VISI SUDIRMAN CBD STUDI KASUS : KAWASAN SUDIRMAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT SCBD JAKARTA

BAB III STUDI KASUS

3.1 STUDI KASUS : KAWASAN SUDIRMAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT SCBD JAKARTA

Jalan Sudirman telah menjadi bagian dari area emas untuk perkembangan bisnis di Jakarta. Dengan segala kelengkapan yang terintegrasi, pelakupengguna dapat melakukan bisnis dengan mobilitas tinggi, didukung oleh fasilitas untuk membantu menghadapi persaingan global. Seperti kawasan bisnis di berbagai belahan dunia, infrastruktur yang ada selalu dituntut untuk berkembang pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 1992, PT Danayasa Arthatama Tbk, sebagai salah satu developer terkemuka di Indonesia mulai mengembangkan sebuah kawasan bisnis terintegrasi, dengan visi mengantar Jakarta menuju kota masa depan, dengan menghadirkan sebuah kawasan terpadu dan bangunan kelas dunia serta fasilitas penunjang dengan fungsi‐fungsi hunian, bisnis, serta gaya hidup lifestyle. Pengembangan SCBD diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban bagi persoalan lalu lintas dan peningkatan permintaan akan fasilitas publik. SCBD dikembangkan di jantung bisnis Jakarta, dengan keunggulan lokasi, dipadukan dengan bangunan dan infrastruktur yang dirancang dengan baik.

3.1.1 VISI SUDIRMAN CBD

Setiap kota besar dipastikan akan menjadi magnet bagi manusia progresif dan ingin selalu berkembang. Kesenjangan antara realita akan sibuknya kehidupan metropolitan dan mimpi manusia akan meningkatkan kreativitas dan memotivasi kota untuk menciptakan lingkungan yang direncanakan dan dirancang dengan baik, untuk mendukung berbagai macam aktivitas. Untuk itu dibutuhkan tempat yang spacious dan liberated yang tumbuh di lingkungan yang berkembang dengan pesat. Pada 1991, PT Danayasa Arthatama Tbk memulai mengembangkan masterplan SCBD Sudirman Central Business District dengan bantuan dua konsultan masterplan, CESMA International serta Philip Cox dari Australia. Pada tahun 1992, pembangunan superblok ini dimulai, dan pada 1994‐1995 sebagian besar infrastruktur telah diselesaikan. SCBD menyuguhkan konsep mengintegrasikan ruang publik, kompleks apartemen highrise, hotel, kondominium, pusat perbelanjaan, serta fasilitas rekreasi. Kawasan ini terbagi dalam 24 lot, sembilan lot didesain untuk apartemen, tujuh lot untuk perkantoran, serta satu lot untuk rumah sakit. Tiga lot lainnya akan diisi oleh hotel berbintang 5. Sisa lot lainnya akan digunakan untuk pengembangan commercial mixed‐use yang menggabungkan perkantoran, hotel, serta retail dalam satu area terintegrasi. Lokasi adalah faktor yang signifikan dalam kesuksesan sebuah pengembangan property. SCBD terletak diantara dua jalan utama Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Jenderal Gatot Universitas Sumatera Utara Subroto pada bagian selatan dari segitiga emas Jakarta. Akses masuk dan keluar SCBD relatif mudah, dengan total tujuh akses. Dalam SCBD sendiri, 13 hektar lahan disediakan bagi pengembangan jaringan jalan dan lansekap. Untuk menangani masalah lalu lintas, jaringan jalan internal di kawasan SCBD dikerjakan oleh konsultan internasional. Saat ini, infrastruktur SCBD telah diselesaikan, menjadikannya pelopor superblok di Indonesia yang menghadirkan pusat perkantoran, retail, hotel, rumah sakit, serta fasilitas lifestyle berkelas dunia. SCBD memiliki variasi kegunaan lahan, mendukung aktivitas sosial dan budaya, serta kebutuhan bisnis dan hiburan, dalam satu kawasan.

3.1.2 SARANA DAN FASILITAS