Restorasi di KM Dobonsolo dan KM Gunung Dempo

Ferry, Sirajuddin Saini. Hadir menyaksikan penandatangan ini, Mustafa Abubakar Menteri Negara BUMN. Mustafa Abubakar mengatakan, kerja sama dalam proyek TiTAM tersebut merupakan bentuk sinergi saling dukung antar BUMN sektor transportasi dan sektor-sektor lain. Proyek TiTAM ini memudahkan masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dengan menggunakan beberapa moda transportasi, karena dapat membeli tiket terpadu yang bisa digunakan untuk beberapa moda sekaligus. Kerja sama ini juga menjadi upaya dalam membentuk sinergi antar BUMN melalui peningkatan eisiensi pengelolaan bisnis dan operasional, yang pada akhirnya juga dapat dinikmati masyarakat dengan kualitas layanan publik yang lebih baik. Saat ini baru ada dua rute yang dilayani dengan sistem TiTAM, Rute Reguler Bandung-Gambir- Tanjung Karang-Kertapati Palembang dan Rute Non Reguler Bandung-Gambir-Tanjung Priok- Sekupang Batam. Untuk pembelian TiTAM minimal melibatkan dua Moda Transportasi, Misalnya Kereta Api, Damri atau Ferry. Pemesanan tiket TiTAM dapat dilakukan mulai H-30 sampai dengan H-1, untuk satu pembelian tiket dengan menggunakan tiga armada seperti Kereta Api, Damri dan Pelni. Biaya yang dikenakan mulai dari Rp 800- Rp 900 ribu .

16. Restorasi di KM Dobonsolo dan KM Gunung Dempo

Inovasi baru yang dikembangkan oleh PELNI adalah Restorasi di atas kapal. Restorasi atau pelayanan makan di atas kapal ini dilaksanakan di dua kapal yaitu KM Gunung Dempo dan KM Dobonsolo. Inovasi sistem restorasi ini mengubah sistem pelayanan makanan yang awalnya satu paket dengan harga tiket kapal menjadi terpisah antara tiket kapal dengan biaya makan selama perjalanan. Pelayanan makanan penumpang di atas kapal PELNI pada mulanya dilakukan secara massal, sehingga menu makanan sama untuk semua penumpang. Pelayanan ini sudah termasuk dalam harga tiket penumpang kapal PELNI include ticket . Sedangkan dengan sistem baru ini, penumpang bisa memesan menu makanan yang diinginkan sesuai dengan selera masing- masing sehingga tiket kapal tidak lagi termasuk tiket makan. Oleh karena itu, harga tiket akan lebih murah dari harga biasanya yakni berkurang sekitar 9 dari harga normal potongan 9. Dengan adanya sistem restorasi ini, harga tiket penumpang pun akan disesuaikan dengan biaya makan di atas kapal. Sistem ini mulai diterapkan pada 10 Januari 2011 di KM Gunung Dempo dan 30 Januari di KM Dobonsolo. Oleh karena itu, tiket penumpang di kedua kapal tersebut juga telah disesuaikan dengan tarif yang baru. Sistem restorasi ini memiliki keunggulan antara lain, variasi menu makanan yang bisa dipilih oleh penumpang, selain itu harga menu makanan yang terjangkau. Kemudahan antrean penumpang saat mengambil makanan juga bisa diminimalisasi karena pemesanan dilakukan sesuai dengan pesanan yang ada. Sistem ini juga mengantisipasi makanan yang terbuang karena tidak dimakan. Lokasi dan tempat makan di atas kapal dibagi dalam beberapa tempat, diantaranya di Ruang Makan Kelas I II untuk penumpang kelas, pantry kelas ekonomi kiri dan kanan serta beberapa tempat di dek ekonomi dalam bentuk food court untuk penumpang klas ekonomi. Dua kapal yang akan diujicoba ini memiliki rute pelayaran ke timur yakni KM Gunung Dempo Jakarta – Surabaya – Makassar – Ambon – Sorong – Biak – Jayapura – Biak – Sorong – Ambon – Makassar – Surabaya - Jakarta, sedangkan KM Dobonsolo Jakarta – Surabaya – Makassar – Bitung – Sorong – Jayapura – Sorong – Ambon – Makassar - Surabaya - Jakarta. ASDP Indonesia Ferry Sirajuddin Saini. Presented to witness this signing, the Minister of State Own Company Mustafa Abubakar. Mustafa Abubakar said the cooperation in the TiTAM project is a form of mutual support synergy among state owned transportation companies and other sectors. This TITAM project allowed people who wanted to travel by using multiple modes of transportation, as they could purchase an integrated ticket that could be used for multiple modes simultaneously. This cooperation was also an attempt to form the synergy between state-owned company through efficiency improvement on operational and business management, which in turn could also be better public services that could be enjoyed by the community. Currently, there are only two routes served by the TITAM system, Regular Route Bandung- Gambir-Tanjung Karang-Kertapati Palembang and Non-Regular route Bandung-Gambir- Tanjung Priok-Sekupang Batam. To purchase a TITAM involved at least two types of transport modes, for example railways, Damri or Ferry. TITAM ticket booking could be done from 30 days before until a day before the trip, for the tickets purchasing by using three fleets such as Railways, Damri, and Pelni. Fees charged ranging from IDR 800 – 900 thousand.

16. Restoration in MV. Dobonsolo and MV. Gunung Dempo