PENGARUH PENERAPAN LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS X PADA SUBKONSEP PENCEMARAN AIR.

(1)

PENGARUH PENERAPAN LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS X PADA SUBKONSEP

PENCEMARAN AIR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

DEVI ESTI ANGGRAENI 0905782

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Pengaruh Penerapan Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi Siswa Kelas X pada Subkonsep

Pencemaran Air

Oleh

Devi Esti Anggraeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

© Devi Esti Anggraeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

DEVI ESTI ANGGRAENI

PENGARUH PENERAPAN LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS X PADA SUBKONSEP

PENCEMARAN AIR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Diana Rochintaniawati, M. Ed. NIP. 196709191991032001

Pembimbing II

Drs., H. Andrian Rustaman, M. Ed., Sc. NIP. 195002011984011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. Riandi, M. Si. NIP. 196305011988031002


(4)

Pengaruh Penerapan Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi Siswa Kelas X pada Subkonsep

Pencemaran Air ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air. Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan serta masih kurangnya kemampuan siswa dalam menuangkan informasi dari hasil pengamatan atau praktikum. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandung pada kelas X-4. Metode penelitian yang digunakan yaitu weak eksperiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan yaitu tes KPS berupa uraian dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat peningkatan pada keterampilan mengajukan pertanyaan, tetapi terdapat peningkatan pada keterampilan berkomunikasi. Nilai indeks gain pada keterampilan mengajukan pertanyaan sebesar 0,24 dengan kategori rendah, sedangkan indeks gain pada keterampilan berkomunikasi yaitu sebesar 0,58 dengan kategori sedang. Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pada keterampilan mengajukan pertanyaan, tetapi terdapat pengaruh pada keterampilan berkomunikasi siswa pada subkonsep pencemaran air melalui model pembelajaran learning cycle.

Kata kunci: Model pembelajaran learning cycle, keterampilan mengajukan

pertanyaan, keterampilan berkomunikasi.

Influence Application of Learning Cycle toward Communication and Asking Questions Skills of Grade X of Students at Subconcepts of Water Pollution

ABSTRACT

This research aimed to find out influence learning cycle model toward communication and asking questions skills of grade X of students at subconcepts of water pollution. The background this study was the lack of ability of the students in asking questions and the lack of ability of the students in expressing information from observations. The research was implemented at SMA Negeri 7 Bandung on the grade X-4.The research method was used weak experiment with one group pretest-posttest design.The instrument was used open questions test of ask question and communicate. The result of this research showed that there was no improvement in the skills of asking questions, but there was improvement in communication skills. Gain index of the asking questions skills is 0,24 with low category, while gain index of the communication skills is 0,58 with medium category.Based on hypothesis it can be concluded that there was no influence on the skills of asking questions, but there was influence on the students communication skills at subconcepts of water pollution by learning cycle model.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Asumsi……….. 6

G. Hipotesis………... 6

BAB II MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE, KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN, DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI A. Model Pembelajaran Konstruktivisme ... 7

B. Model Pembelajaran Learning Cycle... 8

C. Keterampilan Proses Sains... 10

D. Keterampilan Proses Sains dalam Mengajukan Pertanyaan. 13 E. Keterampilan Proses Sains dalam Berkomunikasi ... 15

F. Pencemaran Air... 18

G. Penelitian Relevan tentang Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi………... 20


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 21

B. Metode dan Desain Penelitian... 21

C. Definisi Operasional... 22

D. Instrumen Penelitian... 23

E. Uji Coba Instrumen... 25

1. Analisis Validitas Tes... 25

2. Analisis Reliabilitas Tes... 26

3. Analisis Tingkat Kesukaran Tes... 27

3. Analisis Daya Pembeda Tes... 28

E. Teknik Pengumpulan Data... 30

F. Teknik Pengolahan Data... 30

H. prosedur Penelitian………... 35

I. Alur Penelitian... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 38

1. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan... 38

2. Keterampilan Berkomunikasi Siswa... 42

3. Hasil Pengolahan Angket... 46

B. Pembahasan………... 47

1. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan... 47

2. Keterampilan Berkomunikasi Siswa... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 59

B. Saran... 59

DAFTAR PUSTAKA... 61


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator Proses Sains……... 11

2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang Terkait pada Materi Pencemaran Air………... 18

3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design... 22

3.2 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi………. 24

3.3 Kisi-kisi Angket Siswa……… 25

3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal………... 26

3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal………... 27

3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal……… 28

3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal………... 28

3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes……… 29

3.9 Klasifikasi Kemampuan Berkomunkasi……….. 31

3.10 Kategori Indeks Gain………... 32

4.1 Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Mengajukan Pertanyaan ………... 38

4.2 Persentase Jenis Pertanyaan Siswa pada Saat Pembelajaran... 40

4.3 Persentase Jenis Pertanyaan Siswa pada LKS………. 41

4.4 Hasil Uji Normalitas dengan Uji ………. 41

4.5 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji F………... 41

4.6 Hasil Uji Hipotesis dengan Uji Wilcoxon………... 42

4.7 Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Berkomunikasi Siswa ………... 42

4.8 Persentase Penguasaan dan Pengkategorian Keterampilan Berkomunikasi………. 44

4.9 Hasil Uji Normalitas dengan Uji ………. 45

4.10 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji F………... 45


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Alur Penelitian……… 37 4.1 Grafik Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan

Mengajukan Pertanyaan………. 39

4.2 Diagram Persentase Jenis Pertanyaan Siswa (%) pada Saat

Pembelajaran……….. 40

4.3 Grafik Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan

Berkomunikasi Siswa………. 43 4.4 Grafik Persentase Penguasaan dan Pengkategorian

Keterampilan Berkomunikasi………. 44 4.5 Grafik Hasil Pengolahan Angket Siswa………. 46


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN……… 65

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)…………. 66

A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)... 75

A.3 Rubrik Penilaian LKS………. 78

B. INSTRUMEN PENELITIAN... 79

B.1 Kisi-kisi Soal Uji Coba... 80

B.2 Soal Uji Coba………... 99

B.3 Kisi-kisi Soal Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi pada Pretest dan Posttest Penelitian………. 106

B.4 Soal Tes Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi pada Pretest dan Posttest Penelitian……… 117

B.5 Angket Respon Siswa……….. 124

C. DATA HASI PENELITIAN……….. 125

C.1 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Mengajukan Pertanyaan………. 126

C.2 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Berkomunikasi……….. 127

C.3 Rekapitulasi Persentase Penguasaan dan Pengkategorian Keterampilan Berkomunikasi pada Pretest ……… 128

C.4 Rekapitulasi Persentase Penguasaan dan Pengkategorian Keterampilan Berkomunikasi pada Posttest ………... 130


(10)

C.6 Rekapitulasi Hasil Angket Seluruh Siswa………….. 133

D. ANALISIS DATA PENELITIAN... 135

D.1 Uji Normalitas pada Pretest Keterampilan Mengajukan Pertanyaan……… 136

D.2 Uji Normalitas pada Posttest Keterampilan Mengajukan Pertanyaan……… 138

D.3 Uji Normalitas pada Pretest Keterampilan Berkomunikasi……….. 140

D.4 Uji Normalitas pada Posttest Keterampilan Berkomunikasi………... 142

D.5 Uji Homogenitas pada Keterampilan Mengajukan Pertanyaan………. 144

D.6 Uji Homogenitas pada Keterampilan Berkomunikasi……….. 145

D.7 Uji Hipotesis pada Keterampilan Mengajukan Pertanyaan………. 146

D.8 Uji Hipotesis pada Keterampilan Berkomunikasi…... 148

E. DOKUMENTASI PENELITIAN... 149

F. SURAT PERIJINAN PENELITIAN……… 152

F.1 Surat Keterangan Melakukan Uji Coba ……….. 153


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran, pengalaman belajar yang didapat oleh siswa merupakan hal yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, salah satu kuncinya yaitu dengan memilih model pembelajaran yang sesuai. Namun pada kenyataannya, pembelajaran Biologi masih didominasi dengan menggunakan model konvensional yang berpusat pada guru tanpa memperhatikan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Model konvensional tersebut menjadikan siswa cepat bosan dalam pembelajaran dan lebih memilih untuk mengobrol dengan temannya. Pada model konvensional ini, guru lebih mementingkan ketuntasan penyampaian materti tanpa memperhatikan proses dan hasilnya, padahal dalam pembelajaran Biologi sangatlah menekankan pada proses pengalaman belajar. Sebagaimana dijelaskan dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006: 451) bahwa Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains.

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses, siswa menggunakan pemikirannya. Keterampilan manual jelas terlihat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses (Rustaman, et al., 2003: 93).

Keterampilan proses sains berdasarkan BSNP (2006: 451) meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasikan dan menafsirkan


(12)

2

data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah.

Model pembelajaran konvensional yang sering dilakukan kurang dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan peran siswa pada proses pembelajaran. Terlebih lagi pada pembelajaran Biologi, siswa tidak hanya mendapatkan materi dengan hanya mendengar kemudian mencatat tetapi seharusnya siswa mendapatkan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara langsung.

Model pembelajaran learning cycle merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Model pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa (Retraningati, 2011). Melalui model pembelajaran ini, siswa akan lebih berperan aktif dalam pembelajaran.

Model learning cycle pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction), dan aplikasi konsep (concept application) (Dahar, 1989). Kemudian learning cycle ini berkembang dari tiga fase menjadi lima fase yang dikenal dengan tipe 5E . Tipe learning cycle yang diteliti dari penelitian ini adalah tipe 5E dikarenakan tahapan-tahapannya yang sesuai dengan jenis keterampilan proses sains yang diteliti.

Menurut Retnaningati (2011), dalam model pembelajaran learning cycle 5E dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu berusaha untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa pada pelajaran Biologi (engagement), memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan panca indera mereka dengan maksimal dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan praktikum dan telaah literatur (exploration), memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan yang mereka miliki melalui kegiatan diskusi (explanation), mengajak siswa mengaplikasikan konsep-konsep yang mereka dapatkan dengan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah (elaboration)


(13)

3

dan terdapat suatu tes akhir untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari (evaluation).

Melalui tahapan-tahapan pembelajaran tersebut, keterampilan proses sains yang diteliti yaitu keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa. Hal tersebut didasarkan karena masih kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat, ide, atau gagasan mereka pada proses pembelajaran. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya kurang termotivasi untuk belajar sehingga tidak timbul pertanyaan, merasa pertanyaannya yang akan diajukan tidak tepat, tidak berani untuk mengajukan pertanyaan dan mengemukakan ide atau gagasan, dan masih banyak faktor lainnya. Sebagaimana yang dijelaskan Mujidin dalam hasil penelitiannya (Kusmawati, 2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan yaitu kebiasaan siswa belajar di sekolah, ketersediaan waktu berpikir ketika pembelajaran, adanya kelompok-kelompok kecil, perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, dan peranan guru ketika pembelajaran.

Keterampilan berkomunikasi sangatlah penting dimiliki oleh siswa. Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan dasar bagi siswa. Melalui keterampilan berkomunikasi ini siswa dapat mengomunikasikan hasil praktikum atau hasil pengamatan yang telah dilakukan kepada siswa lainnya. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara tertulis melalui tabel atau grafik sehingga data dan informasi akan lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Namun pada kenyataannya, kemampuan siswa dalam menuangkan informasi dari hasil praktikum atau pengamatan ke dalam bentuk lain seperti tabel atau garfik masih kurang.

Selain itu, untuk pemilihan konsep yang diteliti pada penelitian ini yaitu mengenai pencemaran air. Pencemaran air merupakan masalah yang tidak asing lagi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, materi pencemaran air ini penting untuk diajarkan karena terkait permasalahan-permasalahan yang ada mengenai pencemaran air yang akan mendorong siswa untuk bertanya dan berkomunikasi. Selain itu, melalui pembelajaran materi


(14)

4

pencemaran air diharapkan siswa dapat meminimalisir kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran air.

Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dalam proses pembelajaran diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa terutama dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada subkonsep pencemaran air. Berdasarkan uraian di atas maka akan diteliti mengenai upaya untuk mengembangkan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa dengan penelitian yang berjudul: Pengaruh Penerapan Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan

Berkomunikasi Siswa Kelas X pada Subkonsep Pencemaran Air.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

permasalahan dalam penelitia ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan model

pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air?”.

Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut, maka dapat dijabarkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dalam mengajukan pertanyaan sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran learning cycle?

2. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dalam berkomunikasi sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran learning cycle?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Tipe learning cycle yang digunakan yaitu learning cycle 5E yang tahapan-tahapannya terdiri atas engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation.


(15)

5

2. Indikator keterampilan mengajukan pertanyaan secara tertulis yang diteliti dengan menggunakan tes KPS yaitu bertanya apa, bertanya bagaimana, bertanya mengapa, dan mengajukan pertanyaan yang meminta penjelasan. 3. Indikator keterampilan berkomunikasi secara tertulis yang diteliti dengan

menggunakan tes KPS yaitu membaca grafik/diagram, tabel, gambar, bagan dan menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik, tabel atau diagram.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan siswa kelas X dalam mengajukan pertanyaan pada subkonsep pencemaran air.

2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan siswa kelas X dalam berkomunikasi pada subkonsep pencemaran air.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi guru:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa yang dapat dikembangkan melalui model pembelajaran learning cycle pada pembelajaran subkonsep pencemaran air.

2. Bagi siswa:

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi.


(16)

6

3. Bagi peneliti lain:

Sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan model pembelajaran learning cycle dan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi.

F. Asumsi

Asumsi yang menjadi dasar penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran learning cycle dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk bereksplorasi, bekerja sama, berlatih mengutarakan gagasan, melatih bereksperimen, dan tidak membosankan sebab proses pembelajaran tidak monoton (Retraningati, 2011).

2. Model pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa (Retraningati, 2011).

3. Model pembelajaran learning cycle 5e dibandingkan dengan model pembelajaran tradisional untuk mengajar memiliki sejumlah besar keuntungan, seperti melibatkan siswa dalam pembelajaran, memberikan kesempatan untuk belajar bagi siswa dan meningkatkan minat siswa untuk belajar (Yalcin dan Bayrakceken, 2010).

G. Hipotesis

Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah “Penerapan model pembelajaran learning cycle dapat berpengaruh terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air”.


(17)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa dari satu kelas yang diambil secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti tidak memungkinkan melakukan pengambilan sampel secara acak dan menjadikannya satu kelas. Adapun pertimbangannya yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi secara tertulis. Jumlah siswa dalam kelas yang dijadikan sampel sebanyak 37 siswa. Akan tetapi, siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak hadir pada saat pretest maupun posttest.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu pre-experimental atau weak experiment, dimana tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011: 111). Pada metode eksperimen ini hanya melibatkan satu kelompok saja tanpa adanya kelas kontrol, tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan learning cycle 5E terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa pada kelompok tersebut. Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu one group pretest-posttest design. Dalam desain penelitian ini terdapat beberapa langkah yang menunjukkan urutan kegiatan penelitian ini, yaitu tes awal (O1), perlakuan


(18)

22

setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2011: 112). Desain one group pretest-posttest design ini dapat digambarkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Sugiyono (2011: 112) Keterangan:

O1: Pretest

O2: Posttest

X: Perlakuan (pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Learning Cycle

Tipe model pembelajaran learning cycle yang digunakan yaitu learning cycle 5E yang terdiri atas tahap engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation.

2. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi

Keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi merupakan keterampilan proses sains. Keterampilan dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dalam penelitian ini diukur melalui tes KPS.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa uraian mengenai keterampilan proses sains siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada materi pencemaran air. Tes diberikan kepada siswa sebelum


(19)

23

kegiatan pembelajaran (pre-test) dan sesudah kegiatan pembelajaran (post-test) pada kelas eksperimen.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data pada waktu penelitian (Arikunto, 2010). Tujuan dibuatnya instrumen yaitu untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat mengenai variabel penelitian yang ingin diketahui pengaruhnya. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu tes keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi berupa soal uraian, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan angket.

1. Tes Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi

Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomukasi dalam bentuk uraian dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Indikator keterampilan mengajukan pertanyaan yang digunakan meliputi pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan pertanyaan meminta penjelasan. Keterampilan berkomunikasi yang digunakan meliputi keterampilan bagan, gambar, grafik/diagram, dan tabel. Tes diberikan kepada siswa sebelum kegiatan pembelajaran (pretest) dan sesudah kegiatan pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen. Pretest diberikan untuk mengetahui keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomukasi siswa pada awal pembelajaran dan posttest diberikan untuk mengetahui keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada akhir pembelajaran setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle.

Butir soal tes keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa telah dijudgement oleh dosen ahli dan diuji coba di kelas yang telah menerima pembelajaran mengenai pencemaran air. Kisi-kisi butir soal keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(20)

24

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi

No. Jenis KPS Indikator Kriteria Nomor

Soal

Jumlah (%)

1 Mengajukan pertanyaan

Mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan pertanyaan meminta penjelajalan

1, 2 10

2 Berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi melalui bagan

a. Mengubah data uraian ke dalam bagan konsep b. Mengubah data dalam

bagan alir ke dalam data uraian a.3 b.8 10 Kemampuan berkomunikasi melalui gambar

Mengubah data dalam gambar ke dalam data uraian

4, 13, 14, 19, 20 25 Kemampuan berkomunikasi melalui grafik/diagram

a. Mengubah data dalam tabel ke dalam grafik b. Mengubah data dari

uraian ke dalam bentuk grafik

c. Mengubah data dari grafik ke dalam bentuk uraian d. Mengubah data dalam

diagram ke dalam uraian

a.6, 17

b.10 c.11 d.12 25 Kemampuan berkomunikasi melalui tabel

a. Membaca data dalam tabel

b. Mengubah data uraian ke dalam tabel

c. Mengubah data grafik ke dalam table

a. 5, 7, 15, 16 b. 9

c.18

30

Jumlah 20 100

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran sebagai panduan siswa untuk melakukan praktikum mengenai pencemaran air. Pada LKS terdapat lembar isian yang berkaitan dengan keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa. LKS diberikan secara berkelompok yang harus diisi selama pembelajaran berlangsung.


(21)

25

3. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dalam proses pembelajaran. Indikator angket yang digunakan dijelaskan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Siswa

No. Indikator Jumlah

Pertanyaan

1 Antusiasme siswa terhadap pembelajaran 1 2 Tingkat kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan 2 3 Tingkat kemampuan siswa dalam berkomunikasi 7

Jumlah 10

E. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan sebagai pretest dan posttest pada sampel penelitian, soal diuji cobakan terlebih dahulu di kelas XI IPA yang telah menerima pembelajaran mengenai pencemaran air. Uji coba instrumen ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013. Setelah diuji coba, soal selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya pembeda. Adapun perhitungan hasil uji coba soal tes keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dibantu dengan menggunakan Software Anates Vers. 4. 0. 5. Adapun penjabaran analisis uji coba instrumen sebagai berikut:

1. Analisis Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Menurut Arikunto (2010), menerangkan bahwa untuk mendapatkan nilai validitas dari suatu instrumen dapat meggunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus tersebut dikenal dengan rumus korelasi product moment yang dapat dijabarkan sebagai berikut:


(22)

26

Keterangan:

rxy= koefisien korelasi

X = skor tiap butir soal dari seluruh siswa Y = skor total dari tiap butir soal

N = jumlah siswa

Nilai rxy yang diperoleh dapat menunjukkan validitas dari butir soal dengan

menggunakan kriteria yang dijabarkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Klasifikasi 0,80 < rxy≤1,00 Sangat tinggi

0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy≤ 0,60 Cukup

0,20< rxy≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy≤ 0,20 Sangat rendah

Arikunto (2009: 75)

2. Analisis Reliabilitas Tes

Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Instrumen yang reliabel dan sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Maka dari itu, instrumen yang telah diuji cobakan harus reliabel sehingga dapat mengungkap data yang dapat dipercaya. Instrumen yang digunakan berupa tes uraian sehingga perhitungan reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha yang dijabarkan sebagai berikut:


(23)

27

Keterangan:

r11 = nilai reliabilitas

= jumlah varians skor tiap butir soal = varians total

n = jumlah siswa

Nilai r11 yang diperoleh dapat menunjukkan reliabilitas dari butir soal

dengan menggunakan kriteria yang dijabarkan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal

Nilai r11 Klasifikasi 0,80 < r11≤1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20< r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah

Arikunto (2009: 75)

3. Analisis Tingkat Kesukaran Tes

Menurut Arikunto (2009: 207), menyebutkan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Perhitungan nilai tingkat kesukaran soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Karno (Hany, 2009) Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

SA = jumlah skor kelompok atas pada setiap butir soal

SB = jumlah skor kelompok bawah pada setiap butir soal

IA = jumlah skor ideal kelompok atas pada setiap butir soal

IB = jumlah skor ideal kelompok bawah pada setiap butir soal

Nilai dari tingkat kesukaran dikategorikan berdasarkan rentang pada Tabel 3.6.


(24)

28

Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00-0,30 Sukar 0,31-0,70 Rendah 0,71-0,100 Mudah

(Arikunto, 2009) Soal yang baik merupakan soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang namun jika diperlukan karena tujuan tertentu, soal yang termasuk kategori sukar maupun rendah dapat juga digunakan (Arikunto, 2009: 210).

4. Analisis Daya Pembeda Tes

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009: 211). Perhitungan nilai daya pembeda soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Karno (Hany, 2009) Keterangan:

DP = daya pembeda

IA = jumlah skor ideal salah satu kelompok atas/bawah pada setiap butir soal

SA = jumlah skor kelompok atas pada setiap butir soal

SB = jumlah skor kelompok bawah pada setiap butir soal

Nilai daya pembeda yang didapat dapat dikategorikan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Niali Klasifikasi

0,00 - 0,19 Jelek 0,20 - 0,39 Cukup 0,40 - 0,69 Baik 0,70 - 1,00 Sangat baik


(25)

29

Data rekapitulasi validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal hasil uji coba instrumen berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Software Anates Vers. 4. 0. 5. dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Rekapitulasi hasil uji Coba Instrumen Tes

No. Tingkat

Kesukaran

Daya Pembeda Validitas Reliabilitas Keterangan

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,48 Sedang 0,17 Jelek 0,28 Rendah 0,72 Tinggi Dibuang 2 0,44 Sedang 0,23 Cukup 0,53 Cukup Dipakai dan

Revisi 3 0,54 Sedang 0,49 Baik 0,70 Tinggi Dipakai 4 0,49 Sedang 0,02 Jelek 0,12 Sangat

rendah

Dibuang

5 0,88 Sangat mudah

0,00 Jelek 0,03 Sangat rendah

Dibuang

6 0,29 Sukar 0,14 Jelek 0,47 Cukup Dipakai

7 0,95 Sangat mudah

0,03 Jelek 0,22 Rendah Dibuang

8 0,64 Sedang 0,34 Cukup 0,61 Tinggi Dipakai 9 0,43 Sedang 0,14 Jelek 0,37 Rendah Dipakai dan

Revisi 10 0,37 Sedang 0,20 Jelek 0,44 Cukup Dipakai 11 0,59 Sedang 0,21 Cukup 0,32 Rendah Dibuang 12 0,31 Sedang 0,13 Jelek 0,19 Sangat

rendah

Dibuang

13 0,97 Sangat mudah

0,06 Jelek 0,13 Sangat rendah

Dibuang

14 0,81 Mudah 0,38 Cukup 0,55 Cukup Dipakai 15 0,81 Mudah 0,38 Cukup 0,54 Cukup Dipakai 16 0,35 Sedang 0,04 Jelek 0,19 Sangat

rendah

Dibuang

17 0,31 Sedang 0,02 Jelek 0,23 Rendah Dibuang 18 0,46 Sedang 0,34 Cukup 0,53 Cukup Dipakai

19 0,97 Sangat mudah

0,06 Jelek 0,43 Cukup Dipakai dan Revisi 20 0,84 Mudah 0,06 Jelek 0,17 Sangat

rendah


(26)

30

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu melalui pemberian tes, LKS, dan angket. Pemberian tes dilakukan pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung, pengisian LKS dilakukan selama pembelajaran berlangsung, dan pengisian angket dilakukan setelah pembelajaran berlangsung.

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini kemudian dikumpulkan dan selanjutnya diolah dengan lagkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengolahan Tes Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan

Berkomunikasi

Untuk mengetahui hasil tes yang diperoleh, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor dari setiap jawaban pada pretest dan posttest sesuai kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi)

b. Menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi):

c. Menghitung persentase kemampuan berkomunikasi setiap siswa

d. Menghitung persentase tiap indikator dari kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan rumus:


(27)

31

Nilai yang didapat kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria yang dijelaskan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Klasifikasi Kemampuan Berkomunkasi

Nilai Kategori

86 – 100 Sangat baik 76 – 85 Baik 60 – 75 Cukup 55 – 59 Kurang

<54 Buruk sekali

(Purwanto, 2008) e. Menghitung Gain (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi)

Gain adalah selisih antara skor posttest dan pretest. Untuk menentukan gain digunakan rumus:

G = S2 - S1

Keterangan: G: Gain

S1: Skor pretest

S2: Skor posttest

f. Menghitung gain ternormalisasi (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi)

Perhitungan gain ternormalisasi bertujuan untuk mengetahui kategori peningkatan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi setelah diberikan perlakuan. Adapun perhitungan gain ternormalisasi yaitu dengan menggunakan rumus:

(Hake, 1999) Keterangan:

<g> = indeks gain

= rata-rata skor pretest = rata-rata skor posttest


(28)

32

Besarnya indeks gain <g> yang didapat kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria Hake yang dijabarkan pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Kategori Indeks Gain

Indeks Gain <g> Kategori

<g> > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ <g> ≤0,7 Sedang

<g> < 0,3 Rendah

g. Uji Normalitas (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi) Melakukan uji prasyarat yaitu dengan melakukan uji normalitas pada pretest dan posttest untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang distribusi normal atau tidak. Rumus uji normalitas yang digunakan yaitu rumus Chi kuadrat ( ) (Sudjana, 2005) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat daftar distribusi frekuensi dari data pretest dan posttest yang didapat dan menentukan frekuensi yang diperoleh (Oi)

2) Menghitung rata-rata ( ) dan standar deviasi (S) dari pretest dan posttest 3) Menentukan batas kelas interval (BK)

4) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus:

5) Mencari luas daerah interval (i)

6) Mencari frekuensi yang diharapakan E1 (i x n), dengan n adalah jumlah

sampel

7) Menghitung chi kuadrat ( ) dengan menggunakan rumus:

8) Membandingkan dengan dk (n-3) dan α (0,05) Apabila 2 ng 2 a a d n a


(29)

33

e. Uji Homogenitas (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi) Apabila pada uji normalitas data menunjukkan bahwa data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki varians yang homogen atau tidak. Rumus yang digunakan yaitu uji F dengan langkah sebagai berikut:

1) Menghitung varians (S2) dari kedua data (pretest dan posttest) 2) Menghitung nilai F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ng a an a an ang ang a

3) Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan dk (n-1) dan α (0,05)

Apabila F hitung < F tabel = sampel homogen

Apabila F hitung > F tabel = sampel tidak homogen

h. Uji Hipotesis (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi) Karena penelitian ini menggunakan satu sampel yang mendapat perlakuan maka uji hipotesis yang digunakan yaitu t test one sample atau uji t satu sampel pihak kanan dengan nilai rata-rata yang diharapkan sebesar 65. Perhitungan t test one sample dilakukan dengan menggunakan rumus:

(Sudjana, 2005) Keterangan:

t = t hitung

= rata-rata posttest

= rata-rata yang diharapkan (65) S = simpangan baku

n = jumlah sampel

Dengan Ho : µ = 65 dan H1 : µ > 65. t hitung yang didapat dibandingkan

dengan t tabel ada a d d ngan α (0,05) dan d (n-1).

Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima.


(30)

34

Namun apabila sampel tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka uji hipotesis yang digunakan yaitu uji Wilxocon satu sampel dengan nilai median yang diharapkan sebesar 65. Untuk memperoleh nilai J dilakukan perhitungan dengan langkah sebagai berikut:

1) Hitung selisih setiap data posttest dengan nilai media yang diharapkan (X-M) 2) Urutkan nilai |X - M| dengan mengabaikan tanda negatif

3) Hitung jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga yang bertanda negatif

4) Jumlah nomor urut yang paling kecil antara jumlah nomor urut yang bertanda positif dan negatif itulah yang merupakan nilai J

5) Karena n > 25 maka harga J diasumsikan berdistribusi normal dengan rata-rata dan simpangan baku sebagai berikut:

(Susetyo, 2010) Keterangan:

n = jumlah sampel = rata-rata

= simpangan baku

6) Kriteria pengujian menggunakan distribusi normal baku dengan menggunakan transformasi:

(Susetyo, 2010) 7) Bandingkan z hitung dengan z tabel, Dengan Ho : M = 65 dan H1 : M > 65.

Apabila nilai z hitung < z tabel maka Ho diterima.


(31)

35

2. Pengolahan Angket Siswa

Pengolahan data angket siswa dilakukan dengan lanhkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa

b. Menghitung persentase jawaban siswa berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

a a ang an a a an

a a 100

Keterangan:

P = Angka persentase

H. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum melalukan penelitian yang terdiri atas:

a. Merumuskan masalah

b. Melakukan studi literature mengenai model pembelajaran learning cycle, keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi

c. Menyusun proposal penelitian

d. Mengikuti seminar proposal penelitian untuk mendapatkan informasi, saran, dan perbaikan mengenai kegiatan penelitian yang akan dilakukan

e. Menyusun perbaikan proposal penelitian berdasarkan saran dan informasi yang telah didapatkan dari kegiatan seminar proposal penelitian

f. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri atas soal tes keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan angket

g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran pada saat penelitian


(32)

36

h. Melakukan judgement instrumen penelitian kepada dosen ahli kemudian melakukan perbaikan berdasarkan hasil judgement

i. Melakukan uji coba instrumen penelitian kemudian menganalisisnya j. Memperbaiki instrumen penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Melaksanakan tes awal (pretest)

Pemberian tes awal dengan soal yang telah diuji coba bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada subkonsep pencemaran air

b. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learnig cycle pada subkonsep pencemaran air

c. Melaksanakan tes akhir (posttest)

Tes akhir dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Tes akhir ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran learnig cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa

d. Pemberian Angket kepada siswa untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi

3. Tahap Akhir

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir meliputi: a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh melalui penelitian b. Mengolah data penelitian yang telah diperoleh

c. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data


(33)

37

I. Alur Penelitian

Alur pada penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

J.

K.

Perumusan masalah

Studi literatur

Penyusunan instrumen dan RPP dengan menggunakan

model learning cycle 5E Revisi proposal penelitian

Seminar proposal

Penyusunan proposal penelitian

Judgement instrumen

Revisi instrumen

Pelaksanan tes akhir dan pemberian angket Pelaksanaan tes awal

Penarikan kesimpulan Analisis data

Pengumpulan dan pengolahan data Pembelajaran dengan Learning Cycle 5E

pada subkonsep pencemaran air Uji coba instrumen


(34)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air, diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan pada subkonsep pencemaran air. Hal ini ditunjukkan dengan indeks gain sebesar 0,24 yang termasuk kategori rendah dan uji hipotesis yang menyatakan bahwa Ho

diterima yang menunjukkan bahwa median nilai posttest sama dengan 65 sehingga tidak terdapat pengaruh pada keterampilan mengajukan pertanyaan siswa melalui model pembelajaran learning cycle.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berkomunikasi siswa pada subkonsep pencemaran air . Hal ini ditunjukkan dengan indeks gain sebesar 0,58 yang termasuk kategori sedang dan uji hipotesis yang menyatakan bahwa Ho ditolak yang menunjukkan bahwa

rata-rata nilai posttest lebih besar dari 65 sehingga terdapat pengaruh pada keterampilan berkomunikasi siswa melalui model pembelajaran learning cycle.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dipaparkan terdapat beberapa saran, antara lain:

1. Model pembelajaran learning cycle dapat menjadi alternatif model pembelajaran dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk beberapa kali siklus pembelajaran terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa


(35)

60

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran learning cycle pada seluruh aspek keterampilan proses sains.

4. Pada penerapan model pembelajaran learning cycle harus lebih memperhatikan waktu dan tahapan-tahapannya sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

5. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan hasil penelitian yang telah tercapai, khususnya mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa.

6. Jika akan mengambil fokus penelitian ini sebaiknya dipersiapkan lebih matang dalam proses pembuatan instrumen sehingga hasil yang didapat akan lebih akurat.


(36)

61

DAFTAR PUSTAKA

Agustyaningrum, N. (2011). “Matematika dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran”. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Arifin, M., et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta.

Campbell, et al. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1982). Peranan Keterampilan Proses dalam Pendidikan IPA. Depdikbud.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fadhillah, D. S. N. (2011). “Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Metode Talking Stick dalam Model Learning Cycle Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa di SMA Negeri 5 Surakarta”. Jurnal pendidikan Biologi UNS. 1 -15.


(37)

62

Fajaroh, F. dan Dasna, I. W. (2007). Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle. [Online]. Tersedia: http://lubisgrafura.wordpress.com [16 Agustus 2013].

Fardiaz, S. (1992). Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Fauzi, A. _ . Hakekat Media Gambar. [Online]. Tersedia:

http://bermututigaputri.guru-indonesia.net/artikel_detail-32732.html [30 juli 2013]

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University.

Hany, H. (2009). Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok pada Materi pencemaran Air. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Khusaini. (2011). “Penerapan Pembelajaran Fisika dengan The 5E Learning Cycle Model untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Guru dan Siswa serta Prestasi Belajar Siswa Kelas VII- E SMPN 4 Malang”. Foton, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya. 15, (1), 1.

Kusmawati, R. D. (2010). Profil Pertanyaan Siswa SMA pada Sunkonsep Pencemaran Lingkungan melaui diskusi Kelompok Tutor sebaya. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, N. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Retraningati, D. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (learning cycle) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas x-2 SMA Negeri 3 Surakarta”. Jurnal Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1, (1), 1-11. [Online]. Tersedia:

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/download/40/28. [25 Oktober 2012]


(38)

63

Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sari, S. N. (2012). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Larutan Penyangga dengan Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sastrawijaya, T. (2009) Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Semiawan, et al. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia.

Siahaan. P. (2005). Keterampilan Bertanya dalam pembelajaran IPA. [Online]. Tersedia: www.p4tkipa.net/modul/Tahun2005/UMUM/Teknik%20Bertanya.pdf [16 Juli 2013]

Srikini. Et al. (2004). Buku Penuntun Biologi SMA Jilid I. Bandung: Erlangga.

Sriyati, et al. (2009). “Peran Bagan Konsep sebagai Bentuk Asesmen Formatif dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Botani Phanerogamae”. Proceeding The Third International Seminar on Science Education. 1-10.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian dilengkapi dengan Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika Aditama.

Sutardi. (2010). “Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi ilmiah”. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng dan DIY. 168-179.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(39)

64

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, M. & Waslaluddin. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi . Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Widodo, A. (2006). “Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains”. Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. 4, (2), 139-148. Widodo,A., Sumiati, Y., & Setiawati, C. (2006). “Peningkatan Kemampuan Siswa

SD untuk Mengajukan Pertanyaan Produktif”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4, (1), 1-12.

Yalcin, F. A. dan Bayrakceken S. (2010). “The Effect of 5E Learning Model on Pre-Service Science Teachers’ Achievement of Acids-Bases Subject”. International Online Journal of Educational Sciences. 2, (2), 508-531.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air, diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan pada subkonsep pencemaran air. Hal ini ditunjukkan dengan indeks gain sebesar 0,24 yang termasuk kategori rendah dan uji hipotesis yang menyatakan bahwa Ho diterima yang menunjukkan bahwa median nilai posttest sama dengan 65 sehingga tidak terdapat pengaruh pada keterampilan mengajukan pertanyaan siswa melalui model pembelajaran learning cycle.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berkomunikasi siswa pada subkonsep pencemaran air . Hal ini ditunjukkan dengan indeks gain sebesar 0,58 yang termasuk kategori sedang dan uji hipotesis yang menyatakan bahwa Ho ditolak yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai posttest lebih besar dari 65 sehingga terdapat pengaruh pada keterampilan berkomunikasi siswa melalui model pembelajaran learning cycle.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dipaparkan terdapat beberapa saran, antara lain:

1. Model pembelajaran learning cycle dapat menjadi alternatif model pembelajaran dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk beberapa kali siklus pembelajaran terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa


(2)

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran learning cycle pada seluruh aspek keterampilan proses sains.

4. Pada penerapan model pembelajaran learning cycle harus lebih memperhatikan waktu dan tahapan-tahapannya sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

5. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan hasil penelitian yang telah tercapai, khususnya mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa.

6. Jika akan mengambil fokus penelitian ini sebaiknya dipersiapkan lebih matang dalam proses pembuatan instrumen sehingga hasil yang didapat akan lebih akurat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agustyaningrum, N. (2011). “Matematika dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran”. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Arifin, M., et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta.

Campbell, et al. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1982). Peranan Keterampilan Proses dalam Pendidikan IPA. Depdikbud.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fadhillah, D. S. N. (2011). “Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Metode Talking Stick dalam Model Learning Cycle Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa di SMA Negeri 5 Surakarta”. Jurnal pendidikan Biologi UNS. 1 -15.


(4)

Fajaroh, F. dan Dasna, I. W. (2007). Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle. [Online]. Tersedia: http://lubisgrafura.wordpress.com [16 Agustus 2013].

Fardiaz, S. (1992). Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Fauzi, A. _ . Hakekat Media Gambar. [Online]. Tersedia:

http://bermututigaputri.guru-indonesia.net/artikel_detail-32732.html [30 juli 2013]

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University.

Hany, H. (2009). Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok pada Materi pencemaran Air. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Khusaini. (2011). “Penerapan Pembelajaran Fisika dengan The 5E Learning Cycle

Model untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Guru dan Siswa serta Prestasi Belajar Siswa Kelas VII- E SMPN 4 Malang”. Foton, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya. 15, (1), 1.

Kusmawati, R. D. (2010). Profil Pertanyaan Siswa SMA pada Sunkonsep Pencemaran Lingkungan melaui diskusi Kelompok Tutor sebaya. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, N. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Retraningati, D. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (learning cycle) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas x-2 SMA Negeri 3 Surakarta”. Jurnal Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1, (1), 1-11. [Online]. Tersedia:

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/download/40/28. [25 Oktober 2012]


(5)

Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sari, S. N. (2012). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Larutan Penyangga dengan Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sastrawijaya, T. (2009) Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Semiawan, et al. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia.

Siahaan. P. (2005). Keterampilan Bertanya dalam pembelajaran IPA. [Online]. Tersedia: www.p4tkipa.net/modul/Tahun2005/UMUM/Teknik%20Bertanya.pdf [16 Juli 2013]

Srikini. Et al. (2004). Buku Penuntun Biologi SMA Jilid I. Bandung: Erlangga.

Sriyati, et al. (2009). “Peran Bagan Konsep sebagai Bentuk Asesmen Formatif dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah

Botani Phanerogamae”. Proceeding The Third International Seminar on

Science Education. 1-10.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian dilengkapi dengan Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika Aditama.

Sutardi. (2010). “Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet

untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi ilmiah”. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng dan DIY. 168-179.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(6)

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, M. & Waslaluddin. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi . Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Widodo, A. (2006). “Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

Sains”. Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. 4, (2), 139-148.

Widodo,A., Sumiati, Y., & Setiawati, C. (2006). “Peningkatan Kemampuan Siswa

SD untuk Mengajukan Pertanyaan Produktif”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4, (1), 1-12.

Yalcin, F. A. dan Bayrakceken S. (2010). “The Effect of 5E Learning Model on

Pre-Service Science Teachers’ Achievement of Acids-Bases Subject”.