Persepsi Ancaman Realistik Perceive Threat

27 BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Perceive Threat

Kegiatan FGD di mana peneliti memperoleh data diikuti oleh berbegai individu dengan latar belakang organisasi Islam yang berbeda. Para perserta FGD menceritakan berbagai masalah yang dihadapi dalam hal politik dan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Penjelasan para peserta menunjukkan peserta mempersepsikan adanya ancaman terhadap agama dan umat Islam yang bersumber dari dalam maupun luar Islam. Persepsi ancaman yang dirasakan oleh para peserta meliputi ancaman realistik dan simbolik.

1. Persepsi Ancaman Realistik

Persepsi ancaman realistik adalah persepsi ancaman yang tidak terlalu banyak dibahas oleh para peserta. Ketika membahas persepsi ancaman realistik, para peserta pada umumnya membahas tentang permasalahan yang dihadapi umat Islam secara global. Sedangkan persepsi ancaman realistik pada konteks nasional tidak disinggung oleh para peserta. Peserta juga menceritakan bagaimana “Barat” melihat Islam sebagai kekuatan yang mengancam. Yang oleh para peserta dianggap sebagai alasan “Barat” untuk menghancurkan Islam. Hal ini terlihat dari kutipan berikut: “bahwa lawan yang akan didapati di masa yang akan datang adalah Islam. Dan itu memang tidak dipungkir i bahwa “Barat” ini akan berhadapan dengan Islam itu sendiri. Maka diciptakanlah kekuatan- kekuatan melalui grand desain, apakah kekuatan perang langsung, apakah pemikiran…….” FGD. B.2.20 Universitas Sumatera Utara 28 Dapat dilihat pada contoh kutipan di atas, sebagian peserta merasa bahwa ada suatu pihak tertentu dalam konteks ini adalah ““Barat”” yang menganggap Islam sebagai musuh. Sehingga ““Barat”” dipandang secara sistematis merancang dan menerapkan langkah-lagkah strategis untuk menghancurkan Islam. Selain itu, sebagian partisipan merasakan perang yang terjadi antara Israel dan Palestina sebagai ancaman bagi umat Islam secara global, termasuk bagi umat Islam di Indonesia. Mereka merasa bahwa isu Palestina-Israel tersebut perlu lebih banyak diperhatikan ketika membicarakan ancaman yang sedang dihadapi umat Islam. Komentar-komentar mereka terkait dengan hal ini terkesan cukup emosional, sebagaimana penggalam verbatim berikut: “Sekarang yang dibombardir oleh Israel itu mamak-mamak lagi hamil, lagi sakit, rumah sakit dibom, kemudian anak-anak, belum tahu apa-apa dia. Kenapa kita gak lebih ribut tentang itu…. Makanya sekarang kita perlu memposisikan diri.” FGD.M.1.427 Selain persepsi ancaman terhadap Islam dalam skala global, para peserta juga menyatakan bagaimana “Barat” berusaha untuk menghancurkan Islam di Indonesia. Para peserta memandang bahwa penjajahan Belanda terhadap indonesia bukan sekedar penjajahan ekonomi, melainkan sebuah agenda dari agama tertentu untuk menghancurkan Islam di Indonesia. hal ini terlihat dari pendapat salah satu peserta sebagai berikut: “Bahwa dulu memang orang Belanda disamping misinya adalah Kristen dan menghabisi orang Islam” FGD.M.1.317 Universitas Sumatera Utara 29

2. Persepsi Ancaman Simbolik