WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN

17 c

III. METODOLOGI

3.1. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – November 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Department of Industrial Technology LDIT, Laboratorium Teknologi Kimia, Laboratorium Organoleptik Departemen Teknologi Industri Pertanian, dan Laboratorium Teknologi Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

3.2. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : • Alat gelas Alat gelas yang digunakan antara lain gelas piala 1 L sebanyak satu buah untuk mendidihkan aquades, 500 mL sebanyak tiga buah untuk membuat gel, 200 mL sebanyak tiga buah untuk menimbang aquades, 100 mL sebanyak enam buah untuk menimbang minyak dan propilen glikol, gelas pengaduk, pipet Mohr 1 mL dan 5 mL, dan pipet tetes. • Hot plate Hot plate yang digunakan adalah portable hot plate 220V merek Maspion dengan daya listrik yang dapat dipilih antara 300 atau 600 Watt. Hot plate ini tidak memiliki pengaturan suhu sehingga digunakan termometer. • Texture Analyzer Texture analyzer digunakan untuk menguji kekuatan gel. Jenis Texture analyser yang digunakan pada penelitian ini adalah Stable Micro System TA.XT plus Gambar 4. Gambar 4. Stable Micro System TA.XT plus untuk uji kekuatan gel a = tempat probe dipasang, b = meja sampel, c = Probe silinder P1KSS Probe merupakan alat yang dapat dilepas-pasang, digunakan sesuai kebutuhan jenis pengujian. Jenis probe yang digunakan pada penelitian ini adalah probe silinder P1KSS Kobe 1 cm cylinder stainless untuk uji kekuatan gel. Texture analyzer dihubungkan dengan komputer untuk melihat grafik hasil pengujian pada monitor dan keyboard untuk pengoperasian alat. Pengaturan alat ini dapat dilihat pada Tabel 6. a b 18 Tabel 6. Pengaturan Alat Texture Analyzer untuk mengukur kekuatan gel Parameter Nilai Kecepatan awal 1.5 mmdetik Kecepatan uji 2.0 mmdetik Kecepatan akhir 10 mmdetik Jarak uji 1 mm Jarak 18 mm Tekanan 100 g Waktu 5 detik Hitungan 5 Pemacu Tipe Otomatis Tekanan 100 g Stop plot ct Final Auto Tare On Satuan Tekanan Gram Jarak Mm • Oven Oven yang digunakan bermerek Binder dengan model ER-03UE-ATSP produksi Tuttlingen, Jerman, April 2003. Oven berukuran panjang 71 cm, lebar 32 cm, dan tinggi 71 cm; terdiri dari empat tingkat tempat tray; memiliki pengontrol suhu sampai maksimal 300 o C. Daya listrik yang dibutuhkan adalah sebesar 1.2 kW dengan tegangan 230 V dan kuat arus 5.3 A. Oven digunakan untuk uji sineresis dengan suhu 30 o C. • Timbangan digital Timbangan digital yang digunakan bermerek Kern tipe 440 – 35N produksi KernSohn GmbH, Jerman. Ketelitian timbangan ini sebesar 0.01 gram dengan maksimal beban sebesar 400 gram. Tegangan listrik yang dibutuhkan adalah sebesar 9 V, dapat berasal dari baterai atau adaptor DC. • Alat lain seperti sudip, termometer, bulb, gunting, tisu, kain lap, alumunium foil, wadah plastik, plastik resealable, spidol marker permanen, dan nampan plastik. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu minyak kenanga, minyak jeruk purut, minyak nilam, kappa karagenan, glukomanan, propilen glikol, natrium benzoat, dan aquades. Minyak kenanga dan minyak jeruk purut digunakan sebagai bahan pewangi, minyak nilam sebagai bahan fiksatif, kappa karagenan dan glukomanan sebagai bahan pembentuk gel, propilen glikol sebagai emulsifier, dan natrium benzoat sebagai bahan anti-kapang. Minyak atsiri yang digunakan pada penelitian didapatkan dari CV. Kreasi Aroma. Penyimpanan minyak yang baik selama penelitian adalah di dalam botol kaca yang ditutup rapat, kemudian botol dibungkus kembali dengan plastik dan diikat kuat. Minyak nilam dan kenanga disimpan dalam botol gelap karena mudah rusak apabila terpapar cahaya matahari. Propilen glikol disimpan dalam botol plastik HDPE berwarna putih opak dan ditutup rapat. Semua botol disimpan di dalam loker laboratorium yang kering dan tidak terpapar sinar matahari. Spesifikasi kappa karagenan terdapat pada Lampiran 1. Glukomanan yang digunakan berwarna putih, diperoleh dari Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen 19 Teknik Mesin dan Biosistem. Glukomanan disimpan di dalam lemari dengan suhu 17.2 o C dan kelembaban 96. Natrium benzoat diperoleh dari toko kimia Setia Guna, Bogor. Penyimpanan semua bahan kering yang baik selama penelitian adalah di dalam plastik terpisah dan tertutup lalu ditaruh di dalam laci khusus bahan kering yang terdapat di dalam Laboratotrium DIT-2. Laci yang digunakan harus dalam keadaan kering, tidak berbau, dan tidak terpapar matahari. Penyimpanan bahan kering harus terpisah dengan bahan yang mengandung air, bahan yang menghasilkan bau, dan alat laboratorium.

3.3. METODE PENELITIAN