Konsep Gender KAJIAN PUSTAKA

2.2 Konsep Gender

Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin John M. Echols dan Hassan Sahily, 1983: 256. Secara umum, pengertian gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies Encylopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan distinction dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Untuk memahami konsep gender, perlu dibedakan antara kata sex dan kata gender. Sex adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat Ritzer, 2004:94. Dalam kaitan dengan pengertian gender ini. Hubungan laki-laki dan perempuan secara sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan sehari-hari, dibentuk dan dirubah. Sedangkan gender merupakan sesuatu yang dikonstruksi secara sosial, artinya bahwa bagaimana seseorang berperan menjadi laki-laki atau perempuan dipengaruhi oleh sosial, kepercayaan agama, dan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, gender dimaknai secara berbeda dalam budaya yang beragam. Tidak jauh berbeda, seksualitas juga merupakan sesuatu yang dikonstruksikan secara sosial. Sebagai hasilnya, maka seksualitas dialami dan diekspresikan setiap orang dengan cara yang beragam. Seksualitas tidak terbatas pada perilaku atau tindakan seksual, tapi memiliki dimensi yang luas yang berhubungan dengan identitas seseorang. Bagi sebagian orang seksualitas bisa berarti orientasi seksual, namun bagi Universitas Sumatera Utara sebagian lainnya seksualitas bisa dimaknai sebagai kebebasan untuk mengekspresikan diri dan mengambil keputusan atas tubuh mereka. Keberagaman pengalaman dan isu yang berhubungan dengan hal ini dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan. Jadi, Gender dapat dimaknai sebagai pembedaan atara laki-laki dan perempuan secara nilai dan tingkah laku yang dibentuk oleh konstruksi sosial kemasyarakatan tidak baku dan dapat berubah sewaktu-waktu.

2.3 Gender dan Perempuan

Dokumen yang terkait

Analisis Posisi Perempuan dalam Status Sosial Keluarga Pakpak (Studi kasus pada Keluarga Etnis Pakpak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang)

4 72 115

Interaksi Sosial Keluarga Poligami Suku Karo (Studi Kasus di Desa Kutarakyat, Kec. Naman)

6 98 76

Pengaruh Tingkat Status Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Partisipasi Politik Pada Pemilu Presiden 2009 (Studi deskriptif: Kelurahan Sitirejo I, Medan, Sumatera Utara)

1 29 105

Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

1 23 58

Gerakan Sosial HIPPMA ( Himpunan Pensiunan Perkebunan Maju Bersama) Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Pensiunan Buruh PTPN II (Studi Deskriptif Desa Tanjung Sari, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang)

1 30 109

Gerakan Sosial HIPPMA ( Himpunan Pensiunan Perkebunan Maju Bersama) Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Pensiunan Buruh PTPN II (Studi Deskriptif Desa Tanjung Sari, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang)

0 83 109

Pembagian Waris Dalam Perkawinan Tidak Tercatat (Studi Kasus Perkawinan Poligami di Kelurahan Cipete Selatan)

2 38 84

KESETIAAN PASANGAN SUAMI ISTERI (Studi Kasus Pelaku Perkawinan Anak Dibawah Umur Kesetiaan Pasangan Suami Isteri (Studi Kasus Pelaku Perkawinan Anak Dibawah Umur Di Kecamatan Candi Sari, Semarang).

1 2 15

KESETIAAN PASANGAN SUAMI ISTERI (Studi Kasus Pelaku Perkawinan Anak Dibawah Umur Kesetiaan Pasangan Suami Isteri (Studi Kasus Pelaku Perkawinan Anak Dibawah Umur Di Kecamatan Candi Sari, Semarang).

1 1 19

STATUS HUKUM PERNIKAHAN YANG TIDAK TERCATAT MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN INDONESIA

0 0 13