Pengaruh Keahlian, Konsistensi Dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Pdam Tirta Bina Labuhanbatu

(1)

PENGARUH KEAHLIAN, KONSISTENSI DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA

PADA PDAM TIRTA BINA LABUHANBATU

TESIS

Oleh

Muhammad Irwansyah Hasibuan

097019054/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

PENGARUH KEAHLIAN, KONSISTENSI DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA

PADA PDAM TIRTA BINA LABUHANBATU

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

Muhammad Irwansyah Hasibuan

097019054/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

Judul Tesis : Pengaruh Keahlian, Konsistensi, dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu

Nama Mahasiswa : Muhammad Irwansyah Hasibuan Nomor Pokok : 097019054

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof.Dr. Prihatin Lumban Raja, S.E., M.Si.) (Dr. Yeni Absah, S.E., M.Si.)

K e t u a Anggota

Tanggal Lulus : 28 Pebruari 2012

Ketua Program Studi Direktur


(4)

Telah di Uji Pada

Tanggal : 28 Pebruari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof.Dr. Prihatin Lumbanraja,SE.,M.Si Anggota : 1. Dr. Yeni Absah,SE.,M.Si

2. Dr. KhairaAmalia F, MBA, Ak 3. Dr. SittiRahaAgoesSalim, M.Sc 4. Dr. ParapatGultom, MSIE


(5)

PERNYATAAN

Saya dengan ini menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul : ”Pengaruh Keahlian, Konsistensi, dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu” adalah benar hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tesis ini belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.

Medan, Juni 2012

Yang Membuat Peryataan,


(6)

PENGARUH KEAHLIAN, KONSISTENSI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA

PADA PDAM TIRTA BINA LABUHANBATU

ABSTRAK

Efisiensi adalah suatu tindakan apabila mencapai hasil yang maksimal dengan usaha tertentu yang diberikan .Atau apabila mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keahlian, konsistensi, dan kondisi lingkungan kerja terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sifat penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan varabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Tirta Bina Labuhanbatu yang berjumlah sebanyak 65 orang, dan semua populasi ini diobservasi dalam penelitian ini (sensus). Data dikumpulkan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi dan variabel-variabel yang diteliti menggunakan skala likert. Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas, pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0, dan dianalisis dengan analisi sdeskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keahlian, konsistensi, dan kondisi lingkungan kerjasecara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu, dan secara parsial keahlian dan kondisilingkungankerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu dan kondisilingkungan kerja merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu, sedangkan konsistensi tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.


(7)

THE INFLUENCE OF SKILL, CONSISTENCY, AND WORK ENVIRONMENTAL CONDITION ON THE EFFICIENCY

OF LABOR USE AT PDAM TIRTA BINA LABUHAN BATU

ABSTRACT

Efficiency is an action when the maximum achievement can be achieved with a effort given or achieving a certain result with the smallest possible effort given. The purpose of this study was to find out and analyze the influence of skills, consistency, and work environmental condition on the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. This quantitative descriptive explanatory study described the positions of the variables studied and the relationship between one variable and another. The population of this study was all of the 65 employees of PDAM Tirta Bina Labuhanbatu and all of the employees were observed in this study (census). The data for this study were obtained through interviews, questionnaire distribution, and documentation study, and the variables were studied through Likert scale. The questionnaire were itially tested through validity and reliability tests, the data obtained were processed through SPSS 17.0 version and analyzed through descriptive analysis, and the hypothesis was tested through multiple linear regression tests. The result of this study showed that the variables of skills, consistency, and work environmental condition simultaneously had positive and significant influence on the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu, and partially, the skills and work environmental condition had positive and significant influence on the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu, and the work environmental condit ion was the most dominant variable in influencing the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. The variable of consistency did not have any significant influence on the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang yang telah memberiken berkah-Nya sehinngga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Pada penulisan tesis ini, penulis memilih judul: Pengaruh Keahlian, Konsistensi, dan Kondisi lingkungan kerja Terhadap Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian serta penulisan tesis ini banyak memperoleh bimbingan, petunjuk serta dukungan baik secara moril dan material dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K),

Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE,MBA, Selaku sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU.

5. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, MSi, selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Yeni Absah, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing yang telah


(9)

banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Ibu Dr. Khaira Amalia F, MBA, Ak. selaku Ketua Tim Pembanding, Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc dan Dr. Parapat Gultom, MSIE selaku anggota tim pembanding yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

7. Bapak Dr. Amarullah, SE, MBA. yang banyak memberikan dukungan bagi penulis hingga selesai tesis ini.

8. Seluruh pegawai di Lingkungan Yayasan Universitas Labuhanbatu

9. Khususnya dan teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta Maskaya Hasibuan dan Rafiani dan Saudara/i ku, terima kasih atas dukungan dan

do’anya.

10.Istri tercinta dan anak yang aku sayangi yang memberikan motivasi bagi penulis dalam menjalani kuliah dan menyelesaikan tesis ini.

11.Seluruh rekan-rekan angkatan XVII di Program Studi Ilmu Manajeman Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan tesis ini.

12.Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam penulisan tesis ini.


(10)

Penulis menyadari tesis ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kesempurnaan tapi penulis yakin tesis ini dapat memberikan mamfaat kepada seluruh pembaca pada umumnya dan kepada penulis khususnya. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Amin

Medan, Maret2012 Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Irwansyah Hasibuan, lahir di Rantauparapat pada tanggal 06 Januari 1979, anak keenam dari tujuh bersaudara, dari Ayahanda Maskaya Hasibuan dan Ibunda Rafiani. Menikah dengan Asnil Aida dan memiliki satu orang anak yang bernama: Muhammad Rizky Ramadhan Hasibuan.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Nomor 112143 Rantauprapat, lulus tahun 1992. Melanjutkan pendidikan ke sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) Rantauprapat, lulus tahun 1995. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke sekolahMadrasah Aliyah Negeri (MAN) Rantauprapat, lulus tahun 1998. Melanjutkan ke jenjang pendidikan Strata 1 (SI)padaSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Labuhanbatu Program Studi Manajemen di Lingkungan Yayasan Universitas Labuhanbatu, lulus tahun 2003. Kemudian pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2) pada Program Studi Ilmu Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis bekerja sebagai dosen tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhanbatu sejak Tahun 2004 hingga sekarang.

Medan, Juni 2012 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Teori Tentang Keahlian ... 9

2.3. Teori Tentang Konsistensi ... 11

2.4. Teori Tentang Kondisi lingkungan kerja ... 15

2.5. Teori tentang Efisiensi ... 20

2.6. Kerangka Konseptual ... 25

2.7. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.2. Metode Penelitian ... 27

3.3. Populasi dan Sensus………. ... 28

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 29

3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel ... 29


(13)

3.8. Model Analisis Data ... 37

3.9. Uji Asumsi Klasik ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Hasil Penelitian ... 43

4.1.1. Profil PDAM Tirta Bina Labuhanbatu ... 43

4.2. Karakteristik Responden ... 46

4.3. Penjelasan Variabel Penelitian ... 48

4.4. Uji Asumsi Klasik ... 53

4.5. Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran fxd.. ... 66

DAFTAR PUSTAKA... 67


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor ... Halaman

1.1. Jumlah Kegiatan Pelatihan ... 2

1.2. Jumlah Pegawai yang Absen ... 4

1.3. Jumlah Ketersediaan Air Conditioner ... 5

1.4. Standart dan Realisasi Pekerjaan ... 6

3.1. Definisi Operasional Variabel ... 30

3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel keahlian ... 29

3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel konsistensi ... 32

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel kondisi lingkungan kerja 33 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel efisiensi ... 34

3.6. Hasil Uji Reliabilitas ... 35

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 47

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 48

4.4. Penjelasan responden atas Variabel Keahlian ... 49

4.5. Penjelasan responden atas Variabel Konsistensi ... 50

4.6. Penjelasan responden atas Variabel Kondisi lingkungan kerja 51 4.7. Penjelasan responden atas Variabel Efisiensi ... 52


(15)

4.9. Hasil Uji Analisis Deskriptif ... 56

4.10. Koefisien Determinan (R) ... 57

4.11. Uji Serempak ( Uji F ) ... 58


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.1. Kerangka Konseptual.... ... 26

4.1. Struktur Organisasi PDAM Tirta Bina Labuhanbatu ... 45

4.2. Uji Normalitas ... ... 52

4.3. Uji Normalitas PP-Plot ... 53


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian…….. ... 69

2. Tabulasi Jawaban Responden ... 73

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80


(18)

PENGARUH KEAHLIAN, KONSISTENSI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA

PADA PDAM TIRTA BINA LABUHANBATU

ABSTRAK

Efisiensi adalah suatu tindakan apabila mencapai hasil yang maksimal dengan usaha tertentu yang diberikan .Atau apabila mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keahlian, konsistensi, dan kondisi lingkungan kerja terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sifat penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan varabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Tirta Bina Labuhanbatu yang berjumlah sebanyak 65 orang, dan semua populasi ini diobservasi dalam penelitian ini (sensus). Data dikumpulkan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi dan variabel-variabel yang diteliti menggunakan skala likert. Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas, pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0, dan dianalisis dengan analisi sdeskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keahlian, konsistensi, dan kondisi lingkungan kerjasecara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu, dan secara parsial keahlian dan kondisilingkungankerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu dan kondisilingkungan kerja merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu, sedangkan konsistensi tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.


(19)

THE INFLUENCE OF SKILL, CONSISTENCY, AND WORK ENVIRONMENTAL CONDITION ON THE EFFICIENCY

OF LABOR USE AT PDAM TIRTA BINA LABUHAN BATU

ABSTRACT

Efficiency is an action when the maximum achievement can be achieved with a effort given or achieving a certain result with the smallest possible effort given. The purpose of this study was to find out and analyze the influence of skills, consistency, and work environmental condition on the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. This quantitative descriptive explanatory study described the positions of the variables studied and the relationship between one variable and another. The population of this study was all of the 65 employees of PDAM Tirta Bina Labuhanbatu and all of the employees were observed in this study (census). The data for this study were obtained through interviews, questionnaire distribution, and documentation study, and the variables were studied through Likert scale. The questionnaire were itially tested through validity and reliability tests, the data obtained were processed through SPSS 17.0 version and analyzed through descriptive analysis, and the hypothesis was tested through multiple linear regression tests. The result of this study showed that the variables of skills, consistency, and work environmental condition simultaneously had positive and significant influence on the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu, and partially, the skills and work environmental condition had positive and significant influence on the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu, and the work environmental condit ion was the most dominant variable in influencing the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. The variable of consistency did not have any significant influence on the efficiency of labor use at PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang mengiringi datangnya melinium ketiga menuntut akan adanya perubahan yang sangat cepat diberbagai bidang. Cepatnya perubahan Teknologi dan meningkatnya kebutuhan masyarakat berupa barang maupun jasa di seluruh dunia menuntut keunggulan bersaing bagi semua usaha, apalagi sesudah diberlakukannya pasar bebas di Indonesia pada tahu n 2003 maka setiap perusahaan harus mampu menyiapkan diri untuk dapat meningkatkan kemampuan bersaing. Pada saat itu perkembangan suatu perusahaan tergantung dari cara-cara perusahaan itu menyiasati perubahan lingkungan bisnis.

Perubahan lingkungan bisnis yang cepat tentu akan mempengaruhi perkembangan perilaku bisnis/perilaku pasar yang akan berdampak pada masalah perkembangan permintaan barang dan jasa yang lebih komplek. Untuk permintaan tersebut, maka suatu perusahaan atau unit bisnis harus dapat memenangkan persaingan atau mampu bertahan dalam situasi dan kondisi yang komplek. Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang komplek tersebut maka setiap perusahaan harus mampu meningkatkan keahlian pekerjaanya secara terus-menerus, jika keahlian pegawai disuatu perusahaan rendah maka perusahaan itu tidak akan mampu menghasilkan produk yang baik dan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan konsumen hal inilah yang sering dihadapi perusahaan sehingga tidak mampu bersaing dengan


(21)

perusahaan lain, dan rendahnya keahlian pegawai tersebut juga akan mengakibat pegawai tersbut tidak mampu bekerja dengan baik dan merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya efisiensi penggunaan tenagakerja disuatu perusahaan selain faktor-faktor yang lain.

Rendahnya keahlian menjadi salah satu alasan mengapa tenaga kerja didalam PDAM Tirta Bina tidak dapat didayagunakan dengan efisien, selain itu masalah kondisi lingkungan kerja juga sangat mengganggu tenaga kerja PDAM Tirta Bina sehingga mereka tidak dapat memberikan yang terba ik bagi perusahaan dan juga mereka tidak dapat didayagunakan dengan efisien oleh pimpinan perusahaan akibat kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung. Selain masalah tersebut, tidak konsistennya pegawai-pegawai PDAM Tirta Bina Labuhanbatu terhadap pekerjaannya juga turut mengakibatkan susahnya pegawai-pegawai di kantor PDAM Tirta Bina didayagunakan secara efisien.

Rendahnya keahlian di PDAM Tirta Bina Labuhanbatu tidak didukung oleh program-program pelatihan dan pengembangan, pelatihan yang diadakan hanya beberapa kali dalam beberapa tahun itupun tidak untuk semua pegawai tapi hanya beberapa pegawai dan tidak ada pegawai yang disekolahkan untuk studi lanjut. Sebagai contoh pada tahun 2008-2010 hanya ada 8 orang pegawai yang dikirim oleh PDAM Tirta Bina Labuhanbatu untuk mengikuti pelatihan seperti pada Tabel 1.1.


(22)

Tabel 1.1

Jumlah Kegiatan Pelatihan Tahun

Kegiatan

Jumlah Pegawai Yang Mengikuti Pelatihan.

Jenis Pelatihan

2008 3 orang Keuangan Daerah

2009 2 orang Kewirausahaan

2010 2 orang Pendayagunaan Air

Jumlah 8 orang

Sumber:PDAM Tirta Bina Labuhanbatu 2011 (Data Diolah)

Seperti pada Tabel 1.1 jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 hanya 8 orang pegawai, menunjukkan bahwa perhatian perusahaan terhadap keahlian pegawai sangatlah rendah karena pelatihan pegawai sangatlah berpengaruh terhadap keahlian pegawai. Selain rendahnya jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan, keahlian pegawai juga dipengaruhi oleh sesuai tidaknya pelatihan yang diikuti oleh pegawai. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jenis pelatihan yang diikuti oleh pegwai pada tahun 2008 adalah pelatihan keuangan daerah padahal pegawai yang dikirim adalah pegawai yang bekerja di bagian perlengkapan bukan pegawai pembukuan atau keuangan, begitu juga pada tahun 2009 pelatihan yang diadakan adalah pelatihan kewirausahaan yang sama sekali tidak relevan. Berbeda dengan pelatihan pada tahun 2010 pelatihan ini sesuai dengan pegawai yang mengikutinya yaitu mengirimkan pegawai yang bekerja dibagian produksi dan perawatan mengikuti pelatihan pendayagunaan air.

Tingginya tingkat absensi di PDAM Tirta Bina Labuhanbatu yang tercatat dengan berbagai alasan yang tentunya dapat mengganggu pekerjaan di kantor. Jumlah pegawai yang absen dengan tidak ada pemberitahuan sakit


(23)

atau ijin setiap bulannya dari 87 pegawai baik pegawai tetap maupu honor selama empat bulan terakhir seperti pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Jumlah Pegawai Yang Tidak Hadir

Sumber:PDAM Tirta Bina Labuhanbatu 2011 (Data Diolah)

Akibat dari seringnya pegawai tidak hadir maka pelayanan terhadap pelanggan sering terkendala dan untuk mengatasinya ada beberapa pegawai yang mengerjakan pekerjaan pegawai lain. Selain itu ada juga pegawai yang mengerjakan suatu pekerjaan padahal bukan pekerjaan itu yang diperintahkan kepadanya. Di PDAM Tirta Bina Labuhanbatu ini sering terlihat dua orang atau lebih pegawai mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan oleh satu orang pegawai. Hal ini biasanya akan mengakibatkan banyaknya pegawai yang berkumpul-kumpul dan lupa akan tugas yang diberikan kepadanya.

Lokasi PDAM Tirta Bina Labuhanbatu berada dekat dengan jalan lintas Sumatera sehingga mengakibatkan gangguan kebisingan dan juga getaran yang keras. Tataletak perusahaan yang tidak baik juga akan mempengaruhi efisiensi penggunaan tenaga kerja dimana kondisi yang tidak baik akan mengakibatkan penambahan waktu dan juga tenaga kerja dalam jumlah yang lebih banyak untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Seperti perlengkapan kantor yang tidak lengkap akan memperlambat penyelesaian

Bulan Jumlah ketidakhadiran

pegawai

Keterangan

Desember 2010 25 Alpa

Januari 2011 22 Alpa

Pebruari 2011 28 Alpa

Maret 2011 24 Alpa


(24)

diruang kerja sehingga pada siang hari pegawai akan sulit menyelesaikan pekerjaan. Kantor PDAM Tirta Bina Labuhanbatu selain berada di dekat jalan raya yang mengakibatkan kebisingan juga masih minim perlengkapan yang mendukung kondisi lingkungan kerja yang baik seperti ketersediaan AC pada kantor PDAM Tirta Bina Labuhanbatu pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Ketersediaan Air Conditioner

No Unit/Kantor Ketersediaan

Air Conditioner

1 Keuangan Tersedia

2 Bagian Umum Tersedia

3 Pembukuan Tidak Tersedia

4 Perlengkapan Tidak Tersedia

5 Produksi Tidak Tersedia

6 Distribusi Tidak Tersedia

Sumber: PDAM Tirta Bina Labuhanbatu 2011 (Data Diolah)

Selain masalah-masalah yang sudah disebutkan banyak juga pekerjaan yang waktu pengerjaannya melebihi standar jam kerja yang sudah ditetapkan, jumlah pegawai yang mengerjakan juga melebihi standar jumlah pekerja yang sudah ditetapkan dan tentunya hal ini akan meningkatkan biaya lembur dan berbagai biaya yang lain. Selain biaya yang bertambah maka akan diperlukan juga penambahan tenaga kerja yang seharusnya tidak perlu dari segi jumlah tetapi karena . Seperti pada beberapa kegiatan yang dikerjakan pegawai di PDAM Tirta Bina Labuhanbatu sering sekali realisasi pekerjaan sering melampau standar yang ditetapkan baik dari waktu penyelesaian seperti halnya pemasangan pipa yang seharusnya 16 JKL (Jam Kerja Langsung)


(25)

realisasinya 24 JKL, maupun jumlah pegawai yang mengerjakan seperti pada Tabel 1.4 berikut:

Tabel 1.4

Standar dan Realisasi Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Standart

Waktu/Jumlah JKL

Realisasi 1. Proses Permintaan

Pelanggan

1 Minggu 3 Minggu

2. Pemasangan Pipa 16 JKL 24 JKL

3. Proses Pembersihan bak air 48 JKL 64 JKL

Sember: PDAM Tirta Bina Labuhanbatu 2011 (Data Diolah)

Berangkat dari uraian tersebut, jika perusahaan dalam mengelola tenaga kerja tidak memperhatikan faktor-faktor: keahlian (skill), yang dimiliki tenaga kerja yang merupakan keterampilan dan kesediaan dalam upaya aktivitas kerjanya, Kondisi lingkungan kerja (working conditions) yaitu situasi dan kondisi dimana pegawai bekerja, serta Konsistensi (consistency) yang diwujudkan kepatuhan dalam melaksanakan tugasnya, maka tenaga kerja tidak digunakan secara efisien.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dirumuskan

masalah adalah ”Bagaimana pengaruh keahlian, kondisi lingkungan kerja dan konsistensi terhadap efisiensi penggunaan tenaga kerja pada PDAM Tirta

Bina Labuhanbatu ?”,

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keahlian, kondisi lingkungan kerja dan konsistensi terhadap efisiensi penggunaan tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.


(26)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pihak Perusahaan, dalam rangka meningkatkan Keahlian dan Konsistensi serta untuk memperbaiki Kondisi lingkungan kerja di perusahaan sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

2. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU, merupakan tambahan kekayaan penelitian studi kasus untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan.

3. Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan yang dimiliki akan bertambah luas terutama mengenai Keahlian, Konsistensi, Kondisi lingkungan kerja dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

4. Bagi Peneliti berikutnya, sebagai referensi dalam melakukan penelitian khususnya mengenai Keahlian, Konsistensi, Kondisi lingkungan kerja dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Harso Susilo (2002) melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi tenaga kerja Pada PT. Mandala Airlines. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti adalah: Skill/Keahlian, Effort/Upaya, Working Condition/Kondisi lingkungan kerja, Consistenc/Keajegan, dan Efisiensi Tenaga Kerja. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik proporsional random sampling, dari 1.160 orang populasi diambil 92 orang menjadi sampel.

Hasil pengujian dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa Variabel Skill/Keahlian(X1), Variabel Effort/Upaya(X2), Variabel Working

Condition/ Kondisi lingkungan kerja (X3), dan Variabel Consistenc/Keajegan

(X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi penggunaan

tenaga kerja, secara parsial keempat variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap efisiensi penggunaan tenaga kerja, dan dari keempat variabel tersebut yang memiliki pengaruh yang paling besar atau yang paling dominan adalah variabel Consistenc/Keajegan.

Prabudi Traju Trisno, 2001 melakukan penelitian dengan judul

penelitian ”Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi tenaga

kerja pada PT. Merpati Nusantara Airlines” penelitian ini bertujan untuk


(28)

konsistensi terhadap efisiensi tenaga kerja pada PT. Merpati Nusantara Airlines.

Penelitian ini dilakukan di PT. Merpati Nusantara Airlines dengan menetapkan seluruh karyawan menjadi populasi, dan peneliti mengambil sampel sebanyak 98 responden dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling, daftar pertanyaan dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan 10 skala, serta data dianalisis dengan analisis regresi linear berganda.

Hal pengujian dalam panalitian tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel keahlian, upaya, kondisi lingkungan kerja, dan konsistensi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi tenaga kerja pada PT. Merpati Nusantara Airlines, koefisien determinasi dalam penelitian tersebut sebesar 51,7 %, pengujian secara parsial dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa keempat variabel bebas yanitu keahlian, upaya, kondisi lingkungan kerja dan konsistensi nerpengaruh terhadap efisiensi tenaga kerja pada PT. Merpati Nusantara Airlines, dan variabel yang paling dominan mempengaruhi efisiensi tenaga kerja adalah konsistensi.

2.2. Teori Tentang Keahlian

Menurut Agung (2007) Keahlian adalah Kemampuan seseorang dalam mengerjakan sebuah pekerjaan tertentu yang menjadi bidang ker janya. dengan keahlian yang dimilikinya memungkinkan untuk dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas-tugas secara baik dengan hasil yang maksimal. Keahlian yang dimiliki seseorang dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal yang nantinya harus terus menerus ditingkatkan. Salah


(29)

satu sumber peningkatan keahlian dapat berasal dari pengalaman-pengalaman dalam bidang tertentu. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui proses yang bertahap, seperti pelaksanaan tugas-tugas, pelatihan ataupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan keahlian seseorang.

Keahlian yang dimiliki tenaga kerja berpengaruh pada kelancaran produksi dan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Kelancaran proses kerja bergantung pada keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja. Semakin tinggi keahlian yang dimiliki akan semakin maksimal output yang dihasilkan begitu juga sebaliknya (Siswanto, 2003). Keahlian yang dimiliki tenaga kerja berpengaruh pada kelancaraan produksi dan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian kelancaran proses kerja bergantung pada keahlian yang dimiliki tenaga kerja.

Pengetahuan karyawan akan pelaksanaan tugas dan pengetahuan umum akan mempengaruhi pelaksanan tugas dan tanggung jawab tenaga kerja tersebut. Pemborosan bahan baku, waktu dan faktor produksi lain akan terjadi apabila karyawan tidak mempunyai cukup pengetahuan akan bidang kerjanya. Pemberian pelatihan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Pelatihan untuk meningkatkan keahlian dalam melaksanakan pekerjaan yang spesifik, sedangkan pendidikan menyangkut peningkatan kemampuan manusia secara keseluruhan (social, intelektual dan phisik). Dari training/latihan kerja akan didapatkan pengetahuan dan keahlian baru sehingga akan menjadikan seseorang lebih efektif dan berkualitas (Cruden dan Sherman, 1984)


(30)

Robert dalam Robbins (2007) mendefenisikan tiga keahlian mendasar manajemen yaitu:

1. Keahlian teknis yaitu kemampuan menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus.

2. Keahlian personal yaitu kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan memotivasi orang lain, baik secara individual maupun dalam kelompok.

3. Keahlian konseptual kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi-situasi rumit.

2.3. Teori Tentang Konsistensi

Menurut Mangkunegara (2008) Konsistensi merupakan ketetapan karyawan dalam menjalankan job description sesuai dengan apa yang diperintahkan perusahaan. Dalam suatu perusahaan industri, bagaimanapun baiknya peraturan kerja, pengawasan kerja, rencana-rencana produksi, penentuan anggaran, kesemuanya itu tidak akan mendukung tercapainya tujuan usaha perusahaan manakala sebagian dari pekerja merupakan manusia -manusia yang tidak patuh terhadap ketentuan-ketentuan yang ada dalam peraturan kerja maupun yang berasal dari pemerintah dan perundang-undangan.

Aturan-aturan yang berupa peringatan-peringatan wajar dan membutuhkan keajegan itulah yang mendatangkan disiplin. Perusahaan harus menentukan peringatan yang memadai, jika hal ini kurang dari yang diharapkan, perusahaan akan mendapat kesulitan dalam menambah penerimaan yang mengandung ancaman yang serius dimasa depan. Disiplin


(31)

kerja pada dasarnya merupakan salah satu wujud moral kerja yang tinggi. Untuk itu disiplin kerja tidak hanya diartikan sebagai kepatuhan terhadap ketentuan secara kaku, dipaksakan serta menggunakan ancaman sanksi/hukuman (Nawawi, 2006).

Konsistensi adalah salah satu personal trait yang paling sering disyaratkan oleh perusahaan saat mereka menerima karyawan baru. Tidak hanya dibutuhkan dalam menjalankan tanggung jawab, namun konsistensi juga menunjukkan kualitas kepribadian seseorang. Seorang karyawan yang memberikan hasil kerja yang stabil dan tidak pernah lalai meningkatkan kualitasnya akan lebih dihargai perusahaan dan dipekerjakan lebih lama dibandingkan dengan seorang karyawan yang sesekali menunjukkan prestasi kerja yang sangat memuaskan, namun kinerjanya seringkali berubah dengan ekstrim. Manajemen perusahaan lebih menghargai karyawan yang konsisten menunjukkan prestasi dan kinerja kerja yang terus meningkat walaupun tidak drastis. Konsisten dalam mengerjakan tiap tugas pada akhirnya akan jadi kebiasaan kerja yang menguntungkan. Work habit yang tercipta akan membuahkan efisiensi kerja. Anda akan bekerja lebih cepat dan efisien dengan hasil yang tetap baik. Dengan kata lain, konsistensi pada akhirnya membuat Anda bekerja dengan lebih pintar.(http://pacebuk.blogspot .com/2011/05/jaga-konsistensi-kerja.html)

Siswanto (1989) menyatakan bahwa pembinaan disiplin kerja yang terus menerus dilakukan oleh manajemen pada suatu saat diharapkan para karyawan tidak melakukan disiplin bukan karena sanksi, akan tetapi sudah


(32)

menjadi budaya dan berjalan sesuai dengan irama dan berputarnya program dan beban kerja perusahaan.

Dalam suatu perusahaan industry, bagaimana baiknya peraturan kerja, pengawasan kerja, rencana-rancana produksi, penentuan anggaran, kesemuanya itu tidak akan mendukung tercapainya tujuan usaha perusahaan manakala sebagian dari antara pekerja merupakan manusia-manusia yang tidak patuh terhadap ketentuan-ketentuan yang ada. Bedjo Siswanto (1989: 277) menyatakan bahwa pembinaan disiplin yang terus menerus dilakukan oleh manajemen pada suatu saat diharapkan para karyawan tidak melakukan disiplin bukan karena sanksi, akan tetapi sudah menjadi budaya dan berjalan sesuai dengan irama dan berputarnya program dan beban kerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa konsistensi dalam aktifitas kerja Nampak dari disiplin karyawan, berkaitan dengan kepatuhan menaati peraturan perusahaan dan selanjutnya berpengaruh pada kelancaran proses kerja serta efisiensi penggunaan tenaga kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak saja perlu mendapatkan tenaga kerja yang mempunyai tingkat keterampilan tinggi, tetapi juga perlu didukung oleh disiplin yang telah menjadi budaya dalam segala pekerjaan diperusahaan.

Konsistensi adalah suatu karakteristik sikap yang memunculkan kesesuaian antara pernyataan, pedoman, atau sebuah asas dengan tindakan atau perilakunya. Konsistensi terhadap suatu objek akan menghasilkan sebuah respon yang terdiri dari aspek kognitif, afektif, dan konatif (Ponticelly,2002).


(33)

Dari uraian diatas jelas bahwa konsistensi dalam aktivitas kerja nampak dalam disiplin pegawai, keterkaitan dengan kepatuhan menaati peraturan perusahaan dan selanjutnya akan mempengaruhi kelancaran proses kerja dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

2.4. Teori Tentang Kondisi lingkungan kerja

Beberapa macam kondisi yang dapat dipersiapkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan adalah penerangan, suhu udara, suara bising, penggunaan warna, ruang gerak yang diperlukan serta keamanan kerja dalam perusahaan. Masing-masing jenis kondisi lingkungan kerja ini perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan baik oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan, sehingga diperoleh kenyamanan kerja yang memadai bagi para karyawan yang bekerja didalam perusahaan tersebut (Wilberforces T, 2000)

Ketidakberesan lingkungan kerja dapat menuntut tanaga kerja dan waktu yang lebih banyak, yang tentunya tidak akan mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien (Siregar, 1988). Faktor kondisi lingkungan kerja dalam terminologi ini lebih diartikan sebagai lingkungan dimana suatu dilaksanakan dan tediri dari segi-segi: (1) Suasana Kerja ( non-physical working environment); (2) Lingkungan tempat kerja (physical working environment); (3) Perlengkapan dan fasilitas. Suasana kerja yang baik dihasilkan dalam organisasi yang tersusun secara baik, pembagian kerja yang jelas dan lain-lain. Lingkungan fisik seperti tata ruang yang tepat, cahaya yang cukup, suhu dan kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan getaran mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain, atau yang


(34)

berhubungan dengan waktu seperti jam kerja, waktu istirahat serta kerja bergilir (shifting), berpengaruh terhadap hasil kerja manusia (Siswanto, 2003) Stewart and Stewart, (1983: 53 ) menyatakan “Working condition can be defined as series of conditions of the working environment in which become the working place of the employee who works there,” yang kurang lebih dapat diartikan kondisi lingkungan kerja sebagai serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Kondisi yang dimaksud disini adalah kondisi lingkungan kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pegawai untuk dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada di lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan keamanan kerja, temperatur, kelambaban, ventilasi, penerangan, kebersihan dan lain–lain.

Menurut Newstrom (2000) Work condition relates to the scheduling of work-the length of work days and the time of day (or night) during which people work. yang kurang lebih berarti bahwa kondisi lingkungan kerja berhubungan dengan penjadwalan dari pekerjaan, lamanya bekerja dalam hari dan dalam waktu sehari atau malam selama orang-orang bekerja.

Oleh sebab itu kondisi lingkungan kerja yang terdiri dari faktor -faktor seperti kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sementara dari lingkungan kerja, harus diperhatikan agar para pekerja dapat merasa nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Sihombing (2004) menyatakan bahwa lingkungan Kerja adalah faktor -faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi.


(35)

Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu I tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja

2.4.1. Jenis Kondisi lingkungan kerja : 1. Kondisi Fisik dari lingkungan kerja

Kondisi fisik dari lingkungan kerja di sekitar karyawan sangat perlu diperhatikan oleh pihak badan usaha, sebab hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjamin agar karyawan dapat melaksanakan tugas tanpa mengalami gangguan. Memperhatikan kondisi fisik dari lingkungan kerja karyawan dalam hal ini berarti berusaha menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para karyawan sebagai pelaksanan kerja pada tempat kerja tersebut.

Kondisi fisik dari lingkungan kerja menurut Newstrom (2000) adalah among the more obvious factors that can affect the behavior of workers are the physical conditions of the work environment, including the level of lighting, the usual temperature, the level of noise, the amounts and the types of airbone chemicals and pollutans, and aesthetic features such as the colors of walls and flors, and the presence (or absence) of art work, music, plants decorative items. Kira- kira berarti bahwa faktor yang lebih nyata dari faktor-faktor yang lainnya dapat mempengaruhi perilaku para pekerja adalah kondisi fisik, dimana yang termasuk didalamnya adalah tingkat pencahayaan, suhu udara, tingkat kebisingan, jumlah dan macam-macam radiasi udara yang berasal dari zat kimia dan polusi-polusi, ciri-ciri estetis seperti warna dinding


(36)

dan lantai dan tingkat ada (atau tidaknya) seni didalam bekerja, musik, tumbuh-tumbuhan atau hal-hal yang menghiasi tempat kerja.

Menurut Handoko (2000), lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja, yang meliputi temperatur, kelembaban udara, sirkulasi juadara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain yang dalam hal ini berpengaruh terhadap hasil kerja manusia tersebut.

2.4.2. Faktor-faktor lingkungan kerja fisik meliputi : a. Illumination

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi para karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: cahaya yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan berupa lampu. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Dengan penerangan yang baik para karyawan akan dapat bekerja dengan cermat dan teliti sehingga hasil kerjanya mempunyai kualitas yang memuaskan. Cahaya yang kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan menjadi lambat, banyak mengalami kesalajhan, dan pada akhirtnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanbkan pekerjaan, sehingga tujuan dari badan usaha sulit dicapai.

b. Temperature

Bekerja pada suhu yang panas atau dingin dapat menimbulkan penurunan kinerja. Secara umum, kondisi yang panas dan lembab cenderung


(37)

meningkatkan penggunaan tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya akan menurun.

c. Noise

Bising dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-lebih dalam melaksanakan suatu pekerjaan, karena konsentrasi perusahaan akan dapat terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukkan akan banyak timbul kesalahan ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian. d. Motion

Kondisi gerakan secara umum adalah getaran. Getaran-getaran dapat menyebabkan pengaruh yang buruk bagi kinerja, terutama untuk aktivitas yang melibatkan penggunaan mata dan gerakan tangan secara terus -menerus. e. Pollution

Pencemaran ini dapat disebabkan karena tingkat pemakaian bahan-bahan kimia di tempat kerja dan keaneksragaman zat yang dipakai pada berbagai bagian yang ada di tempat kerja dan pekerjaan yang menghasilkan perabot atau perkakas. Bahan baku-bahan baku bangunan yang digunakan di beberapa kantor dapat dipastikan mengandung bahan kimia yang beracun. Situasi tersebut akan sangat berbahaya jika di tempat tersebut tidak terdapat ventilasi yang memadai.


(38)

f. Aesthetic Factors

Menurut faktor keindahan ini meliputi: musik, warna dan bau-bauan. Musik, warna dan bau-bauan yang menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dalam melaksankan pekerjaanya (Newstrom, 2000).

2.4.3. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja

Rancangan fisik dan desain dari pekerjaan, sejumlah ruangan kerja yang tersedia dan jenis-jenis dari perlengkapan dapat mempengaruhi perilaku pekerja dalam menciptakan macam-macam kondisi psikologi. Menurut newstrom (2000) Kondisi psikologis dari lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja yang meliputi perasaan yang bersifat pribadi atau kelompok, status dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang kerja dan sejumlah pengawasan atau lingkungan kerja.

2.4.4. Faktor-faktor dari kondisi psikologis meliputi: a. Feeling of privacy

Privasi dari pekerja dapat dirasakan dari desain ruang kerja. Ada ruang kerja yang didesain untuk seorang pekerja, adapula yang didesain untuk beberapa orang, sehingga penyelia untuk mengawasi interaksi antar karyawan.

b. Sense of status and impotance

Para karywan tingkat bawah senang dengan desain ruang yang terbuka karena memberi kesempatan kepada karyawan untuk berkomunikasi secara informal. Sebaliknya para manajer merasa tidak puas dengan desain ruang


(39)

yang terbuka karena banyak gangguan suara dan privasi yang dimiliki terbatas.

3. Kondisi sementara dari lingkungan kerja

Menurut Newstrom (2000), “The temporal condition-the time structure of the work day. Some of the more flexible work schedules have developed in an effort to give workers a greater sense of control over the

planning and timing of their work days”. Kondisi sementara meliputi stuktur waktu pada hari kerja. Mayoritas dari pekerja bekerja dengan jadwal 5-9 jam dimana pekerja akan diberi waktu 1 jam untuk istirahat dan makan siang.Faktor-faktor dari kondisi sementara meliputi:

a. Shift

Dalam satu hari sistem kerja shift dapat dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, shift sore, dan shift malam. Berdasarkan banyak penelitian bahwa shift malam dianggap banyak menimbulkan masalah seperti stres yang ti nggi, ketidakpuasan kerja dan kinerja yang jelek.

b. Compressed work weeks

Maksudnya adalah mengurangi jumlah hari kerja dalam seminggu, tetapi menambah jumlah jam kerja perhari. Mengurangi hari kerja dalam seminggu mempunyai dampak yang positif dari karyawan yaitu karyawan akan merasa segar kembali pada waktu bekerja karena masa liburnya lebih lama dan juga dapat mengurangi tingkat absensi dari karyawan.


(40)

c. Flextime

Adalah suatu jadwal kerja dimana karywan dapat memutuskan kapan mulai bkerja dan kapan mengakhiri pekerjaannya selama karywan dapat memenuhi jumlah jam kerja yang ditetapkan oleh badan usaha.

Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Kondisi lingkungan kerja dipandang mempunyai peranan yang cukup penting terhadap kenyamanan, ketenangan, dan keamanan kerja. Terciptanya kondisi lingkungan kerja yang nyaman akan membantu para karyawan untuk bekerja dengan lebih giat sehingga produktivitas dan kepuasan kerja bisa lebih meningkat. Kondisi lingkungan kerja yang baik merupakan kondisi lingkungan kerja yang bebas dari gangguan fisik seperti kebisingan, kurangnya penerangan, maupun polusi serta bebas dari gangguan yang bersifat psikologis maupun temporary seperti privasi yang dimiliki karyawan tersebut maupunpengaturan jam kerja (Newstrom, 2000).

2.5. Teori Tentang Efisiensi

Menurut Siswano (2003), efisiensi kerja karyawan adalah perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya yang merupakan syarat dan menjadi ukuran keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama manusia. Dorongan atau motivasi perlu ditumbuhkan apabila efisiensi merupakan tujuan yang ingin dicapai dan perlu bagi kelangsungan hidup perusahaan

Kata “efisien” berasal dari bahasa Latine fficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Tapi dalam sejarah selanjutnya, arti


(41)

semula itu mengalami perkembangan. Efisiensi dapat dirumuskan menurut suatu pengertian tertentu yaitu memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang nyata (imbangan akibat-akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak dikehendaki) dengan pengorbanan yang diberikan.

Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang maksimal dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan.

Tunggal (2003) menyatakan bahwa efisiensi adalah prediksi keluaran/output pada biaya minimum, atau merupakan rasio antara kuantitas sumber yang digunakan dengan keluaran yang dikirim. Sedangkan menurut Gie (1997 : 26), efisiensi adalah satu pengertian tentang perhubungan optimal antara pendapatan dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-hasilnya, modal dan keuntungan, biaya dan kenikmatan, yang ada kalanya juga disamakan dengan ketepatan atau dapat juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara pengeluaran dan penghasilan, antara suatu usaha kerja dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu :

1. Segi hasil

Suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu memberikan hasil yang maksimal. Hasil yang dimaksud yaitu mengenai kualitas dan kuantitas maksimal yang diperoleh.

2. Segi usaha

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur, yaitu waktu, biaya dan metode kerja


(42)

Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran), suatu cara bekerja yang efisien ialah cara yang dengan tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai yaitu :

1. Cara yang termudah 2. Cara yang teringan 3. Cara yang tercepat 4. Cara yang tersingkat 5. Cara yang termurah

Suatu cara bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha tertentu akan mengakibatkan tercapainya hasil yang dikehendaki, bahkan dalam derajat yang tertinggi mengenai mutu dan jumlahnya. Jadi hasil yang maksimal dalam setiap perkerjaan tergantung pula pada cara bekerja yang efisien.

c. Pengukuran Efisiensi Kerja

Ada berbagai cara sebagai pedoman yang dipakai untuk mengukur apakah efesiensi tercapai dalam suatu perkerjaan. Menurut Reksohadiprawito (2000), pedoman dalam pengukuran efisiensi kerja yaitu :

1. Jika dua macam tindakan akan memberikan hasil yang sama dalam rangka tujuan, organisasi, maka salah satu harus dipilih yaitu yang mengakibatkan pendekatan biaya-biaya yang paling sedikit.

2. Jika dua macam tindakan mengakibatkan pengeluaran biaya-biaya yang sama, maka salah satu harus dipilih yaitu yang memberikan hasil yang lebih


(43)

banyak. Sementara itu menurut Ackoff (1999) bahwa terdapat 6 (enam) cara pengukuran efesiensi yang paling umum, yaitu :

1. Berpegang pada faktor “waktu” yang konstan, kemudian mengukur % hasil pekerjaan yang diselesaikan.

2. Berpegang pada faktor “biaya” yang konstan, kemudian mengukur % hasil pekerjaan yang diselesaikan.

3. Berpegang pada faktor “metode kerja” yang konstan, kemudian mengukur % hasil pekerjaan yang diselesaikan.

4. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

5. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

6. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur metode kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi) penggunaan personel sebagai tenaga kerja. Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode dan alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia (Hadari Nawawi, 1990: 90) selanjutnya Hadiri (1990: 109) mengatakan bahwa hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai denga uang, sehingga produktivitas hanya dapat digambarkan melalui efisiensi personel dalam


(44)

melaksanakan tugas pokoknya. Secara kuantitatif tidak dapat segera diamati, namum ketepatan dan kecermatan menggunakan metode atau alat sebagai indikator yang dapat menjamin kualitas hasil yang akan dicapai selalu dapat diamati. Daya guna (efisiensi) yang berarti produktifitas tinggi mengandung indikator sebagai berikut:

1. Metode atau cara bekerja yang dipergunakan merupakan cara terbaik dan paling tepat untuk mencapai hasil maksimum baik dari sisi kuantitas dan kualitas.

2. Peralatan yang dipakai merupakan yang terbaik dan paling serasi dengan metode yang dipilih. Hal ini ditunjang dengan pemeliharaan dan penggunaan secara maksimal dan bertanggungjawab hingga mencapai hasil yang maksimal.

3. Penggunaan metode kerja dan peralatan memperkecil hambatan.

4. Penggunaan metode kerja dan alat tidak mengandung resiko yang merugikan dan memiliki jaminan yang tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Personel kerja memiliki kreatifitas, inisiatif dan sikap kerja yang tepat terutama dalam menghadapi hambatan kerja, efisiensi akan tampat dalam disiplin (loyalitas) kerja dan moral (semangat) kerja.

Effisiensi merupakan determinan dari produktifitas dan ditentukan oleh aspek organisasi kerja dan rancangan pekerjaan. Efisiensi akan berkurang saat pekerjaan menjadi lebih rumit, kurang terspesialisasi dan kurang mekanis (Wexley, 1988, 122).


(45)

2.6. Kerangka Konseptual

Organisasi atau perusahaan akan berhasil apabila perusahaan tersebut mampu secara efektif dan efisien mengkombinasikan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tersebu. Seberapa baik strategi suatu perusahaan untuk mendayagunakan sumber daya yang ada menjadi indikator tingkat keberhasilan suatu perusahaan.

Perusahaan yang berangkutan harus mampu menempatkan tanaga kerja pada suatu pekerjaan sesuai dengan keahlian atau bakat pekerja tersebut dan memastikan semua tenaga kerja dapat bekerja dengan baik dan pekerjaanya sesuai dengan kemampuan tenaga kerja tersebut. Keahlian yang dimiliki tenaga kerja berpengaruh pada kelancaran produksi dan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Kelancaran proses kerja bergantung pada keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja. Semakin tinggi keahlian yang dimiliki akan semakin maksimal output yang dihasilkan begitu juga sebaliknya (Siswanto, 2003).

Keputusan yang dibuat oleh seorang manajer mempengaruhi tidak hanya keberhasilan saja, tetapi juga perilaku-perilaku, kinerja dan kepuasan karyawan, fokus perusahaan terhadap pemuasan para pelanggan, perasaan karyawan terhadap perlakuan yang adil, dan pada akhirnya efisiensi dan efektivitas keseluruhan organisasi (Gibson, 1996). Ketidakberesan lingkungan kerja dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak, yang tentunya tidak akan mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.


(46)

Pengaruh faktor manusia sebagai pelaksana kerja atas efisiensi kerja meliputi unsur-unsur: (1) Kemampuan dan kemahiran bekerja, (2) Keinginan bekerja, (3) Lingkungan kerja, dan (4) Konsistensi/Keajegan tersebut dikemukakan oleh maiyer (2008). Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka variabel keahlian, konsistensi, dan kondisi lingkungan kerja dijadikan variabel bebas dalam penelitian ini yang akan menjelaskan variabel terikat dalam hal ini efisiensi penggunaan tenaga kerja.

2.7. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini adalah keahlian, kondisi lingkungan kerja dan konsistensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi penggunaan tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

Gambar2.1. Kerangka Konsistensi

(X2)

Kondisi lingkungan kerja

(X3)

Keahlian (X1)

Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tenaga kerja di PDAM Tirta Bina Labuhanbatuyang berlokasi di Jl WR. Supratman Labuhanbatu. Adapun penelitian ini dilaksanakan dari Mei 2011 sampai dengan Februari 2012.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan pendekatan survey. Pendekatan survey adalah kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui status, gejala menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah dipilih dan atau ditentukan (Arikunto, 2005).

3.2.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif, Nazir (2005) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.


(48)

3.2.3. Sifat Penelitian

Oleh karena penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat maka sifat penelitian ini adalah explanatory research. Sugiyono (2003) menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan varabel lainnya

3.3 Populasi dan Sensus

Populasi adalah kelompok atau kumpulan dari seluruh elemen atau individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu riset (Sumarsono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap BUMD PDAM Tirta Bina Labuhanbatu yang berjumlah sebanyak 65 orang, dan semua populasi ini diobservasi dalam penelitian ini (sensus). 3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian ini, data dan informasi dikumpulkan dengan menggunakan metode, yaitu :

1. Daftar pertanyaan (Questionaire) yang diberikan kepada pegawai PDAM Tirta BinaLabuhanbatu yang menjadi responden.

2. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan dokumen-dokumen pendukung yang diperoleh secara langsung dari PDAM Tirta BinaLabuhanbatu, yang berhubungan dengan Keahlian, Kondisi lingkungan kerja, dan konsistensi, dan Efisiensi tenaga kerja.


(49)

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer, yakni data yang bersumber langsung dari responden yang terdapat pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

b. Data Sekunder, yakni data yang diperoleh dari sumber kedua seperti : jumlah pegawai, tingkat kehadiran pegawai, dan berbagai data pendukung lainnya yang terdapat pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. 3.6. Identifikasi dan Definisi Overasional Variabel

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri variabel bebas (X) dan Variabel terikat (Y).

Variabel bebas dalam penelitian ini pertama adalah 1. Keahlian (X1)

2. Konsistensi(X2) dan

3. Kondisi lingkungan kerja(X3),

Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja (Y).

Definisi operasional variabel dari hipotesis pertama dapat dilihat dalam Tabel3.1 berikut ini:


(50)

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Ukuran

Keahlian (X1)

Kemampuan

karyawan dalam mengerjakan sebuah pekerjaan tertentu yang menjadi bidang kerjanya. 1. Kemampuan 2. Terampil 3. Bakat 1.Kemampuan menyelesaikan pekerjaan 2.Berusaha meningkatkan

Kemampuanbekerja 3.Terampil dalam bekerja 4.Kecepatan menyelesaikan

pekerjaan

5.Ketepatan dalam bekerja 6.Bakat dalam bekerja 7.Mengembangkan diri

Skala Likert

Konsistensi (X2)

Ketetapan karyawan dalam menjalankan job description sesuai dengan apa yang diperintahkan.

1. Ketepatan 2. Kepatuhan

3. Kondisi

1.Tepat waktu

2.Rajin dalam bekerja 3.Patuh terhadap peraturan 4.Tanggung jawab

menyelesaikan pekerjaan 5.Rutinitas dalam bekerja 6.Berurutan menyelesaikan

kerja Fokus pada pekerjaan sendiri. Skala Likert Kondisi lingkungan kerja (X3)

Semua keadaan fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja, yang meliputi temperatur,

kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan,

kebisingan, getaran mekanis, yang berpengaruh

terhadap hasil kerja karyawan.

1. Suhu udara 2. Penerangan 3. Suasana kerja

1 Temperatur 2 Kelembapan udara 3 Sirkulasi udara 4 Cahaya 5 Kebisingan. 6 Getaran Skala Likert Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja (Y)

Perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya yang merupakan syarat dan menjadi ukuran keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama karyawan

1. Metode 2. Tempat 3. loyalitas 4.Semangat

1. Metode dalam kerja 2. Ketepatan penggunaan

sarana dan prasarana. 3. Loyalitas dalam bekerja 4. Semangat dalam

menyelesaian pekerjaan

Skala Likert


(51)

3.7. Statistik Inferensial 3.7.1. Pengujian Validitas

Validitas menunjuk kepada sejauhmana alat pengukur itu dapat melakukan fungsinya mengukur dengan cermat dan tepat sesuai yang diharapkan. Suatu skala pengukuran disebut valid bila dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka skala tersebut tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan.(Kuncoro, 2003)

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas suatu alat ukur, semakin tinggi tingkat validitasnya maka alat ukur tersebut menunjukkan semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Pengujan ini akan dilakukan kepada 30 orang responden karyawan PDAM Tirta Uli Pematang Siantar, dipilihnya PDAM Tirta Uli Pematang Siantar karena memiliki beberapa persamaan dengan objek penelitian ini.

Teknik pengujian validitas dengan menggunakan tingkat signifikan 5% untuk mengetahui keeratan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara mengkorelasikan antara skor ítem pertanyaan terhadap skor total.

Menurut Sugiono (2005) bahwa “Jika nilai validitas Corrected Item Total Correlation setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan

dianggap sudah valid”, selain itu dapat juga dilihat dari nilai signifikansi (1

-tailed) yang berada dibawah α sebesar 5% maka butir pertanyaan tersebut dianggap sudah valid.


(52)

3.7.1.1. Pengujian validitas Instrumen Variabel Keahlian

Hasil pengujian validitas instrument variabel keahlian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keahlian Pernyataan Corrected

Item total Correlaion

Sig. (1 – tailed)

Keterangan

1. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik

2. Saya terampil menyelesaikan pekerjaan

3. Bakat saya sesuai dengan pekerjaan saya saat ini. 4. Saya mampu bekerja dengan cepat

5. Sayamampu mengerjakan pekerjaan dengan tepat. 6. Saya selalu berusaha meningkatkan kemampuan saya

7. Saya selalu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan pekerjaan saya.

0.51 0.585 0.531 0.430 0.636 0.613 0.447 0.003 0.001 0.003 0.018 0.000 0.000 0.013 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.2, diperoleh hasil pengujian instrument variabel keahlian secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlationyang lebih besar dari 0,30. Maka dapat disimpulkan seluruh instrumen pertanyaan dari variabel keahlian yang digunakan adalah valid dan instrumen ini dapat digunakan dalam penelitian, hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi (1-tailed) yang seluruhnya dibawah 0.05 (5%).


(53)

3.7.1.2. Pengujian validitas Instrumen Variabel Konsistensi

Hasil pengujian validitas instrumen variabel konsistensi dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Konsistensi Pernyataan Corrected

Item total Correlaion

Sig. (1 – tailed)

Keterangan 1. Saya selalu hadir ditempat kerja tepat waktu

2. Sayatidak pernah pulang sebelum jam kerja kantor berakhir

3. Saya selalu mematuhi segala peraturan yang ditetapkan perusahaan

4. Saya menganggap pekerjaan saya sebagai sesuatu yang rutin

5. Pekerjaan di PDAM ini terurut mulai dari bagian awal sampai akhir

6. Saya hanya mengerjakan pekerjaan saya sendiri

7. Saya tidak mau mencampuri pekerjaan kawan saya. 8. Pegawai dari unit lain tidak pernah mencampuri pekerjaan

saya

9. Penyelesaian pekerjaan disini sepenuhnya tergantung pada orang yang seharusnya mengerjakan pekerjaan tersebut

0.688 0.709 0.598 0.522 0.501 0.598 0.619 0.627 0.745 0.000 0.000 0.000 0.003 0.005 0.000 0.000 0.000 0.000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.3 dipeoleh hasil pengujian instrument variabel konsistensi secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlationyang lebih besar dari 0,30. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument pernyataan dari variabel konsistensi yang digunakan adalah valid dan instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi (1-tailed) yang seluruhnya dibawah 0,05 (5%).


(54)

3.7.1.3. Pengujian validitas Instrument Variabel Kondisi lingkungan kerja Hasil pengujian validitas instrumen variabel kondisi lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Kondisi lingkungan kerja Pernyataan Corrected

Item total Correlaion

Sig. (1 – tailed)

Keterangan 1. Temperatur diruang kerja sangat mendukung untuk

mengerjakaan pekerjaan kami

2. Untuk mendukung pekerjaan ruang kerja kami dilengkapi dengan sarana untuk menjaga kelembapan udara.

3. Kantor kami ditata dengan baik sehingga sirkulasi udara sangat baik.

4. Pengaturan cahaya ditempat kerja kami sangat baik. 5. PDAM Tirta Bina jauh dari kebisingan.

6. Di PDAM Tirta Bina ini tidak ada getaran yang dapat mengganggu pegawai dalam bekerja

0.469 0.436 0.459 0.744 0.440 0.484 0.009 0.016 0.011 0.000 0.015 0.007 Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.4 diperoleh hasil pengujian instrument variabel kondisi lingkungan kerja secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlationyang lebih besar dari 0,30. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument pernyataan dari variabel kondisi lingkungan kerjayang digunakan adalah valid dan daftar pertanyaan ini dapat digunakan dalam penelitian, hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi (1-tailed) yang seluruhnya dibawah 0,05.


(55)

3.7.1.4. Pengujian validitas Instrumen Variabel Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja.

Hasil pengujian validitas instrumen variabel Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pernyataan Corrected

Item total Correlaion

Sig. (1 – tailed)

Keterangan 1. Metode kerja yang diterapkan membuat pekerjaan kami

tidak rumit

2. Penggunaan metode kerja yang ditetapkan perusahaan tidak mengandung resiko yang merugikan

3. Sarana diperusahaan ini dipergunakan seefisien mungkin.

4. Prasarana diperusahaan ini dipergunakan seefisien mungkin

5. Saya memiliki loyalitas kerja yang tinggi dalam mengerjakan pekerjaan saya diperusahaan

6. Saya memiliki semangat kerja yang tinggi dalam mengerjakan pekerjaan saya di perusahaan

0.641 0.449 0.679 0.389 0.444 0.647 0.000 0.013 0.000 0.033 0.014 0.000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.5 dipeoleh hasil pengujian instrument variabel Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlationyang lebih besar dari 0,30. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument pernyataan dari variabel Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerjayang digunakan adalah valid dan instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, selain itu hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi (1-tailed) yang seluruhnya dibawah 0,05.


(56)

3.7.2. Pengujian Reliabilitas

Tingkat konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dinamakan reabilitas. Jika suatu alat ukur dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relative konstan, maka alat ukur tersebut realibel. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrument pengukur yang baik.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan atau dianalisis dengan teknik Cronbach Alfa (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alfa≥0,60 (Ghozali, 2005).

Menurut Ghozali (2005), ”Reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesiner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, yaitu; 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang; 2) One Shot atau pengukuran sekali

saja”.Sekaran (2000) menyatakan bahwa reliabilitas yang kurang dari 0,6

adalah kurang baik sedangkan 0,7 dapat diterima dan seterusnya 0,8 keatas dinyatakan baik.


(57)

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s

Alpha

N

Of Items Keterangan 1. Variabel Keahlian

2. Variabel Konsistensi

3. Variabel Kondisi lingkungan kerja 4. Variabel Efisiensi Tenaga kerja

0.724 0.753 0.687 0.689 8 10 7 7 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah

Pada Tabel 3.6. diperoleh hasil bahwa hasil pengujian seluruh variabel penelitian memiliki nilai r-hitung> r-tabel(0.60). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel keahlian, konsistensi, kondisi lingkungan kerja dan effisiensi tenaga kerja adalah reliabel, sehingga seluruh item layak dipergunakan dalam penelitian. 3.8. Model Analisis Data

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda, analisis regresi linier berganda ini dipilih karena variabel terikat dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas. Metode analisis dibutuhkan untuk memecahkan perumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode analisis akan berisikan alat yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesis apakah dapat diterima atau ditolak nantinya berdasarkan kesesuaian dengan hasil yang diperoleh. Regresi linier berganda Hipotesis pertama menggunakan model persamaan sebagai berikut:

 

 

a b1x1 b2x2 b3 x3

Y

dimana :

Y1 = Efisiensi

X1 = Keahlian


(58)

X3 = Kondisi lingkungan kerja

= error term

a = Konstanta.

b1 = Koefisien regresi variabel Keahlian.

b2 = Koefisien regresi variabel Konsistensi.

b3 = Koefisien regresi variabel Kondisi lingkungan kerja.

Pengujian Hipotesis

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model,yaitu kemampuan,keahlian, konsistensi, dan kondisi lingkungan kerja dalam menerangkan variasi dari variabel Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. Menurut Ghozali (2005) menyatakan bahwa secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan.

b. Uji F (Uji Serempak)

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel , maka H0

ditolak dan H1 diterima. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

akan diuji pada tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan

= 0,05 (5%). Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut : H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak (H1 diterima) jika Fhitung >Ftabel pada α = 5%

H0: b1, b2, b3 = 0 Artinya Keahlian, Konsistensi, dan Kondisi lingkungan

kerjasecara serempak tidak berpengaruh terhadap Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.


(59)

H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 Artinya Keahlian, Konsistensi, dan Kondisi lingkungan

kerjasecara serempak berpengaruh terhadap Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

c. Uji t (uji parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu Keahlian, Konsistensi, dan Kondisi secara parsial terhadap Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh variabel Keahlian terhadap Efisiensi tenaga kerja pada

PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

H0 : bi = 0. Artinya Keahlian secara parsial tidak berpengaruh terhadap

Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. H0 : bi ≠ 0. Artinya Keahlian secara parsial berpengaruh terhadap

Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. 2. Pengaruh variabel Konsistensi terhadap Efisiensi tenaga

kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

H0 : bi = 0. Artinya Konsistensisecara parsial tidak berpengaruh

terhadap Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

H0 : bi ≠ 0. Artinya Konsistensi secara parsial berpengaruh terhadap

Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. 3. Pengaruh variabel Kondisi lingkungan kerjaterhadap Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.


(60)

H0 : bi = 0. Artinya Kondisi lingkungan kerjasecara parsial tidak

berpengaruh terhadap Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

H0 : bi ≠ 0. Artinya Kondisi lingkungan kerjasecara parsial

berpengaruh terhadap Efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu.

Nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel, dan kriteria pengambilan

keputusannya adalah:

Jika thitung < ttabel H0 diterima atau H1 ditolakpada α = 5%

Jika thitung > ttabel H0 ditolak atau H1 diterimapada α = 5%

3.9. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak.

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regrasi variabel bebas dan variabel terikat memiliki data yang berdistribusi normal atau tidak, menurut Sugiono (2005)

Uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov-Smirnov Jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil dari alpha 5%, maka dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya jika angka signifikansi di dalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).


(61)

Cara lain yang sering digunakan adalah dengan melihat tampilan grafik histogram yang memberikan pola distribusi normal karena menyebar secara merata ke kiri dan kekanan. Atau dapat juga kita lihat dari grafik Normal P-P plot.

Jika Grafik Normal Plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa model garis regresi memenuhi asumsi normalitas. 3.9.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dipergunakan untuk mengetahu ada tidaknya variabel indevendent yang memiliki kemiripan dengan variabel independent lain dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel independent tersebut.

Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi.Multikolinearitas biasanya terjadi ketika sebagian besar variabel yang digunakan saling terkait dalam suatu model regresi.Masalah multikolinearitas tidak dijumpai pada regresi sederhana karena dalam regresi sederhana hanya melibatkan satu variabel independen saja.

Pengujian multikolonieritas pada usulan penelitian ini dilakukan dengan melihat collnarity statistic dan nilai koefisien korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolonierisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Multikolinieritas terjadi apabila (1) nilai tolerance (Tolerance < 0.10 dan (2) Variance inflation faktor (VIF>10).


(1)

3. Validitas Kondisi Kerja

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 TTL

p1 Pearson Correlation 1 -.008 -.078 .192 .127 .206 .469**

Sig. (2-tailed) .367 .382 .310 .304 .276 .009

N 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation -.008 1 .000 .140 .381* -.132 .436*

Sig. (2-tailed) .967 1.000 .460 .038 .486 .016

N 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation -.078 .000 1 .398* -.007 .060 .459*

Sig. (2-tailed) .682 1.000 .029 .971 .753 .011

N 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .192 .140 .398* 1 .079 .395* .744**

Sig. (2-tailed) .310 .460 .029 .680 .031 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .127 .381* -.007 .079 1 -.143 .440*

Sig. (2-tailed) .504 .038 .371 .480 .449 .015

N 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .206 -.132 .060 .395* -.143 1 .484**

Sig. (2-tailed) .276 .486 .753 .031 .449 .007

N 30 30 30 30 30 30 30

TTL Pearson Correlation .469** .436* .459* .344** .440* .484** 1

Sig. (2-tailed) .009 .016 .011 .000 .015 .007

N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(2)

4. Uji Validitas Efisiensi Tenaga Kerja

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 TTL

p1 Pearson Correlation 1 .135 .231 .049 .000 1.000** .647**

Sig. (2-tailed) .477 .218 .797 1.000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .135 1 .500** -.199 .019 .135 .449*

Sig. (2-tailed) .477 .005 .293 .919 .477 .013

N 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .231 .500** 1 .000 .333 .231 .679**

Sig. (2-tailed) .218 .005 1.000 .072 .218 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .049 -.199 .000 1 -.035 .049 .389*

Sig. (2-tailed) .797 .293 1.000 .853 .797 .033

N 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .000 .019 .333 -.035 1 .000 .444*

Sig. (2-tailed) 1.000 .919 .072 .853 1.000 .014

N 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation 1.000** .135 .231 .049 .000 1 .647**

Sig. (2-tailed) .000 .477 .218 .797 1.000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

TTL Pearson Correlation .647** .449* .679** .389* .444* .647** 1

Sig. (2-tailed) .000 .013 .000 .033 .014 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(3)

5. Uji Reliabilitas Keahlian

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.724 8

6. Uji Reliabilitas Konsistensi

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.753 10

7. Uji Reliabilitas Kondisi Kerja

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.687 7

8. Uji Reliabilitas Efisiensi Tenaga Kerja

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(4)

9. Hasil Uji Statistik

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .339 2.296 .148 .883

keahlian .355 .071 .432 5.019 .000 .848 1.179 konsistensi .102 .064 .146 1.607 .113 .766 1.306

kondisi .456 .074 .517 6.162 .000 .894 1.119


(5)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Keahlian 65 21 32 26.45 2.744

Konsistensi 65 26 42 32.66 3.218

Kondisi 65 12 25 19.45 2.556

Efisiensi 65 17 27 21.94 2.256

Valid N (listwise) 65

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .785a .617 .598 1.431 1.784

a. Predictors: (Constant), kondisi, keahlian, konsistensi b. Dependent Variable: efisiensi

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 200.853 3 66.951 32.698 .000a

Residual 124.901 61 2.048

Total 325.754 64

a. Predictors: (Constant), kondisi, keahlian, konsistensi b. Dependent Variable: efisiensi


(6)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .339 2.296 .148 .883

Keahlian .355 .071 .432 5.019 .000 konsistensi .102 .064 .146 1.607 .113 Kondisi .456 .074 .517 6.162 .000 a. Dependent Variable: efisiensi


Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Bagian Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

2 49 50

Analisis Lingkungan Kerja Dan Semangat Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

1 13 54

PENGARUH KONFLIK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang)

3 25 178

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PROYEK PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI YOGYAKARTA.

0 4 12

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Karyawan PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung.

1 3 40

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PDAM Tirta Moedal Kota Semarang.

0 0 1

Pengaruh Keahlian, Konsistensi Dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Pdam Tirta Bina Labuhanbatu

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Keahlian, Konsistensi Dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Pdam Tirta Bina Labuhanbatu

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Keahlian, Konsistensi Dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Pdam Tirta Bina Labuhanbatu

0 0 7

PENGARUH KEAHLIAN, KONSISTENSI DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA PADA PDAM TIRTA BINA LABUHANBATU

0 0 17