Peserta didik secara berkelompok menentukan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dan membuat jawaban menjadi satu kata yang utuh.
Penutup
6. Kesimpulan
Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan. 7.
Evaluasi
Ceritakan kehidupan masa praaksara di Indonesia. 8.
Refleksi
Guru bersama peserta didik merumuskan pesan nilai dan moral setelah belajar tentang. Misalnya
” kita harus bersyukur atas kehidupan yang ada pada masa modern
ini, karena sudah jauh berbeda dengan corak kehidupan Indonesia pada masa praaksara.”
9. Doa
10.
Salam 10 menit
I. SUMBER BELAJAR
3. Alat:
LCD 4.
Bahansumber ajar: Buku siswa IPS Kelas VII halaman 41-44
Video tentang kehidupan masa praaksara LKS
J. PENIALIAN
Terlampir
Mengetahui, Ngaglik, 25 Agustus 2016
Materi :
Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke dalam tiga
masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Kehidupan manusia masa berburu dan mengumpulkan makanan, dari sejakPithecanthropus sampai dengan Homo sapiens sangat bergantung pada
kondisi alam. Mereka tinggal di padang rumput dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai. Daerah itu juga merupakan tempat
persinggahan hewan-hewan seperti kerbau, kuda, monyet, banteng, dan rusa, untuk mencari mangsa. Hewan-hewan inilah yang kemudian diburu oleh manusia. Di
samping berburu, mereka juga mengumpulkan tumbuhan yang mereka temukan seperti ubi, keladi, daun-daunan, dan buah-buahan. Mereka bertempat tinggal di
dalam gua-gua yang tidak jauh dari sumber air, atau di dekat sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang, dan siput.
Ada dua hal yang penting dalam sistem hidup manusia Praaksara masa berburu dan mengumpulkan makanan yaitu membuat alat-alat dari batu yang masih kasar,
tulang, dan kayu disesuaikan dengan keperluannya, seperti kapak perimbas, alat- alat serpih, dan kapak genggam. Selain itu, manusia Praaksara juga membutuhkan
api untuk memasak dan penerangan pada malam hari. Kegiatan berburu dan meramu sudah ditinggalkan, namun di beberapa masyarakat Indonesia kegiatan
tersebut masih dilakukan, seperti pada masyarakat suku-suku terasing.Api dibuat dengan cara menggosokkan dua keping batu yang mengandung unsur besi
sehingga menimbulkan percikan api dan membakar lumut atau rumput kering yang telah disiapkan.
Sesuai dengan mata pencahariannya, manusia Praaksara tidak mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi selalu berpindah-pindah nomaden mencari tempat- tempat
yang banyak bahan makanan. Tempat yang mereka pilih di sekitar padang rumput yang sering dilalui binatang buruan, di dekat danau atau sungai, dan di tepi pantai.
Dalam kehidupan sosial, manusia Praaksara hidup dalam kelompok-kelompok dan membekali dirinya untuk menghadapi lingkungan sekelilingnya.