2.1.3. Budaya Organisasi
Budaya organisasi yaitu suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota- anggota organisasi tersebut, suatu sistem dari makna bersama Robbins 1996. Robert
P.Vecchio 1995 dalam Wibowo 2010 mendefinisakan budaya organisasi sebagai nilai-nilai dan norma-norma bersama yang terdapat dalam suatu organisasi dan
mengajarkan pada pekerja yang datang. Robert A. Baron 2003 dalam Wibowo 2010 menyatakan budaya organisasi sebagai kerangka kerja kognitif yang terdiri
dari sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan yang diterima bersama oleh anggota organisasi. James L.Gibson 2000 dalam Wibowo 2010 memberi
pengertian budaya organisasi sebagai apa yang dirasakan pekerja dan bagaimana persepsi ini menciptakan pola keyakinan, nilai-nilai dan harapan. Victor S.L. Tan
2002 dalam Wibowo 2010 mendefinisikan budaya organisasi sebagai cara orang melakukan sesuatu didalam organisasi, merupakan serangkaian norma terdiri dari
keyakinan, sikap, nilai-nilai inti dan pola perilaku yang dibagikan orang-orang dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kinerja organisasi. Budaya organisasi adalah
nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki para anggota organisasi yang dimanifestasikan dalam bentuk norma-norma perilaku para individu atau kelompok organisasi yang
bersangkutan. Menurut WT Heelen Hunger 1986 secara spesifik mengemukakan
sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya organisasi yaitu : 1.
Membantu penciptaan rasa memiliki jati diri bagi anggota organisasi 2.
Dapat dipakai untuk mengembangkan ikatan pribadi dengan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Membantu stabilisasi organisasi sebagai suatu sistem sosial.
4. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma perilaku
yang sudah terbentuk. Secara singkat dapat dikatakan budaya organisasi sangat penting perannya
dalam mendukung terciptanya organisasi yang efektif, menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan organsisasi dan menyajikan pedoman
perilaku bagi anggota organisasi. Menurut riset terbaru Recardo dan Jolly 2003 dalam Sopiah 2008
mengemukakan bahwa terdapat delapan dimensi untuk menilai budaya organisasi : 1.
Komunikasi Communication 2.
Pelatihan dan Pengembangan Training and Development 3.
Imbalan Reward 4.
Membuat Keputusan Decision Making 5.
Pengambilan Resiko Risk Taking 6.
Perencanaan Planning 7.
Kerjasama Team Work 8.
Praktik Manajemen Management Practice Budaya organisasi yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat atau bahkan
diubah, memerlukan praktik yang dapat membantu menyesuaikan nilai budaya yang dianut anggotanya dengan nilai budaya organisasi. Praktik tersebut dapat dilakukan
melalui induksi atau sosialisasi Kempton, 1995 dalam Sopiah, 2008. Menurut Holmes dan Marsden 1996 budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
perilaku, cara kerja dan motivasi para manajer dan bawahannya untuk mencapai kinerja organisasi. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan budaya,
ditentukan bahwa dimensi budaya mempunyai pengaruh terhadap penyusunan anggaran dalam meningkatkan kinerja anggota organisasi.
2.1.3. Komitmen Organisasi