Klasifikasi Durian Analisa Kadar Air Alat

9 Efek Samping dari Durian: 1. Bau yang khas dan kadang terkesan tidak enak bagi para orang yang tidak suka dengan durian . 2. Perut terasa panas bila terlalu banyak.terutama bagi yang belum terbiasa. Andreas, 2010.

2.2.2 Klasifikasi Durian

Dalam sistematika taksonomi tumbuhan, tanaman durian diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Platae tumbuh-tumbuhan Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji Kelas : Dycotyledonae biji berkeping dua Ordo : Bombaceae Famili : Bombaceae Genus : Durio Species : Durio zibethinus Murr Rahmat, R.,1996 Universitas Sumatera Utara 10

2.2.3 Komposisi Kimia biji Durian

Berikut ini adalah kandungan kimia 100 gram biji durian Table 2.1. Komposisi Kimia Biji durian Komponen Per 100 g biji segar tanpa kulit Per 100 g biji telah dimasak tanpa kulit Kadar air 51.5 g 51.1 g Lemak 0.4 g 0.2 - 0.23 g Protein 2.6 g 1.5 g Karbohidrat total 43.6 g 46.2g Serat kasar - 0.7 - 0.71 g Nitrogen - 0.297 g Abu 1.9 g 1.0 g KalSium 17 mg 39 – 88.8 mg Fosfor 68 mg 86.65 – 87 mg Besi 1.0 mg 0.6 – 0.64 mg Natrium 3 mg - Kalium 962 mg - Beta carotene 250 µg - Riboflavin 0.05 mg 0.05 – 0.052 mg Thiamine 0.03 – 0.032 mg Niacin 0.9 mg 0.89 – 0.9 mg Simanjuntak,2000

2.3 Susu

Susu adalah suatu emulsi lemak dalam air, serta berbagai senyawa mineral lainnya. Nilai gizi yang terdapat dalam susu sangat tinggi, karena mengandung zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan garam- garam mineral. Selain itu, susu juga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, hal ini Universitas Sumatera Utara 12 menjadikan susu sebagai bahan pangan andalan dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat Winarno, 1995. Air merupakan komponen terbesar susu dan berfungsi sebagai pelarut dari bahan-bahan penyusun lain yang terdapat dalam susu. Pada produk-produk olahan seperti keju, mentega dan susu bubuk, air terdapat dalam bentuk air yang terikat dan air bebas. Kadar air menentukan kualitas dan daya simpan dari produk-produk tersebut Hidayat.N.,2006 Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu hewan biasanya sapi juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain- lainnya untuk konsumsi manusia. Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan untuk minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Tabel 2.2 Komposisi susu kedelai, susu sapi, kedelai per 100 gram bahan Komposisi Susu sapi Susu kedelai Kedelai Protein 3,20 g 3,50 g 34,9 g Lemak 3,50 g 2,50 g 18,1 g Karbohidrat 4,30 g 5,00 g 34,8 g Kalsium 143,0 g 50,00 g 227,0 mg Fosfor 50,0 g 45,0 g 585,0 mg Besi 1,70 g 0,70 g 8,0 mg Vitamin A 130 SI 200 SI 110,0 mg Vitamin B1 0,03 mg 0,08 mg 1,1 mg Vitamin C 1,00 mg 2,00 mg 0 mg Air 88,33 g 87,0 g 7,5 g Koswara,1992 dan Ashari,2006 Universitas Sumatera Utara 13 Tabel 2.Komposisi Susu Biji Durian, Susu dari Isolat Protein Biji Durian, Susu Biji Cempedak dan Susu dari Isolat Protein Biji Cempedak Sampel Protein Lemak Air Abu Karbohidrat Susu dari biji durian 0,854 0,119 89,310 0,460 9,262 Susu dari isolat protein biji durian 4,416 0,061 83,408 0,528 11,585 Susu dari biji cempedak 2,52 2,33 85,36 0,52 9,22 Susu dari isolat protein biji cempedak 7,93 0,1 80,70 0,619 10,61 Nelviana,N.,2011 Adapun syarat susu yang baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, 2.3.1.Syarat Susu yang Baik berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman. Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya. Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein, dan mineral yang ada di dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna kuning, sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul. Susu terasa sedikit manis dan asin yang disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas. Universitas Sumatera Utara 14 Berat jenis air susu adalah 1,028 kgL.Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3 jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas di dalam susu. Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cP, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu, lemak, serta temperatur susu. Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C,sedangkan titik didihnya adalah 100,16 °C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air yang berbeda. Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri. Susu murni harus mengandung sekurang-kurangnya 3,25 dari lemak susu dan 8,25 padatan susu bukan lemak protein, karbohidrat, vitamin larut air, dan mineral Saleh,E.2004.

2.4. Batu Tahu

Batu tahu CaSO 4 ini berasal dari batu Gips yang telah dibakar dan kemudian dihaluskan seperti tepung. Penambahan batu tahu akan menyebabkan terjadi koagulasi. Penyebab koagulasi karena adanya ion Ca 2+ hasil dissosiasi CaSO 4 dalam air. Ion Ca 2+ 2.5.Karbohidrat akan bereaksi dan berikatan dengan protein dan kemudian bersama lipid membentuk gumpalan. Koagulasi berjalan lambat dan mengikat banyak air pada kisi- kisi struktur proteinnya Putra, 2002. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid dan polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan pada senyawa senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa C n H 2n O n atau Universitas Sumatera Utara 15 mendekati C n H 2 O n yaitu karbon yang mengalami hidratasi. Di alam, karbohidrat merupakan hasil sintesa CO 2 dan H 2 O dengan pertolongan sinar matahari dan hijau daun klorofil. Hasil fotosintesis ini kemudian mengalami polimerisasi menjadi pati dan senyawa-senyawa bermolekul besar lain yang menjadi cadangan makanan pada tanaman. Secara alami, ada tiga karbohidrat yang penting yaitu: 1. monosakarida 2. oligosakarida 3. polisakarida Polisakarida merupakan kelompok karbohidrat yang paling banyak terdapat di alam. Polisakarida merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari banyak satuan unit monosakarida. Jumlah polisakarida ini terdapat jauh lebih banyak daripada oligosakarida maupun monosakarida Sudarmadji,dkk, 1989. Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Di dalam tumbuhan karbohidrat mempunyai dua fungsi utama, ialah sebagai simpanan energi dan sebagai penguat struktur tumbuhan tersebut. Yang merupakan sumber energi terutama terdapat dalam bentuk zat tepung amilum dan zat gula mono dan disakarida. Timbunan zat tepung terdapat dalam biji, akar dan batang. Gula terdapat di dalam daging buah atau di dalam cairan tumbuhan di dalam batang tebu Sediaoetama,A.J., 2004. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama, juga mempunyai peranan yang penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain. Cara yang lebih mudah dan murah untuk mendapatkan karbohidrat adalah dengan mengestraknya dari bahan-bahan nabati sumber karbohidrat yaitu serealia, umbi-umbian,dan batang tanaman misalnya sagu. Sumber karbohidrat yang merupakan bahan makanan pokok di berbagai daerah di Indonesia adalah biji-bijian, khususnya beras dan jagung. Misalnya kandungan pati dalam beras = 78,3, jagung = 72,4, singkong = 34,6, dan talas = 40 Winarno.,1995. Universitas Sumatera Utara 16 2.5.1.Analisa Kadar Karbohidrat Ada beberapa cara analisis yang dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan karbohidrat dalam bahan makanan. Yang paling mudah adalah dengan cara perhitungkan kasar proximate analysis atau juga disebut Carbohydrate by Difference. Yang dimaksud dengan proximate analysis adalah suatu analisis di mana kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui bukan melalui analisis tetapi melalui perhitungan,sebagai berikut : karbohidrat = 100 - protein + lemak + abu + air Perhitungan Carbohydrate by Difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan makanan secara kasar ,dan hasilnya ini biasanya dicantumkan dalam daftar komposisi bahan makanan. Winarno,1995 2.6.Protein Protein adalah sumber-sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur C,H,O,N, yang tidak dapat dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga Winarno,1995. Protein tumbuhan sangat beragam. Protein dapat diperoleh dari daun, serealia, biji-minyak dan biji-bijian. Protein bji serealia pada umumnya mengandung lisina triptopan ,metionina dan treoninanya yang rendah .Perbaikan nilai gizi sangat besar kadang-kadang dapat dicapai dengan pencampuran berbagai produk secara bijaksana John M.deMan, 1997. Protein juga penting untuk keperluan fungsional maupun struktural dan untuk keperluan tersebut komposisi asam amino pembentuk protein sangat penting fungsinya. Oleh karena itu protein mempunyai mutu yang beraneka ragam tergantung sampai seberapa jauh protein itu dapat menyediakan asam amino essensial dalam jumlah yang memadai Buckle,1987. Universitas Sumatera Utara 16 Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti bahan makronutrien lain lemak dan karbohidrat, protein berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini terpaksa dapat juga dipakai sebagai sumber energi. Kandungan protein rata – rata 4 kilokalorigram atau setara dengan kandungan karbohidrat Sudarmadji,S,1989. Protein dapat terdenaturasi dengan adanya pemanasan diatas 60-70 o C. Perubahan pH yang drastis, logam berat, radiasi.Perubahan yang nampak setelah protein terdenaturasi yaitu terbentuknya endapan atau terjadinya koagulan sehingga molekul protein tidak berfungsi lagi Salomon,S, 1987. 2.6.1.Analisa Kadar Protein Penerapan jumlah protein dalam bahan makanan umumnya dilakukan berdasarkan peneraan empiris tidak langsung, yaitu melalui penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan.Penentuan dengan cara langsung atau absolut, misalnya dengan pemisahan, pemurnian atau penimbangan protein, akan memberikan hasil yang lebih tepat tetapi sangat sukar ,membutuhkan waktu lama, keterampilan tinggi dan mahal.Peneraan jumlah protein secara empiris yang umum dilakukan adalah dengan menentukan jumlah nitrogen N yang dikandung oleh suatu bahan. Cara penentuan ini dikembangkan oleh Kjeldahl, seorang ahli kimia Denmark pada tahun 1883. Dalam penentuan protein seharusnya hanya nitrogen yang berasal dari protein saja yang ditentukan. Dasar penentuan protein menurut Kjeldahl ini adalah hasil penelitian dan pengamatan yang menyatakan bahwa umumnya protein alamiah mengandung N rata- rata 16 dalam protein murni. Untuk senyawa-senyawa protein tertentu yang telah diketahui kadar unsur N nya, maka angka yang lebih tepat dapat dipakai. Apabila jumlah unsur N dalam bahan telah diketahui maka jumlah protein dapat diperhitungkan dengan : Jumlah N x 16100 atau jumlah N x 6,25 Universitas Sumatera Utara 17 Untuk campuran senyawa-senyawa protein atau yang belum diketahui komposisi unsur-unsurnya secara secara pasti, maka faktor perkalian 6,25 inilah yang dipakai. Sedangkan untuk protein-protein tertentu yang telah dketahui komposisinya dengan lebih tepat maka faktor perkalian yang lebih tepatlah yang dipakai . Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi. 1.Tahap Destruksi Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon ,hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO 2 ,dan H 2 O. Sedangkan nitrogennya N akan berubah menjadi NH 4 2 SO 4 . Asam sulfat yang dipergunakan diperhitungkan adanya bahan protein,lemak,dan karbohidrat. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator Selenium. Dengan penambahan bahan katalisator tersebut titik didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Suhu destruksi berkisar antara 370-410 C. Penggunaan selenium lebih reaktif, tetapi juga mempunyai kelemahan yaitu karena sangat cepatnya oksidasi maka nitrogennya justru mungkin ikut hilang. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian Selenium yang sangat sedikit yaitu kurang dari 0,25 gram. Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna. Agar analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagensia yang digunakan. 2.Tahap Destilasi Pada tahap destilasi ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia NH 3 dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standar. Asam standar yang dipakai adalah asam borat 3 dalam jumlah yang berlebihan. Untuk mengetahui asam Universitas Sumatera Utara 18 dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Destilasi diakhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna dengan ditandai destilat tidak bereaksi habis. Perubahan warna yang terjadi adalah dari biru menjadi hijau. 3.Tahap Titrasi Banyak asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam khlorida 0,1N sebagai penitir dan indikator BCG + MR. Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Selisih jumlah sampel dan blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen Sudarmadji, 1989

2.7. Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Karbon C, Hidrogen H dan Oksigen O, yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu zat pelarut lemak seperti petroleum benzen, ether. Lemak dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral, atau triglyserida. Sediaoetama, 1986 Di dalam tubuh, lemak merupakan sumber energi yang efisien, secara langsung ketika disimpan dalam jaringan. Sebagai insulator panas dalam jaringan dan sekitar organ, dan lipid non-polar bereaksi sebagai insulator listrik membolehkan propagasi pada gelombang depolarisasi saraf myelin. Lemak mengandung jaringan saraf yang khusus. Gabungan lemak dan protein lipoprotein merupakan bahan sel yang penting, keduanya terjadi di dalam membran sel dan mitokondria dengan sitoplasma, dan juga berarti sebagai transportasi lipid dalam darah. Robert, 1996. Lemak berbeda dari karbohidrat dan protein karena tidak terdiri dari polimer satuan – satuan molekuler. Setiap gram lemak mengandung kalori 2,25 kali dari jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu gram protein atau karbohidrat lemak selalu Universitas Sumatera Utara 19 tercampur dengan komponen – komponen lain di dalam makanan misalnya vitamin – vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,D,E,K, sterol, skool misalnya zoosterol, di dalam lemak hewan dan fitosterol di dalam lemak sayuran, fosfolipida yang besifat sebagai zat pengemulsi, dengan protein yaitu lipoprotein, atau dengan karbohidrat yaitu glikolipid Winarno.,1980.

2.7.1. Analisa Kadar Lemak

Penentuan kadar lemak atau minyak suatu bahan dapat dilakukan dengan menggunakan sokxhlet apparatus. Cara ini dapat juga digunakan untuk ekstraksi minyak dari suatu bahan yang mengandung minyak dengan alat soklet. Soxhlet apparatus merupakan cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Bahan padat pada umumnya membutuhkan waktu ekstraksi yang lebih lama, karena itu membutuhkan pelarut yang lebih banyak. Ketaren,1986

2.8. Kadar Air

Kadar air sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, dan hal ini merupakan salah satu sebab mengapa dalam pengolahan pangan air tersebut sering dikeluarkan atau dikurangi dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan. Pengurangan air disampung bertujuan untuk mengawetkan juga mengurangi besar dan berat bahan pangan sehingga memudahkan dan menghemat pengepakan. Winarno.,1980

2.8.1. Analisa Kadar Air

Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan metode pengeringan gravimetrik. Prinsipnya yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan cara pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Sudarmadji,S.,1989. Universitas Sumatera Utara 20 2.9. Kadar Abu Kadar abu menggambarkan kandungan mineral dari sampel bahan makanan. Yang disebut kadar abu adalah material yang tertinggi bila bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800 o C. Semua bahan organic akan terbakar sempurna menjadi air dan CO 2 serta NH 3 sedangkan elemen- elemen tertinggal sebagai oksidanya Sediaoetama,A.J.,2004. Penentuan abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain : a. Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan b. Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan c. Penentuan abu total sangat berguna sebagai parameter nilai gizi bahan makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain.

2.9.1. Analisa Kadar Abu

Penentuan kadar abu adalah dengan mengoksidasikan semua zat organik pada suhu yang tinggi, yaitu sekitar 500-600 o C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang akan tertinggal setelah proses pembakaran tersebut. Bahan yang mempunyai kadar air tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan lebih dahulu. Bahan yang mempunyai kandungan zat yang mudah menguap dan berlemak banyak pengabuan dilakukan dengan suhu mula-mula rendah sampai asam hilang, baru kemudian dinaikkan suhunya sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan untuk bahan yang membentuk buih waktu dipanaskan harus dikeringkan dulu dalam oven dan ditambahkan zat anti buih misalnya olive atau paraffin Sudarmadji,S.,1989.

2.10. Uji Organoleptik

Universitas Sumatera Utara 21 Uji organoleptik adalah penilaian penggunaan indera, penilaian menggunakan kemampuan sensorik, tidak dapat diturunkan pada orang lain. Salah satu cara pengujian organoleptik adalah dengan metode uji pencicipan yang disebut juga dengan “Acceptance Tests”. Uji pencicipan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Pada uji pencicipan dapat dilakukan menggunakan panelis yang belum berpengalaman. Dalam kelompok uji pencicipan termasuk uji kesukaan hedonik.

1. Warna

Faktor - faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan antara lain tekstur, warna, cita rasa, dan nilai gizinya. Sebelum faktor - faktor yang lain dipertimbangkan secara visual. Faktor warna lebih berpengaruh dan kadang kadang sangat menentukan suatu bahan pangan yang dinilai enak, bergizi, dan teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya Winarno.,1995.

2. Aroma

Aroma dapat didefenisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan indera pembau untuk data menghasilkan aroma, zat harus dapat menguap, sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Senyawa berbau sampai ke jaringan pembau dalam hidung bersama - sama dengan udara. Penginderaan cara ini memasyarakatkan bahwa senyawa berbau bersifat atsiri. 3. Tekstur Tekstur adalah faktor kualitas makanan yang paling penting, sehingga memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh karena itu kita menghendaki makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai dengan selera yang kita Universitas Sumatera Utara 22 harapkan, sehingga bila kita membeli makanan, maka pentingnya nilai gizi biasanya ditempatkan pada mutu setelah harga, tekstur, dan rasa. 4 Rasa Rasa merupakan faktor yang cukup penting dari suatu produk makanan. Komponen yang dapat menimbulkan rasa yang diinginkan tergantung senyawa penyusunnya. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu macam rasa yang terpadu sehingga menimbulkan cita rasa makanan yang utuh. Perbedaan penilaian panelis terhadap rasa dapat diartikan sebagai penerimaan terhadap flavour atau cita rasa yang dihasilkan oleh kombinasi bahan yang digunakan John M deMan,1997. Pada uji hedonik, panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau sebaliknya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Dalam penganalisaan, skala hedonik ditransformasikan menjadi skala numerik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis – analisis statistik.Soekarto,1981 Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Labu Kjeldahl Pyrex 2. Gelas Erlenmeyer Pyrex 3. Automatic steam Distilling Unit Pyrex 4. Statif dan Klem 5. Gelas ukur Pyrex 6. Gelas beaker Pyrex 7. Labu takar Pyrex 8. Pipet volum Pyrex 9. Bola karet 10. Neraca analitis Meller 11. Mikro buret Pyrex 12. Oven Memmert 13. Cawan porselin 14. Desikator 15. Tanur Gallen kamp 16. Alat soklet 17. Botol akuadest 18. Cawan crucible 19. Sentrifugasi Fisher Scientific 3.1.2.Bahan Universitas Sumatera Utara 24 1. Akuades 2. Selenium s 3. H p.a. E. Merck 2 SO 4p 4. H p.a. E. Merck 3 BO 3 5. HCl 0,1N p.a. E. Merck p.a. E. Merck 6. n-Heksan p.a. E. Merck 7. NaOH p.a. E. Merck 8. CaSO 4 9. Biji Durian p.a. E. Merck 10. Kapur Sirih 3.2.Prosedur Penelitian

3.2.1 Pembuatan reagen