5. 1. 2. Bentuk Partisipasi Masyarakat . 5. 1. 3. Tangga Partisipasi

masyarakat atau keterlibatan warga dalam pembangunan dapat dilihat dari dalam 4 empat tahap yaitu : 1. Tahap assesment. Dilakukan dengan mengidentifikasikan masalah dan sumber daya yang dimiliki. Untuk itu masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan permasalahan yang sedang terjadi merupakan pandangan mereka sendiri. 2. Tahap alternatif program atau kegiatan. Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan beberapa alternatif program. 3. Tahap pelaksanaan implementasi program atau kegiatan. Dilakukan dengan melaksanakan program yang sudah direncanakan dengan baik agar tidak melenceng dalam pelaksanaanya di lapangan. 4. Tahap evaluasi termasuk evaluasi input, proses dan hasil. Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan petugas terhadap program yang sedang berjalan.

I. 5. 1. 2. Bentuk Partisipasi Masyarakat .

Menurut Davis, yang dikutip oleh Sastroputro 1998, bahwa bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihat sebagai berikut: a. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. b. Sumbangan spontan berupa uang dan barang. c. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari sumbangan individuinstansi yang berada diluar lingkungan tertentu dermawan, pihak ketiga. Universitas Sumatera Utara d. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh komuniti biasanya diputuskan oleh komuniti, antara lain rapat desa yang menentukan anggarannya. e. Sumbangan dalam bentuk kerja yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli setempat. f. Aksi masa. g. Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga desa sendiri. h. Membangun proyek komuniti yang bersifat otonom. Dengan mengutip pengkategorian oleh Deshler dan Sock, dalam Modul P2KP 2006, disebutkan bahwa secara garis besar terdapat 3 tiga jenis partisipasi, yaitu: 1. Partisipasi Teknis. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pengidentifikasian masalah, pengumpulan data, dan pelaksanaan kegiatan. Pengembangan partisipasi dalam hal ini adalah sebuah taktik untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan- kegiatan praktis dalam konteks pengembangan masyarakat. 2. Partisipasi Asli. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat didalam proses perubahan dengan melakukan refleksi kritis dan aksi yang meliputi dimensi politis, ekonomis, ilmiah dan ideologis, secara bersamaan. Pengembangan partisipasi dalam hal ini adalah pengembangan kekuasaan dan kontrol lebih besar terhadap suatu situasi melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam melakukan pilihan kegiatan dan berotonomi. Universitas Sumatera Utara 3. Partisipasi Semu. Partisipasi politis yang digunakan orang luar atau kelompok dominan elite masyarakat untuk kepentingannya sendiri, sedangkan masyarakat hanya sekedar objek.

I. 5. 1. 3. Tangga Partisipasi

Dalam modul P2KP 2006 berjudul Pengorganisasian Masyarakat oleh Parwoto, dikatakan bahwa konsep yang luas mengenai partisipasi, telah menempatkan partisipasi sebagai sebuah kata yang tidak jelas yang memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Dalam beberapa hal partisipasi telah menjadi beberapa konsep yang omnibus apapun dapat disebut partisipasi. Salah satu cara untuk memahami partisipasi adalah dengan menggunakan “tangga partisipasi“. Tangga partisipasi memperlihatkan relasi antara warga dengan pemerintah dalam formulasi dan pelaksanaan kebijakan publik. Sejak diperkenalkan oleh Sherry Arnstein, kurang lebih 20 tahun yang lalu banyak pihak yang mencoba merumuskan tangga partisipasi. Sherry Arnstein yang seorang sosiolog mencoba membuat jenjang partisipasi dalam delapan jenjang, dimana tingkat terendah adalah manipulasi atau rekayasa sosial dan yang tertinggi adalah bila terjadi kontrol sosial atau pengendalian oleh masyarakat. Kemudian delapan jenjang tersebut dikelompokkan lagi menjadi 3 tiga kelompok sebagai berikut: 1. Non-partisipan yakni sebagai kelompok yang paling rendah. Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah: Universitas Sumatera Utara a. Manipulasirekayasa sosial, adalah pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai objek pembangunan dan dimanipulasi agar sesuai dengan harapan program yang telah dirumuskan oleh pengambil keputusan pemerintah. b. Terapi, yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai pihak yang tidak tahu apa-apa orang sakit dan harus percaya terhadap apa yang diputuskan oleh pemerintah dokter. 2. Tokenism atau yang memiliki kadar haidah sebagai kelompok menengah. Termasuk didalamnya secara berjenjang dari yang terendah adalah: a. Informasi, yaitu pendekatan pembangunan dengan pemberian informasi akan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah seperti pemasyarakatan program dan lain-lain. b. Konsultasi, yaitu pendekatan pembangunan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkonsultasi mengenai apa yang akan dilakukan oleh pemerintah di lokasi yang bersangkutan. c. Penentraman, yaitu pendekatan pembangunan dengan misalnya merekrut tokoh-tokoh masyarakat untuk duduk dalam panitia pembangunan sebagai upaya menentramkan masyarakat tetapi keputusan tetap ditangan pemerintah. 3. Kadar Kedaulatan Rakyat yakni sebagai kelompok yang tertinggi. Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah: a. Kerjasama, yaitu pendekatan pembangunan yang mendudukkan masyarakat sebagai mitra pembangunan yang setara sehingga keputusan dimusyawaratkan dan diputuskan bersama. Universitas Sumatera Utara b. Pendelegasian, yaitu pendekatan pembangunan yang memberikan kewenangan penuh kepada masyarakat untuk mengambil keputusan yang langsung menyangkut hidup mereka. c. Kontrol sosial, yaitu pendekatan pembangunan dimana keputusan tertinggi dan pengendalian pembangunan ada ditangan masyarakat. Dapat disimpulkan bahwasanya partisipasi baru benar-benar terjadi apabila memiliki kadar kedaulatan rakyat yang cukup dan kadar kedaulatan rakyat tertinggi adalah terjadinya kontrol sosial social controlcitizen control dimana keputusan penting dan pengendalian pembangunan ada ditangan masyarakat. Para praktisi juga umumnya menerima bahwa tangga yang lebih tinggi merupakan wujud dari kualitas partisipasi yang lebih tinggi. Tetapi para praktisi juga dapat menerima bentuk partisipasi yang lebih rendah dalam situasi sosial politik sejauh bentuk tersebut merupakan salah satu strategi untuk mendorong partisipasi yang lebih luas. Tabel. I.1. Tangga Partisipasi Leader of Participation oleh Sherry Arnstein Kontrol sosial Pendelegasian Kadar Kedaulatan Rakyat Kerjasama Penentraman placation Konsultasi Kadar Hadiah Informasi Terapi Non Partisipasi Manipulasirekayasa sosial Sumber : Modul P2KP III Pengorganisasian Masyarakat Universitas Sumatera Utara

I. 5. 1. 4. Pentingnya Partisipasi dalam Pembangunan .

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Program Pnpm Mandiri Perkotaan Bidang Infrastruktur Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi

0 35 104

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) (Study Pada Kelurahan Pangkalan Manshyur Kecamatan Medan Johor Medan)

1 70 94

Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

0 58 132

Pengaruh Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area, Kota Medan).

1 47 70

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

Respon Masyarakat Terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Di Kelurahan Pekan Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

1 39 127

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

EFEKTIFITAS MODAL DANA BERGULIR DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) (Studi kasus Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota padang).

0 0 6