3
keliling saat ini adalah buku, yang terdiri dari buku fiksi dan non-fiksi. Koleksi ini selalu dikembangkan oleh petugas perpustakaan untuk menarik para pengguna.
Perpustakaan Keliling Pemko Medan belum memiliki bahan pustaka non-book seperti : majalah, koran, CD dan lain-lain. Hal ini sebenarnya telah lama
direncanakan, mengingat bahan pustaka tersebut sifatnya temporer, yang hanya dapat dipergunakan pada saat tanggal berlakunya saja. Bila lewat batas waktunya
maka informasi tersebut dianggap tidak mutakhir lagi. Padahal dalam pengadaannya memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Sedangkan koleksi buku dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang relatif lama dan penggunaanya lebih efektif jika dibandingkan dengan koleksi non buku.
Koleksi ini diprioritaskan untuk penggunanya adalah pelajar yang berada di lingkungan kota Medan.
Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pelaksanaan pelayanan perpustakaan keliling di
Perpustakaan Umum Pemerintahan Kota Medan. Dengan demikian penulis memilih judul “Pelayanan Perpustakaan Keliling Pemerintahan Kota Medan”
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling yang sudah diterapkan Pemerintahan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui koleksi Perpustakaan Keliling Pemerintahan Kota
Medan. 3.
Untuk mengetahui pos dan waktu Pelayanan Perpustakaan Keliling Pemerintahan Kota Medan.
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis memberikan batasan ruang lingkup penulisan kertas karya yang berhubungan dengan kegiatan
Pelayanan Perpustakaan Keliling Pemerintahan Kota Medan yang meliputi Jenis layanan yang diberikan, pos dan waktu pelayanan, masalah penyedian koleksi.
Universitas Sumatera Utara
4
1.4 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan Library Research
Mempelajari literatur berupa buku, majalah dan informasi lain yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas dalam kertas karya ini.
2. Studi Lapangan Field Research
Penulis melakukan peninjauan atau mengadakan observasi langsung ke Perpustakaan Keliling Perpustakaan Umum Pemerintahan Kota Medan.
3. Wawancara Interview Penulis melakukan wawancara langsung dengan pimpinan, pustakawan
dan semua yang terlibat dalam kegiatan Pelayanan Perpustakaan Keliling Perpustakaan Umum Pemerintahan Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Keliling
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Keliling
Perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran yang terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan
usia, agama, ras, pekerjaan keturunan, jenis kelamin, serta memberikan layanan tempat rekreasi intelektual serta tempat belajar berkesinambungan. Menurut buku
Perpustakaan dan Masyarakat 2006: 43, perpustakaan keliling adalah “Perluasan layanan ekstensi dari perpustakaan umum kabupatenkota. Perpustakaan tersebut
memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal atau tempat kegiatan masyarakat, dengan jadwal tertentu dan bekerja sama dengan masyarakat
dan swasta”.
M. Ali, 2006: 108, mengemukakan bahwa: “Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku,
majalah, koran, dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan
Kotamadya yang menetap”. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan yang
melayani seluruh lapisan masyarakat, dan memberikan layanan gratis kepada masyarakat.
2.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Keliling 2.2.1 Tujuan Perpustakaan Keliling
Pada dasarnya perpustakaan keliling mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling 1992: 4
dinyatakan bahwa perpustakaan keliling mempunyai tujuan utama yaitu: 1.
Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil dan belumtidak mungkin didirikan
perpustakaan menetap. 2.
Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.
3. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
6
4. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga
tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan kepada masyarakat
5. Meningkatkan minat baca dengan mengembangkan cinta buku pada
masyarakat. 6.
Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan
intelektual dan kultural masyarakat.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan keliling adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat
informasi secara mudah, cepat, dan tepat. Dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan. Disamping itu perpustakaan keliling juga
berperan sebagai agen kultural yang bertugas menumbuhkan apresiasi mayarakat di bidang seni dan budaya.
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Keliling
Untuk mencapai tujuan perpustakaan keliling, perpustakaan harus dapat semaksinal mungkin untuk melaksanakan fungsinya dengan baik. Dalam buku
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling 1992: 5 dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan keliling adalah:
1. Pusat pelestarian ilmu pengetahuan
2. Pusat belajar
3. Pusat pengajaran
4. Pusat penelitian
5. Pusat penyebaran informasi
Berdasarkan uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa fungsi perpustakaan keliling adalah sebagai tempat untuk menyebarluaskan informasi,
mengembangkan kebiasaan membaca, melestarikan, pendidikan, penelitian, informasi, dan mempromosikan kebudayaan.
2.2.3 Tugas Perpustakaan Keliling
Dalam mencapai tujuan perpustakaan harus dapat semaksimal mungkin untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Dalam buku Panduan Penyelenggara
Perpustakaan Keliling 1992: 4 dinyatakan bahwa tugas perpustakaan Keliling adalah:
Universitas Sumatera Utara
7
1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan
perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan.
2. Melayani masyarakaat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak
dapat datang atau tercapai perpustakaan menetap, misalnya kerena sedang di rawat dirumah sakit, menjalani hukuman di lembaga
permasyarakataan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.
3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat
yang belum pernah mangenal perpustakaan. 4.
Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.
5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk
membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun.
6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu
memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut. 7.
Melakukan tugas-tugas kepustakawan, seperti : mendatamembuat lokasi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung
tidak bosan dan membuat laporan kegiatan bulanan, tribulanan dan tahunan.
Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan keliling adalah memberikan layanan kepada masyarakat untuk mendapat
informasi secara mudah, tepat dan cepat untuk menigkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan.
2.3 Koleksi Perpustakaan Keliling
Salah satu unsur utama perpustakaan adalah tersedianya koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat
memberikan layanan yang baik kepada masyarakat pemakainya. Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus 1999: 19 dinyatakan bahwa:
“Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam rangka
memenuhi informasi yang dibutuhkan”. Sehubungan dengan hal di atas dalam buku Panduan Penyelenggaraan
Perpustakaan Keliling 1992: 10 dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan keliling mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku,majalah dan surat kabar. Bahan
pustaka terekam seperti slide, kaset audio, kaset video dan film.
Universitas Sumatera Utara
8
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan keliling terdiri dari bahan tercetak, bahan pustaka terekam, dan bahan pustaka elektronik
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.
2.3.1 Jenis Koleksi Pepustakaan
Menurut Yulia 1993: 3, ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu: 1.
Karya cetak Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam
bentuk cetak seperti a
Buku Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang
paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan.Berdasarkan standart dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman, tidak termasuk kulit
maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, buku rujukan.
b Terbitan berseeri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah
harian surat kabar, majalah mingguan bulanan dan lainnya, laporan yang terbit dalam waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulanan dan
sebagainya.
2. Karya noncetak
Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan yidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk
lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya.
Istilah lain yang dipakai dalam istilah ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini
adalah:
a Rekaman suara
Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris
yang dikombinasikan dengan pita kaset.
b Gambar hidup dan rekaman video
Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan.
Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.
c Bahan grafika
Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat lagsung lukisan, bagan, foto, gambar, teknik, dan sebagainya dan yang harus
dilihat dengan bantuan alat selid, transparansi, dan film strip
d Bahan kartografi
Yang termasuk kedalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
9
3. Bentuk mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat
dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan
bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada
tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
a Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film, ada beberapa ukuran film
yaitu 16 mm, dan 35 mm. b
Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm dan 75 mm x 125 mm
c Microopaque, Bentuk micro dimana informasinya dicetak kedalam kertas
yang mengkilat tidak tembus cahaya, ukuran sebesar mikrofis. 4.
Karya dalam bentuk elektronik Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan
kedalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-
ROM player dan sebagainya. Berdasarkan defenisi di atas dapat diketahui bahwa ada empat jenis
koleksi yaitu karya cetak, karya noncetak, bentuk mikro, karya dalam bentuk elektronik dan pengelompokan bahan pustaka terdiri dari bahan pustaka umum,
bahan pustaka rujukan, bahan pustaka pandang dengar dan audio visual.
2.4 Pengadaan
Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua
jenis koleksi bahan pustaka. Dalam buku Panduan Penyelenggara Perpustakaan Keliling 1992: 12 dinyatakan bahwa pengadaan buku-buku untuk perpustakaan
keliling dilakukan oleh perpustakaan daerah atau perpustakaan umum yang bekerja sama dengan pemeintah daerah setempat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu perpustakaan. Tanpa
pengadaan bahan pustaka, suatu perpustakaan tidak bisa dikatakan sempurna. Untuk itu, pengadaan sangat dibutuhkan pada suatu perpustakaan karena melalui
proses pengadaan kita bisa mengetahui berasal dari mana saja bahan pustaka yang dimiliki, serta berapa banyak jumlah koleksi yang dimiliki oleh suatu
perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
10
2.4.1 Pemilihan Koleksi
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Salah satu kriteria dalam penilaian layanan
perpustakaan melalui kualitas koleksinya. Menurut Ade Kohar 2003: 6, “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan alternative para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi ”.
2.4.1.1 Pemilihan
Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus 1999: 23 Prosedur yang dilakukan dalam pemilihan koleksi adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas dan
kemampuan perpustakaan oleh pihak yang diberi wewenang memilih bahan pustaka
2. Pengadaan bahan pustaka disesuaikan dengan misi dan program –
program perpustakaan 3.
Komposisi cakupan subjek jenis koleksi hendaknya proporsional dan diupayakan mencukupi kebutuhan dan memuaskan penggunanya
4. Bahan pustaka yang diusahakan hendaknya dipilih yang mutakhir atau
edisi terakhir 5.
Pemilihan bahan pustaka didasarkan atas azas manfaat dan efisiensi Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan koleksi
dilakukan dengan cermat oleh pihak yang berwenang memilih berdasarkan skala prioritas, sesuai dengan misi program perpustakaan berdasarkan azas manfaat dan
efisiensi.
2.4.1.2 Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Pengembangan koleksi harus menurut suatu rencana tertentu yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Menurut Siregar 2002: 11 prinsip-prinsip pemilihan
bahan pustaka antara lain:
1. Relevansi atau kesesuaian
Perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga
induknya
2. Orientasi kepada penguna
Dalam pengadaan koleksi hendaknya mengutamakan kepentingan pengguna perpustakaan sehingga kebutuhan pengguna terpenuhi dan
tingkat keterpakaian koleksi dapat ditingkatkan
Universitas Sumatera Utara
11
3. Unsur kelengkapan
Pengadaan koleksi hendaknya dilakukan dengan berpedoman kepada kelengkapan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna, bukan
berpedoman kepada jumlah eksemplar bahan pustaka, karena mutu suatu perpustakaan bukan dilihat dari jumlah eksemplar bahan pustaka
yang dimiliki tetapi dari kelengkapanjumlah judul dan kualitas koleksi yang dimiliki
4. Unsur kemutakhiran
Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan sumber-sumber informasi yang paling mutakhir, sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
5. Unsur kerjasama dengan berbagai pihak
Perpustakaan hendaknya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti para pakar ilmu pengetahuan, pengguna dalam melaksanakan
pemilihan bahan pustaka agar relevansi koleksi dengan kebutuhan pengguna dapat dipenuhi
6. Menggunakan alat bantu pemilihan
Untuk memudahkan dan untuk mengetahui informasi buku secara lengkap, hendaknya pemilihan bahan pustaka dilakukan dengan
menggunakan alat bantu pemilihan bahan pustaka seperti katalog penerbit
2.4.1.3 Pihak-Pihak Yang Dilibatkan Dalam Pemilihan Bahan Pustaka
Agar koleksi perpustakaan benar-benar relevan dengan kebutuhan pengguna maka pemilihan bahan pustaka dilakukan atas kerjasama dengan
berbagai pihak sebagaimana diuraikan dalam prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka. Menurut Siregar 2002: 11-13 pihak-pihak yang dilibatkan dalam
pemilihan bahan pustaka adalah
1. Pustakawan
Pustakawan memegang peranan penting dalam pemilihan bahan pustaka dan pengembangan koleksi, sebagaimana dikemukakan oleh
Lyle, bahwa: Pustakawan memegang peranan penting dan sangat menentukan dalam
pemilihan bahan pustaka. Pustakawan mengarahkan dan mengkoordinir seluruh proses pemilihan, meyakinkan pimpinan akan
dana yang dibutuhkan, menjalin kerjasama dengan pihak lain, menyusun kebijakan seleksi, memikirkan penggunaan dana secara
efektif, mengikuti secara teratur berbagai bibliografi, majalah, tinjauan buku, katalog penerbit.
Secara umum tugas pustakawan pengadaan adalah sebagai berikut
1. Sebagai penentu apakah suatu buku dibeli atau tidak
2. Menyeleksi permintaan penggunapakar
3. Bertanggung jawab akan pembinaan koleksi
Universitas Sumatera Utara
12
4. Mengarahkan dan mengkordinir pemilihan buku
5. Membina kerjasama dengan pihak lain yang berhubungan
dengan pengembangan koleksi 6.
Membina hubungan baik dengan penerbit, toko buku, agen 7.
Melaksanakan pemilihan buku referensi umum 8.
Memikirkan penggunaan dana secara tepat guna 9.
Menganalisa kebutuhan pengguna
2. Subyek spesialis pakar
Dalam pemilihan bahan pustaka, subyek spesialis mempunyai peranan yang penting karena mereka adalah ahli dalam bidang yang
ditekuninya.
3. Bagian sirkulasi
Keikutsertaan bagian sirkulasi dalam pemilihan bahan pustaka adalah karena bagian ini dapat memberi informasi tentang bahan pustaka yang
banyak digunakan dan dicari oleh pengguna, sehingga dapat dipikirkan pembelianpenambahan jumlah eksemplar jika bahan
pustaka tersebut dianggap kurang.
4. Bagian pengadaan
Bagian pengadaan memegang peranan yang penting dalam pemilihan bahan pustaka karena bagian ini bertugas melaksanakan administrasi
pemilihan bahan pustaka, seperti mencatat semua permintaan yang datang dari pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan buku.
5. Pengguna
Pengguna merupakan orang-orang yang memanfaatkan koleksi perpustakaan, oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka
perlu dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Permintaan pengguna akan bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk
mengukur selera dan minat baca pengguna
2.4.1.4 Alat Bantu
Alat bantu merupakan alat untuk menyeleksi bahan pustaka dan untuk mendukung proses pemilihan bahan pustaka secara baik dan optimal.
Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum 1999: 14 Pemilihan bahan pustaka dapat dilakukan dengan mempergunakan berbagai alat
pemilihan sebagai berikut: 1.
Bibliografi subyek khusus 2.
Daftar tambahan koleksi 3.
Timbangan buku 4.
Masukan dari pengguna perpustakaan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat bantu bahan
pustaka dapat memanfaatkan berbagai alat verifikasi sebagai sarana bantu identifikasi bahan pustaka.
Universitas Sumatera Utara
13
Dari pemilihan alat bantu pemilihan buku tersebut dapat diketahui keterangan tentang buku yang akan dipesan. Informasi yang dapat diketahui dari
alat bantu pemilihan adalah: 1.
Nama pengarangeditorpenerjemahpenyunting 2.
Judul buku 3.
Tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. 4.
Edisi 5.
ISBN international standard book number 6.
Harga 7.
Keterangan singkat mengenai isi buku tersebut, dan kepada siapa buku itu diperuntukkan, jika alat bantu yang digunakan itu beranotasi
Siregar. 2002: 14
Untuk memudahkan pekerjaan bagian pengadaan dalam penelusuran data bibliografis bahan pustaka tersebut d iatas perpustakaan sebaiknya menyediakan
formulir permintaan bahan pustaka bagi pengguna perpustakaan. Formulir tersebut dapat dibuat sebagai berikut.
Sumber : Siregar. 2002: 17
2.4.2 Cara Pengadaan
Dalam pengadaan bahan pustaka, perpustakaan perlu membina hubungan kerja dengan berbagai mitra kerja agar perpustakaan memperoleh informasi yang
selalu mutakhir dan cepat. Untuk mengurangi kesalahan dan kegagalan dalam pengadaan perpustakaan sebelumnya perlu mencatat dengan benar data bibliografi
bahan pustaka dan melakukan verifikasi pada katalog perpustakaan, kartu
Permintaan Bahan Pustaka
Pengarangeditorpenyunting :
Judul :
Edisi : Tahun
: ISBN
: Penerbit dan tempat terbit
: Jumlah
yang meminta
: Harga satuan
: Catatan diisi oleh petugas perpustakaan
1. Katalog adatidak ada
: 2.
Verifikasi dengan tanggal :
Paraf
Universitas Sumatera Utara
14
desiderata, daftar bahan pustaka yang sedang dalam proses pembelian dan daftar bahan pustaka yang sedang diolah.
Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus 1999: 24 Prosedur pengadaan bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Pembelian meliputi pembelian langsung atau pemesanan kepada
penerbit toko buku atau agen, baik pemesanan secara tetap atau sesuai kebutuhan
2. Tukar menukar biasanya dilakukan dengan perpustakaan atau lembaga
lain. Untuk melakukan cara ini perpustakaan harus mempunyai bahan pustaka yang dapat dipertukarkan, seperti terbitan perpustakaan,
terbitan institusi induk atau diambil dari koleksi yang jumlah koleksinya berlebih
3. Hadiah dari lembaga lain : penambahan melalui cara ini lebih
ekonomis, namun sering tidak sesuai dengan kebutuhan dan bahkan kadang-kadang sudah kadaluarsa. Karena itu perpustakaan harus
selektif secara ketat agar tidak terjadi peledakan koleksi tidur
4. Titipan : perpustakaan kadang-kadang memperoleh titipan bahan
pustaka dari perorangan atau lembaga lain agar bias dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan sekedar menjaga
keberadaannya tanpa memikul resiko
5. Terbitan sendiri : perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan
pustaka seperti majalah, buku, brosur, laporan direktori yang diterbitkan baik oleh perpustakaan atau lembaga
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka dipilih yang mutakhir disesuaikan dengan visi dan misi program perpustakaan,
dan cara pengadaannya adalah melalui pembelian, tukar menukar, hadiah, titipan, dan terbitan sendiri.
2.4.2.1 Pemesanan
Pemesanan merupakan bagian dari proses pengadaan bahan pustaka untuk menambah koleksi di perpustakaan.
Menurut buku Pedoman Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999: 18 Tahap- tahap pemesanan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut: 1.
Setelah pemilihan selesai dilakukan dan disetujui oleh penanggung jawab pengembangan koleksi, petugas bagian pengadaan menyiapkan
kartuformulir desiderata. Kartuformulir desiderata ini kemudian disusun berdasarkan abjad pengarang atau penerbit.
2. Menyiapkan daftar dibuat rangkap menurut kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
15
3. Mengirimkan daftar pesanan kepada penerbit, agen atau toko buku
disertai dengan surat pengantar yang menjelaskan cara pembayaran yang akan ditempuh,
kepada penerbit, agen, atau toko buku diminta untuk diminta faktur sementara dari bahan-bahan yang dipesan.
4. Faktur sementara yang diterima kemudiaan dicocokkan dengan
kartuformulir desiderata untuk mengetahui judul-judul yang tidak dapat disediakan oleh penerbit, agen atau toko buku.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemesanan bahan pustaka dilakukan melalui tahapan yang telah disesuaikan oleh penerbit, agen atau toko
buku. Setelah itu secara otomatis pemesan akan memperoleh bahan tersebut.
2.5 Pelayanan
Salah satu kegiatan perpustakaan adalah melaksanakan kegiatan pelayanan pengguna, yang berupa layanan bahan pustaka dan menyebarluaskan nformasi
yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Pelayanan pengguna merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna
sehubungan dengan kebutuhan akan nformasi. Jadi pada kegiatan inilah perpustakaan secara langsung berhubungan dengan pengguna perpustakaan.
Karena itu perpustakaan harus menyelenggarakan pelayanan yang cepat dan tepat dengan kebutuhan penggunanya.
Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 2004: 71 “Pelayanan pengguna adalah tugas melayani pengguna perpustakaan dalam
menggunakan bahan pustaka yang telah disediakan di perpustakaan”. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pelayanan
pengguna adalah kegiatan pemberian bantuan kepada pengguna untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan agar para pengguna dapat memanfaatkan
bahan pustaka sebaik-baiknya.
2.5.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan
Dalam proses kegiatan diperpustakaan dikenal dengan dua sistem yang umum digunakan. Kedua sistem pelayanan ini adalah sistem pelayanan terbuka
open access dan sistem pelayanan tertutup closed access. Perpustakaan harus dapat menentukan sistem pelayanan yang sesuai dengan keadaan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara
16
agar para pengguna dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Lasa 1994: 51,” sistem layanan
perpustakaan adalah system layanan tertutup dan layanan terbuka”. 1.
Layanan Terbuka open acces Layanan terbuka adalah layanan yang memperkenankan pengguna
mencari sendiri informasi yang dibutuhkan dalam jajaran rak koleksi Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara babas memililih dan
mencari sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung manuju ke rak-rak buku dan majalah dan koran yang tersedia di
perpustakaan keliling. Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari, mereka dapat meminta bantuan
petugas perpustakaan. M.Ali, 2006: 123 . Salah satu keuntungan dari pada sistem layanan terbuka ini adalah:
Sistem layanan terbuka dapat menyadarkan seorang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan jalan memanfaatkan koleksi
perpustakaan . kesadaran seseorang dimulai melihat, kemudian mangamati dan akhirnya membaca bahan pustaka yang dapat ditemukan di
perpustakaan. Dari membaca sebuah buku kemudian timbul keinginan untuk membaca yang lain, yang akhirnya ingin membaca sebanyak
mungkin. Tanpa disedari orang akan mendapatkan tambahan pengetahuan dari pembaca”. Soeatminah, 1987: 77.
Selain keuntungan yang diperoleh dari sistem ini, ada juga kerugiaannya:
a. Frekuensi kerusakan kelibih besar.
b. Memerlukan ruangan yang yang lebih luas, sebab letak rak satu
dengan rak yang lain nya memerlukan jarak yank longgar. c.
Susunan buku menjaditidak teratur. Oleh sebab itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving.
d. Pemula yang datang ke perpustakaan itu untuk mencari buku
sering binggung Lasa, H.s.1994: 5-6 2.
Layanan Tetutup Pada sistem layanan tertutup pengguna tidak diperkenankan masuk
ke ruang koleksi. Menurut M.Ali, 2006: 123 Dalam layanan jenis ini, pustakawan petugas
perpustakaan yang mengambil bahan pustaka yang diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling. Para pengunjung meminta bahan
pustaka yang diperlukan kepada petugas layanan perpustakaan keliling. Petugas tersebut mencari dan mengambil koleksi di rak dan menyerahkan
kepada yang bersangkutan. Dalam sistem tertutup ini, peminjaman tidak boleh mengambil sendiri bahan dari tempatnya.
Universitas Sumatera Utara
17
Pengunjung tidak diperkenankan masuk kedalam mobil perpustakaan keliling sehingga pengambil bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan
keliling. Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan.
Sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan perpustakaan. Agar judul maupun pengarang yang dimaksud tepat, pengunjung dapat
menggunakaan katalog pengarang, judul, maupun subyek. Apabila nama pengarang atau pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah ditemukan,
pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang disediakan oleh perpustakaan keliling. Salah satu keuntungan dari pada sistem tertutup ini adalah:
“ Penyalah gunaan kepercayaan yang mengakibatkan penyobekan buku pada halaman-halaman tertentu dan pencurian buku dapat diperkecil, sebab buku-buku
hanya keluar apabila sudah dicatat peminjamannya”. Soeatminah, 1987: 78. Kerugiaan menggunakan sistem pelayanan tertutup ini adalah:
a. Banyak energi yang terserap dibagian sirkulasi ini
b. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluarpinjam.
c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkn misalnya salah
pengertian antara petugas dan peminjam. d.
Antrian meminjam maupun mengebalikan buku dibagian ini sering berjubel. Keadaan ini berarti membuang waktu Lasa, H.s. 1994: 5.
Sedangkan menurut Sariahmas 2007: 17, kelemahan dan keuntungan dari sistem pelayanan terbuka dan palayanan tertutup adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pelayanan Terbuka a. Keuntungan sistem pelayanan terbuka
1. Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak, krena sedikit yang
menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak utuk memilih sendiri
2. Menghemat tenaga. Dalam sistem ini petugas tidak perlu
mengambil buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang sudah
dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.
3. Judul-judul buku lebih banyak diketahui dan dibaca pengguna.
4. Petugas akan segera judul buku yang sedang dipinjam serta
nama ataupun alamat dari peminjam. 5.
Apabila pengguna tidak menemukan buku yang dibutuhkan, maka pengguna dapat mencari buku yang relevan sesuai
dengan kebutuhannya. 6.
Kecil kemungkinan ada kesalahpahamn antara petugs dan pengguna.
Universitas Sumatera Utara
18
b. Kelemahan sistem pelayanan terbuka 1.
Frekuensi kerusakan lebih besar 2.
Memerlukan ruangan yang lebih besar, serta letak rak dari yang satu dengan yang lainnya memerlukan jarak yang lebih
longgar. 3.
Susunan buku menjadi tidak teratur. 4.
Pemula yang baru datang ke perpustakaan sering kebingungan dalam mencari kebutuhan.
2. Sistem pelayanan tertutup a.
Keuntungan sistem pelayanan tetutup 1.
Daya tampung lebih banyak, karena jarak rak yang satu dengan yang lain lebih dekat.
2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.
3. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka kan lebih sedikit bila
dibandingkan dengan sistem layanan terbuka. 4.
Tidak memerlukan ruang baca di ruangan koleksi. b. Kelemahan sistem pelayanan tertutup
1. Banyak tenaga yang terserap
2. Terdapat bahan pustaka yang tidak pernah dipinjam.
3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
salah pengertian antara pengguna dan petugas. 4.
Antrian peminjaman serta pengembalian lebih panjang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan tertutup
mengurangi kebebasan dan kesempatan bagi pengguna untuk mengetahui sejumlah koleksi yang terdapat pada jajaran koleksi perpustakaan.
2.5.2 Jenis Layanan
Jenis pelayanan pengguna yang diberikan perpustakaan akan menentukan mutu dari pelayanan perpustakaan tersebut. Dalam buku pedoman umum
pengelolaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi.1992: 53. Jenis-jenis pelayanan pengguna adalah sebagai berikut:
1. Layanan Sirkulasi Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota layanan
perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman
hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.
2. Layanan Referensi Pengunjung yang memerlukan penelusuran informasi akan memperoleh
layanan referensi. Layanan ini mengacu pada bahan-bahan referensi seperti directori dan penerbitan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
19
3. Layanan baca. Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, tapi hanya
membacanya saja, maka perpustakaan menyediakan layanan baca sekitar mobil perpustakaan keliling.
4. Pembacaan Cerita Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk
meningkatkan minat baca anak-anak, terutama anak prasekolah. Biasanya layanan ini sering diberikan oleh Perpustakaan Umum, tapi
tidak tertutup kemungkinan bagi perpustakaan keliling untuk melakukannya.Langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah
mempersiapkan pembacaan cerita yang terampil, materi cerita dan tempat.
5. Pemutaran Film Jenis layanan ini merupakan jenis yang paling digemari oleh
massyarakat. Ini merupakan sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.
6. Layanan Jasa Dokumentasi Merupakan layanan penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang
diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang telah dipersiapkan oleh
perpustakaan keliling.
7. Layanan Jasa Informasi Pengunjung bisa menanyakan langsung kepada petugas perpustakaan
tentang informasi-informasi yang bersipat umum.
2.5.2.1 Pelayanan Sirkulasi
Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation” yang mempunyai arti perputaran dan pengedaran. Dalam ilmu perpustakaan arti kata sirkulasi
dikenal sebagai kegiatan pertuaran peminjaman dan pengembalian diperpustakaan. Jenis bahan yang dapat dipinjamkan dapat berupa buku, jurnal,
kaset, CD atau bahan pustaka lainnya. Menurut Bafadal- Ibrahim 2000: 24 “pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian
bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka”.
Berdasarkan buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 2004: 6 Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan melayangkan koleksi perpustakaan
kepada para pemakai atau pengguna perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan seperti:
1. Membuat peraturan mengenai pemakaianpeminjaman koleksi,
misalnya yang mengatur a.
Siapa saja yang boleh memakai fasilitas perpustakaan b.
Syarat-syaratnya apa saja
Universitas Sumatera Utara
20
c. Hak-haknya apa saja
d. Lamanya jangka waktu peminjaman
e. Banyaknya koleksi bahan pustaka yang boleh dipinjam keluar oleh
setiap oranganggota perpustakaan. f.
Sanksi-sanksi bila terlambat mengembalikan pinjaman bahan pustaka ataupun bila terjadi pelanggaran terhadap peraturan perpustakaan.
2. Membuat pengumuman tentang pendaftaran anggota perpustakaan
langsung tertulis diperpustakaan. 3.
Melakukan penagihan kepada para anggota perpustakaan yang belum mengembalikan pinjamannya, dengan cara ditagih langsung ataupun
lewat surat tagihan. 4.
Mencatat dengan tertib dan teratur semua pemasukan uang pendaftaran anggota perpustakaan maupun uang denda keterlambatan
pengembalian koleksi pustaka, untuk kemudian menyetorkannya kepada yang berwenang ataupun pimpinan perpustakaan.
5. Melayani permintaan Surat Bebas Pinjaman Pustaka SBPP kepada
para anggota perpustakaan yang memerlukan untuk keperluan studi. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan sirkulasi
adalah kegiatan yang harus ada di dalam perpustakaan yang berhubungan dengan bagian peminjaman dan pengembalian bahan pustaka agar dapat dipergunakan
oleh pengguna secara maksimal. Agar perpustakaan dapat memainkan perannya dengan baik maka perpustakaan harus didukung oleh sarana prasarana serta kerja
pengelolah yang handal. Semua kegiatan pelayanan sirkulasi saling berkaitan, maka hendaknya
pelayanan sirkulasi disusun dan dikoordinir dengan baik sesuai dengan jenis tugas pada setiap bagian. Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Keanggotaan
Pendaftaran anggota adalah suatu tugas layanan sirkulasi. Setiap perpustakaan harus menentukan siapa yang boleh atau berhak menentukan
persyaratan apa saja yang perlu dipenuhi oleh pengguna untuk menjadi anggota perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan melakukan pencatat anggota dalam
pendaftaran anggota dan membuat kartu anggota yang digunakan untuk melaksanakan peminjaman.
Martoatmodjo 1994: 38 mengemukakan bahwa kegunaan pendaftaran anggota adalah:
1. Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggung jawab untuk
mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak pembaca yang lain yang mungkin ingin mempergunakannya dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
21
2. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa seseorang ingin mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan maka dia harus mengisi formulir keanggotaan.
Hal ini menggambarkan bahwa perpustakaan dapat mengambil kebijakan sesuai dengan kondisi kemampuan perpustakaan, sehingga anggota yang akan mendaftar
dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh perpustakaan.
2. Peminjaman Bahan Pustaka
Perpustakaan mempunyai tugas antara lain memberikan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan dan berusaha membangkitkan kegairahan
membaca ditengah-tengah masyarakat. Untuk memenuhi tugas tersebut pihak perpustakaan hendaknya berusaha mempertemukan bahan pustaka dengan
pengunjung atau pembaca. Menurut Sjahrial-Pamuntjak 2000: 97 “ peminjamam buku atau sirkulasi
adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk dibawa diluar perpustakaan”.
3. Pengembalian Bahan Pustaka
Bahan pustaka yang dipinjamkan kepada pengguna harus kembali pada waktunya. Pengembalian merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang
dikembalikan pengguna kepada perpustakaan. Dalam pengembalian bahan pustaka, disesuaikan dengan prosedur system pengembalian pada masing-masing
perpustakaan. Petugas harus melihat keadaan buku tersebut apakah dalam keadaan baik atau tidak. Hal ini erat hubungannya dengan keterbatasan jumlah buku yang
dimiliki perpustakaan. Dalam Buku Pedoman Pelayanan Sirkulasi dan Referensi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1982: 9 “Pengembalian adalah kegiatan sirkulasi
yang berupa kegiatan pencatat bukti bahwa pengguna menembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya”.
Dalam proses pengembalian pengguna perpustakaan dapat melakukan pencatat pemesanan peminjaman untuk meminta buku yang sedang dipinjam oleh
pengguna lain, setelah kembali ke perpustakaan, dipinjamkan kepadanya.
4. Perpanjangan Waktu Pinjaman
Perpanjangan peminjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah batas waktu pengembalian. Memperpanjang masa pinjam merupakan izin untuk
Universitas Sumatera Utara
22
memperpanjang peminjaman bahan pustaka setelah habis masa pinjamnya. Perpanjangan ini dilakukan karena pengguna merasa belum selesai memperoleh
ilmu yang terdapat pada bahan tersebut. Menurut buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 1994: 59 “Memperpanjang masa pinjam adalah izin untuk
memperpanjang masa pinjam buku setelah habis masa pinjamnya diberikan jika tidak ada pengguna lain menempah buku tersebut”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpanjangan peminjaman bahan pustaka dapat dilakukan apabila tidak ada pengguna lain yang memesan
bahan perpustakaan tersebut.
5. Penagihan
Bila pengguna tidak mengembalikan bahan perpustakaan tepat pada waktunya, maka pihak perpustakaan mempunyai tugas untuk mengadakan
penagihan. Hal ini dilakukan agar peminjam mengingat mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Penagihan bahan pustaka biasanya dilakukan untuk
keterlambatan pengembalian yang melebihi batas peminjaman. Menurut Soeatminah 1992: 148 menyatakan bahwa “Apabila buku yang
dipinjam tidak dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan, perpustakaan perlu mengirimkan surat tagihan kepada peminjam, biaya pengiriman surat
dibebankan kepada peminjam”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur penagihan yaitu
petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua, lembar
pertama dikirimkan kepada peminjam, dan lembar kedua disimpan sebagai pertinggal.
6. Sanksi
Sanksi merupakan kegiatantugas pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pemeriksaan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna serta
pemberian sanksi atas pelanggaran tersebut.
Universitas Sumatera Utara
23
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 2004 : 83, dinyatakan bahwa ada beberapa jenis sanksi yang dikenakan kepada pengguna
antara lain: 1.
Denda 2.
Sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan pustaka dalam waktu tertentu
3. Sanksi akademik, berupa pembatasan kegiatan belajar mengajar
Sanksi yang diberikan kepada pengguna yang melanggar peraturan perpustakaan hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari bahwa bahan
pustaka yang dimiliki perpustakaan juga dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan yang lain.
2.6 Tempat Pelayanan
Tempat pelayanan adalah lokasi pelayanan perpustakaan keliling terhadap pemakai, dimana hari dan jam telah ditentukan. Tempat layanan perpustakaan
keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat bergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh
masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat saja dilakukan diruangan khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat,
seperti balai desa, sekolah atau pos RTRW atau lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca yang penting layanan tersebut diatur dan
ditata rapi dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling.
Serta sebaliknya pada tempat layanan membaca di beri papan nama yang bertuliskan : hari dan waktu kunjungan perpustakaan keliling.
Menurut M. Ali 2006: 126, “Pos pelayanan adalah penentuan jadwal yang berpedoman pada usul dan saran para pemuka masyarakat, kepala sekolah,
pengawas jalan dan lain-lain”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tempat layanan
perpustakaan keliling tidak hanya di unit keliling saja bergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
24
2.6.1 Waktu Layanan
Mengingat layanan Perpustakaan Kelilig bersifat demokratis yang berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik-
baiknya sehingga dapat melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling.
Menurut buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling 1992: 21, “Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu
dilakukan didalam dua shift perhari, yaitu shift pagi antara pukul 08.30 – 14.00 dan shift siang antara pukul 15.00 - 20.00.
Dengan demikian shift pagi dapat melayani satu pos layanan service Poin dan shift siang dapat melayani satu pos layanan service poin sehingga
setiap hari per satu unit mobil perpustakaan keliling dapat melayani dua pos layanan membaca”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan perpustakaan keliling melayani semua pihak yang membutuhkan informasi, merata untuk semua
kalangan, tanpa memandang golongan, status, dan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III PELAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING PEMERINTAH
KOTA MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Keliling Sumatera Utara
Keliling di Perpustakaan Umum Pemko Medan. Perpustakaan Keliling pertama dimulai beroperasi pada tanggal 01 Desember 1978 dengan
menggunakan satu unit mobil Perpusrtakaan Keliling. Mobil yang digunakaan saat pertama kali operasi adalah buatan Ford tahun 1987 dengan bahan bakar
berjenis solar. Mobil Perpustakaan keliling ini dilengkapi dengan koleksi pertama berjumlah sekitar 6.000 judul buku, yang berasal dari pusat pembinaan
Perpustakaan Jakarta . diawali Surat Keputusan Walikota Medan Kepala Daerah Kota Medan no.8391972 tanggal 27 desember 1972 tentang mendirikan pusat
Perpustakaan Umum Kota Medan.Untuk mengetahui jalannya sejarah Perpustakaan pengoperasiannya, perpustakaan keliling ini hanya melayani desa-
desa disekitar kota Medan. Pada tahun 1985, Perpustakaan Keliling Pemko Medan ditambah dengan
empat unit mobil perpustakaan baru bermesin Daihatsu yang pengoperasiaannaya dilakukan di Kabupaten Karo 6 desa, Kotamadya Tebing Tinggi 8 desa,
Kotamadya Binjai 7 desa dan Kotamadya Medan 20 desa, yang keseluruhannya terdiri dari 41 desa. Kelima buah mobil tersebut beroperasi dari Perpustakaan
Daerah Sumatera Utara dan akan kembali setelah operasi dilakukan. Pada tahun 1986 mobil Perpustakaan Keliling Pemko Medan ditambah
lima unit lagi, yang biayanya berasal dari proyek Pengembangan Perpustakaan Depdikbud Kelima buah unit mobil perpustakaan ini menggunakaan mesin isuzu
berjenis Truk, yang dioperasikan di daerah : Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Kelima mobil ini
dikelola oleh Perpustakaan Umum setempa. Kemudian pada tahun 1991 Perpustakaan Keliling Pemko Medan menerima dua unit mobil bermesin Toyota
yang keduanya dioperasikan didaerah; Kabupaten Dairi dan Kotamadya Pematang Siantar. Dua buah mobil terakhir yang diberikan juga
di kelola oleh Perpustakaan Umum Setempat.
Universitas Sumatera Utara
26
3.1.1 Visi Perpustakaan Keliling Pemko Medan
Visi yang telah ditetapkan oleh perpustakaan keliling pemko Medan agar tujuan dapat terlaksana degan baik yaitu mewujudkan Perpustakaan yang handal
dalam rangka membentuk Masyarakat Kota Medan yang memiliki budaya baca dan cinta buku
3.1.2 Misi Perpustakaan Keliling Pemko Medan
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka perpustakaan keliling Pemko Medan mempunyai misi yaitu:
1. Meningkatkan kuliatas dan kuantitas Perpustakaan Sekolah,
Perpustakaan Khusus dan Perpustakaan Masyarakat 2.
Mewujudkan masyarakat yang gemar membaca dan mencintai buku 3.
Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap keberadaan Perpustakaan
3.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Keliling Pemko Medan 3.2.1 Tujuan Perpustakaan Keliling Pemko Medan
Tujuan pokok yang ingin dicapai kantor perpustakaan kota Medan yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintah daerah
di bidang Perpustakaan.
3.2.2 Fungsi Perpustakaan Keliling Pemko Medan
Untuk mencapai tujuan yang sempurna perpustakaan harus mampu melakukan fungsinya dengan baik, adapun fungsi perpustakaan keliling Pemko
Medan adalah: 1.
Perumusan kebijakan teknis dibidang perpustakaan 2.
Pemberian dukungan atas penyelenggara pemerintah daerah dibidang perpustakaan
3. Pembinaan dan pelaksaan tugas dibidang perpustakaan
3.2.3 Tugas Perpustakaan Keliling Pemko Medan
Untuk mencapai tujuan dan fungsinya dengai baik, perpustakaan keliling Pemko Medan mempunyai tugas yang harus dilaksanakan yaitu:
1. Memberikan layanan secara gratis kepada masyarakat.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan.
3. Menyediakan koleksi bahan pustaka perpustakaan.
4. Memberikan informasi melalui publikasi kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
27
5. Memberikan layanan kepada masyarakat dan sekolah – sekolah
dipinggiran kota Medan melalui unit mobil perpustakaan keliling. 6.
Memberikan layanan terpadu bagi perpustakaan sekolah 7.
Memberikan pembinaan dan koordinasi kepada perpustakaan – perpustakaan yang berada di kota medan.
8. Memberikan stimulan untuk mendorong perkembangan perpustakaan
di masyarakat. 9.
Memberikan permasyarakatan minat baca di masyarakat.
3.2.4 Struktur Organisasi
Pada umumnya perpustakaan atau instansi manapun mempunyai struktur organisasi yang jelas. Dengan adanya struktur organisasi semua pegawai
mengetahui kedududkan dan tanggung jawab masing-masing dan kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan pekerjaan atau tugas yang mereka
laksanakan, karena kelancaran suatu pekerjaan sebagian besar bergantung pada peraturan dan pembagian tugas dalam instansi tersebut. Adapun struktur
organisasi perpustakaan umum Pemko Medan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Struktur organisasi perpustakaan umum Kota Medan.
Struktur organisasi perpustakaan umum Kota Medan berdasarkan tugasnya masing-masing adalah:
KEPALA PERPUSTAKAAN
SEKSI PEMBINAAN
TEKNIS PERPUSTAKAAN
SEKSI PENGEMBANGAN
DAN PENGOLAHAN
SUB BAGIAN
TATA USAHA KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI PELAYANAN
KEPUSTAKAWAN
Universitas Sumatera Utara
28
1. Kepala perpustakaan
a. Membuat rencana strategis bagi pengembangan perpustakaan
b. M dana bagi pelaksanaan kerja tim
c. Membuat langkah-langkah kebijakan atau policy untuk
mewujudkan rencana pengembangan perpustakaan d.
Mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah diambil e.
Membuat laporan kepada rector f.
Mengidentifikasi permasalahan dan membuat langkah-langkah pemecahan masalah
g. Melaksanakan pekerjaan sesuai perintah atasan
2. Kasubbag tata usaha
a. Menyiapkan bahan penyusunan konsep rencana dan program
kerja perpustakaan b.
Melakukan urusan rumah tangga perpustakaan c.
Melakukan administrasi kepegawaian d.
Melakukan urusan administrasi keuangan e.
Melakukan kearsipan dan persuratan
3. Kasi pengembangan koleksi
a. Pelaksanaan pengembangan koleksi dan pengolahan bahan pustaka
b. Pelaksanaan distribusi dan tukar-menukar bahan pustaka
4. Kasi pembinaan teknis perpustakaan
a. Memastikan bahwa tugas di pelayanan teknis berjalan lancer
b. Membuat rencana untuk menerapkan full otomasi perpustakan
c. Membuat job deskripsi para kour. di bidangnya
d. Mengevaluasi kinerja staf di bidangnya
e. Mempertanggungjawabkan pelayanan umum kepada kepala
perpustakaan f.
Koordinasi dengan kobid. pelayanan umum
5. Kasi pelayanan kepustakawanan
a. Memastikan bahwa tugas di pelayanan umum berjalan lancer
b. Membuat rencana untuk menerapkan full otomasi perpustakan
c. Membuat job deskripsi para kour. di bidangnya
d. Mengevaluasi kinerja staf di bidangnya
e. Mempertanggungjawabkan pelayanan umum kepada kepala
perpustakaan f.
Koordinasi dengan kobid. pelayanan teknis Data pegawai staf yang ada pada kantor Perpustakaan Umum Pemko
Medan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 1. Data pegawai perpustakaan umum Pemko Medan No.
NAMA JABATAN
1. ZULKARNAEN, SH
Kepala Kantor 2.
UMAR TAUFIK LUBIS, SE Kasubbag Tata Usaha
3. Dra. ROHANI
Kasi Pengembangan Koleksi 4.
SYARIFAH HURIAH, SH Kasi Pembinaan Teknis
Perpustakaan 5.
ARRIANI YUSRA, SE Kasi Pelayanan Kepustakaan
Pada struktur perpustakaan umum Kota Medan, perpustakaan keliling masih belum jelas kedudukannya. Untuk sementara waktu Perpustakaan Keliling
ditempatkan dibawah seksi LPI layanan Pustaka dan Informasi. Untuk memperoleh gambaran yang jelas, dapat dilihat pada struktur organisasi di bawah
ini.
Gambar 2. Layanan pustaka dan informasi Jumlah pegawai yang ikut serta dalam melakukan pelayanan perpustakaan
keliling Pemko Medan berjumlah empat orang yaitu: 1.
Koordinator perpustakaan keliling: 1 orang 2.
Pustakawan : 3 orang
3.3 Koleksi
Berdasarkan buku Panduan Penyelenggara Perpustakaan Keliling yang diterbitkan oleh perpustakaan Nasional RI, perpustakaan yang baik minimal
memiliki 1000 judul koleksi, yang terdiri dari 2.500 eksemplar. Sedangkan koleksi perpustakaan keliling pemerintah kota medan saat ini telah memiliki 5.400
judul buku, yang terdiri dari 15.661 eksemplar. Dengan perbandingan ini berarti
LPI
SUPIR PUSTAKAWAN
KOORDINATOR PERPUSTAKAAN KELILING
Universitas Sumatera Utara
30
koleksi yang disediakan oleh Perpustakaan Keliling Pemerintah kota Medan sudah memadai.
Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Keliling Pemko Medan No.
KELOMPOK DISIPLIN ILMU
JUDUL EKSEMPLAR
1. 000 KARYA UMUM
484 1449
2. 100 FILSAFAT
570 1551
3. 200 AGAMA
471 1381
4. 300 ILMU SOSIAL
523 1497
5. 400 BAHASA
525 1461
6. 500 ILMU MURNI
620 1491
7. 600 TEKNOLOGI
902 2291
8. 700 KESENIAN
448 997
9. 800 KESUSASTRAAN
615 1741
10. 900 SEJARAH 240
851 11. FIKSI, NON FIKSI
951
JUMLAH 5.400
15.661
3.4 Anggaran Operasional Perpustakaan Keliling Pemko Medan