Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data dan Penentuan Jumlah Sampel

Curahsawo yang kepadatannya hanya 295. Hal tersebut mungkin dapat menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat kerusakan mangrove yang ada, yakni lahan mangrove dijadikan peruntukkan yang lain seperti tempat tinggal dan kegiatan ekonomi lainnya untuk menunjang kehidupan masyarakat. Penduduk Desa Sukokerto memiliki pekerjaan yang beragam, dimana mayaoritas masyarakatnya bekerja sebagai pedagang, yakni sebanyak 238 orang, kemudian buruh tani sebanyak 203 orang, dan petani sebanyak 101 orang. Sisanya merupakan TNI, polri, sopir, PNS, tukang bangunan, pekerja industri, dan lainnya. 4. Sarana dan Prasarana Daerah Sarana perekonomian yang ada di Desa Sukokerto cukup banyak tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yakni seperti pasar yang berjumlah satu buah, tookkioswarung sebanyak 112 buah, kemudian ada usaha tukang las, tukang patri, servis mobil, servis motor, servis elektronik, warung internet warnet, dan lain-lain yang semuanya berjumlah total 21 unit.

5.3. Kondisi Perikanan dan Potensi Mangrove Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan data yang didapat oleh Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Propinsi Jawa Timur dalam laporan Status Lingkungan Hidup Daerah SLHD Propinsi Jawa Timur, dengan menggunakan citra landsat TM-5, dapat diketahui luas mangrove di beberapa kota di Jawa Timur pada tahun 2010 yang dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Luas ekosistem mangrove propinsi jawa timur tahun 2010 menurut citra landsat tm-5 No. Lokasi Mangrove Luas Ha 1. Kota Surabaya 378,19 2. Kab. Sidoarjo 1.236,42 3. Kab. Pasuruan 294,40 4. Kota Pasuruan 79,20 5. Kab. Probolinggo 267,65 6. Kota Probolinggo 38,94 7. Kab. Situbondo 96,93 Sumber: Modifikasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur 2010 Berdasarkan hasil interpretasi hutan mangrove dengan citra landsat TM-5 pada tahun 2010 tersebut Tabel 4, diketahui bahwa luas mangrove Kabupaten Probolinggo adalah 267,65 ha. Luasan tersebut mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan data terbaru yang didapat pada tahun 2011 oleh DKP Kabupaten Probolinggo. Menurut hasil yang didapat oleh DKP pada tahun 2011 tersebut, ekosistem mangrove masih relatif luas di sepanjang pantai Kabupaten Probolinggo, yakni seluas ± 545 ha. Luas tersebut terdiri atas luasan mangrove yang berkondisi baik seluas ± 315 ha, mangrove dengan kondisi sedang seluas ± 108 ha, dan sisanya adalah mangrove dalam kondisi jelek yakni seluas ± 122 ha. Selain itu, ditemukan sepuluh spesies mangrove di Kecamatan Gending Desa Curahsawo. Spesies yang paling banyak dijumpai adalah Acanthus ilicitolius dan Terminalia catapa, sedangkan spesies yang memiliki kerapatan tertinggi adalah Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata. Kecamatan Gending memiliki luas lokasi mangrove yang paling luas di antara kecamatan lainnya di Kabupaten probolinggo, yakni dari Desa Curahsawo yang memiliki luas mangrove sebesar 140 ha. Adapun data selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 5. Tabel 5. Tutupan dan kerapatan mangrove kabupaten probolinggo No. Lokasi Luas Mangrove Ha Presentase Tutupan Kerapatan PohonHa 1. Kec. Tongas - Desa Tambakrejo 35 60 500-1000Ha 2. Kec. Sumberasih - Desa Lemah Kembar 12 40 500-1000Ha 3. Kec. Dringu - Desa Dringu 8 40 500-1000Ha 4. Kec. Gending - Desa Curahsawo 145 80 500-1000Ha - Desa Pesisir 30 65 500-1000Ha 5. Kec. Pajarakan - Desa Penambangan 55 75 500-1000Ha 6. Kec. Kraksaaan - Desa Sidopekso 40 45 500-1000Ha - Desa Kebonugung 34 45 500-1000Ha Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Probolinggo 2011 Masyarakat di perairan pantai utara Jawa Timur yang tinggal di daerah pesisir pantai sangat akrab dengan alam laut. Pada umumnya mereka sering dikenal sebagai masyarakat nelayan yang mencari penghidupan dari penangkapan