Latar Belakang Masalah PENGARUH PENERAPAN LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS X PADA SUBKONSEP PENCEMARAN AIR.

Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran, pengalaman belajar yang didapat oleh siswa merupakan hal yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, salah satu kuncinya yaitu dengan memilih model pembelajaran yang sesuai. Namun pada kenyataannya, pembelajaran Biologi masih didominasi dengan menggunakan model konvensional yang berpusat pada guru tanpa memperhatikan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Model konvensional tersebut menjadikan siswa cepat bosan dalam pembelajaran dan lebih memilih untuk mengobrol dengan temannya. Pada model konvensional ini, guru lebih mementingkan ketuntasan penyampaian materti tanpa memperhatikan proses dan hasilnya, padahal dalam pembelajaran Biologi sangatlah menekankan pada proses pengalaman belajar. Sebagaimana dijelaskan dalam Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP 2006: 451 bahwa Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses, siswa menggunakan pemikirannya. Keterampilan manual jelas terlihat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses Rustaman, et al., 2003: 93. Keterampilan proses sains berdasarkan BSNP 2006: 451 meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasikan dan menafsirkan Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah. Model pembelajaran konvensional yang sering dilakukan kurang dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan peran siswa pada proses pembelajaran. Terlebih lagi pada pembelajaran Biologi, siswa tidak hanya mendapatkan materi dengan hanya mendengar kemudian mencatat tetapi seharusnya siswa mendapatkan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara langsung. Model pembelajaran learning cycle merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Model pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa Retraningati, 2011. Melalui model pembelajaran ini, siswa akan lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Model learning cycle pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi exploration, pengenalan konsep concept introduction, dan aplikasi konsep concept application Dahar, 1989. Kemudian learning cycle ini berkembang dari tiga fase menjadi lima fase yang dikenal dengan tipe 5E . Tipe learning cycle yang diteliti dari penelitian ini adalah tipe 5E dikarenakan tahapan-tahapannya yang sesuai dengan jenis keterampilan proses sains yang diteliti. Menurut Retnaningati 2011, dalam model pembelajaran learning cycle 5E dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu berusaha untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa pada pelajaran Biologi engagement, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan panca indera mereka dengan maksimal dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan praktikum dan telaah literatur exploration, memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan yang mereka miliki melalui kegiatan diskusi explanation, mengajak siswa mengaplikasikan konsep-konsep yang mereka dapatkan dengan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah elaboration Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan terdapat suatu tes akhir untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari evaluation. Melalui tahapan-tahapan pembelajaran tersebut, keterampilan proses sains yang diteliti yaitu keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa. Hal tersebut didasarkan karena masih kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat, ide, atau gagasan mereka pada proses pembelajaran. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya kurang termotivasi untuk belajar sehingga tidak timbul pertanyaan, merasa pertanyaannya yang akan diajukan tidak tepat, tidak berani untuk mengajukan pertanyaan dan mengemukakan ide atau gagasan, dan masih banyak faktor lainnya. Sebagaimana yang dijelaskan Mujidin dalam hasil penelitiannya Kusmawati, 2010 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan yaitu kebiasaan siswa belajar di sekolah, ketersediaan waktu berpikir ketika pembelajaran, adanya kelompok-kelompok kecil, perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, dan peranan guru ketika pembelajaran. Keterampilan berkomunikasi sangatlah penting dimiliki oleh siswa. Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan dasar bagi siswa. Melalui keterampilan berkomunikasi ini siswa dapat mengomunikasikan hasil praktikum atau hasil pengamatan yang telah dilakukan kepada siswa lainnya. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara tertulis melalui tabel atau grafik sehingga data dan informasi akan lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Namun pada kenyataannya, kemampuan siswa dalam menuangkan informasi dari hasil praktikum atau pengamatan ke dalam bentuk lain seperti tabel atau garfik masih kurang. Selain itu, untuk pemilihan konsep yang diteliti pada penelitian ini yaitu mengenai pencemaran air. Pencemaran air merupakan masalah yang tidak asing lagi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, materi pencemaran air ini penting untuk diajarkan karena terkait permasalahan- permasalahan yang ada mengenai pencemaran air yang akan mendorong siswa untuk bertanya dan berkomunikasi. Selain itu, melalui pembelajaran materi Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pencemaran air diharapkan siswa dapat meminimalisir kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran air. Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dalam proses pembelajaran diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa terutama dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada subkonsep pencemaran air. Berdasarkan uraian di atas maka akan diteliti mengenai upaya untuk mengembangkan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa dengan penelitian yang berjudul: Pengaruh Penerapan Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi Siswa Kelas X pada Subkonsep Pencemaran Air.

B. Rumusan Masalah