6 1.000 kali dan diidentifikasi selnya. Jumlah hemosit dihitung hingga 100 sel dan
ditentukan presentase tiap jenisnya. Diferensial hemosit dihitung dengan rumus:
nis s l moi mla iap nis s l mosi
o al s l mosi 100
2.3.6 Total Bakteri dan Bacillus NP5
Penghitungan total bakteri berdasarkan jumlah bakteri yang berada di dalam usus udang vaname. Total bakteri mencakup seluruh jenis bakteri di dalam
usus udang termasuk bakteri probiotik Bacillus NP5. Usus diambil dan ditimbang bobotnya, lalu dimasukkan ke dalam larutan fisiologis dengan perbandingan 1:10
wv. Kemudian usus digerus sampai homogen dalam larutan fisiologis lalu diambil sebanyak 0,1 mL dan dilakukan pengenceran bertingkat. Setelah itu hasil
pengenceran tersebut disebar ke cawan petri dengan metode sebar pada media SWC untuk total bakteri dan SWC yang mengandung rifampis
in 25 μg.mL
-1
SWC+Rif untuk Bacillus NP5. Kemudian bakteri diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator suhu 29
o
C. Pada media SWC semua bakteri akan tumbuh, sedangkan pada media SWC+Rif hanya Bacillus NP5 Rf
R
yang akan tumbuh karena telah dibuat resisten terhadap antibiotik rifampisin dengan dosis tersebut.
2.3.7 Gejala Klinis
Pengamatan gejala klinis dilakukan dengan melihat perubahan atau kelainan pada anatomi makro udang. Pengamatan gejala klinis dilakukan selama
uji tantang.
2.3.8 Kualitas air
Kualitas air di dalam akuarium diukur saat awal dan akhir pemeliharaan. Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu, salinitas, oksigen terlarut
Dissolve Oxygen [DO], pH, dan TAN Total Amonia Nitrogen.
2.3.9 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap RAL. Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010, SPSS versi
17.0, dan diuji lanjut untuk beda nyata menggunakan uji Duncan.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil 3.1.1 Sintasan
Penghitungan nilai sintasan udang vaname dibagi dalam dua tahap, yaitu setelah 30 hari penambahan probiotik dan setelah 14 hari uji tantang dengan
IMNV. Nilai sintasan tersebut ditampilkan pada Gambar 1.
7
a b
Keterangan: Huruf yang berbeda dalam grafik menunjukkan hasil berbeda nyata P0,05
K kontrol, KN kontrol negatif, KP kontrol positif, A probiotik 10
4
CFU.mL
-1
, B probiotik 10
6
CFU.mL
-1
, C probiotik 10
8
CFU.mL
-1
Gambar 1 Sintasan udang vaname setelah 30 hari penambahan probiotik a; Sintasan udang vaname setelah 14 hari uji tantang dengan IMNV
melalui injeksi b. Sintasan udang vaname setelah 30 hari penambahan probiotik adalah
100 pada semua perlakuan. Namun, sintasan udang vaname setelah 14 hari diinfeksi dengan IMNV melalui injeksi berkisar antara 40,00-93,33. Sintasan
tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan KN 93,33. Perlakuan C menunjukkan hasil terbaik yaitu 76,67 dan berbeda nyata P0,05 terhadap semua perlakuan
kecuali perlakuan B.
3.1.2 Laju Pertumbuhan Harian
Penghitungan nilai laju pertumbuhan harian LPH bobot udang vaname dilakukan setelah 30 hari penambahan probiotik. Nilai LPH ditampilkan pada
Gambar 2.
Keterangan: Huruf yang berbeda dalam grafik menunjukkan hasil berbeda nyata P0,05
K kontrol, A probiotik 10
4
CFU.mL
-1
, B probiotik 10
6
CFU.mL
-1
, C probiotik 10
8
CFU.mL
-1
Gambar 2 Laju pertumbuhan harian udang vaname setelah 30 hari penambahan probiotik.
LPH udang vaname setelah 30 hari penambahan probiotik berkisar antara 4,68-5,39. Perlakuan C menunjukkan hasil terbaik yaitu 5,39 dan berbeda
nyata P0,05 terhadap semua perlakuan.
93,33
40,00 53,33
73,33 76,67
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
KN KP
A B
C
Sint asan
4.68 4.74
5.12 5.39
0.00 2.00
4.00 6.00
K A
B C
L P
H
100 100
100 100
20 40
60 80
100
K A
B C
Sintasan
a b
c c
d a
a a
a
a a
b c