BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI selama periode 2009-2012 4 tahun. Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini :
Tabel 4.1 Nama-nama Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian
Sumber:www.idx.co.id Adapun perusahaan-perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria yang
ditetapkan peneliti dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
No Kode
Emiten
1 ADES
Akasha Wira International Tbk 2
AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk
3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
4 DLTA Delta Djakarta Tbk
5 FAST
Fast Food Indonesia Tbk 6
ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
7 INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk 8
MYOR Mayora Indah Tbk 9
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
10 PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
Universitas Sumatera Utara
4. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012.
5. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi telah
mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012.
6. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
tersebut memperoleh laba selama periode pengamatan.
4.2 Analisis Data Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, nilai maksimum,
nilai minimum dari variabel independen dan dependen. Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CR
40 .51
6.33 2.1539
1.38508 TDER
40 .02
8.44 1.4671
1.57126 TATO
40 .10
95.00 3.7436
14.81789 ROA
40 .02
.99 .1561
.16903 GPM
40 .10
3.73 .4002
.56276 PERT.LABA
40 -39.98
204.36 24.9845
46.89211 Valid N listwise
40
Sumber: Data diolah penulis
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan beberapa hal seperti yang dijelaskan di bawah ini :
a. Variabel independen current ratio CR memiliki nilai minimun 0,51 yang dimiliki oleh Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan
nilai maksimum 6,33 yang dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk. Rata -rata current ratio CR sebesar 2,1539
dan standar deviasi 1,38508
dengan jumlah pengamatan sebanyak 40. b. Variabel independen total debt to equity ratio TDER memiliki
nilai minimum 0,02 yang dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk dan nilai maksimum 8,44 yang dimiliki oleh Mayora Indah
Tbk. Rata-rata total debt to equity ratio TDER sebesar 1,4671 dan standar deviasi 1.57126 dengan jumlah pengamatan sebanyak
40. c. Variabel total assets turnover TATO memiliki nilai minimun
0,10 yang dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera Tbk dan nilai maksimum 95,00 yang dimiliki oleh Akasha Wira International
Tbk. Rata-rata total assets turnover TATO sebesar 3,7436 dan
standar deviasi 14,81789 dengan jumlah pengamatan sebanyak 40.
d. Variabel return on assets ROA memiliki nilai minimun 0,02 yang dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera Tbk dan nilai maksimum 0,99
yang dimiliki oleh Akasha Wira International Tbk. Rata-rata return on assets ROA sebesar 0,1561 dan standar deviasi 0,16903
dengan jumlah pengamatan sebanyak 40.
Universitas Sumatera Utara
e. Variabel gross profit margin GPM memiliki nilai minimun 0,10 yang dimiliki oleh Prasidha Aneka Niaga Tbk dan nilai maksimum
3,73 yang dimiliki oleh Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Rata- rata gross profit margin GPM sebesar 0,4002
dan standar deviasi 0,56276
dengan jumlah pengamatan sebanyak 40. f. Variabel pertumbuhan laba PERT.LABA memiliki nilai
minimum -39,98 yang dimiliki oleh Cahaya Kalbar Tbk dan nilai maksimum 204,36 yang dimiliki oleh Indofood ICBP Sukses
Makmur Tbk. Rata-rata pertumbuhan laba PERT.LABA sebesar 24,9845
dan standar deviasi 46.89211 dengan jumlah pengamatan
sebanyak 40.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk
menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis.
� : Data residual berdistribusi normal
�
�
: Data residual tidak berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka
�
diterima atau
�
�
ditolak dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka
�
ditolak atau
�
�
diterima.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 39.75547233
Most Extreme Differences Absolute
.167 Positive
.167 Negative
-.132 Kolmogorov-Smirnov Z
1.054 Asymp. Sig. 2-tailed
.217 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah penulis Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-
Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa data normal, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.2-tailed
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,217 yang lebih besar dari 0,05, sehingga data terdistribusi normal. Untuk menguji apakah data grafik
variabel CR, TDER, TATO, ROA dan GPM memiliki distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan menggambarkan kurva
histogram dan grafik Normality Probability Plot yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Histogram
Sumber: Data diolah penulis Dengan melihat tampilan grafik gambar 4.1 dapat disimpulkan
bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal, tidak menceng ke kiri maupun menceng ke kanan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Sumber: Data diolah penulis Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel independen mengandung korelasi atau tidak. Jika Variance Inflation
Factor VIF 10 maka antar variabel independen CR, TDER,
Universitas Sumatera Utara
TATO, ROA dan GPM tidak terjadi multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas :
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant CR
.849 1.178
TDER .874
1.145 TATO
.994 1.006
ROA .931
1.074 GPM
.977 1.023
a. Dependent Variable: PERT.LABA
Sumber: Data diolah penulis Dari hasil tabel 4.4 diatas diketahui bahwa nilai Variance
Inflation Factor VIF dari CR Current Ratio sebesar 1,178, TDER Total Debt to Equity Ratio sebesar 1,145, TATO Total Assets
Turnover sebesar 1,006, ROA Return on Assets sebesar 1,074, dan GPM Gross Profit Margin sebesar
1,023. Nilai VIF untuk semua variabel independen masih lebih kecil dari pada 10 VIF 10. Maka
dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model
regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi
tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis
apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik- titik pada gambar.
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu.
Diagnosa adanya autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson uji DW. Jika nilai uji Durbin Watson DW
menunjukkan angka 1,65 sampai 2,35 maka tidak terjadi autokorelasi. Berikut ini hasil uji autokorelasi :
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .530
a
.281 .176
42.57844 1.752
a. Predictors: Constant, GPM, CR, TATO, TDER, ROA b. Dependent Variable: PERT.LABA
Sumber: Data diolah penulis Dari hasil tabel uji autokorelasi tersebut diketahui bahwa nilai
Durbin Watson DW sebesar 1,752. Angka tersebut berada diantara 1,65 sampai 2,35 maka tidak terjadi autokorelasi.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
4.2.3.1 Pengujian Menyeluruh atau Simultan Uji F
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F F test. Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel
Universitas Sumatera Utara
independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut :
H1: Current Ratio, Total Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Return on Assets, dan Gross Profit Margin
berpengaruh signifikan secara simultan untuk memprediksi pertumbuhan laba.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi �
ℎ�����
dengan ketentuan: - Jika
�
ℎ�����
�
�����
pada α 0.05, maka �
�
ditolak dan �
diterima, - Jika
�
ℎ�����
�
�����
pada α 0.05, maka �
�
diterima dan �
ditolak. Setelah uji F dilakukan, maka diperoleh nilai
�
ℎ�����
dan nilai signifikansi.
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
24116.521 5
4823.304 2.661
.039
a
Residual 61639.406
34 1812.924
Total 85755.926
39 a. Predictors: Constant, GPM, TATO, CR, ROA, TDER
b. Dependent Variable: PERT.LABA
Sumber: Data diolah penulis Dari uji ANOVA Analysis of Varians atau uji F, menunjukkan
bahwa nilai �
ℎ�����
sebesar 2,661 sedangkan �
�����
sebesar 2,530
Universitas Sumatera Utara
dengan df pembilang = 5, df penyebut = 34 dan taraf signifikan α =
0.05 sehingga �
ℎ�����
�
�����
.Dengan demikian maka �
�
diterima dan �
ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara current ratio CR, total debt to equity ratio TDER, total assets turnover
TATO, return on assets ROA, dan gross profit margin GPM secara simultan atau bersama-sama untuk memprediksi pertumbuhan
laba. Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi
sebesar 0,039 lebih kecil dari taraf yang ditentukan α = 0.05
mengindikasikan bahwa CR, TDER, TATO, ROA, GPM secara bersama-sama berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan
laba.
4.2.3.2 Pengujian Individu atau Parsial Uji t
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan
pengujian dengan uji t t test. Ada empat hipotesis yang akan diuji dengan uji t.
H2: Current Ratio berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba.
H3: Total Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
H4: Total Assets Turnover berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba.
H5: Return on Assets berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba.
H6: Gross Profit Margin berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba.
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi
�
ℎ�����
dengan ketentuan : - Jika
�
ℎ�����
�
�����
pada α 0.05, maka �
�
ditolak dan �
diterima, - Jika
�
ℎ�����
�
�����
pada α 0.05, maka �
�
diterima dan �
ditolak.
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
16.379 16.845
.972 .338
CR -.838
5.342 -.025
-.157 .876
TDER 14.718
4.643 .493
3.170 .003
TATO -.417
.462 -.132
-.902 .373
ROA -35.131
41.806 -.127
-.840 .407
GPM -10.341
12.255 -.124
-.844 .405
a. Dependent Variable: PERT.LABA
Sumber: Data diolah penulis
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 16,379 – 0,838CR + 14,718TDER – 0,417TATO – 35,131ROA – 10,341GPM + e
Dari persamaan diatas diketahui konstanta sebesar 16,379 menyatakan bahwa jika Current Ratio bernilai nol CR=0, Total Debt to
Equity Ratio bernilai nol TDER=0, Total Assets Turnover TATO=0, Return on Assets ROA=0 dan Gross Profit Margin bernilai nol GPM=0
maka nilai pertumbuhan laba sebesar 16,379. Current Ratio CR mempunyai koefisien regresi sebesar –0,838 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 current ratio CR dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka akan menurunkan pertumbuhan
laba sebesar 0,838. Namun sebaliknya, jika current ratio CR naik 1 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah
maka pertumbuhan laba diprediksi mengalami peningkatan sebesar 0,838. Total Debt to Equity Ratio TDER mempunyai koefisien regresi
sebesar 14,718 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 total debt to equity ratio TDER dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain
tetap atau tidak berubah maka akan menaikkan pertumbuhan laba sebesar 14,718. Namun sebaliknya, jika total debt to equity ratio TDER turun 1
dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 14,718.
Universitas Sumatera Utara
Total Assets Turnover TATO mempunyai koefisien regresi sebesar –0,417 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 total assets
turnover TATO dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka akan menurunkan pertumbuhan laba
sebesar 0,417. Namun sebaliknya, jika total assets turnover TATO turun 1 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau
tidak berubah maka akan menaikkan pertumbuhan laba sebesar 0,417. Return on Assets ROA mempunyai koefisien regresi sebesar
–35,131 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 return on assets ROA dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau
tidak berubah maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 35,131. Namun sebaliknya, jika return on assets ROA turun 1
dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka pertumbuhan laba diprediksi mengalami peningkatan
sebesar 35,131. Gross Profit Margin GPM mempunyai koefisien regresi -
10,341 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 gross profit margin GPM dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau
tidak berubah maka akan menaikkan pertumbuhan laba sebesar 10,147. Namun sebaliknya, jika gross profit margin GPM turun 1
dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 10,147.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji t yang disajikan pada tabel 4.7 dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. 1.
Current ratio CR
mempunyai nilai signifikansi sebesar
0,878 0,05
artinya tidak signifikan, sedangkan nilai
�
ℎ�����
diperoleh sebesar -0,
157
dari nilai
�
�����
sebesar -
2,021.
Hasil ini berarti
�
�
ditolak dan
�
diterima. Artinya current ratio tidak berpengaruh secara parsial untuk memprediksi pertumbuhan laba.
2. Total Debt to Equity Ratio TDER mempunyai nilai signifikansi
sebesar 0,003 0,05 artinya signifikan, sedangkan nilai
�
ℎ�����
diperoleh sebesar 3,170 dari nilai
�
�����
sebesar 2,021. Hasil ini berarti
�
�
diterima dan �
ditolak. Artinya secara parsial total debt to equity ratio mempunyai pengaruh yang
signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba. 3.
Total Assets Turnover TATO mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,373 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05 artinya
tidak signifikan, sedangkan nilai �
ℎ�����
diperoleh sebesar -0,902. Nilai
�
ℎ�����
lebih kecil dari nilai �
�����
sebesar -2,021 artinya tidak signifikan. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan
bahwa �
�
ditolak dan �
diterima, artinya total assets turn over tidak berpengaruh secara signifikan untuk memprediksi
pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
4. Return on Assets ROA
mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,
407 0,05
artinya tidak signifikan,
sedangkan nilai �
ℎ�����
sebesar -0.840 dari nilai �
�����
sebesar -2,021 sehingga
�
�
ditolak dan �
diterima, artinya variabel return on assets tidak berpengaruh secara parsial untuk memprediksi
pertumbuhan laba. 5.
Gross Profit Margin GPM
mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,
405 0,05
artinya tidak signifikan, sedangkan nilai
�
ℎ�����
diperoleh sebesar -0
,844
dari nilai
�
�����
sebesar
2,021.
Hasil ini berarti
�
�
ditolak dan
�
diterima. Artinya gross profit margin tidak berpengaruh secara parsial untuk memprediksi
pertumbuhan laba.
4.2.3.3 Pengujian Koefisien Determinasi
�
�
Nilai koefisien korelasiR menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan
variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati nilai 1. Koefisien determinasi
�
2
menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu.
Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin
Universitas Sumatera Utara
kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R
square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel
independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R square untuk
mengevaluasi mana model regresi terbaik.
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.530
a
.281 .176
42.57844 a. Predictors: Constant, GPM, CR, TATO, TDER, ROA
b. Dependent Variable: PERT.LABA
Sumber: Data diolah penulis Pada model summary di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi
secara keseluruhan, dimana nilai R sebesar 0,530 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba variabel
dependen dengan current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, return on assets dan gross profit margin variabel
independen mempunyai tingkat hubungan yang sedang yaitu sebesar 53,0. Tingkat hubungan yang sedang ini dapat dilihat dari tabel
pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi.
Universitas Sumatera Utara
Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,176. Angka ini mengidentifikasikan bahwa pertumbuhan laba variabel dependen
mampu dijelaskan oleh current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, return on assets dan gross profit margin variabel
independen sebesar 17,6 sedangkan selebihnya sebesar 82,4 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the
estimate adalah sebesar 42.57844 dimana semakin kecil angka ini akan
membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi pertumbuhan laba.
Tabel 4.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,2 - 0,399 Rendah
0,4 - 0,599 Sedang
0,6 - 0,799 Kuat
0,8 – 1 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2004:183
4.3 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa hasil regresi berganda dengan menggunakan uji F tingkat
signifikansi α = 0.05 menunjukkan hasil uji ANOVA atau F test menunjukkan
�
ℎ�����
sebesar 2,661 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,039. Sedangkan �
�����
sebesar 2,530 dicari dengan melihat df pembilang = 5, df penyebut = 34 dan taraf signifikan
α = 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa �
�
diterima dan �
ditolak, artinya current ratio CR, total debt to equity ratio TDER, total assets turnover TATO, return on assets ROA,
dan gross profit margin GPM secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena �
ℎ�����
�
�����
2,661 2,530 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0.05 0,039 0.05.
Berdasarkan analisis hasil regresi pada tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa variable independen current ratio mempunyai pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan laba, artinya setiap kenaikan current ratio akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan laba. Hasil uji t juga menunjukkan hasil yang
sama, CR menunjukkan bahwa variabel current ratio memiliki nilai signifikansi sebesar 0,876 0,05 dan
�
ℎ�����
sebesar -0,157 �
�����
sebesar - 2,021, sehingga current ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan
dalam memprediksi petumbuhan laba. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Sitorus 2010 yang menyatakan bahwa current
ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Analisis hasil regresi pada tabel 4.7 menjelaskan bahwa variabel
independen total debt to equity ratio mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan laba, artinya setiap kenaikan total debt to equity ratio akan diikuti
dengan peningkatan pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan terhadap variabel debt to equity ratio diperoleh
�
ℎ�����
sebesar 3,170 dari
nilai �
�����
sebesar 2,021 dan tingkat signifikansi 0,003 0.05, sehingga
�
�
Universitas Sumatera Utara
diterima dan �
ditolak artinya variabel total debt to equity ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sianturi 2010 yang menyatakan rasio total debt to equity ratio mempunyai kemampuan yang
signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba dan mempunyai pengaruh yang positif dengan pertumbuhan laba
Analisis hasil regresi pada tabel 4.7 menjelaskan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, artinya
setiap kenaikan total assets turnover akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan laba dan berdasarkan hasil uji t yang dilakukan terhadap variabel
total assets turnover diperoleh �
ℎ�����
sebesar -0,902 �
�����
sebesar -2,021 dengan tingkat signifikansi 0,372 0.05. Sehingga
�
�
ditolak dan �
diterima artinya secara parsial variabel total assets turnover tidak berpengaruh
signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih 2010 yang menyatakan bahwa rasio total asset turn over, current
ratio, dan inventory turnover mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan analisis hasil regresi pada tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa variabel independen return on assets mempunyai pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan laba, artinya setiap kenaikan return on assets akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan laba. Hasil uji t juga menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
hasil yang sama, ROA menunjukkan bahwa variabel return on assets memiliki nilai signifikansi sebesar
0,407 0,05 dan
�
ℎ�����
sebesar -0.840 �
�����
sebesar -2,021, sehingga return on assets secara parsial tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi petumbuhan laba. Hal ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan Ranitauli S 2012 yang menyatakan bahwa variable return on asset berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan analisis hasil regresi pada tabel 4.7 menjelaskan bahwa variabel independen gross profit margin mempunyai pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan laba, artinya setiap kenaikan gross profit margin akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji t yang
dilakukan terhadap variabel gross profit margin diperoleh �
ℎ�����
sebesar -0,844 dari nilai
�
�����
sebesar 2,042 dan tingkat signifikansi 0,405 0.05, sehingga
�
�
ditolak dan �
diterima artinya secara parsial variable gross profit margin tidak mempunyai kemampuan yang signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih 2010 yang menyatakan bahwa variabel gross profit margin tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rasio keuangan current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, return on
assets, dan
gross profit margin berpengaruh signifikan untuk
memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
menggunakan populasi sebanyak 22 perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sampel sebanyak 10
perusahaan dengan periode pengamatan tahun 2009-2012. Model penelitian ini menggunakan model regresi liniear berganda dengan media software
SPSS 18. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
Hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut :
1. Current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, return on assets, dan gross profit margin berpengaruh signifikan secara simultan
untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufakur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara