Pengujian Menggunakan Metode Kruskal-Wallis terhadap Kasus- kasus Studi
5.2 Pengujian Menggunakan Metode Kruskal-Wallis terhadap Kasus- kasus Studi
Metode Kruskal-Wallis adalah suatu metode perbandingan titik tengah banyak aspek untuk mencari apakah terdapat perbedaan titik tengah yang signifikan dari model-model yang terbentuk. Metode ini mirip dengan metode perbandingan dua titik tengah Mann-Whitney yaitu dengan mengurutkan peringkat dari tiap-tiap hasil studi dari seluruh group, dalam hal ini peringkat berdasar jalur terpendek yang terbentuk dengan grup-grup berupa kombinasi dari empat parameter yang digunakan, lalu menghitung nilai uji H. Hasil H hitungan dibandingkan dengan tabel H untuk mencari nilai signifikansinya.
Rumus perhitungan nilai H adalah sebagai berikut:
N(N+ 1)
dengan R i adalah jumlah peringkat pada tiap grup, N adalah total jumlah sampel dan n i adalah jumlah sampel dalam tiap grup.
Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
MTCA Peringkat Klaster
MCCA
MCCE
Peringkat Klaster Prosentase 11,5
Prosentase
Peringkat Klaster
Prosentase
Klaster KB3 87,44% 24,5
Klaster KB1
Klaster KB1
Klaster TM2
16 Klaster KB1 78,74% 40 Klaster KB3
Klaster TM4
24,5 Klaster TM2 75,26% 50,5
18 Klaster KB2
Klaster TM1
38,5 Klaster TM4 71,11% 54 Klaster BL4
Klaster KB3
42 Kalster BL2 68,05% 56,5
21 Klaster BL4
Klaster TM4
44,5 Klaster TM1 67,96% 60 Klaster BL1
Klaster TM2
48 Klaster BL1 67,80% 65 Klaster KB2
Klaster TM1
49 Klaster KB2 67,26% 66 Klaster BL3
70 Klaster BL1
52 Klaster BL3 65,97% 68 Kalster BL2
73 Klaster BL3
63 Klaster BL4 60,42% 77 Klaster TM3
Klaster TM3
86 Kalster BL2
81,5 Klaster TM3 32,27%
CLCCE Peringkat Klaster
MTCE
CLCCA
Peringkat Klaster Prosentase 2,5
Prosentase
Peringkat Klaster
Prosentase
Klaster KB3
1 Klaster KB2 90,69% 10 Klaster KB1
Klaster KB1
6 Klaster BL4 85,44% 19,5
Klaster TM2
Klaster KB1 81,99% 28,5
Klaster KB2
31 Klaster BL4
13,5 Klaster TM4 79,70% 36,5
Klaster TM2
41 Klaster KB3
28,5 Klaster TM2 75,00% 46,5
Klaster TM1
43 Klaster KB2
32,5 Klaster TM1 74,18% 55 Klaster BL4
Klaster TM4
Klaster TM1
35 Klaster KB3 72,14% 69 Klaster BL1
Klaster TM4
71 Klaster BL3 42,71% 74 Klaster BL3
58 Klaster BL1
76 Klaster BL1 37,94% 79,5
59 Klaster BL3
Klaster TM3
83,5 Klaster TM3 30,98% 87 Kalster BL2
67 Kalster BL2
78 Klaster TM3
88 Kalster BL2 22,27%
Peringkat Klaster
Prosentase 4,5
Prosentase
Peringkat Klaster
88,47% 22 Klaster BL4
Klaster KB3
Klaster KB3
7 Klaster KB2
Klaster TM2
79,57% 34 Klaster KB1
15 Klaster BL4
17 Klaster KB1
Klaster TM4
Klaster TM2
Klaster TM1
72,00% 53 Klaster BL3
Klaster TM1
67,82% 61 Klaster BL1
Klaster TM4
40,85% 62 Kalster BL2
72 Klaster BL1
38,81% 64 Klaster KB2
75 Klaster BL3
Klaster TM3
Klaster TM3
85 Kalster BL2
Tabel 5.1: Pemeringkatan Berdasar Prosentase Hasil terhadap Panjang Awal Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan peringkat pada tabel-tabel di atas, maka nilai H dapat dihitung sebagai berikut:
N(N+ 1) i=1
12 573 2 454 2 463,5 2 508 2 520,1 2 443,5 2 489,5 2 464,5 2 H =
+ - 3(N+1) 88(88+1)
H = 4.81
Nilai degrees of freedom (k), yaitu nilai (jumlah grup -1), dalam pengujian di atas adalah k=(8-1)=7. Dengan membandingkan hasil hitungan nilai H di atas terhadap signifikansi nilai H dalam tabel 5.5, dapat dilihat bahwa H terhitung yaitu 4.81 dengan degree of freedom 7 memiliki nilai signifikansi antara 0,5 hingga 0,75, jauh di atas nilai signifikan 0,05 yang oleh beberapa peneliti dianggap sebagai batas penentu untuk menyatakan apakah perbedaan antar nilai tengah yang diamati cukup signifikan. Dengan kata lain, hasil H terhitung dari perbandingan nilai tengah panjang jalan yang terbentuk tidak signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berarti dari penerapan aspek- aspek jenis keterhubungan dan minimalisasi biaya terhadap panjang jaringan jalan.
Implikasi lebih lanjut dari temuan tersebut adalah bahwa model jaringan jalan yang diturunkan dari pedoman-pedoman nasional di Indonesia yang berhubungan dengan perencanaan jaringan jalan tidak kurang efektif dibanding dengan model jaringan jalan yang dikembangkan oleh Makarachi dan Tillotson (1991). Pembahasan lebih lanjut tentang mengapa hal tersebut terjadi disajikan dalam bagian lebih lanjut dalam bab ini.
Selanjutnya, untuk menguji validitas dari hasil uji menggunakan metode Kruskal- Wallis tersebut, maka dilakukan pengujian perbandingan dua titik tengah menggunakan metode Mann-Whitney. Ini berarti bahwa dilakukan pengujian terhadap pasangan-pasangan jaringan jalan yang terbentuk dari dua parameter dari dua aspek yang berbeda. Hasil pengujian selengkapnya disajikan dalam bagian selanjutnya.
Tabel 5.2: Tabel Distribusi Chi-Square (Nilai H)