1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah,
“Bagaimanakah karakteristik pasien retinoblastoma di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2008-2011? ”
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.
Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien retinoblastoma di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2008-2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan jenis kelamin.
2. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan kelompok usia.
3. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan lokasi tumor.
4. Mengetahui distribusi lokasi tumor pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan jenis kelamin.
5. Mengetahui distribusi lokasi tumor pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan kelompok usia.
6. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan keluhan utama.
7. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011berdasarkan jenis terapi.
8. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan asal daerah.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1.
Bagi RSUP Haji Adam Malik Medan a. Penelitian ini berguna untuk mengetahui karakteristik pasien
retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan berdasarkan jenis kelamin, usia, lokasi tumor, keluhan utama, jenis terapi dan asal daerah
sehingga diharapkan berguna sebagai tambahan informasi bagi RSUP Haji Adam Malik Medan.
b. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi sehingga dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya di RSUP Haji Adam Malik
Medan yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini berguna untuk memberikan tambahan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat tentang karakteristik pasien retinoblastoma.
1.4.3. Bagi Peneliti
Sebagai kesempatan mengintegrasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah dalam bentuk penelitian yang dilakukan secara mandiri
sehingga diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan keterampilan peneliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Struktur mata yang berkaitan erat dengan retinoblastoma adalah retina, vitreus, koroid, dan sklera. Hal ini dikarenakan pola pertumbuhan retinoblastoma
yang berasal dari sel-sel retina dan dapat bersifat eksofilik pertumbuhan ke arah luar dan endofilik pertumbuhan ke arah dalam Shetlar, 2010.
Gambar 1. Anatomi Mata Riordan-Eva, 2010 Retina
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semi transparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga postrerior dinding bola mata.
Retina membentang ke anterior hampir sejauh corpus ciliare dan berakhir pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Permukaan luar retina sensoris bertumpuk
dengan lapisan epitel berpigmen retina sehingga juga berhubungan dengan membran Bruch, koroid, dan sklera Riordan-Eva, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalam, adalah sebagai berikut: 1 membran limitans interna; 2 lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson
sel ganglion yang menuju nervus optikus; 3 lapisan sel ganglion; 4 lapisan pleksiform dalam, yang mengandund sambungan sel ganglion dengan sel amakrin
dan sel bipolar; 5 lapisan inti dalam badan-badan sel bipolar, amakrin dan horisontal; 6 lapisan pleksiform luar yang mengandung sambungan sel bipolar
dan sel horisontal dengan fotoreseptor; 7 lapisan inti luar sel fotoreseptor; 8 membran limitans eksterna; 9 lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar
batang dan kerucut; dan 10 epitel pigmen retina. Lapisan dalam membran Bruch sebenarnya merupakan membran basalis epitel pigmen retina Riordan-Eva,
2010.
Gambar 2. Lapisan Retina Riordan-Eva, 2010 Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,56 mm pada kutub
posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula berdiameter 5,5-6 mm, yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-
cabang pembuluh retina temporal. Darerah ini ditetapkan sebagai area centralis, yang secara histologis merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel
ganglionnya lebih dari satu lapis Riordan-Eva, 2010. Retina menerima darah dari dua sumber: koriokapilaris yang berada tepat
diluar membran Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan
Universitas Sumatera Utara
pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel pigmen retina serta cabang-cabang dari arteria centralis retinae, yang mendarahi dua pertiga
dalam retina Riordan-Eva, 2010. Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk dua pertiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang
dibatasi oleh lensa, retina, dan diskus optikus. Permukaan luar vitreus, membran hyaloid, normalnya berkontak dengan struktur-struktur berikut: Kapsul lensa
posterior, serat-serat zonula, pars plana lapisan epitel, retina, dan caput nervi optici Riordan-Eva, 2010.
Basis vitreus mempertahankan penempelan yang kuat seumur hidup ke lapisan epitel pars plana dan retina tepat dibelakang ora serrata. Di awal
kehidupan, vitreus melekat kuat pada kapsul lensa dan caput nervi optici, tetapi segera berkurang di kemudian hari Riordan-Eva, 2010.
Vitreus mengandung air sekitar 99, sisa 1 meliputi dua komponen, kolagen dan asam hialuronat, yang memberi bentuk dan konsistensi mirip gel
pada vitreus karena kemampuannya mengikat banyak air Riordan-Eva, 2010. Koroid
Koroid adalah segmen posterior uvea, diantara retina dan sklera. Koroid tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid; besar, sedang, dan kecil. Semakin
dalam pembuluh terletak di dalam koroid, semakin lebar lumennya Riordan-Eva, 2010.
Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenal sebagai koriokapilaris. Darah dari pembuluh koroid dialirkan melalui empat vena vorticosa, satu di tiap
kuadran posterior. Koroid di sebelah dalam dibatasi oleh membran Bruch dan di sebelah luar oleh sklera. Koroid melekat erat ke posterior pada tepi-tepi nervus
optikus. Di sebelah anterior, koroid bergabung dengan corpus ciliare Riordan- Eva, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Sklera Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar, yang
hampir seluruhnya terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan berwarna putih serta berbatasan dengan kornea di sebelah anterior dan duramater nervus optikus
di posterior. Pita-pita kolagen dan jaringan elastin membentang di sepanjang foramen sklera posterior, membentuk lamina cribrosa, yang diantaranya dilalui
oleh berkas akson nervus optikus Riordan-Eva, 2010. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis
jaringan elastik halus, episklera, yang mengandung banyak pembuluh darah yang mendarahi sklera. Lapisan berpigmen coklat pada permukaan dalam sklera adalah
lamina fusca, yang membentuk lapisan luar ruang suprakoroid Riordan-Eva, 2010.
Pada tempat insersi musculus recti, tebal sklera sekitar 0,3mm, di tempat lain tebalnya sekitar 0.6mm. Di sekitar nervus optikus, sklera ditembus oleh
arteria ciliaris posterior longa dan brevis, serta nervus ciliaris longus dan brevis. Arteria ciliaris posterior longa dan nervus ciliaris longus melintas dari nervus
optikus ke corpus ciliare di sebuah lekukan dangkal pada permukaan dalam sklera di meridian jam 3 dan jam 9. Sedikit posterior dari ekuator, empat vena vorticosa
mengalirkan darah keluar dari koroid melalui sklera, biasanya satu disetiap kuadran. Sekitar 4 mm di sebelah posterior limbus, sedikit anterior dari insersi
tiap-tiap musculus rectus, empat arteria dan vena ciliaris anterior menembus sklera Riordan-Eva, 2010.
2.2. Retinoblastoma 2.2.1. Definisi