Batasan Operasional 1 Stroke WHO,1986 adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat Instrumen Penelitian 1 Computed Tomography Scan CT Scan Pembacaan hasil CT scan dilakukan oleh seorang ahli radiologi. 4.2 Pengukuran Outcome

8. Pasien stroke iskemik berulang yang sebelumnya telah mendapat terapi aspirin, cilostazol dan clopidogrel 3. Batasan Operasional 3.1 Stroke WHO,1986 adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler Sjahrir,2003.

3.2 Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan

otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak Sjahrir,2003.

3.3 Fase akut stroke adalah jangka waktu antara awal mula serangan

stroke yang berlangsung sampai satu minggu Misbach,1999

3.4 Impairment adalah menggambarkan hilangnya fungsi fisiologis,

psikologis dan anatomis yang disebabkan stroke Caplan,2000

3.5 Disability adalah setiap hambatan, ketidakmampuan untuk berbuat

sesuatu yang seharusnya dapat dilakukan orang sehat seperti tidak bisa berjalan, menelan dan melihat akibat pengaruh stroke Caplan,2000.

3.6 Hipersensitif adalah efek yang berhubungan dengan alergi obat

Dewoto, 2007.

3.7 Intoleransi adalah suatu keadaan bereaksi terhadap dosis obat

farmakologik yang normal dengan gejala keracunan obat Harjono, R.M, dkk, 2002 Universitas Sumatera Utara

3.8 Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal dengan atau tanpa

penurunan glomerular filtration rate , abnormalitas pada komposisi darah dan urine serta abnormalitas pada gambaran renal imaging Clarkson, M.R and Brenner, B.M, 2005. 4. Instrumen Penelitian 4.1 Computed Tomography Scan CT Scan CT Scan yang digunakan adalah X-Ray CT System, merk Hitachi seri W

450. Pembacaan hasil CT scan dilakukan oleh seorang ahli radiologi. 4.2 Pengukuran Outcome

Studi ini akan menggunakan NIHSS dan mRS sebagai skala pengukuran outcome. a. National Institutes of Health and Stroke Scale NIHSS National Institute of Health and Stroke Scale NIHSS merupakan pengukuran kuantitatif defisit neurologis berkaitan dengan stroke yang dapat memprediksi outcome stroke jangka panjang, terdiri dari 12 pertanyaan—tingkat kesadaran, respon terhadap pertanyaan, respon terhadap perintah, gaze palsy, pemeriksaan lapangan pandang, facial palsy, motorik, ataksia, sensori, bahasa, disartria dan inatensi. Nilai skor ≤5 menunjukkan stroke ringan, 6-13 stroke sedang dan 13 menunjukkan stroke berat. William dkk,2000;Meyer dkk,2002;Schlegel dkk,2003.

b. Modified Rankin Scale mRS

Universitas Sumatera Utara Modified Rankin Scale mRS merupakan skala yang menilai outcome secara global dengan rentang nilai dari 0 tidak ada gangguan hingga 5 hanya terbaring di tempat tidur dan membutuhkan perawatan berkelanjutan, dan 6 fatal. Nilai mRS 1-2 dikategorikan sebagai outcome baik dan nilai mRS 3-6 dikategorikan sebagai outcome buruk. Millan,dkk 2007 5. Rancangan Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan uji klinis randomized control-group pretest-postest design. Terdiri atas 3 kelompok dan pengelompokan ini dilakukan secara acak dan tersamar ganda. 6. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengambilan Sampel

Semua penderita stroke iskemik akut yang masuk ke ruang rawat inap neurologi RSUP. H. Adam Malik Medan dan jejaringnya yang telah ditegakkan dengan anamnese, pemeriksaan neurology, pemeriksaan CT scan kepala, pemeriksaan NIHSS dan mRS yang diambil secara konsekutif dan yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak ada kriteria eksklusi. Kemudian penderita stroke iskemik memilih pemberian obat dengan cara pengambilan secara acak dan penderita stroke iskemik tidak mengetahui jenis obat yang dipilihnya. Selanjutnya penderita diberikan tabel jadwal pemakaian obat sampai hari ke-30. Kemudian dilakukan kembali penilaian NIHSS dan mRS oleh dokter pemeriksa residen neurologi. Universitas Sumatera Utara

b.Kerangka Operasional

Penderita Stroke Anamnese Pemeriksaan neurologi Head CT Scan NIHSS,mRS Stroke Iskemik Kriteria Eksklusi Kriteria Inklusi Clopidogrel 75 mg Hari ke-30 OUTCOME FUNGSIONAL NIHSS,mRS Aspirin 100 mg Cilostazol 100 mg Plasebo Universitas Sumatera Utara

7. Variabel yang Diamati

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efek Kombinasi Aspirin Dan Simvastatin Terhadap Kadar High Sensitivity C-Reactive Protein (Hs-CRP) Dan Outcome Fungsional Pasien Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Dislipidemia

2 78 152

Efek Pemberian Asam Asetil Salisilat (Aspirin) Dosis 80 mg terhadap Hiperagregasi Trombosit pada Pasien Stroke Iskemik Kasus Baru

0 110 76

Hubungan Outcome Fungsional dengan Territori Vaskular pada Pasien Stroke Iskemik

2 75 130

Perbandingan agregasi trombosit pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dengan pasien stroke iskemik kasus baru

2 79 57

Pengaruh Dosis Statin Terhadap Kadar Lipid Plasma Dan Outcome Fungsional Pada Pasien Stroke Iskemik

1 33 115

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN DEFISIT FUNGSIONAL NEUROLOGIS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Jumlah Leukosit Dengan Defisit Fungsional Neurologis Pada Pasien Stroke Iskemik.

0 3 14

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN DEFISIT FUNGSIONAL NEUROLOGIS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Jumlah Leukosit Dengan Defisit Fungsional Neurologis Pada Pasien Stroke Iskemik.

0 3 14

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI ASPIRIN-CLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL DAN CLOPIDOGREL TUNGGAL.

0 0 15

Perbandingan Efek Kombinasi Aspirin Dan Simvastatin Terhadap Kadar High Sensitivity C-Reactive Protein (Hs-CRP) Dan Outcome Fungsional Pasien Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Dislipidemia

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - Perbandingan Efek Kombinasi Aspirin Dan Simvastatin Terhadap Kadar High Sensitivity C-Reactive Protein (Hs-CRP) Dan Outcome Fungsional Pasien Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Dislipidemia

0 1 13