Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian

2.4 Kerangka Pemikiran

Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat adalah usaha yang dikelola petani rakyat dengan mengkoordinir faktor produksi berupa alam,tenaga kerja, dan modal untuk melakukan proses produksi komoditi kelapa sawit sehingga dapat terlaksana dan menghasilkan output berupa tandan buah segar TBS. Pendapatan diperoleh dari selisih penerimaan dengan biaya produksi. Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian penjualan hasil produksi TBS dengan harga yang berlaku, sedangkan biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi kelapa sawit mencakup biaya pemeliharaan tanaman tenaga kerja pemeliharaan tanaman, pemberantasan gulma, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, tunas pokok pruning, konsolidasi, pemeliharaan terasan dan tapak kuda, pemeliharaan prasarana dan biaya panen tenaga kerja panen, biaya pengadaan alat kerja dan biaya angkutan. Selanjutnya akan dilakukan analisis finansial yang digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha dilihat dari arus kasnya. Adapun kriteria investasi yang dipakai dalam analisis ini yakni BC ratio, NPV, dan IRR. Bila kriteria tersebut terpenuhi maka dapat dikatakan usaha tersebut layak untuk diusahakan. Bila usaha dikatakan layak artinya usaha tersebut memberikan keuntungan manfaat secara finansial, namun bila dikatakan tidak layak artinya usaha tersebut tidak memberikan keuntungan manfaat secara finansial sehingga petani pemilik dapat melakukan tindakan penyesuaian adjustment karena usaha yang dikerjakan meyimpang dari tujuan semula. Universitas Sumatera Utara ][[[]] Keterangan : : Pengaruh : Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Harga Biaya Produksi Produksi Penerimaan Layak Tidak Layak Analisis Finansial: 1. BC Ratio 2. NPV 3. IRR Pendapatan Bersih Universitas Sumatera Utara

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah disusun, maka diajukan hipotesis bahwa usaha perkebunan kelapa sawit rakyat di daerah penelitian secara finansial layak untuk diusahakan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive sengaja yaitu metode penentuan sampel berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu Hartono, 2004. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Provinsi Riau adalah Provinsi dengan luasan tanaman kelapa sawit terbesar di Indonesia dan juga merupakan Provinsi dengan luasan areal perkebunan kelapa sawit rakyat terbesar di Indonesia. Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu kabupaten dengan luasan areal sawit rakyat terbesar di Provinsi Riau. Berikut ini tabel luas, produksi dan jumlah petani Perkebunan Rakyat komoditi kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hilir. Tabel 2. Luas, Produksi, dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011 No. Kecamatan Luas Areal Ha Produksi Ton Produktivitas kgHa Petani KK 1 Bagan Sinembah 33.963 115.967,8 3.570 8.470 2 Bangko 1.345 1.749,0 3.000 685 3 Bangko Pusako 22.536 65.619,0 3.380 6.427 4 Batu hampar 925 1.703,2 3.080 360 5 Kubu 12.958 36.997,5 3.102 3.020 6 P. L. Kapas 8.620 2.972,5 2.900 846 7 Pujud 28.881 91.535,0 3.432 7.231 8 R. Kopar 1.181 2.227,5 3.142 468 9 Rimba Melintang 8.343 24.604,8 3.200 1.995 10 Simpang Kanan 16.258 46.433,6 3.325 3.019 11 Sinaboi 591 607,4 3.099 82 12 Tanah Putih 16.224 39.000,0 3.385 5.370 13 T. P. Tanjung Melawan 4.980 16.438,0 3.333 1.365 14 Pekaitan 2.113 4.201,4 3.060 820 Jumlah 158.918 450.056,8 2832 40.158 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 Universitas Sumatera Utara