3.4. Analisa Data
3.4.1. Kelompok umur
Tiram diukur panjangnya. Pengukuran panjang tiram menggunakan jangka sorong. Metode yang digunakan untuk menentukan pertumbuhan tiram adalah
NORMSEP normal separation. Metode NORMSEP merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan distribusi panjang, sehingga akan diketahui jumlah
kohort pada tiap bulan. Adapun prosedur yang dikerjakan adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan suatu kemiringan yang tidak terkontaminasi dari suatu distribusi normal.
2. Menentukan distribusi normal kohort 1 dengan menggunakan transformasi
ke dalam suatu garis lurus. 3.
Menentukan jumlah tiram atau kelompok panjang yang menjadi bagian dari kohort 1 dan kurangkan dari distribusi total.
4. Ulangi proses ini untuk distribusi normal berikutnya dari kiri ke kanan
hingga tidak lagi ditemukan distribusi normal yang bersih.
3.4.2. Kepadatan
Kepadatan adalah jumlah individu dalam per satuan luas atau volume Brower dan Zarr 1977. Kepadatan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Nilai D merupakan kepadatan populasi indm
2
. Peubah x adalah jumlah individu pada area yang diukur ind dan peubah m merupakan luas kuadrat
pengambilan contoh m
2
. Kepadatan populasi tiram dapat dihubungkan dengan kerapatan hutan
mangrove, sehingga akan diperoleh korelasi antara kepadatan populasi tiram dengan kerapatan mangrove yang terdapat di perairan Pantai Mayangan, Subang,
Jawa Barat.
3.4.3. Pola sebaran populasi
Pola sebaran populasi tiram dapat dihitung menggunakan Indeks Sebaran Morisita Brower dan Zarr 1977 dengan rumus sebagai berikut:
Nilai Id merupakan Indeks Sebaran Morisita yang menentukan pola sebaran populasi tiram. Peubah n adalah jumlah stasiun pengambilan contoh. Peubah X
merupakan jumlah individu di setiap stasiun pengambilan contoh dan peubah N adalah jumlah total individu pada seluruh stasiun. Adapun kriteria hasil
perhitungan Indeks Sebaran Morisita adalah sebagai berikut: Id = n : Pola sebaran mengelompok
Id = 1 : Pola sebaran acak Id = 0 : Pola sebaran seragam
Setelah melakukan perhitungan Indeks Morisita, untuk memenuhi sifat statistik tentang distribusi sampling, dilanjutkan dengan menggunakan uji Chi-
Square. Uji Chi-Square digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel nominal lainnya. Persamaan uji Chi-Square adalah sebagai berikut:
Nilai X
2
merupakan hasil perhitungan Chi-Square. Peubah n adalah jumlah stasiun pengambilan contoh. Nilai ∑Xi
2
adalah jumlah kuadrat tiram yang ditemukan pada setiap stasiun dan peubah N merupakan jumlah total individu
pada seluruh stasiun. Hipotesis:
H = Tidak berbeda nyata yang berarti pola sebaran jenisnya bersifat seragam
H
1
= Berbeda nyata yang berarti pola sebaran jenisnya tidak bersifat seragam
Hasil nilai Chi-Square dari perhitungan di atas dibandingkan dengan nilai Chi-Square tabel statistik dengan selang kepercayaan 95
α = 0.05. Apabila nilai X
2
hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai X
2
tabel maka tidak berbeda nyata.
3.4.4. Kecerahan