BAB 1 PENDAHULUAN
LAMBANG UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lambang berbentuk lingkaran bergambar Garuda Muka berwarna biru membawa guci berwarna merah dikelilingi hiasan berukir berwarna kuning yang berukir cincin-cap Raja Airlangga berwarna putih
berjumlah 10 sepuluh buah yang digambarkan sebagai berikut :
Kearifan dan kepemimpinan Raja Airlangga direfleksikan sebagai Dewa Wishnu yang mengendarai burung Garuda Muka dan membawa guci berisi Tirta Amrta.
Di awal kelahiran Universitas Airlangga Rektor pertama menemukan meterai atau segel Prabu Airlangga di Gedung Arca, Jakarta meterai kerajaan tersebut menggambarkan burung garuda
tunggangan Wisnu yang membawa guci berisikan air amrta konon air tersebut dapat menghidupkan orang yang telah meninggal dan bersifat abadi tunggangan Wisnu itulah yang disebut Garuda Muka,
dipakai sebagai lambang Universitas Airlangga sumber ilmu abadi.
Buku Panduan Pendidikan Prodi Pendidikan Apoteker 20162017 1
BENDERA UNIVERSITAS AIRLANGA
Dengan didahului pernbukaan selubung arca Wisnu berwarna kuning emas dan biru Presiden Republik Indonesia pertama Almarhum Ir. Soekarno, meresmikan Universitas Airlangga untuk
mengabadikan acara tersebut, atas saran Prof. R. M. Soejoenoes, warna selubung ditetapkan sebagai warna bendera Universitas Airlangga kuning berarti agung biru tanda kesatria dan jiwa
yang mendalam.
BENDERA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Buku Panduan Pendidikan Prodi Pendidikan Apoteker 20162017 2
HYMNE AIRLANGGA
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 tahun 2014 tentang Statuta Universitas Airlangga, hymne Airlangga adalah himne Universitas yang diciptakan Abdoes Saleh, dengan syair pengantar dan syair
pujian oleh Bachrawi Wongsokusumo. Berikut adalah syair dan notasi hymne Airlangga:
Buku Panduan Pendidikan Prodi Pendidikan Apoteker 20162017 3
Buku Panduan Pendidikan Prodi Pendidikan Apoteker 20162017 4
SIAPAKAH AIRLANGGA ?
Sejarah singkat dari raja dan pahlawan Airlangga sebagai nama Universitas Airlangga
. Universitas Airlangga didirikan menurut Peraturan Pemerintah No. 571954, dan diresmikan oleh
Presiden Republik Indonesia, Ir.Soekarno pada tanggal 10 November 1954, tepat pada peringatan hari Pahlawan yang kesembilan di Surabaya yang huga disebut sebagai kota pahlawan.
Nama Airlangga dipilih untuk Universitas yang baru untuk menghormati seorang Pahlawan Indonesia, yang pada permulaan abad kesembilan, membentuk suatu negara yang meliputi bagian Timur Indonesia.
Airlangga yang berarti Si Peminum Air, adalah nama raja yang memerintah Jawa Timur dari 1019 hingga 1042. la kemungkinan dilahirkan di Bali karena ketika dia dilahirkan pada tahun 1001, orang
tuanya memerintah Bali, sebagai wakil raja-raja di Jawa. Ibunya adalah Sri Gunaprijadharmapatmi, atau Mahendradatta, dan ayahnya adalah Sri
Dharmodayanawarmadewa yang disebut juga Udayana. Mahendradatta adalah keturunan Empu Sindok. la putri raja Makuttawangsawardana dari Jawa, dan mungkin memerintah Bali, mewakili ayahnya dan
dibantu oleh suaminya, Udayana. Kira-kira tahun 1000, raja Jawa Timur adalah Sri Dharmawangsa Teguh Anatawikramattunggadewa yang
diduga suami saudara perempuan Mahendradatta. Dalam tahun 1016 Pangeran Airlangga, yang baru menginjak umur 16 tahun, menjadi putra menantu
Dharmawangsa. Dalam tahun yang sama suatu bencana melanda Jawa Timur. Mula-mula, diserang oleh Sriwijaya di bawah pemerintahan Haji Wurawari. Kemudian pecah pemberontakan-pemberontakan di
dalam negeri. Raja Dharmawangsa hilang, ibukota dikuasai oleh musuh dan negara terpecah belah. Pangeran Airlangga, ditemani oleh para pengikutnya yang setia, mundur ke hutan-hutan. Dan di sanalah
ia memulai kehidupan meditasinya untuk persiapan mental bagi dirinya sendiri untuk tugas-tugas yang akan datang.
Dalam tahun 1019 ia diangkat raja oleh pengikut-pengikutnya yang setia dan memerintah sampai tahun 1042. Nama lengkapnya sebagai raja adalah Rakar Galu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga
Anantawikramattunggadewa. Dalam waktu hanya 20 tahun Airlangga berhasil memperkuat posisinya dan menguasai seluruh daerah Jawa Timur dan sebagian dari Kepulauan Sunda Nusa Tenggara. Jadi
akhirnya terdapat dua kerajaan besar di Indonesia : di sebelah Timur, Kerajaan Airlangga dan di sebelah Barat, Kerajaan Sriwijaya, dengan pusat pemerintahannya di Palembang.
Sejak Airlangga menjadi raja, ia mengikuti kebijaksanaan untuk menjalin kembali hubungan baiknya dengan Sriwijaya, dan sehagai hasilnya ia kawin dengan putri raja Sriwijaya pada tahun 1023.
Kita semua merasa yakin bahwa perjuangan Airlangga untuk menjalin koeksistensi damai di antara kedua kerajaan yang kuat dan makmur itu berarti suatu langkah yang sangat maju ke Persatuan Indonesia.
Selama pemerintahannya Airlangga bekerja sekuat tenaga untuk memperbaiki nasib rakyat. Ia mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki irigasi, komunikasi dan perdagangan. Selanjutnya ia menaruh
perhatian besar pada pendidikan dan kehidupan spiritual. Selain raja, ia juga menjadi pendeta dengan nama Resi Gentaya.
Setelah kematiannya pada tahun 1042, ia diabadikan dalam bentuk patung yang menunjukkan Airlangga sebagai Batara Whisnu yang menaiki Garuda. Selanjutnya disebutkan bahwa Raja Airlangga memakai
lambang yang menggambarkan burung Garuda yang membawa guci. Guci tadi berisi Amrta, air kehidupan abadi. Mereka yang diberi Amrta setelah meninggal akan hidup kembali. Mereka yang minum
Amrta akan hidup selamanya. Semasa hidupnya kepercayaan mistik Airlangga adalah bahwa dia dipilih oleh para dewa untuk
menghilangkan bencana dan mengembalikan kemakmuran dan kebahagiaan dan untuk menghidupkan kembali Hukum Suci atau Sacred Law sebagai tiang masyarakat – yang secara singkat, bahwa
tugasnya adalah untuk membangun kembali negara yang berlandaskan keadilan.
Buku Panduan Pendidikan Prodi Pendidikan Apoteker 20162017 5
Jadi Airlangga telah mempunyai gagasan untuk melandasi kehidupan masyarakat dan negara seperti filsafat Pancasila kita yang sekarang.
Tahun 2006 sebagai tahun perubahan besar di Universitas Airlangga dengan Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 2006 14 September 2006 tentang Penetapan Universitas Airlangga Sebagai Badan Hukum
Milik Negara, dan nama universitas tetap Universitas Airlangga. Kini, dan dikemudian hari, kita tetap melanjutkan penghormatan pada Airlangga, serta sebagai warga
Universitas Airlangga, khususnya warga Fakultas Farmasi akan tetap dan selalu mengingat nama Airlangga serta menghayati kearifan kepemimpinan Airlangga dalam cita-cita kenegaraannya.
Buku Panduan Pendidikan Prodi Pendidikan Apoteker 20162017 6
BAB 2 RIWAYAT PENDIRIAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
1. RIWAYAT AWAL PENDIRIAN
Berdasarkan Instruksi Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Republik Indonesia pada Konferensi Antar Presiden UniversitasInstitut Negeri bulan Agustus 1962, Presiden
Universitas Airlangga dengan SK No. Um251862 tanggal 31 Desember 1962 membentuk suatu panitia dengan nama “Panitia Penyelidik Usaha-Usaha Pendirian Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu
Alam FIPIA Universitas Airlangga” dengan Ketua Prof. Ir. Soemadio dan Sekretaris Drs. Marsoedi Soemonitihardjo. Panitia itu bertugas menyusun suatu rencana pendirian FIPIA Universitas
Airlangga yang terdiri atas empat jurusan yaitu Jurusan Matematika, Jurusan Fisika, Jurusan Biologi, dan Jurusan Kimia.
Jauh sebelum waktu itu, di kalangan beberapa tenaga pendidik senior Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga telah timbul gagasan untuk mendirikan lembaga pendidikan kefarmasian dan
pendidikan kesehatan masyarakat dengan maksud untuk melengkapi “Medical Center Universitas Airlangga” sehubungan dengan telah adanya Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi
yang terletak dalam suatu kompleks dengan sebuah “teaching hospital” yaitu Rumah Sakit Umum dr. Soetomo. Di samping itu juga adanya kemungkinan pemanfaatan fasilitas-fasilitas perkuliahan
dan praktikum yang ada di Fakultas Kedokteran untuk keperluan pelaksanaan pendidikan kefarmasian.
Pendidikan farmasi ini, karena berkedudukan dalam lingkungan “Medical Center” diharapkan akan memberikan corak khas terhadap lulusannya, yaitu sarjana farmasi yang berorientasi kepada
penderita medicallyclinically-oriented pharmacist, di samping orientasi pada obat drug-oriented. Pada tanggal 7 Agustus 1963, denga SK Rektor No. 1782863 dibentuk Sub Panitia Penyelidik
Usaha-Usaha Pendirian FIPIA Jurusan Farmasi di Surabaya, dengan anggota: Prof. Oei Hway Kiem merangkap Ketua, Ny. Nanizar Zaman Joenoes, Pharm.D., Prof. Moh. Imanuddin, Drs.
Soemartojo dan Drs. Soendoro.
2. FIPIA JURUSAN FARMASI
Dalam waktu yang bersamaan dengan kegiatan-kegiatan Sub Panitia Penyelidik
Usaha-Usaha Pendirian FIPIA Jurusan Farmasi, dengan SK Menteri Pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan PTIP No. 96 tahun 1963 tertanggal 15 Agustus 1963 ditetapkan
berdirinya Fakultas Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam Universitas Airlangga
mulai tanggal 17 Agustus 1963. Tanggal inilah kemudian ditetapkan sebagai tanggal
lahirnya Pendidikan
Tinggi Farmasi
Universitas Airlangga. Dengan SK Rektor No. Um.20341063, pada bulan September 1963 diresmikan pembukaan FIPIA
Jurusan Farmasi dan ditetapkan sebagai: Ketua Jurusan Farmasi
: Ny. Nanizar Zaman Joenoes, Pharm.D
Sekretaris : Prof. Moh. Imanuddin
17 Agustus 1963 sebagai hari lahirnya
Pendidikan Tinggi Farmasi di Universitas Airlangga
Buku Panduan Pendidikan Prodi Pendidikan Apoteker 20162017 7
Pada tanggal 1 Oktober 1963 dimulailah perkuliahan pada Jurusan Farmasi FIPIA Universitas Airlangga dengan 39 mahasiswa. Untuk tahun ajaran 19631964 ternyata Jurusan Farmasi
merupakan satu-satunya jurusan yang dapat dibuka dengan memanfaatkan pengggunaan fasilitas- fasilitas perkuliahan, praktikum, dan tata usaha yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga. Pada waktu itu, staf edukatif yang berstatus tenaga tetap ada empat orang apoteker sedangkan staf lain sebagian besar dari Fakultas Kedokteran. Semua staf tata usaha adalah staf
tata usaha Fakultas Kedokteran yang bekerja rangkap. Sebagai modal awal untuk biaya penyelenggaraan pendidikan tahun ajaran 19631964
diperoleh bantuan dari Gubernur Jawa Timur melalui Yayasan Sosial dan Pembangunan Jawa Timur sebesar satu juta rupiah.
3. FIPIA JURUSAN FARMASI MENJADI FAKULTAS FARMASI
Berdasarkan Instruksi Menteri PTIP RI per telegram No. 45Sekmen864 tanggal 23 Juli 1964 yang kemudian dikuatkan dengan SK Menteri PTIP No. 64 tanggal 15 April 1965, Jurusan Farmasi
FIPIA ditingkatkan menjadi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Dengan SK Menteri PTIP No. 9864SEKRETBUP65 tanggal 1 September 1965, ditetapkan
sebagai: Dekan
: Drs. Sutarjadi
Pembantu Dekan I : Ny. Nanizar Zaman Joenoes, Pharm.D.
Pembantu Dekan II : Dra. Ny. Ong Lien Liang
Pembantu Dekan III : Dra. Ny. Moetobingatoen Soeharsono
Dengan demikian Pendidikan Tinggi Farmasi Universitas Airlangga, pada tahun ajaran 19641965 mulai mempunyai dua tingkat, yaitu tingkat I dan II. Sebagai kantor pimpinan dan tata usaha
diperoleh pinjaman dua ruangan kantor dari BNI 1946, jalan Airlangga 4, sehingga pengaturan administrasi sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh tenaga yang diangkat sebagai pegawai pada
Fakultas Farmasi. Pada tahun ajaran 19651966 dipersiapkan pula sarana untuk Pratikum Kimia Organik dan
Kimia Analitik pada tingkat III. Perlu juga dipikirkan usaha-usaha pencarian dana yang sangat diperlukan untuk penyelenggaraan perkuliahan dan praktikum.
Kurikulum Fakultas Farmasi disusun berdasarkan: -
Orientasi tidak saja pada “obat” drug oriented tetapi mulai berorientasi pada penderita clinicallypatient oriented.
- Tahun kuliah dibagi menjadi dua semester. Ada mata kuliah ajaran yang diberikan satu
semester dan ada yang dua semester. Evaluasi diadakan pada akhir tahun dengan kenaikkan tingkat.
- Tiap mata ajaran diperhitungkan berupa sistem unitkredit, sesuai peraturan yang berlaku di
Pendidikan Tinggi University di Amerika Serikat. Pada tanggal 17 Nopember 1964 didirikan suatu yayasan dengan Akta Notaris R. Soebiono
Danoesastro, S.H. yang diberi nama “Yayasan Dana Bantuan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga” dengan tujuan untuk membantu dan memajukan perkembangan Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga dalam arti yang seluas-luasnya, dengan memperhatikan syarat-syarat dan peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku serta berdasarkan ideologi negara Pancasila.
Langkah pertama yang dilakukan oleh yayasan adalah mengajak orang tua wali mahasiswa untuk mengusahakan serta memikirkan cara-cara pengumpulan dana. Maka terbentuklah
Persatuan Orang Tua Mahasiswa POM yang kemudian banyak berjasa bagi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Ketua POM waktu itu adalah Bapak R. Soetimboel Kartowisastro. Usaha selanjutnya adalah mengundang para pengusaha farmasi di JawaTimur Surabaya pada suatu pertemuan dan
diberikan penjelasan-penjelasan oleh Pengawas Farmasi Jawa Timur maupun oleh Pimpinan
Buku Panduan Pendidikan Prodi Pendidikan Apoteker 20162017 8