Sarana dan Prasarana Rehabilitasi

masalah kesejahteraan sosial mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam kehidupan masyarakatnya. Dikatakan proses refungsionalisasi karena kegiatan rehabilitasi ini mendasarkan diri pada asumsi bahwa para penyandang masalah kesejahteraan sosial itu karena masalah yang dideritanya mereka kehilangan kemampuannya untuk berfungsi sosial. Berdasarkan atas asumsi itu usaha kesejahteraan sosial berusaha mengembalikan kemampuan mereka untuk berfungsi sosial. Itulah sebabnya usaha kesejahteraan sosial ini dikatakan melaksanakan refungsionalsisasi atau memberfungsikan kembali. Menurut Pramuwito usaha kesejahteraan yang berfungsi merehabilitasi mempunyai tiga tujuan yaitu: 12 1 memelihara kemampuan orang baik sebagai individu, kelompok, maupun sebagai anggota masyarakat untuk mempertahankan hidupnya, 2 memulihkan kembali mereka-mereka yang karena sesuatu hal teganggu kemampuannya untuk berfungsi sosial kembali dan mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berfungsi sosial, 3 menunjang dan menjaga keluarga untuk melaksanakan fungsi sosialnya terhadap generasi muda yang bersifat mencegah agar seseorang tidak terasing dari kehidupan bersama. B. Cerebral Palsy 1. Definisi Anak Berkebutuhan khusus Cerebral Palsy Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka mempunyai gangguan Impairment kecerdasan atau intelegensi, mental social emosi dan fisik. 12 Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial Yogyakarta: Departemen Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997, hal. 75 Anak Berkebutuhan khusus Cerebral palsy merupakan salah satau bentuk brain injury, yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian sistem motgorik sebagai akibat lesi dalam otak R.s.Illingworth, atau suatu penyakit neuromuskular yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik. 13

2. Klasifikasi Cerebral Palsy

Menurut Bakwin-Bakwin, Cerebral palsy dapat dibedakan sebagai berikut: a. Spasticity, yaitu kerusakan pada cortex cerebri yang menyebabkan hiperactive reflex dan stretch reflex. Spasticity dapat dibedakan menjadi: 1. Paraplegia, apabila kelainan menyerang kedua tungkai. 2. Quadriplegia, apabila kelainan menyerang kedua lengan dan kedua tungkai. 3. Hemiplegia, apabila kelainan menyerang satu lengan dan satu tungkai yang terletak pada belahan tubuh yang sama. b. Athetotis, yaitu kerusakan pada basal banglia yang mengakibatkan gerakan- gerakan menjadi tidak terkendali dan tidak terarah. c. Ataxia,yaitu kerusakan pada cerebellum yang mengakibatkan adanya gangguan pada keseimbangan. d. Tremor, yaitu kerusakan pada basal ganglia yang berakibat timbulnya getaran- getaran berirama, baik yang ertujuan maupun yang tidak bertujuan. e. Rigidity, yaitu kerusakan pada hasil ganglia yang mengakibatkan kekakuan pada otot-otot. 13 Sutjihati Somantri, psikologi Anak luarbiasa Bandung:Refika Aditama,2006,h.121.

Dokumen yang terkait

Psikososial anak terlantar di yayasan sayap ibu Jakarta

0 10 87

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi Di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta.

0 2 5

PENAT Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi Di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta.

0 3 16

PENGARUH TERAPI MUSIK RELAKSASI TERHADAP TINGKAT SPASTISITAS ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI DI YAYASAN Pengaruh Terapi Musik Relaksasi Terhadap Tingkat Spastisitas Anak Cerebral Palsy Diplegi Di Yayasan Sayap Ibu Panti 2 Yogyakarta.

0 3 15

PENGARUH TERAPI MUSIK RELAKSASI TERHADAP TINGKAT SPASTISITAS ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI DI YAYASAN Pengaruh Terapi Musik Relaksasi Terhadap Tingkat Spastisitas Anak Cerebral Palsy Diplegi Di Yayasan Sayap Ibu Panti 2 Yogyakarta.

1 5 13

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Neuro Development Treatment (NDT) Pada Kasus Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi Di Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta.

0 1 4

PENGARUH AROMATERAPI DALAM RUANG SNOEZELEN TERHADAP KONTROL SPASTISITAS ANAK CEREBRAL PALSY Pengaruh Aromaterapi Dalam Ruang Snoezelen Terhadap Kontrol Spastisitas Anak Cerebral Palsy Diplegi Di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta.

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Aromaterapi Dalam Ruang Snoezelen Terhadap Kontrol Spastisitas Anak Cerebral Palsy Diplegi Di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta.

0 1 5

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cerebral Palsy Quadriplegi Dengan Metode Neuro Development Treatment (NDT) Di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta.

0 1 4

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Neuro Development Treatment pada Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta.

0 0 7