86
3. Pemukiman kembali 4. Dalam hal pemegang hak atas tanah tidak menghendaki bentuk ganti rugi
sebagaimana dimaksud diatas, maka dapat diberikan kompensasi berupa penyertaan modal saham sesuai dengan perundang-undangan.
Selanjutnya dilakukan sidang panitia pengadaan tanah yang membicarakan tentang kerelaan masyarakat pemilik lahan untuk melepaskan haknya atas tanah
tersebut dengan biaya ganti rugi yang diberikan, setelah ketua panitia pembebasan tanah menganggap data-data dan keterangan-keterangan yang diperlukan sudah
cukup jelas, maka memerintahkan wakil ketua panitia pengadaan tanah sebagai kepala Kantor
Pertanahan Kota Binjai bekerjasama dengan Asisten I Tata Praja Setda Kota Binjai selaku Sekretaris I bukan anggota membuat surat undangan guna
melakukan sidang panitia. Setelah pada hari yang telah ditetapkan semua angota hadir, ketua panitia
pengadaan tanah membuka sidang. Dalam acara sidang tersebut membicarakan masalah penetapan besarnya ganti rugi yang akan dibayar kepada pemilik atau
pemegang hak atas tanah. Dengan berpedoman pada harga yang telah ditetapkan Walikota Binjai dan memperhatikan faktor-faktor yang turut mempengaruhi harga
tanah diantaranya nilai taksiran tanaman, bangunan dan benda-benda lain yang ada diatas obyek tanah sebagaimana diatur dalam Keppres Nomor 55 Tahun 1993 dan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005.
4. Keputusan Panitia Pengadaan Tanah.
Universitas Sumatera Utara
87
Berdasarkan berita acara hasil rapat panitia bersama pemilik tanah yang akan diganti rugi tanggal 13 September 2005 tentang kesepakatan dan penetapan besarnya
ganti rugi yang diperlukan untuk pembebasan tanah keperluan pembangunan gedung balai benih ikan dinas peternakan dan perikanan kota Binjai, panitia pengadaan tanah
menerbitkan Keputusan mengenai bentuk danatau besarnya ganti kerugian, yang ditanda tangani oleh seluruh panitia pengadaan tanah beserta daftar nominatif
pembayaran ganti rugi. Pada pasal 40 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia nomor 3 Tahun 2007 diuraikan bahwa : “Daftar nominatif harus memuat nama pemilik hak yang dilepaskan atau
diserahkan, luas tanahbangunan, jumlah tanaman, bentuk danatau besarnya ganti rugi yang diterima, bentuk dan besarnya ganti rugi yang dititipkan, tanda
tangan pemilik dan pimpinan proyek dari instansi Pemerintah yang memerlukan tanah, serta panitia pengadaan tanah kabupatenkota sebagai saksi. “
5. Pelaksanaan Pemberian Ganti Rugi.
Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 11 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 ditentukan bahwa pengertian ganti rugi adalah penggantian terhadap kerugian
baik bersifat fisik dan atau non fisik sebagai akibat pengadaan tanah kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman danatau benda-benda lain yang berkaitan
dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah.
Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum pada pasal 15 Peraturan Presiden nomor 36 Tahun 2005 menyebutkan bahwa dasar
dan cara perhitungan ganti kerugian ditetapkan atas dasar Nilai Jual Obyek Pajak atau
Universitas Sumatera Utara
88
nilai nyata atau harga tanah yang sebenarnya dengan memperhatikan nilai jual obyek pajak Tahun berjalan berdasarkan penetapan lembagatim penilai harga tanah yang
ditunjuk oleh panitia, nilai jual bangunan yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab dibidang pembangunan dan nilai jual tanaman yang ditaksir oleh
perangkat daerah yang bertanggung jawab dibidang pertanian, disamping itu bentuk dan besarnya ganti kerugian ditetapkan dalam musyawarah.
Ganti rugi yang dilaksanakan Pemerintah kota Binjai untuk kepentingan umum pada Tahun 2005 dilakukan dalam bentuk pemberian berupa uang. Uang yang
diberikan oleh Pemerintah Kota Binjai kepada masyarakat pemilik lahan sejunlah Rp. 22.480.- dua puluh dua ribu empat ratus delapan puluh rupiah untuk setiap
meter perseginya atau sejumlah Rp. 100.593.380,- seratus juta lima ratus Sembilan puluh tiga ribu tiga ratus delapan puluh rupiah.
Hal tersebut dibuktikan dengan Surat Keputusan Walikota Binjai, nomor 593- 2129K2005,
tentang Penetapan
Harga ganti
rugi tanah
untuk keperluan
pembangunan gedung balai benih ikan dan kolam pembibitan ikan Pemerintah kota Binjai di Kelurahan Kebun Lada Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai tertanggal 16
September 2005. Jumlah ganti rugi yang telah ditetapkan sejumlah tersebut diatas dilaksanakan
secara langsung yang diberikan oleh Pemerintah kota Binjai dengan masyarakat pemilik lahan secara tunai. Hasil dari pada pelaksanaan ganti rugi dilaporkan kepada
walikota Binjai dengan tembusan kepada Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Daerah Kota Binjai, Kepala kantor pertanahan kota Binjai di Binjai, kepala Kantor pertanian
Universitas Sumatera Utara
89
tanaman pangan dan Holtikultura kota Binjai, Kepala Kantor Pajak Bumi dan Bangunan Binjai, Camat Binjai Utara, Kepala Kelurahan Kebun Lada serta Pemilik
lahan yang menerima ganti kerugian, sehingga pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan Pemerintah kota Binjai transparan dan sesuai Peraturan perundang-undangan.
Taksiran dan usulan besarnya ganti kerugian dilakukan oleh panitia pengadaan tanah yang dibentuk disetiap KabupatenKota sebagaimana dijelaskan pada pasal 6
dari Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005. Tentang besarnya bentuk ganti rugi atas tanah untuk kepentingan umum
ditetapkan dengan cara musyawarah untuk mufakat, dengan sejauh mungkin memperhatikan pendapat, keinginan, saran dan pertimbangan yang berlangsung
dalam musyawarah, hal ini jelas disebutkan pada pasal 8 dari Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005.
Dalam pasal 16 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 disebutkan bahwa ganti rugi diserahkan langsung kepada :
a. Pemegang hak atas tanah atau yang berhak sesuai dengan Peraturan perundang-undangan, atau
b. Nadzir bagi tanah wakaf. Pada pengadaan tanah bagi pelaksanaan Pembangunan untuk kepentingan
umum pembangunan unit pelayanan Tekhnis daerah Balai Benih Ikan dinas peternakan dan Perikanan pada Tahun 2005 harga yang telah ditetapkan adalah
sejumlah Rp. 22.480.-M2 dua puluh dua ribu empat ratus delapan puluh rupiah permeter perseginya yang merupakan hasil musyawarah yang dilakukan panitia
Universitas Sumatera Utara
90
dengan pemilik lahan langsung, sehingga pembayaran langsung diterima oleh pemilik tanah.
Jika Putusan dari panitia pengadaan tanah tetap ditolak maka pemegang hak atas tanah dapat mengajukan keberatan kepada BupatiWalikota atau Gubernur atau
menteri dalam Negeri sesuai dengan kewenangan disertai dengan penjelasan mengenai sebab-sebab
dan alasan keberatan
tersebut, sehingga diupayakan
penyelesaiannya dengan mempertimbangkan pendapat dan keinginan semua pihak yang selanjutnya bupatiwalikota atau gubernur atau juga menteri dalam negeri dapat
mengukuhkan atau mengubah Keputusan panitia pengadaan tanah, sebagaimana jelas dissebutkan dalam pasal 17 dari Perpres Nomor 36 Tahun 2005.
Sedangkan dari semua upaya yang telah dilakukan ternyata tetap tidak diterima oleh pemegang hak atas tanah maka berdasarkan pasal 18 dari Perpres Nomor 36
Tahun 2005 Pemerintah yang berkepentingan bupatiwalikota atau gubernur atau menteri dalam negeri maka Pemerintah sesuai dengan kewenangan mengajukan usul
penyelesaian dengan cara pencabutan hak atas tanah berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang pencabutan hak-hak atas tanah dan benda-benda yang
ada diatasnya.
6. Pelepasan, Penyerahan dan Permohonan hak atas tanah.