Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
tingkat ketidakpastian mengenai prospek masa depan perusahaan. Hal tersebut dapat membantu investor untukmemprediksi resiko yang mungkin
terjadi ketika akan berinvestasi pada suatu perusahaan.
Return On Assets
ROA merupakan rasio yang menunjukkan efektifitas operasional perusahaan dalam menghasilkan laba
profit
dengan aset yang tersedia. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi
ketidakpastian IPO
sehingga mengurangi
tingkat
underpricing
. ROA termasuk salah satu rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk memprediksi laba dilihat dari pemanfaatan aktivanya.
ROA yang positif menunjukkan bahwa modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Sehingga rasio ini menjadi penting untuk diperhatikan, terutama untuk mengevaluasi tingkat efisiensi aktiva suatu perusahaan. Investor dan
kreditor berkepentingan mengevaluassi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba saat ini maupun di massa yang akan datang. Semakin
tinggi rasio ini, akan menarik pendatang baru untuk masuk dalam industri. Hasil penelitian Beatty 1989 menunjukkan bahwa reputasi auditor
berhubungan secara statistik signifikan dan negatif dengan
return
saham. Sedangkan reputasi penjamin emisi, persentase penawaran saham, tipe
kontrak penjamin emisi, dan umur perusahaan berasosiasi secara statistik signifikan dan positif dengan
return
saham. Sampel yang digunakan adalah 215 perusahaan yang melakukan IPO selama kurun waktu 1975-
1984.
Penelitian serupa juga dilakukan di Indonesia, Yoga 2009 menguji pengaruh variabel keuangan dan non keuangan dalam kurun waktu tahun
2000-2007. Variabel keuangan yang digunakan dalam penelitian meliputi ROA,
leverage
, dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel non keuangan yang digunakan meliputi harga saham perdana, reputasi
underwriter,
persentase saham yang ditawarkan kepada publik, waktu IPO, dan umur perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel keuangan yang
berpengaruh signifikan terhadap
underpricing
adalah ROA berpengaruh secara negatif dan
leverage
berpengaruh secara positif, sedangkan informasi non keuangan yang berpengaruh terhadap
underpricing
adalah harga saham dan reputasi
underwriter
berpengaruh negatif signifikan, persentase saham yang ditawarkan kepada publik dan waktu IPO
berpengaruh secara posotif signifikan. Aini 2013 melakukan penelitian terhadap perusahaan yang
melakukan IPO pada periode 2007-2011 di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa hanya variabel reputasi auditor yang
berpengaruh terhadap
underpricing
, sedangkan variabel yang lainnya tidak berpengaruh. Variabel reputasi auditor dengan
underpricing
mempunyai pengaruh negatif, yang artinya perusahaan IPO yang menggunakan auditor
bereputasi tinggi maka akan menyebabkan tingkat
underpricing
yang rendah.
Lestari, Hidayat, dan Sulasmiyati 2015 melakukan penelitian terhadap reputasi
underwriter
, reputasi auditor, umur perusahaan,
persentase penawaran saham, dan jenis industri. Berdasarkan hasil uji parsial reputasi
underwriter
, reputasi auditor, umur perusahaan, jenis industri memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
underpricing
sedangkan untuk variabel persentase penawaran saham memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
underpricing
. Berdasarkan hasil para peneliti di atas, untuk menciptakan harga
saham yang wajar dan berkualitas, maka perlu dipelajari faktor-faktor yang memmengaruhi
underpricing
. Kegunaan dalam mengetahui faktor- faktor yang memmengaruhi
underpricing
adalah agar perusahaan yang
go public
dapat mengantisipasi terhadap kerugian karena penaksiran harga yang lebih rendah atas pasar sahamnya. Berdasarkan latar belakang di atas
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Analisis Faktor Determinan
Underpricing
pada Penawaran Umum Perdana Di Bursa Efek Indonesia”.