Formulasi Coal Dust Suppressant CDS

menunjukkan bahwa tingkat pengenceran 50 dan 100 kali dua-duanya berbeda nyata dengan pengenceran 150 kali dan tidak berbeda nyata satu sama lain. Adapun pada formula dengan konsentrasi gliserol 5 dan 15, pengenceran tidak berpengaruh secara nyata terhadap nilai Dustiness Index formula CDS. Hasil analisis statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Pengaruh faktor pengenceran yang secara umum tidak nyata terhadap kinerja formula CDS menunjukkan bahwa secara teori, formula CDS memiliki kinerja yang masih dapat diterima walaupun telah diencerkan sebanyak 150 kali. Walaupun demikian, pemilihan formula tidak hanya mempertimbangkan faktor tersebut namun juga perbandingan kinerja formula CDS hasil penelitian dengan kinerja formula CDS komersial. 4.6.3. Perbandingan Kinerja CDS Hasil Penelitian dengan CDS Komersial Hasil analisis kinerja formula CDS hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan hasil analisis kinerja formula CDS komersial untuk lebih mengetahui kinerja formula hasil penelitian, dibandingkan dengan kinerja formula komersial yang biasa digunakan di pasaran. Sebagian perusahaan pengguna formula CDS menggunakan air untuk menghemat pemakaian formula CDS. Oleh karena itu, hasil analisis kinerja air sebagai pengganti formula CDS juga dibandingkan dengan hasil analisis formula CDS hasil penelitian dan komersial. Selain itu, blanko sampel yang berupa debu batubara yang tidak diberi perlakuan penambahan bahan kmia apapun juga dianalisis sebagai kontrol. Perbandingan kinerja kedua formula CDS tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Perbandingan kinerja formula CDS hasil penelitian, CDS komersial, air dan blanko Kinerja Hasil Penelitian Komersial Air Blanko ER 0,43 0,48 0,50 4,31 DI 0,07 0,09 0,37 0,85 Grafik data perbandingan ketiga jenis CDS dan blanko dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17 Histogram perbandingan nilai Evaporation Rate CDS hasil penelitian, CDS komersial, air dan blanko. Dari Gambar 17 terlihat bahwa ketiga bahan hasil penelitian, komersial dan air telah bekerja dengan cukup baik dalam meredam penguapan senyawa volatil pada batubara. Dari ketiga CDS tersebut, formula hasil penelitian menunjukkan kinerja yang paling bagus dengan nilai ER yang hanya 0,43, sedangkan apabila tidak menggunakan CDS sama sekali, maka nilai penguapannya jauh lebih besar yaitu 4,31. Perbandingan kinerja CDS berdasarkan nilai pembentukan debunya Dustiness Index diperlihatkan pada Gambar 18. Gambar 18 Histogram perbandingan nilai Dustiness Index CDS hasil penelitian, CDS komersial, air dan blanko. 0,43 0,48 0,5 4,31 1 2 3 4 5 6 Hasil Penelitian Komersial Air Blanko N il ai E R g e v g d e b u Formula ER 0,07 0,09 0,37 0,85 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 Hasil Penelitian Komersial Air Blanko N il ai DI Formula DI Formula CDS hasil penelitian memiliki nilai DI yang lebih baik dibandingkan dengan CDS lainnya termasuk CDS komersial yang biasa digunakan di industri batubara dan penggunanya. Formula CDS hasil penelitian dapat mengurangi debu batubara, sehingga pembentukan debu batubaranya hanya tinggal 8,2 dari jumlah debu yang dihasilkan tanpa penggunaan CDS.

4.7 Analisis Kelayakan Finansial Pendirian Industri CDS

Salah satu aspek yang paling berpengaruh dalam analisis kelayakan suatu usaha adalah aspek kelayakan finansial, sehingga aspek kelayakan finansial seringkali dijadikan satu-satunya tolok ukur kuantitatif penentuan layak tidaknya suatu usaha dikembangkan. Beberapa aspek finansial yang biasa dianalisis adalah periode pengembalian investasi Payback Period, Internal Rate of Return, Break Even Point , Net Present Value dan Profitability Index. Dalam perhitungan aspek- aspek tersebut, digunakan data-data dan asumsi-asumsi berdasarkan data primer dan sekunder. 4.7.1. Data dan asumsi-asumsi yang digunakan Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh secara langsung, sedangkan untuk data-data yang tidak dapat diperoleh secara langsung, maka digunakan asumsi-asumsi dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Berikut di bawah ini adalah asumsi-asumsi yang digunakan. a. Kredit investasi dan modal kerja dalam bentuk rupiah b. Proporsi pendanaan 30 dana sendiri dan 70 kredit c. Tingkat suku bunga bank 10 d. Nilai kurs 1US = Rp 9.000,00 e. Jangka waktu kredit investasi selama 5 tahun Jangka waktu kredit modal kerja selama 2 tahun f. Bahan baku yang digunakan adalah gliserol kasar hasil samping proses produksi biodiesel jarak pagar g. Produksi gliserol : 40 per ton gliserol kasar Produksi pupuk K 3 PO 4 : 20 per ton gliserol kasar Produksi FFA : 40 per ton gliserol kasar Produksi CDS : 33,33 ton CDS per ton gliserol kasar h. Harga beli gliserol kasar : Rp. 0 ,- kg