pertanian juga berperan untuk membantu petani dalam peningkatan usahataninya.

4. Motivasi merupakan proses atau faktor yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan dengan cara-cara tertentu. Memotivasi maksudnya mendorong seseorang mengambil tindakan tertentu

5. Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya.

6. Pengembangan usahataniPadi sawah merupakan proses usaha yang dilakukan oleh petani, dalam pengelolaan usahatani padi sawah dalam pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, dan mendukung keberhasilan pembangunan pertanian dalam pencapaian swasembada beras.

7. Teknologi budidaya padi sawah adalah teknologi yang diterapkan oleh penyuluh pertanian kepada petani padi sawah di daerah penelitian.

3.5.2Batasan operasional

1. Penelitian dilakukan di desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.

2. Waktu penelitian adalah Tahun 2016.


(14)

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1Deskripsi Daerah Penelitian

Desa Pasar Rawah merupakan desa yang berada di Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Desa ini memiliki luas wilayah 1.920 Ha dan topografi dataran rendah. Keadaan suhu rata-rata 20º-30ºC dan banyaknya curah hujan sebesar 027mm/tahun. Jumlah penduduk sebesar7.078 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebesar 1921 KK..

Desa Pasar Rawah Secara administratif mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Securai - Sebelah Selatan berbatasan dengan Pekan Gebang - Sebelah Timur berbatsan dengan Desa Sanggah lima - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Paluh Manis

Desa Pasar rawah berjarak 13 km dengan pusat pemerintahan Kecamatan Gebang dan berjarak 40 km dengan kota Stabat sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Langkat.

4.2Keadaan Penduduk

4.2.1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :


(15)

Tabel 6.Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Pasar Rawah 2014

No. Jenis kelamin Jumlah (jiwa) persentase(%)

1 2

Laki - laki Perempuan 3749 3329 52,96 47,04

Jumlah 7078 100

Sumber : Buku Profil Desa 2015

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di desa Pasar Rawah sebesar 3749 (52,96) jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar 3329 (47,04) jiwa.

4.2.2. Keadaan Penduduk Menurut Umur

Keadaan penduduk menurut umur dapat dilihat pada tabel 7berikut: Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Pasar

Rawah 2014

No KelompokUmur (tahun) Jumlah Penduduk

(Jiwa) persentase

%)

1 ≤ 5 505

,32

2 6-12 600

,70

3 13-18 540

,83 4 5 6 7 8 9 19-25 26-35 36-45 46-50 51-64 ≥65 635 900 935 450 1284 1045 ,21 3,05 3,56 6,52 8,62 5,15

Total 6894

00 Sumber : Buku Profil Desa 2015


(16)

Tabel 7 menunjukkan bahwa penduduk Desa Pasar Rawah yang paling banyak penduduknya usia 51-64 tahun sebesar jiwa 1284 (18,62) dariseluruh kelompok usia. Penduduk yang paling sedikit adalah yang berusia tahun sebesar jiwa 270 (3,91).

4.2.3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan penduduk menurut umur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pasar

Rawah 2014

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase(%)

PNS 76

,59

TNI 13

,27 Karyawan Swasta 330 ,93 0 1 2 3 4 5 Pedagang Petani Buruh Tani Pensiunan Nelayan Peternak Montir Polri Karyawan swasta pemerintah Bidan Swasta Pembantu Rumah Tangga Industri Rumah Tangga 38 2312 822 43 761 31 131 5 50 2 50 93 ,79 8,60 7,27 0,90 6.00 0,65 2,75 0,10 1,05 0,04


(17)

1,05 1,95

Total 4757

00 Sumber Monografi Desa 2015

Tabel 8 menunjukkan bahwa mata pencarianpenduduk Desa Pasar Rawah paling banyak adalah petani sebesar jiwa 2312 (48,60%) sedangkan mata pencarian penduduk yang paling sedikit adalah bidan swasta sebesar jiwa 2 (0,04%).

4.2.4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pasar

Rawah 2014

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase(%)

TK 76

3,92

SD 731

7,76

SMP 512

6,44 SMA

Akademi(D1-D3)

Sarjana (S1)

521 60 36

6,91 3,10 1,86

Total 1936

00 Sumber: Monografi Desa 2015


(18)

Tabel 9 menunjukkan bahwa penduduk Desa Pasar Rawah paling banyak menempuh pendidikan sampai tingkat SD, yaitu sebesar 731 jiwa (37,76%).

4.3.Penggunaan Lahan

Luas wilayah Desa Pasar Rawah adalah 1.920 Ha. Penggunaan lahan terbesar di Desa Pasar Rawah adalah dataran rendah. Penggunaan lebih jelas pada Tabel berikut:

Tabel 10.Penggunaan Lahan di Desa Pasar Rawah Tahun 2014

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase(%)

Pemukima n 18 76 4 0,12 2 Persawaha n 86 0 1 8,39 Perkebuna n 19 20 4 1,06 4 Perkubura n Pekaranga n Taman Perkantor an Prasarana Umum lainnya 1 5 3 3 8 0,02 0,10 0,06 0,06 0,17

Total 4676

00 Sumber: Monografi Desa 2015

Tabel 10 dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk pemukiman seluas 1876 Ha (40,12%), selebihnya 2800 Ha (50,88%) digunakan untuk persawahan, perkebunan, perkuburan, pekarangan, taman, Perkantoran dan lain-lain.


(19)

4.4Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Pasar Rawah ini cukup baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11.Sarana dan Prasarana di Desa Pasar Rawah 2014 N o Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit) 1 Sarana Pendidikan - SD

- TK - SMP

4 2 1 2

Sarana Kesehatan - Puskesmas Pembantu

- Posyandu

1 2 3 4 5 Sarana Ibadah - Mesjid

- Surau/Langgar/Musholla - Gereja Kristen Protesta - Vihara

Sarana Olahraga Sarana umum dan Balai pertemuan 4 3 1 1 6 1

Jumlah 25

Sumber : Monografi Desa 2015

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di desa Pasar Rawah cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,dibidang keagamaan, kesehatan, olahraga, sarana umum dan balai pertemuan Begitu juga sarana pendidikan walau hanya TK, SD dan SMP.


(20)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap petani padi sawah yang terdapat di Desa Pasar Rawah, kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat. Pada penelitian ini ditetapkan sampel sebanyak 31 petani padi sawah yang ada di Desa Pasar Rawah. dapat diketahui dari setiap parameter dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan yang diajukan secara deskriptif.

5.1 Peranan penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah

5.1.1 Berperan Sebagai pendidik

Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian maka penyuluh pertanian berperan sebagai pendidik bagi kelompok petani merupakan sarana proses pembelajaran dengan memfasilitasi para petani untuk menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju penggunaan aktif mengacu kepada praktek paket teknologi pertanian yang lebih modern dari kebijakan program pemerintah dan pusat Provinsi, Kabupaten, maupun ke kecamatan hingga ke para petani.

Dalam usaha membantu memperlancar proses pembelajaran dengan materi penyuluhan, penyuluh di bantu adanya kontak tani. Petani juga malakukan proses belajarnya bersama anggota kelompok tani sebagai kelas kelompok petani menjadikan fungsi kelompok sebagai wadah kelas belajar bersama bagi petani. Berikut ini penilaian petani tentang peranan penyuluh sebagai pendidik bagi petani di jelaskan pada tabel berikut.


(21)

Tabel 12. Penilaian Petani Terhadap Peran Penyuluh Sebagai Pendidik. Sumber Informasi Penyuluh

dapat Diterima dengan Baik Petani

Jumlah ( Orang )

Persentase ( % )

Ya 23 74,2 Ragu-ragu 0 0 Tidak 8 25,8 Total 31 100 Sumber: Data diolah 2015

Berdasarkan Tabel 12 diatas dapat kesimpulan dari persentase petani yang menyatakan "Ya" sebanyak 23 orang atau sekitar 74,2%. Dalam hal ini sudah menunjukkan adanya hubungan kerjasama dan pendekatan yang baik diantara penyuluh dengan petani selama ini didalam proses belajamya.

Kemudian petani yang menyatakan "Tidak" sebanyak 8 orang atau sekitar 25,8 %. Petani menyatakan bahwa sumber informasi yang diperoleh pada proses pembelajaran dengan menyeluruh sudah menunjukkan adanya partisipasi aktif dan mampu menumbuhkan motivasi petani serta petani merasakan manfaat akan ilmu pengetahuan dalam berusaha tani dari proses pembelajaran yang diikutinya, dan petani menganggap pentingnya mengikuti kegiatan penyuluhan untuk menerapkan dari berbagai sumber informasi yang diperolehnya.untuk mengatasi permasalahanyang ditemui dilapangan disaat proses pembelajaran iu berlangsung. Bahwasanya dapat diterima dengan baik oleh petani. Hal ini di tunjukan dari motivasi yang di miliki petani tersebut yang ada selama ini untuk selalu menghadiri kegiatan bersama penyuluh pertanian di wilayah kerjanya.

5.1.2 Berperan Sebagai pemimpin

Dilihat dari penyuluh pertanian sebagai pemimpin memiliki peranan sangat penting untuk membawa perubahan pada para petani dengan cara berpikir dan cara kerja. Penyuluh pertanian tidak saja mengajarkan teori melainkan penyuluh juga sebagai seorang yang memimpin dalam pelaksanaan praktek


(22)

membimbing petani, mengajarkan keterampilan yang tepat, membawa petani untuk memperoleh sarana usahatani yang bermanfaat serta untuk dapat petani mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu inovasi pertanian. Berikut ini adalah tabel penilaiian petani tentang penyuluh sebagai pemimpin bagi petani. Tabel 13. Penilaian Petani Terhadap Peran Penyuluh Sebagai Pemimpin. no Kepemimpinan Penyuluh Mampu

Memenuhi Kebutuhan Petani

Jumlah ( Orang )

Persentase ( % ) 1 Ya 24 77,4 2 Ragu-ragu 0 0 3 Tidak 7 25,8 Total 31 100 Sumber: Data diolah 2015

Berdasarkan tabel 13 diatas dapat diketahui bahwa peranan penyuluh sebagai pemimpin pada kegiatan penyuluhan membuktikan bahwa perannya sangat dibutuhkan bagi petani. Hal ini dilihat dari petani yang menyatakan "Ya" Sebanyak 24 orang atau sekitar 77,4%. Dalam hal ini dari pernyataan petani, penyuluh memberikan jalan kepada petani yang terbaik serta berguna didalam melaksanakan usahatani mereka.Salah satunya penyuluh membantu petani dalam menjembatani aspirasi segala kebutuhan pokok usahatani dalam kelompok tani untuk disampaikan kepada instansi terkait dengan melaporkan kebutuhan petani di lapangan.

5.1.3 Berperan Sebagai penasehat

Penyuluh pertanian dalam menjalankan tugasnya juga sebagai penasehat didalam melakukan pendekatan dengan kelompok petani. Penyuluh harus memperhatikan terlebih dahulu cara berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan materinya dengan menyesuaikan kemampuan petani yang akan dipengaruhi tersebut, agar materinya yang disampaikan nantinya dapat diterima dengan baik oleh petani. Namun, terkadang penyuluh juga tidak dapat memungkiri bahwasanya tidak


(23)

semua petani dapat menerima dari apa yang disuluhkan selama ini dan menjadi hambatan bagi penyuluh itu sendiri akan keterbatasan petani. Berikut ini adalah penilaian petani mengenai peranan penyuluh sebagai penasehat bagi petani. Tabel 14. Penilaian Petani Terhadap Peran Penyuluh Sebagai Penasehat. no Nasehat Disampaikan Mampu

Meyakinkan Petani Jumlah

( Orang )

Persentase ( % ) 1 Ya 24 74,2 2 Ragu-ragu 0 0 3 Tidak 7 25,8 Total 31 100 Sumber: Data diolah 2015

Berdasarkan Tabel 14 diatas diketahui bahwa petani yang menyatakan “Ya” sebanyak 22 orang atau sekitar 73,33%. Dinilai petani karena penyebaran informasi yang diberikan penyuluh kepada sasaran dapat diterima oleh petani melalui contoh cara kerja/demontrasi yang diperagakan secara langsung oleh penyuluh tersebut. Menurut petani hal tersebut, mereka lebih cepat memahami serta mudah untuk mengikuti penggunaan teknik-teknik baru yang ditawarkan. Selain itu juga mampu memperjelaskan apa yang menjadi keunggulan dan keuntungannya menyempurnakan teknologi lama dari sebelumnya untuk sampai kepada penerapannya dilapangan untuk menggunakan teknologi baru tersebut dan dinilai cukup jelas secara terbuka dalam menyampaikan informasinya.

Kemudian untuk mengetahui keefektifan peran penyuluh pertanian tersebut. Penilaiiannya yang dapat diamati, apabila jumlah persentasi dari parameter penilaiian petani yang diperoleh dari penjumlahan secara keseluruhannya telah mampu menunjukkan angka di atas rata-rata 50% pada prestasi kerjanya. Maka kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan tersebut baru


(24)

dapat dikatakan efektif. Untuk melihat rekapitulasi parameter peran penyuluh pertanian tersebut, dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.

Tabel 15. Rekapitulasi Parameter Peran Penyuluh Pertanian No Parameter yang digunakan Persentase

( % ) 1 Sumber Informasi Penyuluh dapat Diterima

dengan Baik Petani

74,2 2 Kepemimpinan Penyuluh Mampu

Memenuhi Kebutuhan Petani

77,4 3 Nasehat Disampaikan Mampu Meyakinkan

Petani

74,2 Total 100 Rata-Rata

Sumber: Data olahan, 2016

Tabel 15, Diketahui bahwa parameter peran penyuluh pertanian yang diperoleh dari penilaian petani telah menunjukkan angka rata-rata sebesar 77,4%. Maka dapat dikatakan bahwa penyuluh pertanian telah berperan dengan baik dan mampu memberikan kontribusinya yangcukup baik kepada petani.

Meskipun pelaksanaan kegiatan penyuluhan sudah dapat dikatakan baik saat ini, bukan berarti pembinaan oleh penyuluh pertanian telah cukup memuaskan dari banyak kalangan petani itu sendiri. Namun, akan lebih baik lagi jika penyuluh pertanian dapat meningkatkan perannya dimasa mendatang,dengan didukung penyuluh pertanian yang memiliki kecakapan berkomunikasi yang lebih baik lagi dalam meningkatkan pengetahuan baik penyuluh maupun para petaninya.

Hal itu dapat diperoleh baik penyuluh pertanian maupun petaninya dengan meningkatkan pengetahuannya melalui pelatihan bersama tenaga ahli/instansi Lembaga ilmu yang sesuai di bidangnya masing-masing. Agar penyuluh pertanian setidaknya mampu meningkatkan pengetahuan petani


(25)

binaannya. Selain itu penyuluh lebih mampu memberikan pelayanan yang mudah serta maksimal nantinya didalam melaksanakan tugasnya bersama petani dan petani juga mampu mencapai pada tingkat kesejahteraan ekonomi bagi keluarganya. Sehingga penyuluh pertanian mampu mencapai tingkat prestasi kerja yang lebih maksimal apabila semua berjalan dengan saling besinergi dengan petaninya dalam memajukan sektor pertanian, khususnya komoditas tanaman padi ini sebagai kebutuhan pokok nasional secara berkelanjutan.

Peran penyuluh juga membantu para petani untuk memecahkan permasalahannya sendiri dengan kemampuan yang dimiliki sendiri, sehingga petani menjadi lebih baik. Penyuluh juga memiliki peran untuk menyampaikan program-program pemerintah untuk menyampaikan teknologi baru dalam peningkatan produksi pada bidang pertanian. Peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah di daerah penelitian diukur melalui penilaian dari jawaban – jawaban kelompok tani responden terhadap kuisioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang telah diberikan. Jadwal pertemuan antara penyuluh dengan petani diadakan 2 (dua) kali pertemuan dalam sebulan yaitu di selenggarakan di tempat perkumpulan anggota kelompok tani sebuah saung yang telah diberi bantuan oleh pemerintah. Jika ada masalah pada padi sawah petani segera diadakan pertemuan untuk melihat apa yang terjadi pada padi sawah petani tersebut sehingga dapat mengatasi permasalahan padi sawah petani dengan cepat dan efektif.

Berikut daftar Nama-nama kelompok tani yang ada di Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat 2015:


(26)

Tabel 16. Daftar Nama-Nama Kelompok Tani Padi Sawah di Desa Pasar Rawah 2015

No Nama – Nama Kelompok Tani di Desa Pasar Rawah 17. Kelompok Tani Jaya Tani

18. Kelompok Tani Giat Usaha 19. Kelompok Tani Tunas Mekar 20. Kelompok Tani Harapan Baru 21. Kelompok Tani Bangun Sari 22. Kelompok Tani Pelita 23. Kelompok Tani Mekar Jaya 24. Kelompok Tani Suka Jadi 25. Kelompok Tani Mulia

26. Kelompok Tani Beringin 27. Kelompok Tani Tunas Baru 28. Kelompok Tani Harapan 29. Kelompok Tani Tani Baru 30. Kelompok Tani Tunas Jaya 31. Kelompok Tani Sri Rezeki 32. Kelompok Tani Sido dadi

Sumber : Monografi Desa 2015

Adapun Program-program penyuluh pertanian yaitu, menanam tepat waktu, menggunakan bibit unggul, menanam dengan sistem legowo, menggunakan pupuk sesuai dosis dan manfaatnya.

Kategori petani mengikuti program - program penyuluhan dalam setiap indicator dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17. Kategori petani mengikuti program penyuluhan dalam Setiap Indikator

No Indikator Petani dalam mengikuti program

Kategori Jumlah ( orang )

Persentase ( % )

1 Menanam Tepat Waktu Ya 23 74,2

Ragu-ragu 8 25,8

Tidak 0 0

2 Menggunakan Bibit Unggul Ya 27 87,0

Ragu-ragu 4 13.0


(27)

3 Menanam dengan sistem Legowo Ya 31 100

Ragu-ragu 0 0

Tidak 0 0

4 Menggunakan Pupuk Sesuai Dosis dan Manfaatnya

Ya 26 83,8

Ragu-ragu 5 16,2

Tidak 0 0

5.1.4 Menanam Tepat Waktu

Penyuluh pertanian dan kelompok tani Harapan Baru mengadakan sosialisasi bercocok tanam secara tepat waktu tiga kali dalam rentang waktu enam bulan, hal ini dikarenakan setiap adanya teknologi yang masuk harus disosialisasikan kepada petani anggota agar petani dapat dengan mudah menyerap dan mengaplikasikan cara cara bercocok tanam yang baru. Kegiatan kegiatan yang dilakukan meliputi cara bercocok tanam yang baru, pengaplikasian teknologi yang baru, dan penggunaan benih unggul, penggunaan pestisida yang tepat dan bijak, serta kegiatan penyuluhan mengenai dampak penggunaan pestisida kimia terhadap lingkungan pertanian, hal ini merupakan salah satu hal yang harus disampaikan kepada petani karena menyangkut penggunaan lahan secara jangka panjang. 5.1.5 Menanam Dengan Sistem Legowo

Program Penyuluh pertanian dalam penanaman padi sawah menggunakan system jajar legowo, Tujuan utama dari Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir.


(28)

Gambar 2. Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

Berdasarkan pengalaman, tanaman padi yang berada di pinggir akan menghasilkan produksi padi lebih tinggi dan kualitas dari gabah yang lebih baik, ini dikarenakan tanaman padi di pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Itulah sebabnya sistem jajar legowo menjadi salah satu pilihan dalam proses meningkatkan produksi gabah.

Semua petani anggota dapat langsung menerapkan cara bercocok tanam yang telah disosialisasikan pada rapat anggota dan hal ini juga berguna agar semua petani anggota mendapatkan perlakuan yang sama dari penyuluh lapangan. Dari 31 petani sampel yang diwawancarai semua petani mengikuti program yang ditetapkan oleh penyuluh pertanian, dengan system penanaman padi jajar legowo. hal ini dinilai efektif dalam proses meningkatkan produksi padi sawah.

5.1.6 Menggunakan Bibit Unggul

Dalam menentukan bibit unggul yang akan dipakai untuk penanaman padi sawah kelompok tani Harapan Baru mengikuti pedoman yang diberikan oleh Dinas


(29)

Pertanian Kabupaten Langkat, penyuluh lapangan mengatakan setiap 3 bulan sekali penyuluh akan mengahadiri rapat sosialisasi di Dinas Pertanian kabupaten untuk membahas mengenai penggunaan bibit unggul yang akan digunakan pada masa penanaman padi sawah, sampai saat ini jenis bibit unggul yang digunakan adalah Padi Gogo, yang secara serempak dipakai di semua kecamatan di Kabupaten Langkat. Dari 31 petani sampel yang diwawancarai menjawab bahwa bibit padi gogo yang digunakan memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan hama serta memiliki kualitas biji padi yang bernas dan bagus, sehingga produksi padi sawah yang didapatkan tinggi dan tidak banyak yang lapung atau kosong dan tidak berisi. Keuntungan lain yang didapatkan dengan Bibit Unggul Padi Gogo ini ialah padi dapat dipanen lebih cepat daripada bibit tradisional yang dipakai dahulu

Dari hasil wawancara terhadap 31 petani sampel dapat dideskripsikan bahwa peranan penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah di daerah penelitian baik.

5.1.7 Menggunakan Pupuk Sesuai Dosis dan Manfaatnya

Program penyuluh pertanian menganjurkan kepada para petani agar mengunakan pupuk sesuai dengan dosis dan manfaatnya. Adalah untuk Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil pertanian, Meningkatkan efisiensi pemupukan, Meningkatkan kesuburan dan kelestarian tanah; serta Menghindari pencemaran lingkungan dan keracunan tanaman. Diharapkan dengan pemupukan sesuai status . Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan tanaman ditetapkan dengan uji tanah.


(30)

Pemupukan merupakan faktor penting dalam pengelolaan budidaya tanaman padi, pemupukan bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah agar mampu menopang kebutuhan hara tanaman, mencegah terserang hama dan penyakit karena tanaman menjadi sehat, memperbaiki struktur tanah agar tanah mampu mengikat air, dan tanaman tumbuh optimal dengan hasil yang maksimal.

Pada saat melakukan pemupukan yang perlu di ingat adalah tepat jenis, tepat cara, tepat waktu dan tepat ukuran. Agar pupuk yang sudah diaplikasikan ke lahan pertanian memberikan hasil yang baik. Dari 31 petani sampel yang diwawancarai menjawab bahwa menggunakan pupuk sesuai dosis dan manfaatnya yang digunakan dapat meningkatkan mutu hasil pertanian.

Hal ini didapat dari tanggapan positif yang diberikan oleh petani sampel atas pertanyaan yang diajukan pewawancara selama mengadakan wawancara mengenai peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah petani sampel. Dengan menggunakan metode wawancara secara langsung kepada petani sampel diharapkan memberikan gambaran mengenai peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah di daerah penelitian

Tabel.18 Tingkat adopsi petani mengikuti program penyuluh pertanian

No Uraian Anjuran Indikator

1 Menanam Tepat Waktu

• Proses penanaman dilakukan sesuai yang dianjurkan

1. Mengikuti semua teknologi sesuai anjuran 2. Melakukan

teknologi tetapi tidak sesuai anjuran 3. Tidak

melakukan teknologi


(31)

2 Menggunaka

n Bibit Unggul

• Jenis bibitnya sudah diakui dengan SK mentri pertanian dan diresmikan oleh negara

1. Mengikuti semua teknologi sesuai anjuran

2. Melakukan teknologi tetapi tidak sesuai anjuran 3. Tidak melakukan teknologi 3 Menanam

dengan sistem Legowo

• Setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan pada jarak tanam dalam baris yang memanjang

diperpendek menjadi setengah jarak tanam dalam barisnya

1. Mengikuti semua teknologi sesuai anjuran 2. Melakukan

teknologi tetapi tidak sesuai anjuran 3. Tidak

melakukan teknologi 4 Menggunaka

n Pupuk Sesuai Dosis dan

Manfaatnya

• Urea dan NPK Ponska (100kg : 300kg/ha). Umur 7 hst berikan urea 30% dan NPK ponstan 50%, pada umur 20 hst berikan urea 40% dan setelah umur 30 hst berikan urea 30% dan NPK ponska 50%

1. Mengikuti semua teknologi sesuai anjuran 2. Melakukan

teknologi tetapi tidak sesuai anjuran 3. Tidak

melakukan teknologi

Dari hasil wawancara keseluruhan mengenai seberapa besar peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah di Desa Pasar Rawah Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat, dapat dilihat bahwa semua kegiatan penyuluh pertanian dapat membantu petani dalam meningkatkan


(32)

produksi padi sawahnya melalui kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian bersama kelompok tani.

Dimana kelompok tani mengikuti program penyuluhan pertanian sudah 5 (lima) tahun, dalam mengikuti program penyuluhan pertanian produksi padi sawah kelompoktani meningkat dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 19. Produksi Padi Sawah (ton) di Kecamatan Gebang Tahun 2010 - 2014

No Desa/Kelurahan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Paya Bengkuang 1729 1729 1882 1093 1765

2 Air Hitam 3924 3924 1700 1678 367

3 Padang Langka 1210 1210 1093 1047 135

4 Paluh Manis 7233 7233 8090 7747 7743

5 Pekan Gebang 4602 4602 4106 4653 4327

8 Pasar Rawa 9411 9411 9425 9957 10.150

9 Bukit Mengkirai 2578 2578 2368 2163 2145

10 Pasiran 2832 2832 4288 3890 3295

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2015

Berdasarkan data pada Tabel 13 menunjukan bahwa produksi di desa pasar rawa konsisten, Di lihat dari perkembangan produksi selama 5 tahun terakhir respon petani cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan kelompok tani sehingga petani lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah miliknya dan membuat produksi padi sawah semakin tinggi selama 5 tahun terakhir.

5.2 Motivasi Petani dalam Mengikuti Program Penyuluhan Pertanian Motivasi adalah dorongan dari dalam diri petani untuk mengikuti program penyuluhan pertanian yang akan dilakukan, motivasi berpengaruh penting dalam penentuan keberhasilan kegiatan usahatani, pengukuran motivasi petani dalam


(33)

mengikuti program penyuluhan pertanian dapat diindikatorkan menjadi lima indikator, yakni untuk peningkatan produksi, untuk meminimalisir biaya produksi seperti mendapatkan bibit yang lebih murah, pupuk yang lebih murah dan pestisida yang lebih murah, meningkatkan pendapatan, mempermudah kegiatan usahatani, mengetahui cara bercocok tanam yang baik dan informasi terbaru serta mendapatkan kemudahan dalam akses pasar. Yang memotivasi para kelompok tani untuk mengikuti program-program penyuluhan pertanian yaitu motivasi internal atau motivasi yang timbul dari dalam diri petani itu sendiri yang terdiri dari harga diri, harapan pribadi, keinginan,agar padi yang di tanam hasil produksinya meningkat serta kebutuhan dan kepuasaan kerja. Dari faktor-faktor yang telah disebutkan, maka kelima faktor tersebut sangat mempengaruhi motivasi internal petani padi. Sehingga para petani termotivasi dengan adanya program penyuluhan pertanian untuk meningkatkan produksi padi sawah,

5.2.1. Motivasi Petani

Kategori Motivasi petani mengikuti kegiatan dalam setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20. Kategori Motivasi mengikuti kegiatan dalam Setiap Indikator No Indikator Motivasi dalam

mengikuti kegiatan

Kategori Jumlah ( orang )

Persentase ( % )

1 Peningkatan Produksi Ya 23 74,2

Ragu-ragu 8 25,8

Tidak 0 0

2 Meminimalisir Biaya Produksi

• Bibit yang lebih murah

• Pupuk yang lebih murah

• Pestisida yang lebih murah

Ya 27 87,0

Ragu-ragu 4 13.0

Tidak 0 0

3 Meningkatkan Pendapatan Y 31 100


(34)

Tidak 0 0 4 Mempermudah Kegiatan

Usahatani

Ya 26 83,8

Ragu-ragu 5 16,2

Tidak 0 0

5 Mengetahui cara bercocok tanam yang baik dan informasi terbaru

Ya 28 90,3

Ragu-ragu 3 9,7

Tidak 0 0

Sumber : Data diolah dari Lampiran 4, 5, 6, 7 2016

Tabel 21. Jumlah Sampel yang Menjawab Masuk Kelompok Tani Untuk Meningkatkan Produksi

Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % ) Ya 23 74,2 Ragu-ragu 8 25,8 Tidak 0 0 Total 31 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 4 2016

XDari hasil skoring tabel 21 diketahui bahwa mengikuti program penyuluhan pertanian dalam indikator peningkatan produksi memeperlihatkan bahwa ada 23 petani ( 74,2 % ) yang termasuk kategori tinggi karena para petani mau mengikuti program penyuluh pertanian karena ingin meningkatkan pendapatan,sedangkan 8 petani (25,8%) menjawab ragu ragu, karena belum bisa memberikan alasan kenapa produksi belum bisa meningkat dan tidak ada petani yang memeberikan jawaban tidak untuk indikator peningkatan produksi, hal ini membuktikan bahwa peranan kelompok tani untuk kategori peningkatan produksi didaerah penelitian adalah tinggi.

Tabel 22. Jumlah Sampel yang Menjawab Masuk Kelompok Tani Untuk Meminimalisir Biaya Produksi

Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % ) Ya 27 87,0 Ragu-ragu 4 13,0 Tidak 0 0 Total 31 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 5 2016


(35)

Dari hasil skoring tabel 22 diketahui bahwa mengikuti program penyuluhan pertanian dalam indikator motivasi mengikuti kegiatan program penyuluhan pertanian untuk meminimalisir biaya produksi ada 27 petani (87,0%) yang mengatakan ya, dan 4 petani (13,0%) yang menyatakan ragu ragu dan tidak ada petani yang menjawab tidak, sehingga dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa motivasi petani dalam mengikuti program penyuluh pertanian untuk meminimalisir biaya produksi adalah tinggi, hal ini disebabkan oleh pemerintah mampu menyediakan bibit yang lebih murah, pupuk yang lebih murah dan pestisida yang lebih murah

Tabel 23. Jumlah Sampel yang Menjawab Masuk Kelompok Tani Untuk Meningkatkan Pendapatan

Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % ) Ya 31 100

Ragu-ragu 0 0 Tidak 0 0 Total 31 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 6 2016

Dapat di ketahui dari tabel 23 bahwa motivasi petani dalam mengikuti program penyuluhan pertanian untuk meningkatkan pendapatan adalah sebanyak 31 orang menjawab ya, atau dengan kata lain semua petani sampel memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti kegiatan kelompok tani demi meningkatkan pendapatan, hal ini dikarenakan semenjak adanya program penyuluhan pertanian, petani dapat dengan mudah mengakses semua srana dan prasarana kegiatan usahatani, sehingga biaya produksi dapat ditekan.


(36)

Tabel 24. Jumlah Sampel Menjawab Masuk Kelompok Tani Untuk Mempermudah Kegiatan Usahatani

Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % ) Ya 26 83,8 Ragu-ragu 5 16,2 Tidak 0 0 Total 31 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 7 2016

Dari tabel 24 dapat diketahui bahwa motivasi petani mengikuti program penyuluh pertani untuk mempermudah kegiatan usahatani yakni 26 petani (83,8%) mengatakan ya, dan 5 petani (16,2%) mengatakan ragu ragu, dari hasil analisis motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mempermudah kegiataan kelompok tani dikatakan tinggi. Hal ini disebabkan peranan kelompok tani dalam mempermudah program penyuluhan pertanian seperti penyediaan sarana dan perawatan prasrana usahatani membuat petani semakin mudah dalam kegiatan usahataninya

Tabel 25. Jumlah Sampel Menjawab Masuk Kelompok Tani Untuk Mengetahui cara Bercocok Tanam yang Baik dan Informasi Terbaru

Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % ) Ya 28 90,3 Ragu-ragu 3 9,7 Tidak 0 0 Total 31 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 8 2016

Dari tabel 25 dapat dilihat bahwa motivasi petani dalam mengikuti program penyuluh pertani untuk mengetahui cara bercocok tanam yang baru dan informasi terbaru adalah sebesar 28 petani (90,3%) mengatakan ya dan 3 petani (9,3%) mengatakan ragu ragu, hal ini menunjukkan bahwa motivasi petani dalam mengikuti program peyuluh pertanian tani untuk mengetahui cara bercocok tanam adalah tinggi


(37)

Dari hasil penelitian (lampiran 3) secara keseluruhan diperoleh skor rata rata untuk motivasi petani dalam mengikuti kegiatanprogram penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah adalah 92,95%, artinya motivasi petani dalam mengikuti kegiatan Penyuluh Pertanian di Desa Pasar Rawah Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat adalah tinggi, atau dengan kata lain peran penyuluh pertanian berpengaruh dalam peningkatan produksi usahatani padi sawah di daerah penelitian.


(38)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari respon petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian dengan mengikuti program yang diadakan oleh penyuluh

2. Motivasi petani dalam mengikuti program penyuluh pertanian termasuk kategori tinggi.

3. Dengan mengikuti program penyuluhan pertanian para petani lebih mudah dalam melakukan kegiatan usahataninya.

Saran

Kepada Petani:

- Diharapkan kepada petani agar lebih rajin mengikuti kegiatan-kegiatan penyuluhan yang dilakukan bimbingan penyuluh pertanian.

Kepada Pemerintah Desa

- Diharapkan kepada pemerintah desa agar lebih memperhatikan imfrastruktur jalan agar menjadi lebih baik.

Kepada Penyuluh

- Diharapkan kepada penyuluh agar dapat meningkatkan frekuensi kunjungan dan pertemuan dengan petani untuk mengikuti setiap kegiatan


(39)

penyuluhan pertanian dan memberikan informasi serta teknologi yang terbaru kepada petani.

Kepada Peneliti Selanjutnya

- Peneliti selanjutnya diharapkan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan peningkatan pendapatan petani padi sawah.


(40)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Penyuluh Pertanian, Kelompok Tani, dan Usahatani padi sawah 2.1.1 Penyuluh Pertanian

Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Kegiatan tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut penyuluh pertanian (Van Den Ban dan Hawkins, 1999). Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartasapoetra (1994) yang menyatakan penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan prilaku petani, yaitu mendorong petani mengubah prilakunya menjadi petani dengankemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peran penyuluh,petani diharapkan menyadari akan kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri, dan dapat berperan di masyarakat dengan lebih baik.

Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaanyang dapatdigunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak,petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang di berikan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani. Van Den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan bahwa konsep dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk sosial yang disadari. Komunikasi yang disengaja melalui informasi adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang benar serta mengubah prilaku petani menjadi lebih baik.


(41)

2.1.2Kelompok Tani

Kelompok tani merupakan kelompok belajar yang bertujuan untuk saling belajar informasi, pengalaman tentang berbagai kemajuan dibidang pertanian. Dalam kelompok tersebut biasanya terjadi dialog, diskusi tentang pengalaman-pengalaman atau kemampuan teknologi yang ada sekarang (Sismanto, 1984). Kelompok tani secara tidak langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usaha tani melalui pengelolaan usaha tani secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok tani, para petani dapat bersama - sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal. Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani juga dikemukakan oleh Mosher (1968).

Kelompok Tani menurut Anonim dalam Mardikanto (1993) diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau yang terdiri dari petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/pemudi) yang terikat secara formal dalam suatu wilayah keluarga atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.


(42)

2.1.3 Usahatani Padi Sawah

Sebagai negara agraris, Indonsia harus dapat memajukan sektor pertanian untuk kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu, pertanian menjadi sangat penting disaat terjadi kekurangan pangan di beberapa daerah di Indonesia. Pertanian yang dominan adalah penghasil pangan, haruslah dikelola dengan sebaik baiknya, maka peran penyuluh pertanian sangat perlu untuk memajukan pertanian di Indonesia (Ilham 2010).

Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan keniscayaan dalam pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja dan lapangan berusahaserta mengentaskan kemiskinan. Sejarah telah membuktikan hasil gemilang atas program dan motivasi yang tinggi para Penyuluh Pertanian Lapangan(PPL) dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian khususnya keberhasilan dalam pencapaian swasembada beras sehingga dapat merubah citra semula sebagai negara pengimpor berasmenjadi negara pengekspor beras terbesar di dunia. Namun keberhasilan pencapaian swasembada beras tersebut tidak dapat dipertahankan seiring dengan penurunan kinerja dari para penyuluh pertanian (Departemen Pertanian, 2009).

Agar usahatani padi sawah dapat dilaksanakan dengan baik dan untuk meningkatkan produksi padi sawah maka diperlukan beberapa faktor produksi, seperti: ketersediaan bibit, pupuk, pertisida, alat-alat pertanian, mesin mesin pertanian, saluran irigasi, tenaga kerja dan lain-lain(Departemen Pertanian 2010).


(43)

2.2Landasan Teori

2.2.1 Peranan Penyuluh Pertanian

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status) seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannnya sesuai dengan kedudukan menunjukkan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban harus saling berkaitan yang dijalankan seseorang sesuai dengan ketentuan peranan yang seharusnya dilakukan dan sesuai dengan harapan peranan yang dilakukan (Departemen Pertanian, 2009).

Menurut Fashihullisan (2009) peranan penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu: menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan masyarakat untuk menentukan program pembangunan, memberi kemampuan masyarakat dalam mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan dalam menguasai lingkungan sosialnya. Peran seorang pekerja pengembangan masyarakat dapat dikategorikan ke dalam empat peran, yaitu :

1. Peran fasilitator (FacilitativeRoles), 2. Peran pendidik (Educational Roles),

3. Peran utusan atau wakil (Representasional Roles), dan 4. Peran teknikal (Technical Roles)

Mosher (1997) menguraikan tentang peran penyuluh pertanian, yaitu: sebagai guru, penganalisa, penasehat, sebagai organisator, sebagai pengembang kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap hubungan masyarakat petani. Kartasapoetra (1994) juga menjelaskan tentang peran penyuluh yang sangat penting bagi terwujudnya pembangunan pertanian modern yaitu pembangunan pertanian berbasis rakyat. Peran penyuluh tersebut adalah:


(44)

1. Sebagai peneliti; mencari masukan terkait dengan ilmu dan teknologi, penyuluh menyampaikan, mendorong, mengarahkan dan membimbing petani mengubah kegiatan usahataninya dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi. 2. Sebagai pendidik; meningkatkan pengetahuan untuk memberikan informasi

kepada petani agar dapat mengelola usahataninya secara lebih efektif, efisien, dan ekonomis.

3. Sebagai penyuluh; menimbulkan sikap keterbukaan bukan paksaan, penyuluh berperan serta dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan hidup para petani beserta keluarganya.

Dapat dilihat bahwa peran penyuluh sangat berat, mengharuskannya memiliki kemampuan tinggi, Oleh karena itu, kualitas dari penyuluh harus terus ditingkatkan sehingga mampu berperan dalam memberikan penyuluhan dan mewujudkan pembangunan pertanian.

2.2.2 Kelompok Tani

Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di pedesaan yang ditumbuhkembangkan “dari, oleh dan untuk petani”, memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Ciri kelompok tani

a) Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota b) Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani c) Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha,


(45)

d) Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama

2. Unsur Pengikat Kelompok Tani

a) Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya

b) Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya

c) Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya

(Dinas Pertanian Kota Medan, 2008).

Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang atau petani yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/pemudi) yang terikat secara non formal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Mardikanto, 1993).

Beberapa keuntungan dalam pembentukan kelompok tani adalah sebagai berikut : 1. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya

kepemimpinan kelompok

2. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antara petani

3. Semakin cepat proses perembesan (difusi) penerapan inovasi baru

4. Semakin meningkatnya orientasi pasar baik yang berkaitan erat dengan input maupun outpun yang dihasilkan


(46)

5. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasan oleh petani itu sendiri

Motivasi utama keikutsertaan anggota dalam kelompok tani terutama didorong oleh hasrat meningkatkan kemampuan berusaha tani dan pemenuhan kebutuhan primer (terutama yang berupa sarana produksi) (Mardikanto, 1993). 3. Peranan kelompok tani

Peranan menunjuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi kelompok tani dalam struktur sosial. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari kelompok tani dalam suatu kedudukan atau status. Peranan dalam pengertian sosiologi adalah perilaku atau tugas yang diharapkan dilaksanakan kelompok tani berdasarkan kedudukan atau status yang dimilikinya.

Dengan lain perkataan, peranan ialah pengejawantahan jabatan atau kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan sesama manusia dalam suatu masyarakat atau organisasi (Dinas Pertanian Kota Medan, 2008).

2.2.3 Usahatani Padi Sawah

Padi sebagai komoditas pangan utama mempunyai nilai strategis yang sangat tinggi, sehingga diperlukan adanya penanganan yang serius dalam upaya peningkatan produktivitasnya. Besarnya peranan pemerintah dalam pengelolaan komoditas pangan khususnya padi dapat dilihat mulai dari kegiatan pra produksi seperti penyediaan bibit unggul , pupuk, obat obatan, sarana irigasi, kredit produksi dan penguatan modal kelembagaan petani. Usaha peningkatan produksi


(47)

dan pendapatan usahatani padi tidak akan berhasil tanpa penggunaan teknologi baru baik dibidang teknis budidaya, benih, obat-obatan dan pemupukan (Ilham, 2010).

Untuk meningkatkan produktivitas usahatani padi sawah sekaligus memberdayakan petani. Departemen Pertanian (2000) melalui program peningkatan ketahanan pangan telah memberikan fasilitas penguatan modal, pelatihan dan pembinaan agar petani mau dan mampu bekerjasama dan mampu menerapkan teknologi sesuai rekomendasi dengan manajemen usahatani yang profesional.

2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 3. Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Rumusan masalah V Variabel Pengamatan M Metode Analisis Kesimpulan 1. M. Najib

(2001) Peranan penyuluh pertanian dalampenge mbangan kelompok tani di desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegar a

1. Bagaimana peran penyuluh pertanian dalam pengemban gan kelompok tani di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegar a?

2. Adakah kendala penyuluh pertanian di lapangan dalam

1. Aspek Sosial 2. Aspek

Ekonomi

- Analisis Deskriptif - Uji chi square

2. Kegiatan penyuluhan di Desa Bukit Raya sudah berjalan optimal. Peranan Penyuluh Pertanian dalam pengembanga n kelompok tani dari hasil perhitungan χ² hitung adalah

sebesar 11,26 sedangkan χ² tabel ( α = 0,05 ) = 9,49 (kategori peran penyuluh) dan χ² hitung


(48)

upaya pengemban gan

kelompok tani ?

= 20,71 dan χ² tabel ( α = 0,05 ) = 9,49 (kategori pengembanga n kelompok tani) maka Ho ditolak Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian memiliki peranan dalam pengembanga n kelompok tani di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. . Riduansyah Surbakti (2009) Peranan Penyuluh Pertanian Terhadap Pengemban gan Kelompok Tani di Kecamatan Sunggal 1. Bagaimana perkembanga n kelompok tani di daerah penelitian selama empat tahun terakhir? 2. Program dan kegiatan apakah yang dilakukan penyuluh terhadap kelompok tani? 3. Bagaimana sikap kelompok tani terhadap 1. Aspek Sosial 1.Analisis Deskriptif 2. Analisis Deskriptif 3.Skala Likert 4. Metode Skoring Peran Penyuluh Pertanian didaerah penelitian tergolong tinggi dengan jumlah 309 dengan skor rata-rata 51,5 (5,15%) yang terdiri dari 20 pertanyaan


(49)

Program yang disampaikan Penyuluh pertanian? 4. Bagaimana Peranan Penyuluh Pertanian didalam pengembanga n kelompok tani? Aginia Revikasari (2006) Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pengemba nganGabu ngan Kelompok Tani(Gapo ktan) Di Desa Tempuran Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi 1. Bagaimana pelaksanaan peran penyuluh pertanian dalam pengembanga n Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi ? 2. Apa sajakah hambatan-hambatan dalam upaya pengembanga n Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi?

1. Aspek Sosial

1.Analisis Deskriptif 2. Analisis Deskriptif 3. FGD (forum disscusions group) 1. Peranan Penyuluh Pertanian Dalam pengembanga n Gapoktan. Penyuluh pertanian lapang dari BP3K Kecamatan Paron yang bertugas diwilayah Desa Tempuran, dalam usaha pengembanga n Gapoktan Tani Maju sudah menjalankan tugasnya sebagaimana yang tercantum dalam pedoman penumbuhan dan pengembanga n kelompok tani dan Gapoktan tahun 2007.


(50)

3. Adakah faktor pelancar atau faktor pendukung dalam pengembanga nGabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi? Wisnu Raharja 2007) Peran Penyuluh Pertanian Dalam Meningkat kan Kinerja Usaha Tani (Studi Kasus Tanaman Unggulan Padi Di Kabupaten Kudus 1. Bagaimana peran penyuluh pertanian dalam meningkatka n kinerja usaha tani di Kabupaten Kudus ? 2. Bagaimana persepsi kelompok tani terhadap kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Kudus ? 1.Aspek Sosial 1. Analisis Kuantitatif 2. Analisis Kualitatif 1. Peran petugas penyuluh lapangan dalam upaya meningkatka n usaha tani diKabupaten Kudus secara umum sudah dilaksanakan dengan baik, artinyabahwa prosedur pelaksanaan penyuluhan dari mulai dari penyusunan rencana dan jadwal kerja, persiapan administrasi kunjungan lapangan, persiapan bahan alat penyuluhan, pelaksanan program-program


(51)

penyuluhan dan mekanisme pelaksanaan penyuluhan pertanian sudah disusun secara sistematis. Syafriwan 2004) Peranan penyuluha n dan strategi peningkata n peranan penyuluh perkebuna n dalam pengemba ngan kelompok tani pemasaran karet di kabupaten kuantan singingi 1. Bagaimana Peran Penyuluh Perkebunan dalam Pengembang ankelompok Tani Pemasaran Karet di Kabupaten Kuantan Singingi 2. bagaimana Stategi yang digunakan olehpenyuluh perkebunan dalam upaya pengembanga nkelompok tanipemasara n karet di Kabupaten Kuantan Singingi. 1.Aspeksosial 2. Aspek Ekonomi

1. Skala Likert 2. Analisis SWOT dan AHP 1. Penyuluh perkebunan di Kabupaten KuantanSingi ngi berperan dalam pengembanga nkelompok tani pemasaran karet, hal tersebutmeni ngkatkan kinerjadalam kelompok tani yang diikutinya.


(52)

2.4Kerangka Pemikiran

Penyuluh pertanian adalah agen perubahan sikap, tindakan, serta pengetahuan petani ke arah yang lebih baik dan memiliki peran dalam peningkatan usahatani. Dalam melaksanakan penyuluhan terhadap acuan yang menjadi pedoman dalam penyuluhan yang disusun secara sistematis dan memiliki tujuan jangka pendek maupun jangka panjang yang akan dicapai disetiap pelaksanaan tugasnya. Acuan yang dijadikan pedoman inilah yang selanjutnya disebut dengan program penyuluhan pertanian. Program penyuluhan pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan petani, karena petani dapat memiliki gambaran mengenai program yang mereka inginkan dan dikondisikan sesuai dengan usahatani mereka. Petani harus memiliki dorongan dari dalam diri mereka untuk terus bersama-sama bekerja agar produksi padi petani meningkat. Dalam hal ini yang dibutuhkan petani agar timbul dorongan dalam dirinya adalah motivasi. Program penyuluhan pertanian dibuat dengan peran aktif penyuluh pertanian lapangan, dengan tujuan disampaikan kepada petani, dengan itu pendapatan petani akan meningkat.


(53)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : Menyatakan Hubungan

Penyuluh Pertanian

Program Penyuluhan Pertanian -Waktu Penanaman

-Sistem Tanam -Jenis Bibit

-Sistem Penggunaan Bibit

Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian

Motivasi

Usahatani Padi Sawah


(54)

2.5Hipotesis Penelitian

1. Penyuluh Pertanian berperan positifterhadap kelompok tanidalam pengembangan usahatani padi sawah.

2. Penyuluh Pertanianmemotivasi petani dalam mengikuti program penyuluhan pertanian.


(55)

1.1 Latar Belakang

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika karena sebagian besar daerahnya berada didaerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa, yang memotong Indonesia hampir menjadi dua. Pertanian masih merupakan sektor yang memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Salah satu komoditas tanaman pangan di Indonesia adalah padi yang hasil produksinya masih menjadi bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman pertanian dan merupakan tanaman utama dunia. (Sudarman, 2004).

Produksi beras masih mengandalkan produksi padi sawah dalam proses produksinya,padi sawah juga tak lepas dari masalah. Masalah tersebut antara lain: saluran irigasi, sarana produksi, infrastruktur, dan rendahnya partisipasi petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian. Untuk itu diperlukan alternatif teknologi pertanian dan kebijakan pemerintah yang dapat meminimalkan dampak adanya masalah tersebut (Prasetyo, 2002).

Peran penyuluh yaitu membantu petani untuk memecahkan permasalahannya sendiri dengan kemampuan yang dimiliki sendiri, sehingga petani dapat menjadi lebih baik. Penyuluh juga memiliki peran untuk menyampaikan program-program pemerintah dan menyampaikan teknologi baru dalam peningkatan produksi pada bidang pertanian. Program penyuluh pertanian memiliki peran yang penting dalam suksesnya penyuluhan (Priyono, 2009).

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (non formal) bagi petani dan keluarganya agar berubah sikap dan perilakunya untuk bertani lebih


(56)

baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment)(Departemen pertanian, 2009).

Peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu: memberdayakan masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan pertanian, dan memberikan kemampuan masyarakat untuk menentukan program pembangunan pertanian, dan memberi kemampuan masyarakat dalam mengontrol dan menguasai usahataninya (Fashihullisan, 2009).

Dalam upaya menggambarkan penyuluhan pertanian secara menyeluruh dan terpadu diperlukan suatu perencanaan secara matang dan terarah. Perencanaan penyuluh pertanian di tingkat Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) dituangkan dalam Rencana Kerja Penyuluh Pertanian (RKPP), yang bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi pertanian serta teknologi penyampaian informasi penyuluhan pertanian diperlukan peningkatan pengetahuan, keterampilan serta sikap petani yang diasah melalui pelatihan, pendidikan serta pengalaman langsung, sehingga tercipta profesionalisme penyuluh secara baik yang pada akhirnya akan menjadikan petani lebih sejahtera (Dinas Pertanian, 2009).

Subyek pembangunan pertanian adalah petani, masyarakat petani. Secara teoritis pengembangan kelompok tani dilaksanakan dengan menumbuhkan kesadaran para petani, dimana keberadaan kelompok tani tersebut dilakukan dari, oleh dan untuk petani. Pengembangan kelompok tani perlu dilaksanakan dengan nuansa


(57)

partisipatif sehingga prinsip kesetaraan, transparansi, tanggung jawab, akuntabilitas serta kerjasama menjadi muatan-muatan baru dalam pemberdayaan petani. Suatu kelompok tani yang terbentuk atas dasar adanya kesamaan kepentingan diantara petani menjadikan kelompok tani tersebut dapat eksis dan memiliki kemampuan untuk melakukan akses kepada seluruh sumber daya seperti sumber daya alam, manusia, modal, informasi, serta sarana dan prasarana dalam mengembangkan usahatani yang dilakukannya (Jasmal, 2007).

Peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu: memberdayakan masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan pertanian,dan memberi kemampuan masyarakat dalam mengontrol dan menguasai usahataninya (Fashihullisan, 2009).

Petani sebagai subjek utama yang menentukan kinerja produktivitas usahatani yang dikelolanya. Secara naluri petani menginginkan usahataninya memberikan manfaat tertinggi dari sumber daya yang dikelola. Produktivitas sumber daya usahatani tergantung pada teknologi yang diterapkan. Oleh kareana itu, kemampuan dan kemauan petani dalam menggunakan teknologi yang didorong oleh aspek sosial dan ekonomi merupakan syarat mutlak tercapainya upaya pengembangan pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas di suatu daerah (Yusdja, dkk, 2004)

Sesuai dengan Undang Undang nomor 16 Tahun 2006 program penyuluhan pertanian tingkat desa merupakan salah satu wujud perencanaan partisipasi masyarakat. Hal ini tercermin dari definisi program penyuluhan pertanian tingkat desa yaitu rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.Kata


(58)

motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Menurut Hasibuan (1996) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang agar mau berkerja sama, berkerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Sedangkan menurut Kartono (1982) motivasi adalah sebab, alasan dasar, gambaran dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap segenap tingkah laku manusia. Secara sederhana motivasi diartikan sebagai suatu daya pendorong atau perangsang untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Kaitannya dengan tingkat partisipasi petani, sejauh mana penyuluhan dapat mendorong atau merangsang petani untuk ikut mengadopsi teknologi tanam padi sawah dalam kegiatan usahataninya.

Penelitian ini dilakukan di desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dan sebagai gambaran tentang luas panen produksi dan produksi rata-rata padi sawah di Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel berikut.


(59)

Tabel 1.Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Padi Sawah di Kabupaten Langkat 2014.

Sumber : Badan Pertanian Kabupaten Langkat 2015

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten Langkat memiliki banyak kecamatan yang mengelola padi sawah maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentangPeran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam pengembangan Usahatani Padi Sawah khususnya di desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.

Desa Pasar Rawah Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat mempunyai 16 Kelompok tani.

Berikut daftar nama-nama kelompok tani yang ada di Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat :

Kecamatan LuasPanen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata produksi (Kw/ Ha) (1) (2) (3) (4)

1. Bahorok 8.245 5 700 55,99

2. Salapian 8.445 1 645 58,54

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 29. Sei Bingai Kuala Selesai Binjai Stabat Wampu Batang Serangan Padang Tualang Hinai Secanggang Tanjung Pura Gebang Babalan Sei Lepan Brandan Barat Besitang Pangkalan Sus 40.612 18.165 22.207 29.080 17.476 8.951 5.506 15.335 7.298 51.521 58.581 36.509 45.254 17.518 14.740 15.299 27.928 25 778 11 908 21 862 26 762 12 493 8 268 1 088 3 199 21 115 48 412 41 142 19 486 50 457 15 502 10 092 15 593 25 537 63,29 63,51 59,44 62,15 57,07 56,13 54,13 55,93 61,56 59,54 62,13 60,03 59,72 57,16 57,05 58,49 58,25


(60)

Tabel 2.Daftar Nama-Nama Kelompok Tani Padi Sawah di Desa Pasar Rawah 2015

No Nama – Nama Kelompok Tani di Desa Pasar Rawah 1. Kelompok Tani Jaya Tani

2. Kelompok Tani Giat Usaha 3. Kelompok Tani Tunas Mekar 4. Kelompok Tani Harapan Baru 5. Kelompok Tani Bangun Sari 6. Kelompok Tani Pelita 7. Kelompok Tani Mekar Jaya 8. Kelompok Tani Suka Jadi 9. Kelompok Tani Mulia

10. Kelompok Tani Beringin 11. Kelompok Tani Tunas Baru 12. Kelompok Tani Harapan 13. Kelompok Tani Tani Baru 14. Kelompok Tani Tunas Jaya 15. Kelompok Tani Sri Rezeki 16. Kelompok Tani Sido dadi Sumber : Monografi Desa 2015

Adapun program penyuluhan di desa Pasar Rawah adalah melakukan pindah tanam benih padi dari persemaian ke lahan. Setelah melakukan penanaman, dilanjutkan dengan Sekolah Lapang (SL), dimana petani diberi ilmu/materi tentang budidaya padi, serta dibuka sesi diskusi antar petani dan pemateri. Melakukan pengamatan pada lahan untuk mengamati hama dan penyakit yang menyerang pertanaman padi. Selain pengamatan hama dan penyakit, dilakukan juga pengamatan terhadap jumlah anakan padi setelah pindah tanam 14 Hari Sebelum Tanam (HST). Kegiatan penyuluhan pertanian bertujuan meningkatkan produksi petani dan keluarganya melalui peningkatan produksi pertanian.


(61)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah?

2. Bagaimana motivasi petani dalam mengikuti program penyuluhan pertanian?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah.

2. Untuk mengetahui motivasi petani dalam mengikuti program penyuluhan pertanian.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam hal ini penyuluh pertanian dalam pengembangan usahatani padi sawah.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi untuk peneliti selanjutnya. 3. Berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis.


(62)

ABSTRAK

ARY MUNANDAR HASIBUAN (110304103) dengan judul penelitian PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI PADI SAWAH. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS dan Bapak Ir. M. Jufri, M.si.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah dan untuk mengetahui motivasi petani dalam mengikuti program penyuluhanpertanian di Desa Pasar Rawah Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriftif. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja. Dan pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder.Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah di Desa Pasar Rawah tergolong baik,danmotivasipetanidalam mengikuti program penyuluh pertanian memilikimotivasitinggidalammengikuti program penyuluhan.Dapatdisimpulkanperanpenyuluhpertanianterhadapkelompoktanidala mpengembanganusahatanipadisawah di daerahpenelitianberhasil, karena para petanitermotivasidalammengikuti program penyuluhpertanian.


(63)

ARY Munandar HASIBUAN (110304103) with the title of ROLE OF GROUP FARMING DEVELOPING IN FARMING PADI SAWAH. The led by Mrs. Dr. Ir. Salmiah, MS and Ir. M. Jufri, M.Sc.

The purpose of this study was to determine the role of agricultural extension workers to farmers' groups in the development of rice farming rice fields and to know the motivation of farmers in agricultural extension program in Rawah Market Village, GebangsubdistrictLangkat. Data analysis method used is descriptive analysis method. The research area determined on purpose. And data collection conducted primary and secondary. This research conducted on October 2015 in the village of RawahPasarGebangsubdistrictLangkat

The results showed that the level of the role of agricultural extension to farmers' groups in developing lowland rice farming in classified Rawah Market Village is good, and motivation of farmers in the agricultural extension program is high in following the extension program. It can be concluded role of agricultural extension to farmers' groups in developing lowland rice farming in the area of research work, because the farmers are motivated to follow the agricultural extension program.

Keywords: The role of agricultural extension agents, farmers Motivation, Rice Field Farming


(64)

PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP KELOMPOK TANI

DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI PADI SAWAH

(Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat) SKRIPSI

OLEH:

ARY MUNANDAR HASIBUAN 110304103

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(65)

DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI PADI SAWAH

(Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat) SKRIPSI

ARY MUNANDAR HASIBUAN 110304103

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(66)

ABSTRAK

ARY MUNANDAR HASIBUAN (110304103) dengan judul penelitian PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI PADI SAWAH. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS dan Bapak Ir. M. Jufri, M.si.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah dan untuk mengetahui motivasi petani dalam mengikuti program penyuluhanpertanian di Desa Pasar Rawah Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriftif. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja. Dan pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder.Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah di Desa Pasar Rawah tergolong baik,danmotivasipetanidalam mengikuti program penyuluh pertanian memilikimotivasitinggidalammengikuti program penyuluhan.Dapatdisimpulkanperanpenyuluhpertanianterhadapkelompoktanidala mpengembanganusahatanipadisawah di daerahpenelitianberhasil, karena para petanitermotivasidalammengikuti program penyuluhpertanian.


(67)

ARY Munandar HASIBUAN (110304103) with the title of ROLE OF GROUP FARMING DEVELOPING IN FARMING PADI SAWAH. The led by Mrs. Dr. Ir. Salmiah, MS and Ir. M. Jufri, M.Sc.

The purpose of this study was to determine the role of agricultural extension workers to farmers' groups in the development of rice farming rice fields and to know the motivation of farmers in agricultural extension program in Rawah Market Village, GebangsubdistrictLangkat. Data analysis method used is descriptive analysis method. The research area determined on purpose. And data collection conducted primary and secondary. This research conducted on October 2015 in the village of RawahPasarGebangsubdistrictLangkat

The results showed that the level of the role of agricultural extension to farmers' groups in developing lowland rice farming in classified Rawah Market Village is good, and motivation of farmers in the agricultural extension program is high in following the extension program. It can be concluded role of agricultural extension to farmers' groups in developing lowland rice farming in the area of research work, because the farmers are motivated to follow the agricultural extension program.

Keywords: The role of agricultural extension agents, farmers Motivation, Rice Field Farming


(68)

RIWAYAT HIDUP

ARY MUNANDAR HASIBUAN, Lahir di Aek Pamienke tanggal 26 Agustus 1992. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari Ayahanda H.Juhar Effendi Hasibuan, ST dan Ibunda Hj. Mas Ayon Harahap, AMK.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis sebagai berikut: 1. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar Negeri 117504 Aek Pamienke. 2. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Aek Natas. 3. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah AtasNegeri 1 Aek Natas.

4. Tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB). Selama masa perkuliahan, penulis aktif pada kegiatan kemahasiswaan, sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) dan Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian di Fakultas Pertanian USU.

Pada Juli 2014 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat. Kemudian pada bulan September 2015, penulis melaksanakan penelitian skripsi di Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.


(69)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat Ridho dan karunia yang telah dilimpahkanNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah” (studi kasus: Desa Pasar Rawah, Kec. Gebang, Kab. Langkat) yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Skripsi ini dibuat di bawah bimbingan Ibu Dr. Ir Salmiah, MS dan Bapak Ir.M. Jufri, MSi. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku ketua komisi pembimbing, dan BapakIr.M. Jufri, MSi selaku anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan, masukan, bimbingan dan semangat selama penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini juga penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah MS. dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M. Ec. Selaku ketua dan sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Seluruh staff pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis dan pegawai di kantor Wakil Dekan III, khususnya Kak Yani, Kak Runielda, dan Kak Anita yang memberikan kelancaran dalam hal administrasi

3. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua penulis yakni Ayahanda H. Juhar Effendi Hasibuan, ST dan Ibunda Hj. Mas Ayon Harahap, AMK atas kasih sayang yang selalu


(70)

4. dilimpahkan kepada penulis dan telah memberi dukungan, doa dan motivasi selama menjalani perkulihan hingga sampai sekarang penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini, dan tak lupa pula kepada Abangda dan Kakanda: Beni Yunanta Hasibuan, SE dan Raya Suhendra Hasibuan, SH.

5. Seluruh instansi dan responden yang terkait dengan penelitian ini dan turut serta membantu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan.

6. Teruntuk Sahabat Terbaik Dinda Yulia Putri, SE. Terima Kasih atas bantuan, semangat, motivasi dan waktunya dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan: Acmad Albar Murad, Fitrah Aulia, M. Fadhil Arrahman, Zulfadli, Ahmad Suheili, Aimi, Ismail, Khudri, Rizki Taufik, Rudi Ansah, Siswadi , dan teman-teman anggota 2011 lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan, Mei 2016


(1)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8

2.1 Penyuluh Pertanian Kelompok Tani dan Usahatani Padi Sawah ...8

2.1.1 Penyuluh Pertanian...8

2.1.2 kelompok Tani ...9

2.1.3 Usahatani Padi Sawah ...10

2.2 Landasan Teori...11

2.2.1 Peranan Penyuluh Pertanian ...11

2.2.2 Kelompok Tani ...12

2.2.3 Usahatani Padi Sawah ...14

2.3 Penelitian Terdahulu ...15

2.4 Kerangka Pemikiran ...20

2.5 Hipotesis Penelitian ...22

BAB III METODE PENELITIAN ...23

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ...23

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 24

3.3 Metode Pengumpulan Data ...25

3.4 Metode Analisa Data ...26

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ...27

3.5.1 Definisi ...27


(2)

vii

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ...29

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ...29

4.2 Keadaan Penduduk ...29

4.2.1 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ...29

4.2.2 Keadaan Penduduk Menurut Umur ...30

4.1.3 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencarian ...31

4.2.4 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ...31

4.3 Penggunaan Lahan ...32

4.4 Sarana danPrasarana...33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...34

5.1Peranan Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usaha Tani Padi Sawah ...34

5.1.1 Berperan Sebagai Pendidik ...34

5.1.2Berperan Sebagai Pemimpin ...35

5.1.3Berperan Sebagai Penasehat ...36

5.1.4 Menanam Tepat Waktu ...41

5.1.5 Menanam Dengan Sistem Legowo ...41

5.1.4 MenggunakanBibitUnggul ...42

5.1.4 Menggunakan Pupuk Sesuai Dosis Manfaatnya ...43

5.2 Motivasi Petani Dalam Mengikuti Program Penyuluh Pertanian ...46

5.2.1 Motivasi Petani ...47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...52

6.1 Kesimpulan ...52

6.2 Saran ...52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

viii

DAFTAR TABEL

N0 Judul Halaman

1

2

LuasPanen, Produksi , dan Rata-rata Produksi Padi Sawah di Kabupaten Langkat 2014

DaftarNama-NamaKelompokTaniPadiSawah di Desa Pasar Rawah 2015

5

6

3 Penelitian Terdahulu 15

4 LuasPanen, Produksi , dan Rata-rata Produksi Padi di Desa Pasar Rawah Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat 2013

23

5 Spesifikasi Pengumpulan Data 25

6 DistribusiPendudukMenurutJenisKelamin di DesaPasarRawah 2014

30

7 DistribusiPendudukMenurutKelompokUmur di DesaPasarRawah 2014

30

8 DistribusiPendudukMenurut Mata Pencaharian di DesaPasarRawah 2014

31

9 DistribusiPendudukMenurut Tingkat Pendidikan di DesaPasarRawah 2014

32

10 PenggunaanLahan di DesaPasarRawah 2014 32

11 12

Sarana dan Prasarana di Desa Pasar Rawah 2014

PenilaiianPetaniTerhadapPeranPenyuluhSebagaiPendidik

33 35


(4)

ix 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 PenilaiianPetaniTerhadapPeranPenyuluhSebagaiPemimpin PenilaiianPetaniTerhadapPeranPenyuluhSebagaiPenasehat Rekapitulasi Parameter PeranPenyuluhPertanian

DaftarNama-NamaKelompokTaniPadiSawah di DesaPasarRawah 2015

KategoriPetaniMengikuti Program PenyuluhanDalamSetiapIndikator Tingkat AdopsiPetaniMengikuti Program PenyuluhPertanian

ProduksiPadiSawah (Ton) Di KecamatanGebangTahun 2010-2014 KategoriMotivasiMengikutiKegiatandalamSetiapIndikator JumlahSampel yang MenjawabMasukKelompokTaniUntukMeningkatkanProduksi JumlahSampel yang MenjawabMasukKelompokTaniUntukMeminimalisirBiayaProduksi JumlahSampel yang MenjawabMasukKelompokTaniUntukMeningkatkanPendapatan JumlahSampel yang MenjawabMasukKelompokTaniUntukMempermudahKegiatan Usaha Tani JumlahSampel yang MenjawabMasukKelompokTaniUntukMengetahuicaraBercocokTanam yang BaikdanInformasiTerbaru 36 37 38 40 40 44 46 47 48 48 49 50 50


(5)

x

DAFTAR GAMBAR

N0 Judul Halaman

1. Skema KerangkaPemikiran 21


(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

NO Judul

1

DaftarNama-namaAnggotaKelompokTaniHarapanBaruDesaPasarRawah, KecamatanGebang, KabupatenLangkat 2015

2 KarakteristikPetaniSampel

3 Total SkorPenilaianMotivasiPetaniMengikutiKegiatanKelompokTani 4 JumlahSampelYang

MenjawabMasukKelompokTaniUntukMeningkatkanProduksi

5 JumlahSampel Yang

MenjawabMasukKelompokTaniUntukMeminimalisirBiayaProduksi

6 JumlahSampel Yang

MenjawabMasukKelompokTaniUntukMeningkatkanPendapatan 7 JumlahSampelYang

MenjawabMasukKelompokTaniUntukMempermudahKegiatanUsahata ni

8 JumlahSampel Yang

MenjawabMasukKelompokTaniUntukMengetahui Cara BercocokTanam Yang Baik Dan InformasiTerbaru


Dokumen yang terkait

Peranan Kelomok Tani Terhadap Kegiatan Usahatani Padi Sawah.Studi Kasus: Desa Pasar Rawa,Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat

0 8 93

Peranan Kelomok Tani Terhadap Kegiatan Usahatani Padi Sawah.Studi Kasus: Desa Pasar Rawa,Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat

0 0 14

Peranan Kelomok Tani Terhadap Kegiatan Usahatani Padi Sawah.Studi Kasus: Desa Pasar Rawa,Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat

0 0 1

Peranan Kelomok Tani Terhadap Kegiatan Usahatani Padi Sawah.Studi Kasus: Desa Pasar Rawa,Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat

0 0 7

Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)

0 0 13

Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)

0 0 2

Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)

0 0 7

Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)

1 6 15

Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)

0 0 1

Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pasar Rawah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)

0 0 6