Kepegawaian Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta

8. Kepegawaian Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta

Sampai dengan Agustus 2011, jumlah keseluruhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mendukung kinerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta terdiri dari 422 orang, dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sampai dengan Agustus 2011, jumlah keseluruhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mendukung kinerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta terdiri dari 422 orang, dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS)

a) Jumlah Pegawai berdasarkan Status Kepegawaian

Tabel 4.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Per Agustus 2011

No Status kepegawaian

Jumlah (orang)

2. Tenaga Harian

Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar kota Surakarta) (

Dari tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Per Agustus 2011 diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar status pegawai di Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencapai 83,2 % dari jumlah pegawai. Sementara sisanya 16,8 % berstatus tenaga harian (THL).

Dari total 351 orang PNS tersebut, 10 orang diantaranya berstatus golongan IV, golongan III ada 65 orang, golongan II ada 173 orang dan golongan I ada 103 orang.

Tabel 4.2

Jumlah Pegawai Berdasakan Tingkat Pendidikan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Per Agustus 2011

No

Pendidikan

Jumlah (orang)

Presentase PNS (%)

71 100 ( Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar kota Surakarta 2011)

Berdasarkan tabel 4.2. diatas, dari 422 orang total pegawai PNS dan tenaga harian di Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, tingkat pendidikan yang paling banyak dienyam adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 48,3%, kemudian diikuti oleh Sekolah Dasar (SD) sebanyak 22,3%, %, lalu pendidikan Sekolah Menegah Pertama (SMP) sebanyak 16,1%. Sedangkan pegawai yang menyelesaikan pendidikan dibangku perkuliahan baik Diploma-3 sampai dengan jenjang Strata-2 berjumlah 56 orang atau 13,3%.

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAGIAN PERENCANAAN,

SUBBAGIAN

SUBBAGIAN UMUM

EVALUASI DAN PELAPORAN KEUANGAN

DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PENGELOLAAN PENDAPATAN

BIDANG

BIDANG

BIDANG PENGAWASAN

KEBERSIHAN DAN

DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

SEKSI PENATAAN DAN PENDATAAN DAN

SEKSI SEKSI PERALATAN SEKSI PEMBERDAYAAN

DAN KEBERSIHAN

DAN PEMBINAAN

PEMBINAAN PEDAGANG

PENETAPAN PEDAGANG

KAKI LIMA

SEKSI SEKSI

SEKSI KEAMANAN DAN

SEKSI PENGENDALIAN

PENAGIHAN DAN PEMELIHARAAN

KETERTIBAN

PEDAGANG KAKI LIMA

PENERIMAAN FASILITAS PASAR

SEKSI SEKSI

SEKSI PENGAWASAN

PEMBUKUAN PEMELIHARAAN

PEDAGANG

BANGUNAN PASAR

Sumber : Perda No 6 Tahun 2008

Dalam sub bab ini penulis akan menguraikan data yang telah diperoleh selama penelitian secara deskriptif kualitatif tentang strategi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam optimalisasi penerimaan retribusi pasar tahun 2011, yang mengacu pada strategi yang dikemukakan oleh Adrian Sutedi, yaitu : (1) Memperluas basis penerimaan, (2) Meningkatkan pengawasan, dan (3) Memperkuat proses pemungutan.

Strategi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam Optimalisasi Penerimaan Retribusi Pasar Tahun 2011

 Fungsi Retribusi Pasar

Sebagai kota yang hanya memiliki luas + 44 Km 2 dan tidak memiliki

banyak lahan pertanian yang cukup untuk dikelola, maka perdagangan menjadi roda perekonomian yang utama bagi masyarakat di kota Surakarta (Solo). Karena itu Kota Surakarta memiliki banyak pasar tradisional yang berfungsi sebagai tujuan akhir dari pendistribusian barang dagangan sebelum ditawarkan kepada pembeli/konsumen. Saat ini Kota Surakarta memiliki sekitar 43 pasar tradisional,

bisa dikatakan bahwa hampir dalam setiap 1 Km 2 terdapat 1 pasar tradisional.

Banyaknya jumlah pasar tradisional tersebut berpengaruh pula pada peningkatan jumlah penerimaan retribusi pasar, sehingga retribusi pasar ini menjadi potensi penerimaan retribusi yang paling besar diantara jenis retribusi lainnya di Kota Surakarta. Hal itu terbukti dengan kontribusi retribusi pasar di Kota Surakarta Banyaknya jumlah pasar tradisional tersebut berpengaruh pula pada peningkatan jumlah penerimaan retribusi pasar, sehingga retribusi pasar ini menjadi potensi penerimaan retribusi yang paling besar diantara jenis retribusi lainnya di Kota Surakarta. Hal itu terbukti dengan kontribusi retribusi pasar di Kota Surakarta

“ Retribusi dipungut untuk pencapaian PAD Kota Surakarta. Retribusi nantinya akan dikembalikan atau dinikmati dalam bentuk pembangunan atau renovasi pasar dan penambahan sarana prasarana. ” (Wawancara, 9 Agustus 2011)

Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh Bapak Totok Supriyanto, Kepala Pasar Legi Kota Surakarta, sebagai berikut : “Retribusi kan sejumlah uang yang wajib disetor pedagang ke DPP yang

nantinya juga disetor ke Pemkot sebagai PAD. Fungsinya sebagai kewajiban pedagang dalam rangka sumbangsih berupa sejumlah rupiah yang harus disetor ke DPP yang nantinya disetor ke kas daerah sebagai sumber PAD.” (Wawancara, 16 Agustus 2011)

Dari kedua pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa retribusi pasar merupakan kewajiban yang dibebankan kepada para pedagang pasar dan berfungsi sebagai pendukung pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan dikembalikan lagi kepada para pedagang dalam bentuk pembangunan atau renovasi pasar. Dalam pelaksanaan alur pemungutan retribusi, pertama-tama petugas pemungut pada masing-masing pasar mengumpulkan retribusi dari para pedagang, kemudian hasil pemungutan dihitung dan diserahkan kepada pemegang kas pasar, setelah semua terkumpul maka dibuatkan laporan penyetoran berupa Bend 17 (bentuk laporan nominal) dan Dastat (bentuk laporan pembukuan).

disetorkan ke PT. Bank Jateng (BPD Kota Surakarta) sebagai tempat pengumpulan seluruh retribusi yang ada di Kota Surakarta. BPD Kota Surakarta akan mengeluarkan tanda bukti penyetoran, tanda bukti tersebut kemudian dibawa ke DPP Kota Surakarta. Sebagai tanda telah membayar retribusi, pedagang kios dan los akan mendapatkan kartu retribusi dari petugas, sedangkan pedagang plataran akan mendapatkan karcis retribusi.

Oleh karena itu, dalam rangka optimalisasi penerimaan retribusi pasar, Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) sebagai instansi penggali harus mempunyai beberapa strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi atau upaya yang dilakukan oleh DPP dalam optimalisasi penerimaan retribusi, yaitu :