Konsep Kesepadanan Thesis Diyah Fitri Wulandari

17 2. Kesepadanan pada tataran di atas kata Sebuah kata tidak selalu berdiri sendiri, tetapi terkadang kata tersebut hadir dengan kata lain dan membentuk suatu rangkaian makna. Rangkaian kata tersebut dinamakan frase. Dalam bahasa Ingrris terdapat banyak sekali frase atau kolokasi yang dibentuk dari dua kata atau lebih dan maknanya berbeda dengan kata tersebut apabila berdiri sendiri. Sebagai contoh, kata take yang berarti mengambil, dan after yang berarti setelah. Namun, apabila kedua kata tersebut digabung take after maka maknanya berubah yaitu mirip atau menyerupai. Oleh karena itu seorang penerjemah harus mengetahui makna frasa, kolokasi serta idiom dengan baik agar dapat mengalihkan pesan teks dengan baik pula. 3. Kesepadanan gramatikal Kesepadanan pada tingkat gramatikal meliputi kesepadanan sintaksis danmorfologi. Contoh kesepadanan pada tingkat morfologi dalam bahasa inggris yaitu penambahan ā€œ-sā€ pada kata benda sebagai penanda jamak, tetapi dalam bahasa Indonesia tidak mempunyai konsep tersebut. Kesepadanan pada tingkat sintaksis ditunjukkan oleh struktur grammatikal, kelompok-kelompok kata, frasa dan kalimat. Kesesuaian antar kelas kata seperti kata benda, kata kata kerja, kata keterangan dan kata sifat serta elemen fungsional dari kata-kata tersebut seperti subyek, predikat dan obyek. 4. Kesepadanan tekstual Kesepadanan tekstual ditunjukkan oleh struktur tematik teks. Dalam menerjemahkan suatu teks, penerjemahan struktur tematik diusahakan untuk selalu setia dengan struktur tematik teks sumber. Hal ini karena struktur tematik 18 mempunyai peran yang sangat penting dalam merangkai pesan pada tingkat teks. Pesan yang dirasa perlu adanya penekanan tema, akan mendahului pesan yang merupakan penjelasan rema dari pesan yang ditekankan tersebut. 5. Kesepadanan pragmatik. Kesepadanan pragmatik menunjukan bagaimana sebuah teks digunakan dalam situasi komunikatif yang melibatkan beberapa variabel, seperti penulis, pembaca dan konteks budaya.

D. Linguistik FungsionalSistemik

Penelitian ini menggunakan teori Systemic Functional Linguistics yang dikemukakan oleh M.A.K Halliday. Teori Systemic Functional Linguistics dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Lingustik Fungsional Sistemik LFS oleh Amrin Saragih 2006. Linguistik Fungsional Sistemik LFS merupakan sebuah ilmu untuk melihat tata bahasa dalam hal bagaimana bahasa tersebut digunakan. Fokus LFS adalah pengembangan sistem tata bahasa sebagai sebuah sarana bagi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain dan orientasinya lebih bersifat sosial. Halliday 2004 membagi metafungsi menjadi tiga, yaitu, makna ideasional, makna interpersonal dan makna tekstual. Penjabaran untuk tiap-tiap makna akan dijelaskan pada sub subbab berikut.

1. Makna Ideasional

Makna ideasional memaparkan atau menggambarkan apa yang ada dalam pikiran manusia, baik untuk merefleksikan pengalaman atau mendeskripsikan 19 sesuatu Halliday, 2004. Makna idesional direalisasikan dalam bentuk transitivitas. Sistem transitivitas yaitu sumber untuk mewujudkan pengalaman sebagai konfigurasi struktural. Sistem ini direalisasikan dengan tiga aspek, yaitu proses, partisipan dan sirkumtan. 1 Proses Proses dalam Lingusitsik Fungsional Sistemik LFS direalisasikan dengan kata kerja. Proses terbagi memjadi 6 jenis, yaitu material, mental, behavioral, verbal, relational dan existensial Gerot dan Wignell, 1994. a. Material Process Material process adalah proses yang menunjukan adanya aktifitas, tindakan atau peristiwa yang melibatkan kegiatan fisik. Contoh: They build this house Aktor Proses material Gol b. Mental Process Mental process adalah proses yang menujukkan adanya nilai rasa pada penginderaan. Mental process berkaitan dengan indera, emosi, kognisi, dan persepsi. Contoh: The scientist is examining the result of his experiment Senser Proses mental fenomenon