Kepala Sekolah sebagai Pelayan dalam Organisasi Pembelajar Sekolah Efektif

111 yang harus direspon oleh sekolah, dan keterbatasan-keterbatasan nyata individu-individu sekolah dan sekolah itu sendiri kemudian mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah yang dihadapi tersebut.

3. Kepala Sekolah sebagai Pelayan dalam Organisasi Pembelajar

Kepala Sekolah sebagai Pelayanan dalam Organisasi Pembelajar menurut Senge 1990:321 : “The best way to appreciate the ‘leader as steward’ in the context of building learning organizations is to see the way individuals committed to such work describe their own sense of purpose.” Pandangan Senge ini dapat dipahami bahwa cara terbaik untuk mengapresiasi ‘pemimpin sebagai pelayan’ dalam konteks membangun organisasi pembelajar adalah dengan melihat cara individu-individu berkomitmen terhadap pekerjaannya yang menggambarkan tujuan mereka sendiri. Dalam konteks ini maka teori Getzel dan Guba merupakan teori yang paling dasar untuk melihat komitmen seseorang terhadap tujuan dirinya dengan tujuan organisasinya. Seorang pelayan dari visi adalah seseorang yang terus-menerus memberitahukan dan menceritakan kembali cerita tujuan organisasi. Pemimpin ini memastikan bahwa lingkungan tetap berbasis nilai dan didorong oleh visi. Dalam penelitian ini, Kepala Sekolah sebagai Pelayan dalam Organisasi Pembelajar adalah upaya kepala sekolah dalam menceritakan secara terus menerus mengenai tujuan organisasi yang harus dicapai bersama, baik untuk menghidupi pikiran dan motivasi dirinya sendiri maupun untuk 112 menghidupi para guru, staf, tenaga TU, para orang tua, dan pengurus komite sekolah.

4. Sekolah Efektif

Sekolah efektif menurut Ronald Edmonds and Lawrence Lezotte 1985,1 An effective school as one which demonstrates the following criteria: 1 95 or greater percent of all students at each grade level demonstrate minimum academic mastery and are prepared to succeed in the next grade anywhere in the United States; 2 there shall be no significant difference in the proportion of students demonstrating minimum academic mastery as a function of socioeconomic class; and 3 the above two conditions have been obtained for a minimum of three consecutive years. Definisi sekolah efektif dari Edmons dan Lezotte dapat dimaknai bahwa sekolah efektif itu adalah sekolah yang mampu memiliki tiga kriteria, yaitu: 1 95 atau lebih siswa mampu menguasai akademik dan memiliki kesiapan untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. 2 tidak ada beda antara siswa yang kaya maupun yang miskin dilihat dari penguasaan akademiknya. 3 dua kondisi di atas telah dicapai oleh sekolah minimal selama tiga tahun berturut-turut. Dalam penelitian ini, sekolah efektif adalah SMA-SMA yang mampu memiliki kriteria a Instructional Leadership kepemimpinan pengajaran, b Clear and Focused Mission misi yang jelas dan fokus, c Safe and Orderly Environment lingkungan yang aman dan tertib, d Climate of High Expectations iklim yang menunjukkan ekspektasi tinggi, e Frequent Monitoring of Student Progress monitoring kemajuan siswa secara rutin, f Positive Home-School Relations hubungan sekolah dan rumah yang positif, 113 g Opportunity to Learn and Student Time on Task kesempatan untuk belajar dan waktu siswa pada tugas sekolah. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi berasal dari kata bahasa Inggris Population yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek tersebut bisa menjadi sumber data Burhan Bungin, 2005:141 Data yang digunakan dalam penelitian dapat berupa populasi universe atau sampel. Iqbal Hasan 2002:58 menjelaskan perbedaan antara populasi dan sampel. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Objek atau nilai yang diteliti dalam sampel merupakan unit sampel. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh SMA di Kabupaten Indramayu. Untuk kepentingan penggalian data, akan digunakan teknik sampling cluster stratified random sampling. Cluster akan dilakukan pada sekolah-sekolah yang telah memiliki lulusan. Stratified dilakukan pada masing-masing unsur responden. Random akan dilakukan pada pemilikan responden yang ada di sekolah. 114 Jumlah SMA Negeri yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 52 sekolah. Rincian sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 SMA Negeri dan Swasta yang dijadikan populasi penelitian Sampel Sampel Bukan sampel Sampel + Sampel , - Sampel , - . Bukan sampel 1 Sampel 1 - + Sampel , , Sampel - 2 3 1 Sampel 4 - Sampel Sampel , 5 Sampel , 3 - 1 Sampel - Sampel 6 + Bukan sampel 7 Sampel 1 3 1 Sampel 8 . Sampel 9 1 Bukan sampel 6 : Bukan sampel 6 , + Sampel ; Sampel 3 Sampel 3 93 Sampel , . - 1 Sampel 6 , . 9 7 Sampel 1 8 , . 1 Sampel 115 8 , - - + Sampel 8 - 1 Sampel 5 8 , Bukan sampel 8 5 Sampel Sampel 8 1 Bukan sampel 4 .. , , 9- 1 1 Sampel ,6 , 1 Sampel + 7 = Bukan sampel 1 5 5 - Sampel 5 Bukan sampel 8 7 8 , . Sampel 8 5 Bukan sampel 6 : - + - 1 Sampel 5 3 8 - 1 Sampel 4 : - Bukan sampel ?+ , - 1 Sampel , 5 Sampel 6 6 + , Bukan sampel 1 Sampel ; - 5 9 Sampel 6 1 Bukan sampel 8 - . 1 Sampel Tidak semua SMA secara otomatis menjadi sampel penelitian, tetapi sekolah tersebut harus memenuhi dua kriteria berikut: 1 kepala sekolah yang memimpin sekolah adalah mereka yang tidak dipindahkan dalam kurun dua tahun, 2 sekolah yang dijadikan sampel harus sekolah baru tetapi sekolah yang sudah 116 menghasilkan lulusan. Berdasarkan kondisi yang ada, sampel sekolah sebanyak 39 SMA sebagai berikut: Tabel 3.2 Sampel SMA yang memenuhi kriteria penelitian Sampel Sampel Sampel + Sampel , - Sampel 1 Sampel - + Sampel , , Sampel 1 - 2 3 1 Sampel 4 - Sampel Sampel , 5 Sampel , 3 - 1 Sampel - Sampel 7 Sampel 3 1 Sampel 8 . Sampel 6 , + Sampel 1 ; Sampel 3 Sampel 3 93 Sampel , . - 1 Sampel 6 , . 9 7 Sampel 8 , . 1 Sampel 8 , - - + Sampel 8 - 1 Sampel 8 5 Sampel Sampel 1 4 .. , 9- 1 1 Sampel 117 , ,6 , 1 Sampel 5 5 - Sampel 8 7 8 , . Sampel 6 : - + - 1 Sampel 5 3 8 - 1 Sampel ?+ , - 1 Sampel , 5 Sampel Sampel ; - 5 9 Sampel 1 8 - . 1 Sampel Setelah dilakukan cluster, langkah selanjutnya adalah membuat strata. Berdasarkan strata responden penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut: 1 guru 2 kepala sekolah, 3 komite sekolah, 4 tenaga administrasi sekolah, dan 5 peserta didik. Dengan mempertimbangkan jumlah responden yang menjadi populasi dan keabsahan dalam pengisian instrumen, maka tidak semua orang yang berada pada strata tersebut menjadi responden penelitian, tetapi harus memenuhi syarat minimal sudah 2 sampai 5 tahun di sekolah yang bersangkutan. Khusus untuk siswa sudah 3 tahun di sekolah yang bersangkutan. Kriteria ini ditujukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat diketahui responden penelitian berdasarkan strata sebagai berikut: 118 Tabel 3.3 Strata Sampel Penelitian No Kelompok Strata Kriteria Keterangan 1. Kepala Sekolah Sudah 2 tahun menjadi kepala sekolah pada sekolah terakhir 39 SMA negeri dan swasta 2. Guru Guru yang sudah bertugas pada sekolah yang bersangkutan minimal 5 tahun Mewakili guru senior dan yunior 3. Tenaga Administrasi Sekolah Minimal sudah bekerja 5 tahun pada sekolah yang dijadikan sampel Mewakili TAS senior dan yunior 4. Komite Sekolah Ketua komite sekolah 39 SMA negeri dan swasta 5. Siswa Kelas 3 39 SMA negeri dan swasta Penentuan sampel lebih lanjut akan menggunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2002:92 sebagai berikut : 1 Keterangan : n : Jumlah Sampel yang dicari N : Jumlah Populasi d : Penyimpangan terhadap populasi Dengan menggunakan rumus dari Notoadmodjo di atas, hasil penghitungan sampel penelitian adalah sebagai berikut : 119 N : 39 KS + 780 Guru + 328 TU + 39 komite sekolah + 1560 siswa = 2746 d : 0,5 Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan rumus sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo, didapat populasi sebesar 378 responden. Sedangkan apabila menggunakan table Krejcie dengan tingkat kesalahan 5 didapat populasi sebesar 367 responden. Selanjutnya penghitungan populasi akan menggunakan hasil penghitungan dengan rumus dari Notoatmodjo. Dari jumlah 367 responden tersebut kemudian dibagi kepada strata, sehingga didapat sejumlah responden sebagai berikut : Kepala Sekolah 367 5 Guru 367 104 Tenaga Administrasi Sekolah 367 44 Komite Sekolah 367 5 Siswa 367 209

D. Teknik Pengumpulan Data