memberikan susu formula  kepada bayi
10
Ibu  memeras  air  susu  dan  menyimpannya  didalam botol  untuk  bayi  nya  ketika  ibu  tidak  sempat
memberikan ASI
14 43,8
18 56,3
11
Ibu  memberikan  susu  formula  pada  hari  pertama setelah melahirkan
19 59,4
13 40,6
12  Ibu  tahu  bahwa  ASI  EKsklusip  bisa  meningkatkan kecerdasan
13 40,6
19 59,4
13
Ibu beranggapan bahwa susu formula lebih baik dari pada ASI melalui iklan di televisi, radio, atau surat
kabar
14 43,8
18 56,3
14
Ibu  tau  bahwa  kurang  istirahat  dapat  mengurangi produksi ASI
18 56,3
14 43,8
15  Ibu memberikan ASI pada malam hari saja. 13
40,6 19
59,4 Berdasarkan  tabel  5.2  pilihan  jawaban  kepatuhan  ibu  didapati  bahwa  ibu  yang  banyak
menjawab pertanyaan “ya” yaitu pada pertanyaan nomor 2 dan 11 sebanyak  orang 59,4, dan didapat bahwa ibu
yang sedikit menjawab “ya” yaitu pada pertanyaan nomor 6, nomor 12 dan  nomor  15  sebanyak    orang    40,6.      Sedangkan  ibu  yang  banyak  menjawab  “tidak”
yaitu  pada  pertanyaan  nomor  6,  nomor  12  dan  nomor    15  sebanyak  19  orang    59,4,  dan didapat  bahwa  ibu
yang  sedikit  menjawab  “tidak”  yaitu  pada  pertanyaan  nomor    2  dan  11 sebanyak 13  orang  40,6.
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Ibu Menyusui dalam
Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir Didesa Sidodadi Kec.Biru-Biru Kab.Deliserdang Tahun 2011
Kategori f
Ada kepatuhan 15
46,9 Tidak ada kepatuhan
17 53,1
Total 32
10
Berdasarkan  tabel  5.3  menyatakan  kepatuhan  responden  sebagian  mayoritas menunjukkan  tidak  patuh  memberikan  ASI  eksklusif    yaitu  17    orang    46,9    dan  ada
kepatuhan 15 orang 53,1.s
A. Pembahasan
1. Karakteristik Ibu kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif
Berdasarkan  tabel  5.1  diketahui  bahwa  dari  32  ibu  yang  menjadi  responden  ditemukan mayoritas  ibu  berumur  20-25  tahun  sebanyak  14  orang  43,8    dan  minoritas  ibu  yang
berumur 36 - 40 tahun sebanyak 2 orang 6,3 . Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak 2007  yang  menyatakan  bahwa  dengan  bertambahnya  umur  seseorang  akan  terjadi
perubahan  aspek  psikis  dan  psikologi  mental  dimana  taraf  berfikir  seseorang  semakin matang dan dewasa.  Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif
mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi. Pada  tingkat  pendidikan  ditemukan  bahwa  mayoritas  ibu  berpendidikan  SMP  yaitu  13
orang 40,6  dan minoritas tidak tamat PT yaitu 4 orang 12,5 . Sesuai dengan pendapat Notoadmojo  2007  yang  menyatakan  konsep  dasar  pendidikan  adalah  suatu  proses  belajar
yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke  arah  yang  lebih  dewasa,  lebih  baik,  lebih  matang  pada  diri  individu,  kelompok  atau
masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu,
dari  tidak  mampu  mengatasi  masalah-masalah  kesehatannya  sendiri  menjadi  mampu.  Hal  ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka
semakin  mudah  dalam  menyerap  informasi  serta  ide-ide  yang  ada.  Tingginya  pendidikan seseorang  diharapkan  pada  pengetahuan  dan  kemampuan  yang  dimilikinya  untuk  berprilaku
hidup sehat. Pada  pekerjaan  ditemukan  mayoritas  ibu  bekerja  sebagai  IRT  yaitu  19  orang  59,4
dan minoritas ibu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS yaitu sebanyak 3 orang 9,4
dan  petani  sebanyak  3  orang  9,4.  Menurut  Mubarak  2007  bahwa  lingkungan  pekerjaan dapat menjadikan seseorang  memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Dilihat dari jumlah paritas mayoritas ibu memiliki 2 orang anak yaitu 19 orang 59,4
dan  minoritas  ibu  berparitas  4  orang  sebanyak  1  orang  3,1  .  Hal  ini  bertolak  belakang dengan  pendapat  Notoadmojo  2007  yang  menyatakan  bahwa  terdapat  kecendrungan
kesehatan  ibu  maupun  bayi  yang  berparitas  rendah  lebih  baik  dari  yang  berparitas  tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dengan penyakit tertentu
2. Kepatuhan Ibu menyususi dalam  memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  diperoleh  mayoritas  responden  tidak  memiliki kepatuhan dalam memberikan ASI eksklusif sebanyak 17 responden 46,9  dan minoritas
responden memiliki kepatuhan sebanyak 15 orang 53,1  . Responden  masih  banyak  menjawab  salah  pada  pernyataan  yang  seharusnya
dilakukan oleh ibu dalam  memberikan ASI eksklusif pada bayi.Sehingga mayoritas ibu tidak memilki kepatuhan dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
Kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi   baru lahir
berdasarkan  tingkat  pendidikan  mayoritas  adalah  yang  berpendidikan  SMP  sebanyak  9 responden 28,1   yang dinyatakan patuh..Kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi
eksklusif  pada  bayi  baru  lahir  berdasarkan    paritas  mayoritas  adalah  yang  memiliki  2  anak sebanyak  12  orang  37,5  dinyatakan  tidak  patuh.Kepatuhan  ibu  menyusui  dalam
memberikan asi eksklusif pada bayi  baru  lahir  berdasarkan  pekerjaan  adalah  yang  bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 10 orang 31,25 dinyatakan tidak patuh.