Hasil Tambahan ANALISA DATA

dan variabel religiusitas rendah dengan variabel kebahagiaan sedang. Persentasenya sebesar 9. Berdasarkan matriks kategorisasi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketika religiusitas individu tinggi maka belum tentu akan diikuti dengan kebahagiaan yang tinggi, bisa saja ketika religiusitas individu tinggi, kebahagiaannya sedang atau rendah. Namun tidak sebaliknya, ketika religiusitas rendah tidak ditemui individu dengan kebahagiaan yang tinggi.

3. Hasil Tambahan

a Hasil data tambahan hubungan dimensi keyakinan akidah dengan kebahagiaan pada lansia muslim. Tabel 16: Hubungan Dimensi Keyakinan akidah dengan Kebahagiaan pada Lansia Muslim Variabel R P Keterangan Dimensi Keyakinan akidah dengan Kebahagiaan 0, 302 0,00 1 Berkorelasi Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 16 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,302 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.001 sehingga p0.05 untuk dimensi keyakinanakidah dengan variabel kebahagiaan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara dimensi keyakinanakidah dengan variabel kebahagiaan. Dimana semakin tinggi keyakinan seorang terhadap kebenaran ajaran agamanya maka semakin tinggi kebahagiaannya. Universitas Sumatera Utara b Hasil data tambahan hubungan dimensi peribadatan praktek agama dengan kebahagiaan pada lansia muslim. Tabel 17: Hubungan Dimensi Peribadatan praktek agama dengan Kebahagiaan pada Lansia Muslim Variabel R P Keterangan Dimensi peribadatan praktek agama dengan Kebahagiaan 0,417 0,000 Berkorelasi Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 17 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,417 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.000 sehingga p0.05 untuk dimensi peribadatan praktek agama dengan variabel kebahagiaan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara dimensi peribadatan praktek agama dengan variabel kebahagiaan. Dimana semakin tinggi kepatuhan seorang muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana dianjurkan oleh agamanya maka semakin tinggi kebahagiaannya. c. Hasil data tambahan hubungan dimensi pengalaman penghayatan dengan kebahagiaan pada lansia muslim. Tabel 18: Hubungan Dimensi Pengalaman penghayatan dengan Kebahagiaan pada Lansia Muslim Variabel R P Keterangan Dimensi Pengalaman Penghayatan 0,297 0,001 Berkorelasi Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 18 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,297 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.001 sehingga p0.05 untuk dimensi pengalaman penghayatan dengan variabel kebahagiaan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara dimensi pengalaman Universitas Sumatera Utara penghayatan dengan variabel kebahagiaan. Dimana semakin sering seseorang mengalami perasaan religius maka semakin tinggi kebahagiaannya. d. Hasil data tambahan hubungan dimensi pengamalan akhlak dengan kebahagiaan pada lansia muslim. Tabel 19: Hubungan Dimensi Keyakinan akidah dengan Kebahagiaan pada Lansia Muslim Variabel R P Keterangan Dimensi pengamalan akhlak dengan Kebahagiaan 0,239 0,008 Berkorelasi Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 19 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,239 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.008 sehingga p0.05 untuk dimensi pengamalan akhlak dengan variabel kebahagiaan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara dimensi pengamalan akhlak dengan variabel kebahagiaan. Dimana semakin tinggi individu bisa berperilaku sesuai agamanya maka semakin tinggi kebahagiaannya. e. Hasil data tambahan hubungan dimensi pengetahuan ilmu dengan kebahagiaan pada lansia muslim. Tabel 20: Hubungan Dimensi pengetahuan ilmu dengan Kebahagiaan pada Lansia Muslim Variabel R P Keterangan Dimensi pengetahuan ilmu dengan Kebahagiaan 0, 250 0,00 6 Berkorelasi Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 20 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,250 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.008 sehingga p0.05 untuk dimensi pengetahuan ilmu dengan variabel kebahagiaan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara dimensi pengetahuan ilmu dengan variabel kebahagiaan. Dimana semakin tinggi tingkat pemahaman agamanya maka semakin tinggi kebahagiaannya. f. Hubungan Religiusitas dan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 21: Hubungan Religiusitas dengan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim berdasarkan pada Jenis Kelamin Variabel Jenis kelamin R p Keteranga n Hubungan Religiusitas dengan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim Laki-laki 0,270 0.096 Tidak Berkorelasi Perempuan 0,445 0,000 Berkorelasi Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 21 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,270 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.01 sehingga p0.05 untuk jenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada lansia muslim laki-laki. Koefisien korelasi R sebesar 0,445 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.000 sehingga p0.05 untuk jenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada lansia muslim perempuan. g. Hubungan Religiusitas dan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim Berdasarkan Usia Universitas Sumatera Utara Tabel 22: Hubungan Religiusitas dengan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim berdasarkan Usia Variabel Rentang Usia R p Keteranga n Hubungan Religiusitas dengan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim 60-70 0.390 0.000 Berkorelasi 71-80 0,667 0.003 Berkorelasi 81-90 0.850 0.016 Berkorelasi Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 22 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,390 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.000 sehingga p0.05 untuk Lansia Berusia 60-70 Tahun. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada lansia muslim yang berusia 60-70 tahun. Koefisien korelasi R sebesar 0,667 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.003 sehingga p0.05 untuk lansia berusia 71-80 Tahun. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada lansia muslim yang berusia 71-80 tahun. Koefisien korelasi R sebesar 0,850 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.016 sehingga p0.05 untuk Lansia Berusia 81-90 Tahun. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada lansia muslim yang berusia 81-90 tahun. h. Hubungan Religiusitas dan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim Berdasarkan Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tabel 23: Hubungan Religiusitas dengan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim berdasarkan Kesehatan Variabel Kesehat an R p Keterangan Hubungan Religiusitas dengan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim Sakit 0.530 0.001 Berkorelasi Sehat 0.387 0.000 Berkorelasi Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 23 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,530 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.001 sehingga p0.05 untuk lansia dalam kondisi sakit. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada lansia yang dalam kondisi sakit. Korelasi R sebesar 0,387 dengan taraf signifikansi p sebesar 0.000 sehingga p0.05 untuk lansia yang sehat. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada lansia muslim yang dalam kondisi tidak sehat. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini dan pada bagian akhir akan dikemukakan saran- saran baik yang bersifat pengembangan penelitian maupun praktis yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada lansia muslim. Semakin tinggi religiusitas seorang lansia maka semakin tinggi kebahagiaannya. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas seorang lansia maka semakin rendah kebahagiaannya. 2. Mean empirik pada variabel religiusitas lebih kecil dari skor hipotetik, hal ini berarti religiusitas dalam penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan populasi yang diasumsikan. 3. Mean empirik variabel kebahagiaan lebih kecil dari skor hipotetik, hal ini berarti kebahagiaan dalam penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan populasi yang diasumsikan. Universitas Sumatera Utara