Dasar Pertimbangan Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2016

4 Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, BPP Badan Pelaksana Penyuluhan dan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan. Di Propinsi Bengkulu namakelembagaan formal ini berbeda pada beberapa kabupaten seperti di Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Kepahiang. Permasalahan kelembagaan tetap merupakan bagian yang esensial, baik kelembagaan formal maupun kelembagaan informal. Pada kelembagaan formal telah dibentuk kelembagaan baru yaitu Badan Koordinasi Penyuluhan sebagai lembaga pemerintah non departemen, yang akan merumuskan secara terperinci tentang metode penyuluhan, strategi penyuluhan dan kebijakan penyuluhan. Di tingkat kelembagaan informal telah dibentuk beberapa lembaga baru, misalnya Pos Penyuluhan Desa dan gapoktan. Kementerian Pertanian menargetkan akan membentuk satu gapoktan di setiap desa khususnya yang berbasis pertanian. I ni merupakan satu lembaga andalan baru, meskipun semenjak awal 1990-an gapoktan telah dikenal. Saat ini gapoktan diberi pemaknaan baru, termasuk bentuk dan peran yang baru.Gapoktan menjadi lembaga gerbang gateway institution yang menjadi penghubung petani satu desa dengan lembaga-lembaga lain di luarnya.Gapoktan diharapkan berperan untuk fungsi-fungsi pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pemsaran produk pertanian, dan termasuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani Astuti, 2010.

1.2. Dasar Pertimbangan

1. Penguatan kelembagaan kelompok tani - ternak pada satu kawasan pengembangan komoditas jagung dan sapi secara sinergi berdampingan dalam siklus usahataninya perlu dikembangkan. Kelompok tani yang ada dan termasuk masyarakat yang mempunyai ternak diberdayakan untuk menjadi satu kelompok tani yang mandiri di beberapa desa pada satu kecamatan. Dengan terbentuknya kelompok tani - ternak di beberapa desa akan terbentuk suatu kesamaan persepsi untuk mengusahakan ternak sapi dan jagung bersama-sama pada satu kawasan sehingga dimungkinkan bergabung menjadi Gapoktan. Gapoktan bersama-sama dengan penyuluh setempat, pengamat hama dan pengamat benih dengan membentuk unit- unit usaha berupa unit usaha saprotan, unit usaha pascapanen, unit usaha pembiayaan dan unit usaha pemasaran. 5 2. Petani dalam kelompok tani diusahakan mampu diarahkan tidak hanya sebagai produsen namun menjadi supplier melalui unit -unit usaha dalam Gapoktan. 3. Sistem integrasi sangatmenguntungkan karena ternak dapat memanfaatkan rumput dan hijauan pakan yang tumbuh liar, jerami atau limbah pertanian sebagai pakan, selain menghasilkan kotoran sebagai pupuk organik untuk meningkatkankesuburan tanah. Rohaeni et al 2010, yangmengkaji keragaan model integrasi jagung-ternak di lahan kering yang dilakukan di Desa Sumber Mulia, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut ,sistem integrasi yang diintroduksikan yaitu dari segi budidaya jagung, fermentasi kotoran sapi dan teknologi budidaya ternak sapi. Budidaya jagung yang diintroduksikan yaitu penggunaan pupuk dasar fine compost. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa integrasi usahatani tanaman jagung dan ternak sapi di lahan kering dapat memberikan nilai tambah berupa penggunaan kotoran sapi sebagai fine compost sehingga dapat mengurangi biaya untuk pembelian kotoran ayam,limbah jagung yang dapat dimanfaatkan terutama untuk pakan alternatif pada musim kemarau yaitu daun, batang dan janggel. 4. Hasil pengkajian integrasi pada tahun 2015, komponen teknologi yang dihasilkan adalah potensi lahan sub optimal untuk penerapan model usaha tani integrasi sapi jagung menggunakan bahan organik berasal dari kompos feces sapi terbukti meningkatkan bahan organik tanah. Komposisi pakan berbasis limbah tanaman jagung manis yang direkomendasikan berdasarkan hasil pengkajian sebelumnya adalah formula pakan menggunakan limbah jagung fermentasi 10 dari bobot badan menghasilkan PBBH tertinggi, jenis kompos berbahan baku feces ternak sapi bali.Nilai Penerimaan dan biaya produksi usaha ternak dan tanaman jagung pada lahan sub optimal yang dilakukan secara integrasi meningkatkan pendapatan petani peternak dibandingkan dengan single komoditas. 6

1.3. Tujuan