Deskripsi Data dan Hasil Penelitian
4.1 Deskripsi Data dan Hasil Penelitian
4.1.1 Metoda Kuantitatif
4.1.1.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk penelitian dengan metode kuantitatif adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada karyawan PT Borneo Alam Semesta yang mendapat pengaruh langsung atau yang mengetahui secara jelas dan rinci mengenai program pemagangan mekanik alat berat yang dilakukan. Dari 33 kuesioner yang dibagikan kepada 33 karyawan yang berada di 4 Lokasi, yaitu BS-01 (Jakarta dan Balikpapan), BS-02 (Jorong Kalimantan Selatan) dan BS-03 (Melak Kalimantan Timur) semuanya dikembalikan dan diisi dengan lengkap sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian tingkat pengembalian kuesioner mencapai 100 %.
4.1.1.2 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur validitas dari setiap pertanyaan yang disampaikan di dalam suatu kuesioner. Uji validitas terhadap respon yang diperoleh dari responden dilihat dari hasil korelasi antara masing-masing skor butir pertanyaan terhadap total skor variabel. Hasil pengujian validitas dari masing-masing butir-butir pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.
Dari tabel 3 terlihat bahwa dari 35 pertanyaan yang disampaikan di dalam kuesioner semuanya dapat dikategorikan valid mengingat nilai korelasi pearsonnya menunjukan adanya hubungan yang signifikan.
Tabel 3 Hasil uji Validitas
Sumber : Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS
4.1.1.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dari kuesioner dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alfa yang dihasilkan dari data kuesioner tersebut. Suatu variabel dapat dikategorikan sebagai variabel yang reliabel apabila mempunyai nilai Cronbach Alfa lebih besar dari
0.6. Hasil Uji Reliabilitas dari masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas
Sumber : Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS
Dari tabel 4 terlihat bahwa nilai Cronbach Alfa untuk VAR001 adalah sebesar 0,088. Karena nilai Cronbach Alfa tersebut lebih kecil dari 0.6 maka variabel tersebut dapat dianggap tidak reliabel. Untuk FaktorDiLuarSDM sampai dengan MechanicalAvailabilty nilai Cronbach Alfa yang diperoleh adalah lebih besar dari 0,6. Dengan demikian variabel- variabel tersebut dapat dikategorikan sebagai reliabel.
4.1.1.4 Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan, variabel-variabel yang dapat dianggap
reliabel
adalah
FaktorDiLuarSDM sampai dengan
MechanicalAvailability sementara
PengaruhKinerjaPlanTerhadap-
Perusahaan diduga tidak reliabel dan tidak digunakan untuk penelitian. Selanjutnya nilai FaktorDiLuarSDM sampai dengan MechanicalAvailability didapat dari rerata masing-masing response untuk pertanyaan yang menjadi elemen dari masing-masing variabel tersebut.
Tabel 5 Data FaktorDiLuarSDM sampai dengan MechanicalAvailability
Sumber : Data Kuesioner diolah kembali
4.1.1.5 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dari masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 6
Tabel 6 Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel
Sumber : Hasil Pengolahan dengan menggunakan SPSS
4.1.1.6 Analisa Jalur
Untuk meneliti pengaruh masing masing variabel terhadap variabel lainnya digunakan analisa jalur dengan model sesuai gambar 6 yang dibuat dengan menggunakan bantuan IBM SPSS AMOS versi 20. Dari gambar 6 terlihat bahwa hubungan yang terjadi antara masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) MechanicalAvailability, MeanTimeBeforeFailure dan MeanTimeToRepair sebagai variabel dependen masing-masing dipengaruhi oleh 3 variabel independen
KualitasSDM dan KualitasPesertaMagang sehingga hubungan yang terjadi diantara variabel- variabel tersebut dapat digambarkan dalam persamaan berikut ini :
yaitu
FaktorDiluarSDM,
MeanTimeToRepair = a + b 1 FaktorDiluarSDM + b 2 KualitasSDM +
b 3 KualitasPesertaMagang + e MeanTimeBeforeFailure = a + b 1 FaktorDiluarSDM + b 2 KualitasSDM +
b 3 KualitasPesertaMagang + e MechanicalAvailability = a + b 1 FaktorDiluarSDM + b 2 KualitasSDM +
b 3 KualitasPesertaMagang + e
2) KualitasSDM sebagai variabel dependen dipengaruhi oleh 1 variabel independen yaitu KualitasPesertaMagang sehingga hubungan yang terjadi diantara variabel-variabel tersebut dapat digambarkan dalam persamaan berikut ini :
KualitasSDM = a + b 1 KualitasPesertaMagang + e
Gambar 6 Model Analisa Jalur
4.1.1.7 Hasil Pengolahan Data Dengan Menggunakan SPSS AMOS Ver. 20
Gambar 7
Hasil Analisa Jalur dengan menggunakan SPSS AMOS Ver. 20
Tabel 7 Koefisien Regresi
Sumber : Hasil Pengolahan dengan menggunakan SPSS AMOS
Tabel 8
Total Pengaruh Masing-Masing Variabel
FaktorDiluar
KualitasPesertaM agang KualitasSDM
M echanicalAvailability
M eanTimeBeforeFailure
M eanTimeToRepair
Sumber : Hasil Pengolahan dengan menggunakan SPSS AMOS
Tabel 9
Pengaruh Langsung Masing-Masing Variabel
KualitasPesertaM agang KualitasSDM KualitasSDM
FaktorDiluarSDM
M echanicalAvailability
M eanTimeBeforeFailure
M eanTimeToRepair
Sumber : Hasil Pengolahan dengan menggunakan SPSS AMOS
Tabel 10
Pengaruh Tidak Langsung Masing-Masing Variabel
KualitasPesertaM agang KualitasSDM KualitasSDM
FaktorDiluarSDM
M echanicalAvailability
M eanTimeBeforeFailure
M eanTimeToRepair
Sumber : Hasil Pengolahan dengan menggunakan SPSS AMOS
Tabel 11 Nilai Varians
Sumber : Hasil Pengolahan dengan menggunakan SPSS AMOS
4.1.2 Metode Kualitatif
4.1.2.1 Sumber Data
Sumber data analisa kualitatif merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang dikirimkan kepada tiga orang manajer yang mengetahui secara rinci program pelatihan mekanik alat berat yang dilakukan oleh PT Borneo Alam semesta dan kinerja serta kontribusi peserta magang di dalam kegiatan operasional perusahaan. Tiga orang manajer yang diminta untuk meengisi kuesione adalah Plant Manager , Plant Asset Manager serta Training and Development Manager.
4.1.2.2 Rangkuman Respon Pertanyaan # 1
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan program pemagangan tidak berpengaruh terhadap MTBF.
Responden No. 1
1) Kondisi unit yang memang sudah waktunya schedule major overhaul.
2) Tidak adanya routable spare part yang bisa mempercepat pekerjaan major overhaul.
3) Tidak menggunakan remanufacturing component dari dealer, melainkan melakukan overhaul sendiri, untuk menekan biaya, sehingga waktu perbaikan lebih lama.
4) Mulai timbul kerusakan unit yang memerlukan waktu perbaikan cukup lama karena jam kerja yang mulai tinggi, seperti retak chassis DT, retak boom cylinder , swing gear excavator rusak, articulated bracket plate grader retak.
Responden No. 2
1) Kompetensi peserta magang terhadap jenis pekerjaan yang ada belum tercapai sepenuhnya ( perlu tambahan jam terbang).
2) Kompetensi pengawas dalam pembimbingan dan pengawasan kurang maksimal.
3) Konsistensi dan komitmen bersama dalam menjalankan maintenance management secara benar belum terlaksana.
4) Belum tersedianya standar baku untuk program maintenance management.
5) Fokus pekerjaan cenderung ke arah kuantitas selesainya pekerjaan di bandingkan dengan kualitas hasil pekerjaan.
6) Metode pengembangan terutama terkait dengan program On-job Training belum terlaksana secara benar karena kondisi lapangan yang kurang mendukung.
7) Keterbatasan tempat dan alat praktek (workshop, tools, component practical ).
8) Belum tersedianya shop manual/part-book/ prosedur secara lengkap dilapangan.
9) Belum tersedianya tool secara lengkap dan sesuai.
10) Belum adanya program pengembangan yang tepat seperti ketersediaan serta kualitas spare-part, material serta engineering modification improvement.
Responden No. 3
1) Jumlah meknik berpengalaman yang tidak memenuhi untuk menangani pekerjaan yang ada.
2) Banyanya Redo Job
3) penggunaan sparepart alternatif (bukan original)
Pertanyaan # 2
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan program pemagangan tidak berpengaruh terhadap MTTR.
Responden No. 1
1) Kurangnya pengalaman dari peserta pemagangan.
Responden No. 2
1) Sama dengan jawaban pertanyaan No 1.
Responden No. 3
1) Jumlah unit produksi yang tidak konsisten .
2) Penambahan unit dari site lain sementara komposisi atau rasio mekanik terhadap alat tidak mengalami perubahan.
3) Keahlian atau skill mekanik yang belum merata
4) Banyaknya Re-Do.
5) Penggunaan spare-part alternatif
Pertanyaan # 3
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan program pemagangan tidak berpengaruh terhadap MA.
Responden No. 1
1) Sama seperti jawaban sebelumnya.
Responden No. 2
1) Sama dengan jawaban pertanyaan No. 1.
Responden No. 3
1) Rasio Manpower terhadap Unit tidak dijaga keseimbangannya.
2) Belum sempurnanya proses regenerasi antara Mechanic Apprenticeship dan , Skilled Mechanik. serta sistem kerja mekanik.Development harus inline dengan program Mechanic Apprentise.
3) Sistem pengembangan mekanik yang dilakukan belum sejalan dengan program pemagangan mekanik.
Pertanyaan # 4
Kualitas mekanik yang dihasilkan dari program pemagangan mekanik alat berat dibandingkan mekanik lain.
Responden No. 1
1) Mekanik yang dihasilkan oleh program pemagangan mekanik alat berat mempunyai kualitas yang lebih baik karena mereka sudah mempunyai bekal dasar-dasar pengetahuan mekanik yang di ajarkan di kelas. Namun demikian mereka masih perlu pengalaman langsung sebagai mekanik.
Responden No. 2
1) Kualitas baik technical knowledge, skill maupun attitude (semangat belajar/bekerja) lebih baik.
Responden No. 3
1) Mekanik peserta magang dari awal memang dipersiapkan dari nol dan diberikan pemahaman mengenai teknik perawatan baik berdasarkan sistem maupun standar manual dealer.
2) Secara teoritis dan pola pikir sangat bagus sehingga sangat mendukung pekerjaan yang dilakukannya di lapangan.
3) Perlu diberikan waktu jam terbang utk mengembangkan apa yg diterima secara prosedural tersebut sehingga lebih mempercepat proses pekerjaannya.
Pertanyaan # 5
Kelebihan mekanik yang dihasilkan program pemagangan mekanik alat berat di bandingkan mekanik lain .
Responden No. 1
1) Pengetahuan dasar mekanik mengenai sistem mesin, power train, hydraulic , dan penguasaan penggunaan tools.
2) Mempunyai pengetahuan mengenai dasar keselamatan dalam bekerja.
3) Memiliki tingkat kedisiplinan yang lebih baik.
4) Lebih mudah di arahkan oleh pengawas.
Responden No. 2
1) Paper work/ reporting skills lebih baik.
2) Pembacaan shop-manual/partbook lebih baik (memiliki bahasa technical lebih unggul)
3) Kemampuan analisis technical yang lebih baik
4) Semangat belajar/bekerja untuk berkembang jauh lebih baik.
5) Basic tehnical lebih baik.
6) Mudah untuk di arahkan/dikembangkan.
Responden No. 3
1) Mudah sekali untuk menerima instruksi kerja, karena memang dididik untuk loyal dan disiplin terhadap atasan.
2) Bekerja dengan menggunakan sistem dan manual sehinga standar dealer bisa terpenuhi.
3) Sistem kerja sesuai dengan sistem plant yg dijalankan, flow process pekerjaan serta proses penyelesaian pekerjaan.
4) Karena sudah didik secara teori yg bagus di dalam kelas, maka dalam praktek sangat mudah untuk memahami pekerjaannya di lapangan.
5) Mereka sudah tahu cara-cara untuk bisa berkembang dan naik ke level berikutnya dan mempunyai motivasi lebih untuk meraihnya.
Pertanyaan # 6
Kekurangan mekanik yang dihasilkan program pemagangan mekanik alat berat di bandingkan mekanik lain .
Responden No. 1
1) Pengalaman dilapangan untuk memperbaiki unit dengan cepat, sesuai kondisi yang ada.
Responden No. 2
1) Kurangnya jam terbang atau pengalaman sehingga masih perlu bimbingan.
2) Cenderung mudah mengikuti prosedur di lapangan kurang atau tidak sesuai dengan manualnya (mudah mengikuti senior/lingkungan yang ada di lokasi dimana mereka bekerja).
3) Masih perlu bimbingan dan pengawasan selama kurang lebih 1-2 tahun setelah lulus untuk bisa lebih mandiri.
Responden No. 3
1) Pengalaman kerja perlu terasah dan diperlukan Trade Trainer utk tetap memantau perkembangan keahlian dari mekanik hasil program magang tersebut.
2) Pada umumnya karena kurangnya pengalaman maka dalam proses pengambilan keputusan perbaikan masih kurang percaya diri.
Pertanyaan # 7
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja dari plant departemen (MTBF, MTTR dan MA) selain dari kualitas mekanik.
Responden No. 1
1) Kualitas maintenance yang baik, service, greasing, mechanical inspection, schedule major overhaul.
Responden No. 2
1) Maintenance Management System /Prosedur yang baku.
2) Komitmen dan konsistensi pengawas dalam menjalankan prosedur.
3) Kompetensi pengawas yang lebih baik (Technical maupun Supervisory Skills ).
4) Komunikasi struktural dan fungsional antara semua pihak yang terlibat.
5) Meeting koordinasi secara regular dengan bagian lain yang terkait (Mining dan Support).
6) Appraisal, Reward dan Punishment yang objectif dan berimbang.
7) Performance Analysis Review secara regular dan konsisten.
8) Improvement program perlu di lakukan baik untuk aspek engineering maupun plant strategic.
9) Pengelolaan warehouse dan inventory terkait dengan availability spare- part .
10) Pemilihan supplier yang tepat terkait dengan hasil pengerjaan repair, ketersediaan spare-part/material yang berkualitas, efisien dan efektif.
11) Ketersedian tools dan equipment yang sesuai kondisi pekerjaan.
12) Komitment penerapan peraturan/kebijakan K3 yang konsisten dan tegas.
13) Prosedur rekrutmen yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan.
14) Program pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
Responden No. 3
1) Tim planning dan scheduling yg berjalan baik.
2) Tim Backlog Inspection juga berjalan baik.
3) Tim Service dan Overhaul yang berjalan baik.
4) Tim Unscheduled yg cekatan dan bisa diandalkan.
5) Perlunya jumlah pasti unit production yg bekerja sesuai dengan kapasitas tambang sebenarnya.
6) Kualitas spare-part dan timeline yg cepat.
7) Kualitas supervisor lapangan dalam pendelegasian job sesuai dengan tujuan sistem yang berlaku di perusahaan.
Pertanyaan # 8
Hal yang harus diperbaiki agar program pemagangan mekanik alat berat dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kinerja divisi Plant (MTBF, MTTR dan MA).
Responden No. 1
1) Program pemagangan mekanik sudah baik untuk memberikan pengetahuan dasar mekanik. Perlu ada pelatihan tentang produk yang kita gunakan dari produsen atau dealer alat berat agar peserta magang bisa lebih memahami sistem dan trouble shooting unit yang digunakan.
Responden No. 2
1) Maintenance Management System yang baku dan standard sebagai acuan Trainer untuk melatih peserta magang.
2) Komitment dan konsisten bersama dalam penerapan prosedur karena hal ini menjadi acuan peserta magang dalam belajar dilapangan khususnya selama OJT.
3) Perumusan output program pemagangan yang lebih tepat sesuai kebutuhan plant guna merancang program pengembangan yang lebih tepat sasaran.
4) Peningkatan kompetensi pengawas dan Trade Trainer secara berkesinambungan.
5) Proses pembimbingan dan penempatan job selama On the Job Training yang tepat sehingga sesuai dengan kompetensi yang telah di dapatkan selama Off the Job Training.
6) Penyusunan program On the Job Training yang lebih baik sesuai kondisi lapangan dan pengetahuan yang telah di dapatkan.
7) Evaluasi peserta magang selepas On the Job Training secara regular sebagai bahan untuk program pengembangan kedepannya.
8) Program assessment kompetensi yang lebih baik.
9) Penyediaan fasilitas training yang lebih baik termasuk ruang training dan workshop, tools yang sesuai , komponen/ alat praktek, literature baik shop manual maupun part book .
10) Program rekrutmen yang lebih selektif.
11) Penyediaan benefit yang lebih baik yang di berikan kepada peserta magang sebagai alat untuk menjaring calon peserta yang lebih berkwalitas.
12) Penyediaan penghargaan bagi peserta magang terbaik.
13) Penerapan program Bintalsik terhadap semua anggota tim Plant dan peserta magang untuk membangun tim yang solud serta team work secara total.
Responden No. 3
1) Existing Mekanik juga harus mempunyai program pengembangan yg jelas dan berjalan sesuai aturan, sehingga tidak mempengaruhi program pemagangan ketika bercampur dilapangan.
2) Perlunya Trade Trainer lapangan untuk benar-benar2 memantau perkembangan peserta pemagangan ketika terjun kedalam kegiatan operasional.
3) Perlunya atasan dilapangan memberikan delegasi pekerjaan dengan melakukan kolaborasi antara mekanik yg telah mempunyai keahlian dengan peserta magang sehingga terjadi sinergi dan proses transfer pengetahuan dan keahlian.