masyarakat atau keterlibatan warga dalam pembangunan dapat dilihat dari dalam 4 empat tahap yaitu :
1. Tahap assesment.
Dilakukan dengan mengidentifikasikan masalah dan sumber daya yang dimiliki. Untuk itu masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan permasalahan yang
sedang terjadi merupakan pandangan mereka sendiri. 2. Tahap alternatif program atau kegiatan.
Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan beberapa alternatif program.
3. Tahap pelaksanaan implementasi program atau kegiatan. Dilakukan dengan melaksanakan program yang sudah direncanakan dengan baik
agar tidak melenceng dalam pelaksanaanya di lapangan. 4. Tahap evaluasi termasuk evaluasi input, proses dan hasil.
Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan petugas terhadap program yang sedang berjalan.
I. 5. 1. 2. Bentuk Partisipasi Masyarakat .
Menurut Davis, yang dikutip oleh Sastroputro 1998, bahwa bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihat sebagai berikut:
a. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. b. Sumbangan spontan berupa uang dan barang.
c. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari sumbangan individuinstansi yang berada diluar lingkungan tertentu
dermawan, pihak ketiga.
Universitas Sumatera Utara
d. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh komuniti biasanya diputuskan oleh komuniti, antara lain rapat desa yang
menentukan anggarannya. e. Sumbangan dalam bentuk kerja yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli
setempat. f. Aksi masa.
g. Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga desa sendiri. h. Membangun proyek komuniti yang bersifat otonom.
Dengan mengutip pengkategorian oleh Deshler dan Sock, dalam Modul P2KP 2006, disebutkan bahwa secara garis besar terdapat 3 tiga jenis partisipasi, yaitu:
1. Partisipasi Teknis. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pengidentifikasian masalah,
pengumpulan data, dan pelaksanaan kegiatan. Pengembangan partisipasi dalam hal ini adalah sebuah taktik untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan-
kegiatan praktis dalam konteks pengembangan masyarakat. 2. Partisipasi Asli.
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat didalam proses perubahan dengan melakukan refleksi kritis dan aksi yang meliputi dimensi politis, ekonomis, ilmiah
dan ideologis, secara bersamaan. Pengembangan partisipasi dalam hal ini adalah pengembangan kekuasaan dan kontrol lebih besar terhadap suatu situasi melalui
peningkatan kemampuan masyarakat dalam melakukan pilihan kegiatan dan berotonomi.
Universitas Sumatera Utara
3. Partisipasi Semu. Partisipasi politis yang digunakan orang luar atau kelompok dominan elite
masyarakat untuk kepentingannya sendiri, sedangkan masyarakat hanya sekedar objek.
I. 5. 1. 3. Tangga Partisipasi
Dalam modul P2KP 2006 berjudul Pengorganisasian Masyarakat oleh Parwoto, dikatakan bahwa konsep yang luas mengenai partisipasi, telah
menempatkan partisipasi sebagai sebuah kata yang tidak jelas yang memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Dalam beberapa hal partisipasi telah menjadi
beberapa konsep yang omnibus apapun dapat disebut partisipasi. Salah satu cara untuk memahami partisipasi adalah dengan menggunakan “tangga partisipasi“.
Tangga partisipasi memperlihatkan relasi antara warga dengan pemerintah dalam formulasi dan pelaksanaan kebijakan publik.
Sejak diperkenalkan oleh Sherry Arnstein, kurang lebih 20 tahun yang lalu banyak pihak yang mencoba merumuskan tangga partisipasi. Sherry Arnstein yang
seorang sosiolog mencoba membuat jenjang partisipasi dalam delapan jenjang, dimana tingkat terendah adalah manipulasi atau rekayasa sosial dan yang tertinggi
adalah bila terjadi kontrol sosial atau pengendalian oleh masyarakat. Kemudian delapan jenjang tersebut dikelompokkan lagi menjadi 3 tiga kelompok sebagai
berikut: 1. Non-partisipan yakni sebagai kelompok yang paling rendah.
Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Manipulasirekayasa sosial, adalah pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai objek pembangunan dan dimanipulasi agar sesuai dengan
harapan program yang telah dirumuskan oleh pengambil keputusan pemerintah.
b. Terapi, yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai pihak yang tidak tahu apa-apa orang sakit dan harus percaya terhadap apa yang
diputuskan oleh pemerintah dokter. 2. Tokenism atau yang memiliki kadar haidah sebagai kelompok menengah.
Termasuk didalamnya secara berjenjang dari yang terendah adalah: a. Informasi, yaitu pendekatan pembangunan dengan pemberian informasi akan
apa yang akan dilakukan oleh pemerintah seperti pemasyarakatan program dan lain-lain.
b. Konsultasi, yaitu pendekatan pembangunan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkonsultasi mengenai apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah di lokasi yang bersangkutan. c. Penentraman, yaitu pendekatan pembangunan dengan misalnya merekrut
tokoh-tokoh masyarakat untuk duduk dalam panitia pembangunan sebagai upaya menentramkan masyarakat tetapi keputusan tetap ditangan pemerintah.
3. Kadar Kedaulatan Rakyat yakni sebagai kelompok yang tertinggi. Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah:
a. Kerjasama, yaitu pendekatan pembangunan yang mendudukkan masyarakat sebagai mitra pembangunan yang setara sehingga keputusan dimusyawaratkan
dan diputuskan bersama.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendelegasian, yaitu pendekatan pembangunan yang memberikan kewenangan penuh kepada masyarakat untuk mengambil keputusan yang
langsung menyangkut hidup mereka. c. Kontrol sosial, yaitu pendekatan pembangunan dimana keputusan tertinggi
dan pengendalian pembangunan ada ditangan masyarakat. Dapat disimpulkan bahwasanya partisipasi baru benar-benar terjadi apabila
memiliki kadar kedaulatan rakyat yang cukup dan kadar kedaulatan rakyat tertinggi adalah terjadinya kontrol sosial social controlcitizen control dimana keputusan
penting dan pengendalian pembangunan ada ditangan masyarakat. Para praktisi juga umumnya menerima bahwa tangga yang lebih tinggi
merupakan wujud dari kualitas partisipasi yang lebih tinggi. Tetapi para praktisi juga dapat menerima bentuk partisipasi yang lebih rendah dalam situasi sosial politik
sejauh bentuk tersebut merupakan salah satu strategi untuk mendorong partisipasi yang lebih luas.
Tabel. I.1. Tangga Partisipasi Leader of Participation oleh Sherry Arnstein
Kontrol sosial Pendelegasian
Kadar Kedaulatan Rakyat Kerjasama
Penentraman placation Konsultasi
Kadar Hadiah Informasi
Terapi Non Partisipasi
Manipulasirekayasa sosial Sumber : Modul P2KP III Pengorganisasian Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
I. 5. 1. 4. Pentingnya Partisipasi dalam Pembangunan .