kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah anak dan anak keberapa yang sedang dirawat di rumah sakit.
Kuesioner yang kedua adalah kuesioner tingkat kecemasan orang tua terhadap pemasangan infus pada anak usia prasekolah. Kuesioner ini diadopsi dari
Hamilton Rating Scale for Anxiety HRS – A dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian; yang terdiri dari 28 pernyataan atau gejala kecemasan.
Kuesioner ini menggunakan skala guttman dengan masing-masing pernyataan diberi pilihan jawaban “tidak” atau “ya”. Jika responden menjawab “tidak”, maka
responden tidak mengalami merasakan pernyataan gejala tersebut dan diberi nilai 1. Jika responden menjawab “ya”, maka responden mengalami merasakan
pernyataan gejala tersebut dan diberi nilai 2. Sehingga skor tertinggi untuk tiap pernyataan adalah 2 dan skor terendah adalah 1.
Menurut Sudjana 1992 untuk menghitung jumlah total skor digunakan rumus statistik :
rentang 56-28
28 p =
= ---------------- = ------ = 7
banyak kelas 4
4 Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurang nilai
terendah sebesar 28 dan banyak kelas adalah 4. Dari hasil perhitungan, maka diperoleh panjang kelas sebesar 7. Rentang tingkat kecemasan orang tua terhadap
pemasangan infus pada anak usia prasekolah menurut skala ordinal untuk kategori : cemas ringan nilainya 28–34, cemas sedang nilainya 35–41, cemas berat nilainya
42–48, dan cemas berat sekali panik nilainya 49–56.
6. Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kuesioner tingkat kecemasan orang tua terhadap pemasangan infus pada anak usia prasekolah perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas
dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen kuesioner yang digunakan mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi
tertentu Setiadi, 2007. Uji validitas yang digunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yakni sejauh mana instrumen penelitian memuat isi yang dikehendaki
menurut tujuan tertentu. Isi kuesioner, diuji validitasnya oleh orang yang ahli di bidang keperawatan jiwa, yaitu Ibu Wardiyah Daulay S.Kep. M.Kep.
Untuk mengetahui kepercayaan reliabilitas instrumen maka dilakukanlah uji reliabilitas. Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan
menggunakan alat ukur yang sama. Kuesioner penelitian ini diuji dengan reliabilitas internal yang dipoeroleh dengan cara menganalisa data dari satu kali
pengetesan Arikunto, 2006. Uji reliabilitas dilakukan sebelum mengumpulkan data kepada 30 orang yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian, di RS. St.
Elisabeth Medan, kemudian peneliti menilai responnya. Alasan mengambil 30 responden karena jumlah responden 30 adalah batas jumlah antara sedikit dan
banyak, dengan pengertian bahwa data 30 kurvanya akan mendekati kurva normal adalah merupakan suatu fenomena ciri sifat alami yang normal Machfoedz, et
al., 2005 Uji reliabilitas yang digunakan adalah K-R 20 karena jenis pernyataan pada kuesioner ini adalah pernyataan dikotomi. Instrumen yang baru, dikatakan
reliabel jika memiliki reliabilitas lebih dari 0,632 Azwar, 2003. Nilai reliabilitas pada kuesioner ini adalah 0,84, maka kuesioner ini dinyatakan reliabel.
7. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengisi kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat surat izin
pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan USU dan surat izin dari lokasi penelitian yaitu di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan. Sebelum membagikan kuesioner, peneliti terlebih dahulu menyeleksi
responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan tentang tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian
kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent. Responden yang sesuai dengan kriteria
penelitian dan bersedia menjadi responden, diberi lembar kuesioner lalu peneliti menanyakan apakah dalam mengisi jawaban kuesioner reponden mau dibacakan
oleh peneliti atau membaca sendiri dan responden diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada pernyataan yang tidak dipahami. Selesai pengisian peneliti
mengambil kuesioner yang telah diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang, dapat langsung dilengkapi.
Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.