43
Notasi menyanyikan dengan patah lagu :
Gambar 18. Setelah diberi patah lagu
Dari penjabaran analisa lagu zapin budi di atas pada kata “hendak” mendapat sentuhan patah lagu. Sugiartri menambahkan
patah lagu pada kata “hendk” dengan menambahkan 2 nada asli yaitu dengan menaikkan 2 nada kemudian turun 1 nada. Serta
Sugiartri menyanikan nada yag semestinya bernilai 18 ketuk menjadi 116 pada ketukan 1 dan 2, diikuti 18 pada ketukan ke 3.
Dalam teknik ini, penyanyi harus yakin dalam penekanan-penekanan nada yang ada dalam sebuah lagu.
Lagu melayu berdasarkan pendekatan melodi, syair, dan teknik vokal melayu perlu dianalisis dengan baik dan benar. Analisa
dimulai dari notasi asli yang akan diberi sentuhan teknik vokal melayu berdasarkan sesuai dengan partitur lagu. Tujuan penulis
44
melakukan pembahasan tersebut yaitu agar para pembaca atau penyanyi melayu dapat memahami dan mempraktikkan dengan
mudah tentang bagaimana cara bernyanyi melayu menggunakan sentuhan cengkok, generek, dan patah lagu.
Lagu Melayu yang dibahas yaitu lagu Zapin Budi. Lagu Zapin Budi ini menceritakan tentang kita sebagai manusia harus saling
menghormati berbagai macam budaya dan saling menghormati yang lebih tua. Lagu tersebut, menggunakan teknik vokal melayu, yaitu
cengkok, generek dan patah lagu. Menurut wawancara dengan Sugiartri pada tanggal 15 April
2015, teknik vokal yang harus diperhatikan dalam bernyanyi melayu adalah teknik perafasan diafragma. Berdasarkan wawancara dengan
Januarsih pada tanggal 18 April 2015 dikatakan bahwa, dalam menyanyi lagu melayu masing-masing kalimat harus terdapat ciri
atau teknik vokal khas melayu yaitu cengkok, generek dan patah lagu merupakan rangkaian yang berurutan. Januarsih juga
mengatakan, sebelum penyanyi menyanyikan lagu melayu ada baiknya penyanyi mengetahui arti dari lagi tersebut serta peyanyi
harus menguasai artikulasi dalam lagu melayu, karena menyanyi lagu melayu bukanlah hal mudah dengan kata lain bahasa melayu
bukanlah bahasa yang sering digunakan seperti Bahasa Indonesia. Terutama masyarakat diluar Belitung Timur, karena disetiap kalimat
dalam sebuah lagu melayu asli Belitung Timur terdapat aksen-aksen
45
ataupun terdapat pemenggalan kata yang sangat berbeda dengan Bahasa lainnya.
Penyanyi juga harus menghindari cengkok, generek, patah lagu serta vibrasi yang berlebihan sehingga tidak menimbulkan
kebosanan bagi pendengar. Hal tersebut merupakan salah satu cara agar lagu terdengar indah, vibrasi akan muncul dengan sendirinya
jika sudah tergolong matang, bukan dibuat-buat misalnya dengan menggetarkan tenggorokan. Kreatif yang dimaksud adalah pandai
memberi sentuhan cengkok melayu dengan indah dan enak didengar namun tidak mengubah notasi dan syair lagu yang tertulis. Menurut
Sugiartri, tentang cara memproduksi nafas saat bernyanyi dengan ketika sedang bernyanyi lagu Melayu modal utama dalam bernyanyi
Melayu bisa memperluwes cengkok sehingga keindahan cengkok Melayu tersebut dapat dinikmati oleh pendengar.
B. Teknik Vokal
Saat bernyanyi, siapapun pasti mempunyai cara atau teknik sendiri- sendiri, begitu juga dengan Sugiartri. Kemampuan bernyanyi yang dimiliki
Sugiartri saat ini didapat setelah bertahun-tahun menimba ilmu dan mencari pengalaman bernyanyi dari ia kecil. Selain bakat yang diturunkan
dari orangtua Sugiartri, latihan juga mempunyai andil besar bagi kemajuan kualitas suara Sugiartri. Ketika Sugiartri mendapatkan sebuah pengalaman
baru, maka ketika itu pula ia mempunyai ilmu baru. Ia sangat menghargai
46
setiap proses berkaryanya. Dari proses ia mempunyai guru, pengalaman dan ilmu yang tidak bisa ia dapatkan di sekolah.
Teknik vokal yang digunakan Sugiartri saat menyanyikan lagu-lagu melayu memang sangat banyak. Kajian teori yang peneliti gunakan
sebagai pedoman, teknik vokal ada beberapa komponen yaitu teknik pernafasan, intonasi, artikulasi dan pembawaan. Inilah beberapa teknik
vokal yang digunakan Sugiartri saat menyanyikan lagu Zapin Budi: 1.
Teknik Pernafasan Pernafasan yang dipakai Sugiartri saat bernyanyi adalah
pernafasan diafragma. Pernafasan ini memang tepat digunakan saat bernyanyi karena pengeluaran nafas terjadi dengan cara diafragma
menekan paru-paru dari bawah dibantu oleh otot-otot perut dan otot- otot sisi badan atau tulang rusuk. Sehingga udara yang masuk bisa
ditampung secara maksimal sebagai simpanan udara saat memproduksi suara. Sruti biasa melatih pernafasan dengan berolah raga dan meditasi
pernafasan. Dari teknik pernafasan yang digunakan Sugiartri diatas
menghasilkan teknik pernafasan yang halus. Ketika mengambil nafas pasa saat akan membidik nada tinggi khususnya, terlihat Sugiartri
mengambil nafas sebanyak-banyaknya akan tetapi sangat halus tidah tergesa-gesa atau kasar. Terkadang ada penyanyi yang menarik nafas
hingga terdengar tarikan nafasnya, namun Sugiartri tidak begitu.
47
Sugiartri sangat tenang dalam mengambil nafas sehingga caradan udara yang dihembuskan pun keluar dengan tenang dan halus.
2. Intonasi
Menurut Sugiartri, intonasi yang baik ini ia dapat dari sering melatih perasaan dan telinganya dengan mendengarkan macam-macam
lagu. Ketepatan nada dalam bernyanyi juga diperhatikan oleh Sugiartri dengan sering mendengarkan lagu-lagu melayu. Dengan pendengaran
yang baik maka sangat membantu Sugiartri untuk menghasilkan nada- nada yang jernih.
Alasan yang kedua adalah adanya kontrol pernafasan yang dikuasai
Sugiartri. Ia harus bisa mengontrol pemanfaatan pernafasannya apalagi dalam mencapai nada-nada yang tinggi. Latihan
dengan menggunakan sebuah kalimat lagu dengan berbagai nada dasar sangat membantu mempertajam rasa musikalitas Sugiartri.
Kemampuan membidik nada yang dimiliki Sugiartri sangat baik. Hal ini didapat karena ia sering berlatih, baik berlatih menyanyi maupun
berlatih mendengarkan. 3.
Artikulasi Sugiartri biasa melatih artikulasi dengan sambil bernyanyi di
depan kaca, sehingga ia langsung bisa mengkoreksi dan mengevaluasi jika ada kesalahan dalam pengucapan. Sugiartri adalah seorang
penyanyi yang selalu menggunakan perasaannya saat bernyanyi. Sebelum menyanyikan sebuah lagu ia selalu mempelajari lagu tersebut
48
dari melodi hingga syairnya. Menurut Sugiartri bernyanyi dengan hati itu caranya seperti orang berbicara. Ia mendalami perannya saat
bernyanyi, tentunya didukung dengan pengucapan dan artikulasi yang jelas agar pendengar bisa menerima pesan dari lagu tersebut.
Dalam bernyanyi, seorang penyanyi pasti memiliki ciri khas yang membuat orang lain dengan mudah dapat mengenalinya.
Pengucapan ketika seseorang berbicara dan bernyanyi sangatlah berbeda. Ketika bernyanyi, artikulasi vokal Sugiartri terdengar ringan
dengan resonansi keatas sehingga suaranya terdengar ringan, bersih dan nyaring mendayu-dayu.
4. Pembawaan
Sugiartri bernyanyi membawakan berbagai macam lagu dengan sepenuh hati. Intonasi, dinamika dan sebagainya sangat pas tidak
kurang dan tidak berlebihan. Lagu Zapin Budi yang berasal dari Semenanjung Melayu ini sangat cocok dibawakan oleh Sugiartri.
Pembawaan Sugiartri khas wanita Melayu ditambah kostum Mealyu semakin menambah totalitas lagu ini. Disetiap penampilannya
Sugiartri selalu mengenakan baju daerah Melayu, seperti atasan baju kurung dan bawahan kain songket, serta sering kali dia menggunakan
baju minang.
49
C. Pembahasan
Dapat dilihat pada hasil wawancara dengan Sugiartri pada tanggal 26 April 2015, teknik vokal yang digunakan dalam
bernyanyi melayu yaitu pernafasan diafragma. Teknik diafragma merupakan teknik vokal dasar dalam bernyanyi, tak hanya dalam
bernyanyi melayu, teknik pernafasan diafragma digunakan dalam bernyanyi musik genre apapun.
Selanjutnya cengkok, seperti yang diungkapkan Sugiartri pada tanggal 15 April 2015, bahwa teknik vokal melayu yang harus
dipelajari dengan cermat yaitu cengkok, sebab dalam bernyanyi melayu hal yang paling tersulit yaitu cengkok, seperti pada teori
teknik vokal melayu hal yang harus dikuasai adalah cengkok. Cengkok dalam bernyanyi melayu adalah improviasasi atau berjalan
begitu saja bukan dengan cara dibuat-buat. Teknik selanjutnya generek, generek pada umumnya terdapat diketukan akhir setiap
birama yang menggunakan teknik vokal sempit, bahwa hal yang terjadi keadaan bibir dilebarkan kesamping, depan lidah dinaikkan
setinggi mungkin ke arah langit-langit keras tetapi tidak sampai menyentuh langit-langit keras, serta anak tekak dan langit-langit
lembut dinaikkan guna menutupi rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung. Teknik yang terakhir yaitu patah lagu,
patah lagu terjadi karena penekanan aksentuasi nada-nada tertentu pada saat bernyanyi.
50
Hasil penelitian selanjutnya Sanggar Kemuning. Sanggar kemuning merupakan kesenian yang lahir dari budaya masyarakat,
maka sudah sepantasnya dekat dengan rakyat. Hal ini pula yang terjadi di desa Mekar Jaya. Meski bukan kesenian asli desa Mekar
Jaya, namun kesenian ini telah menjadi bagian kehidupan masyarakat sejak lama.
Sanggar Kemuning yang mengalami perkembangan secara drastis telah menunjukan keeksisannya. Masyarakat masih tetap setia
menonton dan mengadakan pertunjukan berbagai macam Sanggar. Bukan hanya sebagai pemenuhan hiburan semata, namun juga
sebagai penggerak massa dan sarana untuk bersosialisasi. Desa Mekar Jaya memiliki apresiasi yang tinggi terhadap
pertunjukan Sanggar. Dengan berbagai syarat aspek dan indikator apresiasi yang rumit, masyarakat yang sebenarnya mempunyai
tingkat pendidikan menengah ini ternyata benar-benar mencintai dan ingin mempertahankan keberlangsungan serta perkembangan
kesenian di Sanggar Kemuning. Perkembangan merupakan salah satu bentuk pertahanan diri,
dan bagaimanapun juga memang harus terjadi. Pelaku Sanggar telah berhasil mengembangkan Sanggar Kemuning menjadi sedemikian
rupa tanpa meninggalkan nilai asli Musik Melayu.