41
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Program Rehabilitasi Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Cerebral Palsy di
Yayasan Sayap Ibu Bintaro
Salah satu upaya mewujudkan upaya merehabilitasi anak berkebutuhan khusus adalah dengan menyelenggarakan usaha penyantunan, perawatan, perlindungan dan
pengentasan anak terlantar, tanpa kecuali bagi anak penyandang cacat. Mereka berhak atas penanganan khusus, sehingga anak dengan kecacatan fisik atau mental berhak
menikmati kehidupan yang layak. Hak-hak mereka adalah hak untuk hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk mendapat perlindungan dan hak untuk berprestasi.
Dalam upaya penanganan anak dengan berkebutuhan khusus,Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten mempunyai kegiatan utama penanganan anak cacat terlantar. Anak-
anak dipanti ini tidak hanya memiliki satu kecacatan hampir semua anak memiliki kondisi dengan kecacatan ganda. Maka dalam program rehabilitasi terhadap anak
berkebutuhan khusus cerebral palsy Yayasan Sayap Ibu Bintaro memberikan program- program rehabilitasinya yaitu program-program untuk anak berkebutuhan khusus di
Yayasan Sayap Ibu Bintaro, seperti yang di katakan oleh Pak Agus selaku kepala unit pendidikan:
“Program-program yayasan sayap ibu bintaro bagi anak berkebutuhan khusus dalah: fisioterapi, Hidroterapi, Terapi Wicara, dan group work.
”
1
1
Wawancara dengan Guru play Group Bapak Agus, Bintaro 19 mei 2014.
1. Fisioterapi.
Fisioterapi merupakan kegiatan yang menitikberatkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak atau fungsi tubuh yang
terganggu yang kemudian program rehabilitasi fisioterapi untuk melatih fungsi gerak dilakukan setiap
hari Senin sampai Jum’at, dibagi dalam dua sesi pagi dan siang hari per Anak diberi lima belas menit setiap sesinya.
diikuti dengan proses atau metode terapi gerak. Seperti yang dikatakan pak Marno selaku terapis:
“fisioterapi diberikan untuk mengembalikan gerak dan fungsi selama daur kehidupan upaya pelayanan kesehatan baik individu
atau kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan gerak dan kemampuan fungsional manusia melalui metode elektro terapi,
masas, manual terapi, terapi latihan, selama daur kehidupan manusia. Fisioterapi yang di berikan YSI yang dilakukan secara
terus-menerus telah membantu anak dari yang sebelumnya hanya berbaring dengan mengikuti kegiatan fisioterapi dapat melemaskan
otot, sehingga membuat anak tidak pasif
“.
2
a. Klien “MY”
Seperti yang telah dijelaskan di BAB sebelumnya, klien MY dengan kondisinya yang
Epilepsy, Dev. Delayed, dan Cerebral Palsy. Yang berarti MY memiliki kelainan yang mengakibatkan pertumbuhannya menjadi lambat,
kelainan pada otak atau kerusakkan saraf motorik yang mengakibatkan gerakan-gerakan tidak normal. Sebagaimana yang dikatakan terapis, Bapak
Rain, bahwa: “MY kondisinya adalah cerebral palsy quadriplegia kaku keseluruhan
kedua tangan dan kedua kakinya.”
3
2
Wawancara dengan fisioterapis bapak Marno, Yayasan Sayap Ibu Bintaro 23 Juni 2014
3
Wawancara dengan Bapak Rain sebagai terapis, di Yayasan Sayap Ibu Bintaro 15 Juli 2016
Gambar 4.1 Terapi ini dilakukan bertujuan agar klien MY berkurang kekakuannya.
Manfaat terapi ini memang tidak terlihat langsung pada MY, akan tetapi perkembangan terapi ini akan terlihat setelah terus-menerus dilakukan
dalam kurun waktu yang cukup lama.
b. Klien “J”
Klien “J” dengan kondisinya yang
cerebral
palsy atau berkelainan pada otak dan kerusakkan saraf motorik yang mengakibatkan gerakan-
gerakan tidak normal. Lebih spesifiknya klien J kondisinya cerebral palsy athetotis yaitu gerakan-gerakan yang tidak terkontrol yang terjadi sewaktu-
waktu. Dari hasil wawancara dengan terapis, bapak Rain: “jadi cerebral palsy athetotis adalah gerakan tidak terkontrol”.
4
Dengan dilakukanya program rehabilitasi secara terus menerus melatih gerakan-gerakan yang tidak terkontrol dan klien dapat melatih gerak
tubuhnya agar bisa mandiri seperti bisa makan sendiri, ke kamar mandi sendiri walau gerakan tidak terarah dan makan masih tidak rapi akan tetapi
4
Wawncara dengan Bapak Rain sebagai terapis, di Yayasan Sayap Ibu Bintaro 15 Juli 2016
klien J dapat melakukannya sendiri berdasarkan dari yang peneliti observasi saat dia ke kamar mandi dan saat klien makan disiang juga sore hari.
5
c. Klien “N”
Klien “N” yang kondisinya Cereberal Palsy dan Tuna Netra. Dengan kata lain, klien ini mengalami gangguan saraf otak dan gangguan
pandangan. Pada saat pertama kali klien N datang ke Yayasan Sayap Ibu Bintaro dipenghujung tahun 2015, klien N sulit diberi makan dan belum
bisa berbaur dengan lingkungan sekitar, juga gerakannya yang terbatas. Klien N ini mengalami perkembangan yang pesat dibanding temannya.
Gambar 4.2 Pada gambar di atas terlihat perkembangan klien N yang sudah dapat
makan sendiri dengan sedikit sekali bantuan.
5
Observasi di Yayasan Sayap Ibu Bintaro, Rabu 13 Juli 2016