Tata tertib bengkel pemesinan
21 b. tidak ada bagian tergerai yang dipakai operator yang dapat
terlilit bersama putaran cekambenda kerja, seperti tangan baju panjang, gelang, kalung, dan rambut.
c. Benda kerja yang akan dibubut diperhitungkan agar tidak melenting atau bengkok mengenai kepala operator.
4. Benda kerja
panjang dan
mudah melenting
dibubut menggunakan penyangga
steady.
11. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Persepsi Siswa Tentang Keselamatan Kerja Dengan Tingkat Keselamatan Kerja.
Pengetahuan dan persepsi siswa berpengaruh terhadap tindakan atau tingkah laku individu siswa dan sangat berpengaruh besar dengan
tingkat pelaksanaan keselamatan kerja di bengkel. Dalam konteks ini, siswa mengetahui norma-norma keselamatan kerja yang harus
dijunjung saat melakukan kerja praktek, akan tetapi dia beranggapan bahwa norma-norma tentang keselamatan kerja tersebut hanya akan
menggangu kenyamanan dalam bekerja, misalnya aturan tentang pemakain alat dan perlengkapan keselamatan kerja.
Tingkat pengetahuan siswa tentang keselamatan kerja yang rendah, maka akan menyebabkan pelaksanaan keselamatan kerja juga
rendah, karena siswa tidak mengetahui cara-cara bekerja yang benar termasuk norma-norma keselamatan kerja yang harus diterapkan,
sehingga siswa akan bekerja prakrek tanpa pengetahuan yang memadai. Dalam hal ini siswa bekerja dengan prioritas untuk
menyelesaikan pekerjaannya yang ditandai dengan dilanggarnya aturan- aturan atau petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang akibatnya terjadi
22 kecelakaan kerja baik bagi dirinya, alat atau perlengkapan yang
digunakan serta lingkungan.