Pengkajian pemanfaatan kompos dan biourine pada tanaman jagung

12 pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman dan pemanenan tanaman jagung. Ternak sapi yang dipelihara di lokasi pengkajian adalah jenis sapi Bali, rata- rata kepemilikan ternak sapi per peternak adalah 2 - 3 ekor. Sistem pemeliharaan ternak adalah semi intensif dimana ternak digembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada sore harinya. Sistem perkawinan sapi melalui kawin alam dan I B. Pakan yang diberikan berupa hijauan rumput lapangan. Sementara itu limbah tanaman jagung, baik brangkasan maupun tongkol jagung belum dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Peternak belum memberikan konsentrat pada pakan ternaknya, tetapi untuk mineral sudah diberikan dalam bentuk garam dapur.

a. Pengkajian pemanfaatan kompos dan biourine pada tanaman jagung

Kegiatan pengkajian pemanfaatan kompos dan biourine pada tanaman jagung dilaksanakan Desa Batu Raja R dan Desa Batu Layang Kecamatan Hulu Palik di kabupaten Bengkulu Utara. Rancangan pengkajian yang dilakukan adalah rancangan acak kelompok dengan perlakuan varietas 2 varietas dan perlakuan pupuk 2 perlakuan. Varietas yang digunakan adalah Bisi 18 dan Bima Uri 19. Perlakuan pupuk: 1 teknologi pemupukan petani dan 2 teknologi pemupukan petani + kompos bahan baku kotoran sapi + biourine. Ulangan yang digunakan pada masing- masing varietas sebanyak 3 ulangan total petani 6 orang. Total luas pengkajian ini 3 ha. FGD dilaksanakan untuk menentukan teknologi existing petani yang akan dijadikan sebagai perlakuan pembanding. Teknologi existing dalam usahatani jagung meliputi : varietas jagung Bisi 18, jarak tanam 80 cm x 40 cm, 2 biji per lubang, pupuk Urea 200 kg ha, SP-36 100 kg ha dan NPK Phonska 15: 15: 15 100 kg ha, pemberian pupuk 2 x yait u 7-14 HST dan 35-45 HST. Pembuatan kompos dan biourine berbasis kotoran ternak dan urine sapi kegiatan integrasi sapi-jagung dilaksanakan pada bulan April di Desa Batu Layang kecamatan Hulu Palik yang di hadiri oleh Kepala desa Batu Layang, Petugas PPL Desa Batu Layang Junaidi, SP, petugas PPL Desa Batu Raja R Wiwik Sugiwati, Pengurus Kelompok Tani Tri Mukti dan Anggota Kelompok 12 orang. Sebelum pembuatan kompos, disampaikan petunjuk teknis dalam pembuatan kompos. Kompos dibuat menggunakan dekomposer Trichoderma, 13 pupuk kandang kotoran sapi, sekam, dedak dan dolomit. Bahan dasar kompos yang di gunakan sebanyak 3 ton untuk memperoleh kompos sebanyak 4 ton. Dalam waktu 3 minggu kompos menjadi matang, hasil kompos yang diperoleh adalah sudah sesuai dengan ciri khas pupuk organik dengan ciri khas berwarna coklat kehitam-hitaman, tidak berbau busuk kotoran ternak, Tidak lagi panas dan remah gembur. Pembuatan biourine oleh kelompok yang dipandu oleh tim BPTP Bengkulu diikuti oleh petugas PPL dan perangkat desa Desa Batu Layang. Alat dan bahan yang digunakan adalah drum plastik kapasitas 150 liter, pompa air dan selang plastik, urine sapi 100 - 130 liter, tetes tebu molases 750 ml, empon-empon temulawak, temuireng, kunyit 5 kg dan EM-4. Waktu pembuatan biourine selama 7 hari. Hasil biourine yang diperoleh adalah sesuai dengan ciri khas pupuk organik cair dengan ciri khas berwarna agak bening, berbau khas sesuai dengan empon-emponnya, bau busuknya sudah hilang kandungan amoniaknya sudah tidak ada lagi, dan tidak panas. Pelaksanaan plotting lahan pada 6 titik dilahan kelompok tani. Setelah pelaksanaan plotting lahan pengkajian tim BPTP, memberikan herbisida kepada kelompok tani Tri Mukti dan Sri Gati. Pembersihkan lahan dengan penyemprotan herbisida 2 minggu sebelum penanaman. Sebelum penanaman jagung, dilakukan penjelasan tentang budidaya jagung dan pelaksanaan perlakuan pada pengkajian pemanfaatan kompos dan bio-urine pada tanaman jagung petani kooperator kelompok tani Tri Mukti dan kelompok Tri Gati yang diikuti oleh pengurus kelompok tani, petani jagung dan petugas PPL desa batu Raja R. Penanaman jagung tanggal 8 Juni 2016 oleh 6 petani sebagai ulangan. Masing-masing petani menanam 2 varietas jagung yaitu Bisi 18 dan Bima Uri 19 2 perlakuan varietas. Masing-masing petani melaksanakan 2 perlakuan pupuk berbeda yaitu : 1 pemberian kompos sebanyak 32 gr lubang tanam 2 ton ha pada saat tanam sebagai penutup benih dan 2 tanpa kompos sebagai penutup benih adalah tanah biasa. Total luas pengkajian ini 3 ha. Pelaksanaan pengamatan tanaman jagung dilaksanakan pada minggu ketiga Juni 2016. Keragaan tanaman jagung cukup baik, benih mempunyai daya tumbuh ± 95 dan kedua varietas tanaman tersebut tumbuh dengan tinggi tanaman berkisar antara 234 – 260 cm. Pembagian pupuk sesuai perlakuan dan luas tanam petani kooperator jumlah pupuk yang didistribusikan adalah 600 kg 14 urea, 300 kg SP36, 300 kg NPK Ponska, 3.000 kg kompos dan 114 liter biourine. Hasil pemanfaatan kompos dan biourine digunakan sebagai tambahan pupuk pada perlakuan P2.

b. Teknologi pembuatan pakan ternak berbasis limbah jagung