Watanabe Dengan Tokoh Midori 1. Cuplikan hal. 258 Watanabe Dengan Nagasawa 1. Cuplikan hal 44

3.3.2 Watanabe Dengan Tokoh Midori 1. Cuplikan hal. 258

Watanabe, apa kabarmu selama ini?. ....Jujur saja,aku tak pernah....kenapa? Apa aku tak punya pesona? “Belakangan ini kamu jarang kelihatan, beberapa kali aku meneleponmu, “kata Midori. Ada keperluan apa? “tak ada,sekedar merespon. Kalau tidak seperlunya ada apa saya mau pergi. Cuplikan diatas merupakan pernyataan oleh tokoh Midori terhadap Watanabe.Midori menanyakan bagaimana mungkin Watanabe tidak pernah memikirkan tentang dirinya Midori sekalipun. Berdasarkan cuplikan diatas menjelaskan bahwa Midori dalam kesehariannya sering menelepon sang tokoh utama Watanabe, namun Watanabe enggan untuk menjawab telepon. Di akhir pernyataan cuplikan diatas juga dijelaskan ketika Watanabe bertemu secara tidak sengaja dengan Midori, sang tokoh Watanabe terkesa sangat cuek dan ingin segera mengakhiri pertemuan seperti tidak ingin basa-basi mengatakan satu patah katapun. Padahal dalam cuplikan diatas, jelas Midori menanyakan kabar sang tokoh, namun Watanabe bersikap begitu dingin dan tidak menanyakan kembali ataupun menjawab. Dalam konsep interaksi yang baik, adanya respon dari pihak lain atas apa yang dikatakkan sungguhlah sangat dibutuhkan. Hubungan interaksi tokoh Watanabe dengan Midori tidaklah begitu baik. Midori ingin sekali dekat dengan Watanabe, namun seakan-akan, cintanya bertepuk sebelah tangan. Analisis: Universitas Sumatera Utara Terlebih lagi dengan masih adanya hubungan Watanabe dengan Naoko membuat hubungan interaksi Watanabe dengan Midori tidak begitu akrab.

3.3.3 Watanabe Dengan Nagasawa 1. Cuplikan hal 44

Pada saat itu hanya ada satu orang di sekitarku yang pernah membaca Great Gatsby dan karena itu aku jadi akrab dengannya, bernama Nagasawa-san... aku dan dia pergi ke Shibuya atau Shinjuku lalu masuk ke bar atau tempat-tempat hiburan tentu saja tempat-tempat yang biasa ia kunjungi, lalu mencari perempuan berdua,lalu mengobrol; kala itu aku betul-betul kagum pada bakatnya yang luarbiasa “Diantara orang-orang yang pernah kutemui sampai saat ini,kamulah yang paling lurus, “dia menimpali. Dan dia membayarkan semuanya. Cuplikan diatas terjadi di lingkungan asrama dan luar. Pada pertama kali saat Watanabe bertemu dengan Nagasawa di asrama barunya. Setelah itu hubungan pertemanan mereka menjadi lebih dekat karena mereka mempunyai hobi yang sama mengenai karangan karya sastra tempo dulu dan modern. Keakraban mereka pun semakin terjalin dengan seringnya mereka pergi keluar seperti ke bar-bar, tempat hiburan dan lainnya. Kedua antar tokoh ini juga memiliki kualitas komunikasi yang baik,karena adanya respon satu sama lain atas apa yang dilakukan ataupun yang dikatakkan. Syarat suatu interaksi dikatakkan baik pula telah dilakukan oleh kedua tokoh Watanabe dan Nagasawa di dalam novel. Hubungan interaksi kedua tokoh ini adalah persahabatan karib. Analisis: Universitas Sumatera Utara Pada novel Norwegian Wood karya Haruki Murakami, ini tokoh-tokoh yang berperan dalam novel tersebut dengan dasar suasana dan dengan arena yang manusia tersebut harus terlibat, maka otomatis seorang individu sebagai anggota suatu masyarakat akan mempunyai banyak status berkaitan dengan keadaan atau elemen kebudayaan yang ada. Sebagai contoh, Watanabe sebagai seorang mahasiswa, Naoko sebagai seorang yang penyakitan, Reiko sebagai seorang guru dan lain sebagainya. Dari kenyataan tersebut maka status akan terikat pada peranata apa yang mengikat individu dalam arena tertentu. Pengambaran yang tampak dalam novel Norwegian Wood ini dalam interaksi sosial tokoh-tokohnya seakan-akan tokoh yangs satu dengan yang lain tetap berjarak. Meskipun akrab atau merupakan sahabat karib tetapi ada yang menjadi batas pergaulan atas privasi- privasi masing-masing. Seperti halnya yang dialami oleh beberapa tokoh yang memutuskan untuk bunuh diripun mereka merupakan seorang individu yang dapat dikatakan memiliki tingkat pergaulan yang sosialis, berpendidikan tinggi tetapi sangat tertutup soal pemikiran hati dan pikiran mereka. Pertemanan atau persahabatan antar individu masyarakat Jepang tetap pada tingkat- tingkat keakraban tertentu. Bagi mereka, hal-hal yang pribadi bisa mereka utarakan atau ceritakan pada sahabat mereka, akan tetapi tetap pada hal-hal pribadi yang umum. Untuk hal- hal pribadi yang khusus, seperti menyangkut perasaan terdalam, pikiran terdalam, mereka terkadang hanya menyimpannya untuk dirinya sendiri. Maka dari itu, anak-anak muda Jepang banyak yang memiliki buku harian atau tenggelam pada dunia maya. Tak lepas pula sering terjadi pertentangan dari peran-peran yang dilakukan oleh dua orang individu dalam satu arena interaksi. Pertentangan antar peran yang ada dalam individu berkaitan dengan pola yang ada dalam masyarakat dapat menjadi permasalahan yang dapat mengganggu pola yang sudah ada sebelumnya. Ketika berinteraksi, seseorang atau kelompok Universitas Sumatera Utara sebenarnya tengah berusaha atau belajar bagaimana tentang memahami tindakan sosial orang atau kelompok lain. Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana antara pihak-pihak yang berinteraksi tidak saling memahami motivasi dan makna tindakan sosial yang mereka lakukan. Ketika berinteraksi denga orang, yang itu berarti seseorang tampil dipanggung depan maka yang ditampilkan adalah pernyataan yang diberikan sesuai dengan apa yang ingin dikesankan si pembaca. Sedangkan apabila seseorang berada dipanggung belakang, penyataan dan perilaku apapun yang ditampilak oleh si pembicara tidaklah menjadi persoalan. Seseorang atau kelompok yang telah mampu berempati dan menilai diri sendiri sesuai dengan pandangan orang lain disebut sebagai diri the self. Diri diubah kemudian dibentuk melalui adanya interaksi dengan orang lain : seseorang tidak dilahirkan dengan identitas dan karakteristik yang telah menjadi, melainkan ia akan dibentuk melalui lingkungannya melalui simbol-simbol dan sosialisasi. Kemampuan untuk menyesuaikan perilaku seseorang sebagai tanggapan terhadap situasi-situasi sosial tertentu sebagai pengambilan peranan. 3.4 Penyimpangan Perilaku Kehidupan Sosial tokoh Watanabe 3.4.1 Tindakan yang Nonconform