Studi yang dilakukan Bhatt dkk, menyimpulkan pemberian kombinasi clopidogrel dan aspirin tidak menunjukkan secara signifikan lebih efektif
dibandingkan dengan penggunanaan aspirin secara tunggal dalam mengurangi kejadian infark miokard, stroke dan faktor resiko kardiovaskular lainnya Bhatt
dkk, 2006. Sementara studi dari Hankey dkk, melakukan penelitian menilai efek dari
clopidogrel ditambah aspirin dengan plasebo ditambah aspirin terhadap fungsional keparahan stroke diukur dengan modified rankin scale mRS diantara
semua penderita stroke dengan resiko tinggi. Dan dari hasil penelitiannya disimpulkan penambahan clopidogrel dan aspirin tidak menunjukkan secara
signifikan perubahan outcome fungsional daripada keparahan stroke diantara pasien stroke dengan resiko tinggi Hankey dkk, 2010.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian – penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas dirumuskanlah masalah sebagai berikut :
Bagaimanakah efek dari aspirin, cilostazol dan clopidogrel serta placebo terhadap outcome fungsional pada pasien stroke iskemik ?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
3.1 Tujuan Umum
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui perbedaan efektifitas aspirin, cilostazol dan clopidogrelserta plasebo terhadap outcome fungsional pada pasien
stroke iskemik.
3.2 Tujuan Khusus
3.2.1 Untuk melihat perubahan outcome fungsional sesudah diberikan aspirin 100 mg, cilostazol 100 mg dan clopidogrel 75 mg pada minggu
4 untuk masing - masing kelompok pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya
3.2.2 Untuk mengetahui efektifitas pemberian aspirin 100 mg terhadap outcome fungsional pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam
Malik Medan dan jejaringnya 3.2.3 Untuk mengetahui efektifitas pemberian cilostazol 100 mg terhadap
outcome fungsional pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya
3.2.4 Untuk mengetahui efektifitas pemberian clopidogrel 75 mg terhadap outcome fungsional pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam
Malik Medan dan jejaringnya 3.2.5 Untuk mengetahui efektifitas pemberian plasebo terhadap outcome
fungsional pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya
3.2.6 Untuk melihat gambaran karakteristik demografik dan outcome fungsional pada penderita stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik
Medan dan jejaringnya
Universitas Sumatera Utara
4. Hipotesis
Ada perbedaan efek dari aspirin, cilostazol dan clopidogrel serta placebo terhadap outcome fungsional pada pasien stroke iskemik
5. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui adanya efek dari aspirin, cilostazol serta clopidogrel terhadap outcome fungsional pada pasien stroke iskemik, maka dapat
dilakukan penatalaksanaan pemberian ketiga obat antiplatelet ini secara tepat pada pasien stroke iskemik akut, sehingga dapat meningkatkan
outcome fungsional menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. STROKE ISKEMIK
1.1 Definisi
Stroke menurut definisi World Health Organization WHO adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau
global, dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler Sjahrir,2003. Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak
yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak Sjahrir,2003.
1.2 Epidemiologi
Insiden stroke pada pria lebih tinggi daripada wanita, pada usia muda, namun tidak pada usia tua. Di Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000
insiden stroke per tahun, yang menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke yang bertahan hidup. Goldstein dkk,
2006.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Faktor Risiko
Faktor - faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Sjahrir,2003.
1. Non modifiable risk factors : a. Usia
b. Jenis kelamin c. Keturunan genetik
2. Modifiable risk factors a. Behavioral risk factors
1. Merokok 2. Unhealthy diet : lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low
fruit diet 3. Alkoholik
4. Obat-obatan : narkoba kokain, antikoaguilansia, antiplatelet, obat kontrasepsi
b. Physiological risk factors 1. Penyakit hipertensi
2. Penyakit jantung 3. Diabetes mellitus
4. Infeksilues, arthritis, traumatic, AIDS, Lupus 5. Gangguan ginjal
6. Kegemukan obesitas
Universitas Sumatera Utara
7. Polisitemia, viskositas darah meninggi penyakit perdarahan 8. Kelainan anatomi pembuluh darah
9. Dan lain-lain
1.4 . Klasifikasi
Dasar klasifikasi yang berbeda – beda diperlukan, sebab setiap jenis stroke mempunyai cara pengobatan, pencegahan dan prognosa yang berbeda,
walaupun patogenesisnya sama Misbach,1999 I.
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya : 1. Stroke iskemik
a. Transient Ischemic Attack TIA b. Thrombosis serebri
c. Emboli serebri 2.
Stroke Hemoragik a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarachnoid II.
Berdasarkan stadium pertimbangan waktu 1. Transient Ischemic Attack TIA
2. Stroke in evolution 3. Completed stroke
III. Berdasarkan jenis tipe pembuluh darah
1. Sistem karotis 2. Sistem vertebrobasiler
Universitas Sumatera Utara
IV. Klasifikasi Bamford untuk tipe infark yaitu Sjahrir, 2003 :
1. Partial Anterior Circulation Infarct PACI 2. Total Anterior Circulation Infarct TACI
3. Lacunar Infarct LACI 4. Posterior Circulation Infarct POCI
V. Klasifikasi Stroke Iskemik berdasarkan kriteria kelompok peneliti
TOAST Sjahrir, 2003 1. Aterosklerosis Arteri Besar
Gejala klinik dan penemuan imejing otak yang signifikan 50 stenosis atau oklusi arteri besar di otak atau cabang arteri di
korteks disebabkan oleh proses atero-sklerosis. Gambaran CT sken otak MRI menunjukkan adanya infark di kortikal, serebellum,
batang otak, atau subkortikal yang berdiameter lebih dari 1,5 mm dan potensinya berasal dari aterosklerosis arteri besar.
2. Kardioembolisme Oklusi arteri disebabkan oleh embolus dari jantung. Sumber
embolus dari jantung terdiri dari : a. Resiko tinggi
• Prostetik katub mekanik • Mitral stenosis dengan atrial fibrilasi
• Fibrilasi atrial other than lone atrial fibrillation • Atrial kiri atrial appendage thrombus
• Sick sinus syndrome
Universitas Sumatera Utara
• Infark miokard baru 4 minggu • Thrombus ventrikel kiri
• Kardiomiopati dilatasi • Segmen ventricular kiri akinetik
• Atrial myxoma • Infeksi endokarditis
b. Resiko sedang • Prolapsus katup mitral
• Kalsifikasi annulus mitral • Mitral stenosis tanpa fibrilasi atrial
• Turbulensi atrial kiri • Aneurisma septal atrial
• Paten foramen ovale • Atrial flutter
• Lone atrial fibrillation • Katup kardiak bioprostetik
• Trombotik endokarditis nonbacterial • Gagal jantung kongestif
• Segmen ventrikuler kiri hipokinetik • Infark Miokard 4minggu, 6 bulan
3. Oklusi Arteri Kecil Sering disebut juga infark lakunar, dimana pasien harus
mempunyai satu gejala klinis sindrom lakunar dan tidak mempunyai
Universitas Sumatera Utara
gejala gangguan disfungsi kortikal serebral. Pasien biasanya mempunyai gambaran CT SkenMRI otak normal atau infark
lakunar dengan diameter 1,5mm di daerah batang otak atau subkortikal.
4. Stroke Akibat dari Penyebab Lain yang Menentukan a. Non-aterosklerosis Vaskulopati
• Noninflamiasi • Inflamasi non infeksi
• Infeksi b. Kelainan Hematologi atau Koagulasi
5. Stroke Akibat dari Penyebab Lain yang Tidak Dapat Ditentukan
1.5. Patofisiologi
Pada stroke iskemik, berkurangnya aliran darah ke otak menyebabkan hipoksemia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi – reaksi berantai yang
berakhir dengan kematian sel – sel otak dan unsur – unsur pendukungnya Misbach, 2007.
Secara umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti core dengan tingkat iskemia terberat dan berlokasi di sentral. Daerah ini akan
menjadi nekrotik dalam waktu singkat jika tidak ada reperfusi. Di luar daerah core iskemik terdapat daerah penumbra iskemik. Sel – sel otak dan jaringan
pendukungnya belum mati akan tetapi sangat berkurang fungsi – fungsinya dan menyebabkan juga defisit neurologis. Tingkat iskemiknya makin ke perifer makin
Universitas Sumatera Utara
ringan. Daerah penumbra iskemik, di luarnya dapat dikelilingi oleh suatu daerah hiperemik akibat adanya aliran darah kolateral luxury perfusion area. Daerah
penumbra iskemik inilah yang menjadi sasaran terapi stroke iskemik akut supaya dapat direperfusi dan sel-sel otak berfungsi kembali. Reversibilitas tergantung
pada faktor waktu dan jika tidak terjadi reperfusi, daerah penumbra dapat berangsur-angsur mengalami kematian Misbach,2007
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap, yaitu Sjahrir,2003:
Tahap 1 : a. Penurunan aliran darah
b. Pengurangan O2 c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion Tahap 2 :
a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi Tahap 4 : Apoptosis
2. ANTIPLATELET